Anda di halaman 1dari 15

Penggolongan Obat

Penggolongan obat secara luas dibedakan berdasarkan beberapa hal, diantaranya :

 Penggolongan obat berdasarkan jenisnya


 Penggolongan obat berdasarkan mekanisme kerja obat
 Penggolongan obat berdasarkan tempat atau lokasi pemakaian
 Penggolongan obat berdasarkan cara pemakaian
 Penggolongan obat berdasarkan efek yang ditimbulkan
 Penggolongan obat berdasarkan daya kerja atau terapi
 Penggolongan obat berdasarkan asal obat dan cara pembuatannya

Penggolongan Obat Berdasarkan Jenisnya (Penandaan)


Penggolongan ini tercantum dalam Peraturan Menteri Kesehatan RI Nomor
917/Menkes/Per/X/1993 yang kini telah diperbaiki dengan Permenkes RI Nomor
949/Menkes/Per/IV/2000. Penggolongan obat berdasarkan jenis dan penandaan terdiri dari:
obat bebas, obat bebas terbatas, obat wajib apotek, obat keras, psikotropika dan narkotika.

1. Obat Bebas
Obat yang boleh dibeli secara bebas tanpa menggunakan resep dokter. Zat aktif yang
terkandung didalamnya enderung
relatif aman dan memiliki efek samping yang rendah. Obat ini disimbolkan dengan lingkaran
berwarna hijau bergaris tepi hitam yang terdapat pada kemasan.

2.Obat Bebas Terbatas.


Obat yang boleh dibeli secara bebas tanpa menggunakan resep dokter, namun mempunyai
peringatan khusus saat menggunakannya. Obat golongan ini merupakan obat yang
sebenarnya masuk ke dalam kategori obat keras namun dalam jumlah tertentu masih dapat
dijual di apotek dan dapat diperoleh tanpa resep dari dokter. Obat ini disimbolkan dengan
lingkaran biru bergaris tepi hitam.

3. Obat Keras
Obat hanya boleh dibeli menggunakan resep dokter. Obat-obat yang masuk dalam kategori
ini jika digunakan tidak
berdasarkan pengawasan dari dokter dikhawatirkan dapat memperparah penyakit, meracuni
tubuh, bahkan berujung pada kematian. Obat golongan ini disimbolkan dengan lingkaran
merah bergaris tepi hitam dan terdapat huruf “K” di dalamnya.

Obat Keras disertai dengan informasi perhatian bagi penggunanya; sbb :

 P.No.1: Awas! Obat keras. Bacalah aturan pemakaiannya.


 P.No.2: Awas! Obat keras. Hanya untuk kumur, jangan ditelan.
 P.No.3: Awas! Obat keras. Hanya untuk bagian luar badan.
 P.No.4: Awas! Obat keras. Hanya untuk dibakar.
 P.No.5: Awas! Obat keras. Tidak boleh ditelan.
 P No.6: Awas! Obat Keras Obat Wasir, jangan ditelan.

4. Obat Psikotropika dan Narkotika.


Obat hanya boleh dibeli menggunakan resep dokter dan dapat menyebabkan
ketergantungan. Golongan I tidak untuk pengobatan.  Obat golongan ini disimbolkan dengan
lingkaran putih bergaris tepi merah dan terdapat simbol palang berwarna merah di
dalamnya.

Psikotropika adalah Zat/obat yang dapat menurunkan aktivitas otak atau merangsang
susunan syaraf pusat dan menimbulkan kelainan perilaku, disertai dengan timbulnya
halusinasi (mengkhayal), ilusi, gangguan cara berpikir, perubahan alam perasaan dan dapat
menyebabkan ketergantungan serta mempunyai efek stimulasi (merangsang) bagi para
pemakainya.

Narkotika adalah zat atau obat yang berasal dari tanaman atau bukan tanaman, baik sintetis
maupun semi sintetis yang dapat menimbulkan pengaruh-pengaruh tertentu bagi mereka
yang menggunakan dengan memasukkannya ke dalam tubuh manusia. Pengaruh tersebut
berupa pembiusan, hilangnya rasa sakit, rangsangan semangat, alusinasi/timbulnya
khayalan-khayalan yang menyebabkan efek ketergantungan bagi pemakainya.

Setiap obat yang beredar selalu memiliki informasi tentang obat yang menyertainya pada
kemasan obat dan brosur  atau  leaflet. Informasi tersebut harus diperhatikan pada obat
adalah : Nama Obat dan Zat Aktif yang terkandung, Logo atau Simbol Golongan Obat, Nomor
Izin Edar (NIE) atau Nomor Registrasi, Waktu Kadaluarsa (Expire Date), Kemasan Obat,
Indikasi, Efek Samping, serta Nama dan Alamat Industri Farmasi.

 Nama obat dan zat aktif; menjelaskan tentang nama obat serta zat aktif yang
terkandung.
 Logo Obat; terdapat pada kemasan obat, simbol atau logo berupa tanda lingkaran
sebagai identitas golongan obat, yaitu obat Bebas, Obat Bebas Terbatas dan Obat
Keras.
 Nomor Izin Edar atau Nomor Registrasi; adalah menjelaskan obat telah terdaftar di
Badan POM sehingga ada jaminan bahwa obat aman, berkhasiat dan bermutu.
 Waktu Kadaluarsa; menjelaskan batas waktu jaminan produsen terhadap kualitas
produk. Bila penggunaan telah melewati batas Waktu Kadaluarsa (Expire Date),
produsen tidak menjamin kualitas produk tersebut.
 Kemasan Obat; kemasan harus diperhatikan dalam kondisi baik seperti segel tidak
rusak, warna dan tulisan pada kemasan tidak luntur.
 Nama dan Alamat industri Farmasi; menjelaskan pembuat obat (industri farmasi).
 Indikasi; menjelaskan tentang peruntukkan obat, adalah khasiat atau kegunaan dari
suatu obat. Pastikan indikasi obat yang tercantum pada kemasan sesuai dengan
gejala penyakit yang dialami.
 Efek Samping; menjelaskan tentang efek yang tidak diinginkan yang mungkin terjadi
setelah minum obat, pada takaran lazim misalnya dapat menyebabkan kantuk, mual,
gangguan dalam saluran cerna.

Selanjutnya, penting juga untuk memperhatikan Tanda Registrasi Obat atau NIE (Nomor Izin
Edar) Obat yang dikelola oleh Badan POM (Pengawasan Obat Makanan, dan Minuman); sbb :

Nomor Izin Edar (NIE) atau Nomor Registrasi :


Untuk memastikan obat telah terdaftar di Badan POM sehingga obat dijamin aman,
berkhasiat dan bermutu. NIE obat terdiri dari 15 digit, contoh :

DKL1234567891A1

Digit Pertama
D = Nama Dagang G = Generik

Digit Kedua
B = Obat Bebas
T = Obat Bebas Terbatas
K = Obat Keras
P = Psikotropika
N = Narkotika

Digit ketiga
L = Lokal
I = Impor

Digit ke-4 dan 5


Digit ke-4 dan 5 menunjukkan tahun registrasi atau persetujuan obat tersebut oleh
BPOM. Contohnya:
09 berarti obat tersebut telah disetujui pada periode tahun 2009

Digit ke-6, 7, dan 8


Digit ke-6, 7, dan 8 menunjukkan nomor urut pabrik, dengan persyaratan nomor urut
pabrik harus lebih besar dari 100 dan lebih kecil dari 1000.

Digit ke-9, 10, dan 11


Digit ke-9, 10, dan 11 menunjukkan nomor urut obat yang disetujui untuk masing-
masing pabrik, dengan persyaratan nomor urut obat harus lebih besar dari 100 dan
lebih kecil dari 1000.

Digit ke-12 dan 13


Digit ke-12 dan 13 menunjukkan bentuk sediaan obat. Beberapa contoh sediaan
obat antara lain:

01 = Kapsul
23 = Powder/Serbuk Oral
43 = Injeksi
02 = Kapsul Lunak
24 = Bedak/Talk
44 = Injeksi Suspensi Kering
04 = Kaplet
28 = Gel
09 = Kaplet Salut Film
29 = Krim, Krim Steril
46 = Tetes Mata
10 = Tablet
30 = Salep
47 = Tetes Hidung
11 = Tablet Effervescent
31 = Salep Mata
48 = Tetes Telinga
12 = Tablet Hisap
32 = Emulsi
49 = Infus
14 = Tablet Lepas Terkontrol
33 = Suspensi
53 = Supositoria, Ovula
34 = Elixir
56 = Nasal Spray
15 = Tablet Salut Enterik
36 = Drops
58 = Rectal Tube
16 = Pil
37 = Sirup/Larutan
62 = Inhalasi
17 = Tablet Salut Selaput
38 = Suspensi Kering
63 = Tablet Kunyah
22 = Granul
41 = Lotion/Solutio
81 = Tablet Dispersi
Digit ke-14
Digit ke-14 menunjukkan kekuatan sediaan obat, misalnya:
A menunjukkan kekuatan obat jadi yang pertama di setujui
B menunjukkan kekuatan obat jadi  yang kedua di setujui
C menunjukkan kekuatan obat jadi yang ketiga di setujui, dst.

Digit ke-15
Digit ke-15 menunjukkan kemasan berbeda untuk tiap nama, kekuatan, dan bentuk
sediaan obat (untuk satu nama, kekuatan, dan bentuk sediaan obat diperkirakan
tidak lebih dari 10 kemasan), misalnya:
1 menunjukkan kemasan utama
2 menunjukkan beda kemasan yang pertama
3 menunjukkan beda kemasan yang kedua, dst.

Penggolongan obat berdasarkan mekanisme kerja obat

dibagi menjadi 5 jenis penggolongan antara lain :

 obat yang bekerja pada penyebab penyakit, misalnya penyakit akibat bakteri atau mikroba,
contoh antibiotik
 obat yang bekerja untuk mencegah kondisi patologis dari penyakit contoh vaksin, dan serum.
 obat yang menghilangkan simtomatik/gejala, meredakan nyeri contoh analgesik
 obat yang bekerja menambah atau mengganti fungsi fungsi zat yang kurang, contoh vitamin
dan hormon.
 pemberian placebo adalah pemberian obat yang tidak mengandung zat aktif, khususnya pada
pasien normal yang menganggap dirinya dalam keadaan sakit. contoh aqua pro injeksi dan tablet
placebo.
Selain itu dapat dibedakan berdasarkan tujuan penggunaannya, seperti obat antihipertensi, kardiak,
diuretik, hipnotik, sedatif, dan lain.

Berdasarkan mekanisme kerjanya, obat digolongkan menjadi :


OBAT SISTEM SYARAF PUSAT
 Analgesik - Antipiretik
Analgesik adalah obat yang dapat mengurangi atau menghilangkan rasa nyeri dan
akhirnya akan memberikan rasa nyaman pada orang yang menderita. Nyeri merupakan suatu
pengalaman sensorik dan motorik yang tidak menyenangkan, berhubungan dengan adanya
potensi kerusakan jaringan atau kondisi yang menggambarkan kerusakan tersebut.
Sedangkan antipiretik adalah obat yang dapat menurunkan demam (suhu tubuh yang
tinggi). Pada umumnya (sekitar 90%) analgesik mempunyai efek antipiretik.
Contoh :
1. Generik : asetaminofen tab 100mg, 500mg, sirop 120mg/5ml
Paten : pamol, sanmol, panadol
2. Generik : Metampiron; analgin; antalgin; dipiron; metamizol : tab 500mg; injeksi 250 mg/ml
Paten : Duralgin, Hufanal, Mepron

 Anestesi
Anestetika adalah obat yang dapat menimbulkan anestesia, yakni suatu keadaan depresi
umum dari pelbagai pusat di SSP yang bersifat reversible, dimana seluruh perasaan dan
kesadaran ditiadakan, sehingga agak mirip keadaan pingsan. Mekanisme kerjanya berdasarkan
perkiraan bahwa anastetika umum dibawah pengaruh protein SSP dapat membentuk hidrat
dengan air yang bersifat stabil. Hidrat gas ini mungkin dapat merintangi transmisi rangsangan di
sinaps dan dengan demikian mengakibatkan anestesia.
Contoh :
1. Generik :Lidokain HCL; Lignokain: injeksi 1%, 2%; semprot 4%; jeli 2%
Paten : Pahacain, Lidodex, Garianes
2. Generik : Etil klorida
Paten : Kloretan, Kloretil

 Antiepileptika
Antiepileptika adalah obat yang dapat menanggulangi serangan epilepsi berkat khasiat
antikonvulsinya, yakni meredakan konvulsi (kejang klonus hebat). Cara kerja antiepileptika
belum semuanya jelas. Namun dari sejumlah obat terdapat indikasi mengenai mekanisme
kerjanya, yaitu:
a. Memperkuat efek GABA
b. Menghambat kerjanya aspartat dan glutamat
c. Memblokir saluran-saluran (channels) Na, K dan Ca yang berperan penting pada tibul dan
perbanyakan muatan listrik.
d. Meningkatkan ambang serangan dengan jalan menstabilkan membran sel
e. Mencegah timbulnya pelepasan muatan listrik abnormal
f. Menghindari menjalarnya hiperaktivitas (muatan listrik) tersebut pada neuron otak lainya.
Contoh :
1. Generik :Diazepam : injeksi 5mg/ml; larutan rektum 4mg/ml
Paten : Valisanbe, Valium, Stesollid
2. Generik : Asam Valproat : tablet valproat Na 150mg, 300mg; sirop 200mg/5ml
Paten : asam dipropilasetat, Depakene, Leptilan (Na)
OBAT SISTEM KARDIOVASKULER
 Diuretik
Diuretika adalah zat yang dapat memperbanyak pengeluaran kemih (diuresis) melalui
kerja langsung terhadap ginjal. Kebanyakan diuretika bekerja dengan mengurangi reabsorpsi
natrium, sehingga pengeluarannya lewat kemih-dan demikian juga dari air-diperbanyak.
Contoh:
1. Generik : Furosemid : injeksi iv/im 10mg/ml; tablet 40mg
Paten : Uresic, Afrosic, Farsiretic
2. Generik : Amilorid: tablet 5mg
Paten : Lorinid, Midamor
 Antiangina
Antiangina adalah obat yang dapat membantu mengobati angina. mekanisme kerjanya:
a. Vasodilator koroner memperlebar arteri jantung, memperlancar pemasukan darah serta
oksigen dan dengan demikian meringankan beban jantung.
b. β-blockers (penghemat penggunaan oksigen) memperlambat pukulan jantung sehingga
mengurangi kebutuhan oksigen myocard.
Contoh:
1. Generik : isosorbid dinitrat ; tablet sublingual 5mg
Paten : Isordil, sorbidin, Cendocard
2. Generik : Nitrogliserin: tablet sublingual 0,5mg
Paten : Trinitrin, Nitrostat, Gliseriltrinitrat

 Antiaritmia
Antiartmia adalah obat yang dapat membantu mengobati aritmia. Mekanisme kerjanya
yaitu menurunkan kepekaan sel-sel jantung bagi rangsangan (efek stabilisasi membran),
frekuensi pukulan dikurangi (kronotrop negatif) dan masa refrakter (kebal bagi rangsangan) di
perpanjang, sedangkan penyaluran impuls diperlambat. Daya kontraksi (inotrop negatif)
dikurangi pula tetapi agak ringan.
Contoh:
1. Generik : kuinidin : tablet 200mg
Paten : Sulfas chinidin, Cardioquin, Kinidin durette
2. Generik : Disopiramida ; Kapsul 100mg
Paten : Norpace, Rythmodan

 Antihipertensi
Antihipertensi adalah obat yang dapat mengurangi dan menghilangkan gejala tekanan
darah tinggi. Obat hipertensi ada bermacam-macam dan kerjanya dapat dibagi dalam beberapa
jenis yakni:
a. meningkatkan pengeluaran air dari tubuh : diuretik
b. memperlambat kerja jantung : beta-blocker
c. memperlebar pembuluh : vasodilator lansung, antagonis kalsium, ACE dan AT II-reseptor
blocker
d. menstimulasi SSP : agonis alfa-2
e. mengurangi pengaruh SSO terhadap jantung dan pembuluh

Contoh :
1. Generik : kaptopril : tablet 12,5mg, 25 mg
Paten : Capoten, Capozide
2. Generik : Nifedipin : tablet 10mg
Paten : Adalat, Retard, Oros

OBAT ANTI INFEKSI


 Antelmentik
Anthelmentika atau obat cacing adalah obat yang dapat memusnahkan cacing dalam
tubuh manusia dan hewan dalam istilah ini termasuk semua zat yang bekerja lokal menghalau
cacing dari saluran cerna maupun obat-obat sistemik yang membasmi cacing serta larvanya yang
menghinggapi organ dan jaringan tubuh.
Contoh :
1. Generik : Pirantel; Pirantel pamoat: tablet 250mg; suspensi125mg/5ml
Paten : Combantrin, Bascing, Quantrel
2. Generik : Mebendazol; tablet 100mg; sirop 100mg/5ml
Paten : Vermox

 Antibiotik
Antibiotik adalah zat-zat kimia yang dihasilkan oleh fungi dan bakteri yang memiliki
khasiat mematikan atau menghambat pertumbuhan kuman, sedangkan toksisitasnya terhadap
manusia relatif kecil.
Berdasarkan mekanisme kerjanya dapat dibagi menjadi lima kelompok yaitu:
1. Mengganggu metabolisme sel mikroba.Antimikroba yang termasuk dalam kelompok ini
adalah sulfonamid, trimetoprin, asam p-aminosalisilat (PAS),dan sulfon
2. Menghambat sintesis dinding mikroba. Obat yang termasuk dalam kelompok ini ialah
penisilin, sefalosporin, basitrasin, vankomisin, dan sikloserin.
3. Mengganggu permeabilitas membran sel mikroba. Obat yang termasuk dalam kelompok ini
adalah polimiksin, golongan polien serta berbagai antimikroba kemoterapeutik, umpamanya
antiseptik surface active agents.
4. Menghambat sintesis protein sel mikroba. Obat yang termasuk dalam kelompok ini ialah
golongan aminoglikosid, makrolid, linkomisin, tetrasiklin, dan kloramfenikol.
5. Menghambat sintesis atau merusak asam nukleat sel mikroba. Obat yang termasuk dalam
kelompok ini adalah rifampisin, dan golongan kuinolon
 Kelompok Antibiotik
1. Antibiotok Kombinasi
Generik : Cotrimoxazole; Trimethoprim-Sulfamethoxazole, tablet 120mg, 240mg;
480mg; 960mg
Paten : otoprim, Bactrim, septrin
2. Cephalosporin Antibiotics
Generik : Cefadroxil
Paten : Cefat
3.  Aminoglikosida
Generik : Gentamisin, injeksi 10mg, 40mg/ml
Paten : Ottogenta, Sagestam, Gentamerck
4. Makrolida
Generik: Erythromycin, kapsul 250mg (stearat); sirop kering 250mg/5ml
 Paten : Erysanbe, Kalthrocin, Eryprima
5. Penicillin Derivatives
Generik :  Amoxicillin, kapsul/tablet 250mg; 500mg; sirop kering 125mg/ml
Paten : Amoxsan, Abamox, Kalmoxillin
6. Quinolone Antibiotics
Generik : Ciprofloxacin tablet 500mg
Paten : Baquinor, Bernoflox, Quidex
7. Tetracycline Derivatives
Generik : Tetracycline, kapsul 250mg; 500mg
Paten : Cendosiklin, super tetra, tetradex

 Antifungi
Antifungi adalah obat-obat yang berdaya menghentikan pertumbuhan atau mematikan
jamur yang menghinggapi manusia. Yang digunakan untuk mengobati infeksi jamur dapat
digolongkan:
a. Antibiotika : bekerja fungistatis dengan mekanisme kerjnya adalah pengikatan diri pada
sterol didinding sel jamur.
b. Derivat-imidazol: mekanisme kerjanya berdasarkan pengikatan pada enzim sitokrom P450,
sehingga sintesa ergosterol yang perlu untuk pembinaan membran sel jamur, dirintangi dan
terjadi kerusakan membran itu.
c. Derivat-triazol : pada umumnya juga bekerja fungistatis dengan mekanisme kerja seperti
imidazol, tetapi bersifat lebih selektif bagi sistem enzim jamur daripada terhadap sistem
enzim manusia , maka kurang menghambat sintesa steorida.
d. Asam-asam organis.
Contoh :
1. Generik : griseofulvin: tablet micronized 250mg
Paten : Fulcin, Fungistop, Grifin
2. Generik : Mikonazol : krim (nitrat) 2% ; serbuk (nitrat) 2%
Paten : Daktarin

 Anti tuberculosis
Anti tuberculosis adalah obat yang digunakan untuk mengobati penyakit TBC. Salah satu
mekanisme kerja anti TBC yaitu berdasarkan penghambatan sintesa RNA pada kuman yang
sedang membelah, juga menghindarkan terbentuknya mycolic acid pada dinding sel.
Contoh :
1. Generik : Etambutol; tablet 250mg; 500mg
Paten : abbutol, Arsitam, Bacbutol
2. Generik : Rifampicin; tablet 300mg; 450mg; 600mg
Paten : Rifampin, Rifamtibi, Rifambiotic
OBAT SALURAN CERNA
 Antasida dan antiulkus
Antasida adalah basa-basa lemah yang digunakan untuk mengikat secara kimiawi dan
menetralkan asam lambung . Efeknya adalah meningkatkan pH, yang mengakibatkan
berkurangnya kerja proteolitis dari pepsin ( optimal pada pH 2 ). Di atas ph 4, aktivitas peptin
jadi minimal. Mekanisme kerjanya adalah Kombinasi Aluminium Hidroksida dan Magnesium
hidroksida merupakan antasid yang bekerja menetralkan asam lambung dan menginaktifkan
pepsin sehingga rasa nyeri ulu hati akibat iritasi oleh asam lambung dan pepsin berkurang. Di
samping itu efek laksatif dari Magnesium hidroksida akan mengurangi efek konstipasi dari
Aluminium Hidroksida.
Contoh :
1. Generik : Antasida DOEN I tiap tablet: Al(OH)3 200mg, Mg(OH)2 200mg
Paten : Promag, Mylanta
2. Generik : Ranitidin; tablet 100mg
Paten : Zantac, Rantin

 Antiemetika
Obat atimual adalah zat zat yang berkhasiat menekan rasa mual dan muntah.
Berdasarkan mekanisme kerjanya dibedakan menjadi 3 kelompok besar dan beberapa obat
tambahan sbb:
1. Antikolinergika
Obat obat ini ampuh pada mabuk darat, penyakit meniere dan mual kehamilan. Efeknya
berdasarkan sifat antikolinergisnya dan mungkin juga karena blockade reseptor-H1 di CTZ
2. Antagonis dopamine
Zat zat ini berdaya melawan mual berdasarkan perintangan neurotransmisi dari CTZ ke pusat
muntah dengan jalan blockade reseptor dopamine.
3. Antagonis serotonin
Blockade serotonin yang memicu reflex muntah dari usus halus dan rangsangan terhadap
CTZ. Terutama efektif selama hari pertama dari terapi dengan sitostatika yang bersifat
emetogen kuat
Contoh :
1. Generik : Metoklopramid: tablet 10mg; injeksi 5mg/ml
Paten : Primperan, Opram
2. Generik : Dimenhidrinat: tablet 50mg
Paten : Dramamine, Antimo

 Anti Diare
Anti diare adalah obat-obat yang digunakan untuk membantu mengobati penyakit diare.
Kelompok obat yang serinng kali digunakan pada diare adalah
1. Kemoterapeutika untuk terapi kausal yakni memberantas bakteri penyebab diare, seperti
antibiotika, sulfonamida dan kinolon
2. Obstipansia untuk terapi simtomatis, yang dapat menghentikan diare dengan beberapa cara,
yakni:
a. Zat-zat penekan peristaltik sehingga memberikan lebih banyak waktu untuk reabsorpsi
air dan elektrolit oleh mukosa usus.
b. Adstrigensia yang menciutkan selaput lendir usus
c. Adsorbensia menyerap zat-zat beracun yang dihasilkan oleh bakteri atau yang ada
kalanya berasal dari makanan.
3. Spasmolitika, yakni zat-zat yang dapat melepaskan kejang-kejang otot yang sering kali
mengakibatkan nyeri perut pada diare.

Contoh :
1. Generik : Cotrimoxazole; Trimethoprim-Sulfamethoxazole, tablet 120mg, 240mg; 480mg;
960mg
Paten : otoprim, Bactrim, septrin
2. Generik : Attapulgite
Paten : Eterogite, Entrostop, Neo Entrostop

OBAT SALURAN NAFAS


 Anti Asma
Anti asma adalah obat-obat yang digunakan untuk membantu dalam pengobatan asma.
Berdasarkan mekanisme kerjanya,obat asma dapat dibagi menjadi beberapa kelompok, yaitu
1. Anti-alergika, adalah zat zat yang berkhasiat menstabilkan mastcells, sehingga tidak pecah
dan mengakibatkan terlepasnya histamine dan mediator peradang lainnya.
2. Bronchodilator, pelepasan kejang dan bronchodilatasi dapat dicapai dengan cara
merangsang system adrenergic dengan adrenergika atau melalui penghambatan system
kolinergis deganantikolinergika, juga dengan theofilin
3. Kortikosteroida, berkhasiat meniadakn efek mediator,seperti peradangan dan gatal gatal
4. Mukolitika dan ekspektoransia, Mengurangi kekentalan dahak, mukolitika dengan
merombak mukoproteinnya dan ekspektoransia menegncerkan dahak,sehingga
pengeluarannya dipermudah. Obat ini dapat meringankan perasaan sesak nafas dan
terutama berguna pada serangan asma hebat yang dapat mematikan bila sumbatan lendir
sedemikian kental tidak dapat dikeluarkan.
5. Antihistaminika
Obat obat ini memblokir reseptor-histamin dan dengan demikian mencegah efek
bronkhokonstriksinya
Contoh :
1. Generik : Salbutamol: tablet 2mg; 4mg; aerosol 100g/dosis
Paten : Ventolin, Volmax, Salbuven
2. Generik : Beklometason: inhalasi/aerosol 50g/dosis
Paten : Becotide, Beconase, Ventide

 Ekspektoran
Ekspektoran adalah Zat yang daoat memperbanyak produksi dahak ( yang encer ) dan
dengan demikian mengurangi kekentalannya, sehingga mempermudah pengeluaranya dengan
batuk, mekanisme kerjanya adalah merangsang resptor-reseptor di mukosa lambung yang
kemudian meningkatkan kegiatan kelenjar sekresi dari saluran lambung usus dan sebagai reflex
memperbanyak sekresi dari kelenjar yang berada disaluran nafas
Contoh :
1. Generik : Gliseril Guaiakolat: tablet 100mg
Paten : Toplexil
2. Generik: OBH tiap 100mg mikstura mgd akar manis 10g, NH 4Cl 5g lar. Amm spir. Adas 6g, air
89g

Lain-lain
 Antihistamin
Antihistaminika adalah zat-zat yang dapat mengurangi atau menghindarkan efek atas
tubuh dari histamin yang berlebihan, sebagaimana pada gangguan-gangguan alergi.
Contoh :
1. Generik : CTM; klorfeniramin maleat; klorfeniramin hidrogen maleat. Tablet 4mg; injeksi
5mg/ml
Paten : Alleron, Phehachlor, chlorphenon
2. Generik : Difenhidramin. Injeksi 10mg/ml
Paten : Benadryl, otede, adidryl

Penggolongan obat berdasarkan tempat atau lokasi pemakaian


dibagi menjadi 2 golongan :
- obat dalam yaitu obat obatan yang dikonsumsi peroral, contoh tablet antibiotik,
parasetamol tablet
- obat luar yaitu obat obatan yang dipakai secara topikal/tubuh bagian luar, contoh sulfur, dll

Penggolongan obat berdasarkan cara pemakaian


dibagi menjadi beberapa bagian, seperti :
 oral : obat yang dikonsumsi melalui mulut kedalam saluran cerna, contoh tablet, kapsul,
serbuk, dll
 perektal : obat yang dipakai melalui rektum, biasanya digunakan pada pasien yang tidak bisa
menelan, pingsan, atau menghendaki efek cepat dan terhindar dari pengaruh pH lambung, FFE di
hati, maupun enzim-enzim di dalam tubuh
 Sublingual : Sublingual : pemakaian obat dengan meletakkannya dibawah lidah., masuk ke
pembuluh darah, efeknya lebih cepat, contoh obat hipertensi : tablet hisap, hormon-hormon
 Parenteral : obat yang disuntikkan melalui kulit ke aliran darah. baik secara intravena,
subkutan, intramuskular, intrakardial.
 langsung ke organ, contoh intrakardial
 melalui selaput perut, contoh intra peritoneal

Penggolongan obat berdasarkan efek yang ditimbulkan

dibagi menjadi 2 :
- sistemik : obat/zat aktif yang masuk kedalam peredaran darah.
- lokal : obat/zat aktif yang hanya berefek/menyebar/mempengaruhi bagian tertentu tempat
obat tersebut berada, seperti pada hidung, mata, kulit, dll

Penggolongan obat berdasarkan daya kerja atau terapi


dibagi menjadi 2 golongan :
- farmakodinamik : obat obat yang bekerja mempengaruhi fisilogis tubuh, contoh hormon
dan vitamin
-  kemoterapi : obat obatan yang bekerja secara kimia untuk membasmi parasit/bibit
penyakit, mempunyai daya kerja kombinasi.

Penggolongan obat berdasarkan asal obat dan cara pembuatannya

dibagi menjadi 2 :

 Alamiah : obat obat yang berasal dari alam (tumbuhan, hewan dan mineral)
tumbuhan : jamur (antibiotik), kina (kinin), digitalis (glikosida jantung) dll
hewan : plasenta, otak menghasilkan serum rabies, kolagen.
mineral : vaselin, parafin, talkum/silikat, dll
 Sintetik : merupakan cara pembuatan obat dengan melakukan reaksi-reaksi kimia, contohnya
minyak gandapura dihasilkan dengan mereaksikan metanol dan asam salisilat.

Anda mungkin juga menyukai