FARMAKOTERAPI TERAPAN
OLEH:
KELOMPOK 1
KELAS : A
NAMA NIM
ANDIKA JASIN N014182010
MU’MINNISA BAHRUN N014182020
NUR WAHDANIYAH N014182024
DEWANDA N014182027
ARDHIANTY K.F. RACHIM N014182703
SUCI INDAH SARI N014182709
MUTHIAH KIZZAHRA DP N014182711
NUR TAFNI APRIANTI N014182724
ERNAWATI N014182730
LIA DWI CAHYANI N014182743
Prostat yang normal terdiri dari sel acinar secretory yang akan
berubah jika terjadi kanker. Jenis sel patologis utama adalah
adenokarsinoma (>95% kasus). Kanker prostat dimulai ketika sel abnormal
diubah oleh mutasi genetic DNA seluler. Sel abnormal ini membentuk klon
dan mulai berfoliperasi secara abnormal. Kemudian dicapai suatu tahap
dimana sel mendapatlan ciri-ciri invasive, dan terjadi perubahan pada
jaringan sekitarnya. Kanker prostat dapat diklasifikasikan, yaitu kanker yang
berdiferensiasi dengan baik akan tumbuh lambat, dan kanker yang
berdiferensiasi dengan buruk akan tumbuh dengan cepat dan memiliki
prognosis yang buruk. Sel-sel kanker prsotat menyebar melalui 3 cara yaitu
infiltrasi langsung, melalui pembuluh darah (hematogenik), dan melalui
aliran limfatik (limfogenik). Predileksi kanker prostat terbanyak adalah
melalui tulang, diikuti paru dan hepar. Lesi metastatic pada tulang umumnya
menunjukkan aktivitas yang osteoblastik. Kecenderungan metastatis ke
tulang ini diasosiaikan dengan sifat sel kanker prostat yang bersifat
osteomimetik, sehingga sel kanker prostat dapat berkembang dengan baik
pada tulang (Dipiro et al, 2012)
Etiologi dan faktor risiko
Penyebab kanker prostat sampai saat ini belum ditemukan, namun
ada beberapa faktor risiko yang dikaitkan dengan kejadian kanker prostat.
Faktor risiko tersebut, antara lain:
1. Usia. Setelah usia 40, insidens kanker prostat sangat meningkat.
2. Etnis. Angka kejadian kanker prostat lebih tinggi pada orang
keturunan Asia dan pada orang berkulit hitam.
3. Riwayat keluarga. Pria dengan ayah atau saudara laki-laki yang
menderita kanker prostat memiliki risiko dua kali lipat untuk
menderita kanker prostat.
4. Diet dan gaya hidup. Diet tinggi lemak jenuh, daging merah, rendah
serat, rendah konsumsi tomat dan produknya, rendah konsumsi ikan
dan kedelai meningkatkan risiko kanker prostat. Hubungan kanker
prostat dengan obesitas masih terus diteliti, berdasarkan kaitan
obesitas dengan risiko keganasan dan kadar testosteron yang
rendah. Frekuensi ejakulasi dikatakan memiliki peran protektif
terhadap kanker prostat, tapi saat ini masih dalam tahap penelitian
5. Genetik. Studi-studi yang meneliti peran genetic dalam
berkembangnya kanker prostat masih belum menemukan hasil yang
konsisten. Beberapa gen yang sudah diteliti antara lain RNA-seL,
Macrophage-Scavenger Receptor-1 (MSR1), ELAC2/HPC2 dan
kromosom 8Q24.
6. Histopatologi. Jenis histopatologi terbanyak yang ditemukan pada
kanker prostat adalah adenokarsinoma (>95%), empat persen
adalah jenis sel transisional dan sisanya adalah karsinoma
neuroendokrin (sel kecil) dan sarkoma.
7. Lokasi. Sebagian besar (70%) kasus, kanker berasal dari zona
perifer, 15 – 20% dari zona sentral dan 5 – 10% dari zona
transisional. Akan tetapi, kanker prostat lebih sering ditemukan di
beberapa zona dalam derajat histopatologi/grading yang berbeda-
beda (multifokal).1 Kedua karakteristik inilah yang menyulitkan
tindakan kuratif defintif Transurethral Resection of the Prostate
(TURP). Tumor yang berasal dari zona sentral biasanya bersifat
lebih agresif dan cenderung menginvasi ke vesikula seminalis
(WHO,2012; Zelefsky MJ, 2008).
Klasifikasi Kanker Prostat
Keterangan:
*Tumor yang ditemukan pada salah satu atau kedua lobus dengan biopsi jarum namun tidak teraba
atau terlihat
dengan pencitraan akan diklasifikasikan menjadi Stadium T1c
**Invasi pada apeks prostat atau kedalam (tapi tidak menembus) kapsul prostat diklasifikasikan
menjadi T2,
bukan T3.
***Kelenjar Getah Bening (KGB) regional adalah KGB pelvis yang terletak di bawah bifurkasio
arteri iliaka
komunis: pelvis, hipogastrik, obturator, iliaka (interna dan eksterna), sakral (presakral, lateral,
promontorium).
Kelenjar Getah Bening jauh adalah KGB yang terletak di luar pelvis: aorta (paraaorta, periaorta,
lumbal), iliaka
komunis, inguinal (superfisial dan profunda), supraklavikula, servikal, retroperitoneal).
Tabel 2. Skor Gleason (Chung HT et al, 2008; Boorjian SA et al, 2008)
• gangguan berkemih
• Hematospermia
• disfungsi ereksi
• Edema tungkai
• Anoreksia
• nyeri tulang
• Defisit neurologis
• Colok dubur
• Pemeriksaan Laboratorium
• Bone scan
a. Terapi Hormonal
1. Luteinizing Hormone Releasing Hormone Agonist (LHRH)
memproduksi hormone FSH dan LH, pada pria, hormone ini berfungsi
1, 2, atau 3 bulan.
Leuprolide
testosteron.
Degarelix (Firmagon)
hormon lutein (LH) dan hormon perangsang folikel (FSH), dan kemudian
3. Antiandrogen
Flutamide (Eulexin)
sitoplasma.
pada pria), hot flushes, gangguan GI (diare), abnormalitas uji fungsi hati,
kualitas hidup pasien yang lebih baik. Termasuk dalam golongan ini adalah
kombinasi dengan agonis LHRH, karena hasil studi yang ada menunjukkan
sebagai terapi awal untuk kanker prostat metastatik (Dipiro et al, 2012).
b. Kemoterapi
responsible.
neuropati periferal.
Terapi non-farmakologi
1. Observasi
perkembangan penyakit.
2. Surgery (pembedahan)
retropubik lebih populer, karena dapat sekaligus menilai KGB pelvik. Dalam
T1b – T2, Nx – N0, M0 dan angka harapan hidup >10 tahun. Akan tetapi,
lanjut dengan nilai PSA <20 ng/ml, <cT3a, dan GS <8. Prostatektomi radikal
et al, 2008).
3. Radioterapi
lebih tajam dan tegas sesuai dengan target radiasi. Hal ini memungkinkan
pemberian dosis yang lebih tinggi pada tumor dengan efek samping pada
jaringan sehat yang lebih minimal.3 Evolusi teknologi radioterapi juga terjadi
harus terus dipantau secara cermat sebelum, selama dan sesudah radiasi
toksisitas klinis lanjut yang dapat terjadi pada pasien kanker prostat yang
urin, proktitis, diare kronik, obstruksi usus halus, dan sebagainya (Chung
HT et al, 2008).
4. Terapi Lokal
diantaranya :
Bedah beku/cryosurgery.
4) Apoptosis.
luar prostat. Ukuran prostat sebaiknya <40 ml, nilai PSA <20 ng/ml,
dan skor Gleason <7. Bila ukuran kelenjar prostat melebihi 40 ml,
2011).
ini. Terapi ini diindikasikan untuk pasien berusia tua (>70 tahun)
dengan T1-T2, skor Gleason <7, nilai PSA <15 ng/ml dan volume
prostat <40 ml. Salah satu efek samping tersering yang dilaporkan
al, 2011).
terapi ini merupakan pilihan alternatif yang aman untuk kanker prostat
studi yang masih sedikit mengenai terapi ini belum dapat memberikan
5. Orkiektomi/kastrasi surgikal
ini cukup sederhana, tidak memerlukan waktu yang lama dan hasilnya
dapat segera dirasakan oleh pasien. Namun terapi ini bersifat ireversibel.
Secara kosmetik, kantung testis yang kosong dapat diisi dengan silikon
artifisial, namun efek samping lain akibat perubahan hormonal yang drastic
lagi.
DAFTAR PUSTAKA
Boorjian SA, Karnes RJ, Rangel LJ, et al. Mayo Clinic Validation of The
D’Amico Risk Group Classification for Predicting Survival Following
Radical Prostaatectomy.J Urol 2008;179(4):1354-60.
Chapple CR, Steers WD. Clinical Urologic Practice. In: Chapple CR, Steers
WD. Practical Urology: Essential Principles and Practice. Heidelberg:
Springer;2011.
Zelefsky MJ, Eastham JA, Sartor OA, et al. Cancer of The Prostate. In:
DeVita VT, Lawrence TS, Rosenberg SA. Principles and Practice of
Oncology, 8th Ed. Philadelpia: Lippincott williams & Wilkins,
Philadelpia; 2008. p.1393-1452.