Anda di halaman 1dari 7

PROPOSAL KERJASAMA APOTEK

CAHAYA FARMA DENGAN BPJS


PROLANIS

APOTEK CAHAYA FARMA


JL. SIMPANG 4-JEURAM, KECAMATAN KUALA
KABUPATEN NAGAN RAYA
Partnership Proposal 1

PROPOSAL KERJASAMA APOTEK CAHAYA FARMA DENGAN BPJS KESEHATAN


UNTUK PROGRAM PENGELOLAAN PENYAKIT KRONIS (PROLANIS) DALAM SISTEM
PELAYANAN KESEHATAN JKN (JAMINAN KESEHATAN NASIONAL)

a. Latar Belakang
Berdasarkan Peraturan Menteri Kesehatan (PMK) Nomor 71 Tahun 2013,
jaminan didefinisikan sebagai jaminan berupa perlindungan kesehatan agar peserta
memperoleh manfaat pemeliharaan kesehatan dan perlindungan dalam memenuhi
kebutuhan dasar kesehatan yang diberikan kepada setiap orang yang telah
membayar iuran atau iurannya dibayar oleh pemerintah. Dalam hal ini Badan
Penyelenggara Jaminan Sosial Kesehatan (BPJS Kesehatan) merupakan badan
hukum yang dibentuk untuk menyelenggarakan program Jaminan Kesehatan
tersebut.
Dalam penyelenggaraan sistem jaminan kesehatan nasional, BPJS
bekerjasama dengan fasilitas pelayanan kesehatan dari pemerintah, pemerintah
daerah, dan/atau masyarakat yang digunakan untuk menyelenggarakan upaya
pelayanan kesehatan perorangan, baik promotif, preventif, kuratif maupun
rehabilitatif. Fasilitas kesehatan milik pemerintah wajib bekerjasama dengan BPJS
Kesehatan sedangkan fasilitas kesehatan milik swasta pun juga dapat menjalin
kerjasama dengan BPJS Kesehatan selama memenui persyaratan (credentialing).
Fasilitas kesehatan yang bekerja sama dengan BPJS Kesehatan harus
menyelenggarakan pelayanan kesehatan komprehensif. Pelayanan kesehatan
komprehensif tersebut berupa pelayanan kesehatan promotif, preventif, kuratif,
rehabilitatif, pelayanan kebidanan, dan pelayanan kesehatan darurat medis,
termasuk pelayanan penunjang yang meliputi pemeriksaan laboratorium sederhana
dan pelayanan kefarmasian sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan. Bagi fasilitas kesehatan yang tidak memiliki sarana penunjang wajib
membangun jejaring dengan sarana penunjang.
Menurut Perpres Nomor 12 Tahun 2013, Pasal 30 (2), fasilitas kesehatan rawat
jalan yang tidak memiliki sarana penunjang, wajib membangun jejaringdengan
fasilitas kesehatan penunjang untuk menjamin ketersediaan obat, bahan medis
habis pakai, dan pemeriksaan penunjang yang dibutuhkan. Jejaring dan fasilitas
kesehatan yang yang dimaksud antara lain apotek, laboratorium, optik, atau PMI.
Sehingga, peran suatu apotek dalam penyelenggaran sistem jaminan kesehatan
nasional sangat penting terutama dalam menjamin ketersediaan obat yang bermutu
dan memberikan pelayanan obat yang rasional kepada pasien sesuai dengan asuhan
kefarmasian (Pharmaceutical Care).
Partnership Proposal 2

Selain pola kerjasama BPJS Kesehatan dengan fasilitas kesehatan yang memiliki
jejaring seperti apotek, BPJS Kesehatan juga dapat bekerjasama dengan apotek
untuk Program Pengelolaan Penyakit Kronis (Prolanis).
Penyakit kronis merupakan jenis penyakit degeneratif yang berkembang dan
bertahan dalam jangka waktu yang sangat lama (Sarafino, 2006). Penyakit kronis
merupakan penyebab kematian utama secara global. Riset kesehatan dasar yang
dilakukan tahun 2013 memberikan data prevalensi nasional penyakit kronis seperti
asma, penyakit paru obstruktif kronik (PPOK), dan kanker masing-masing sebesar
4,5%, 3,7% dan 1,4%, sedangkan prevalensi hipertensi, stroke dan gagal ginjal kronis
masing-masing sebesar 9,4%, 57,9% dan 0,6% (Badan Penelitian dan Pengembangan
Kesehatan RI, 2013). Untuk mengatasi masalah pengelolaan penyakit kronis
tersebut, saat ini pemerintah melalui sistem Jaminan Kesehatan Nasional
menyediakan Program Pengelolaan Penyakit Kronis (Prolanis).
Pelaksanaan program ini dilakukan di fasilitas kesehatan tingkat lanjut atas
rekomendasi atau rujukan dari Dokter Spesialis atau Sub Spesialis yang merawat.
Penyakit kronis yang termasuk diantaranya adalah diabetes melitus, hipertensi,
jantung, asma, Penyakit Paru Obstruktif Kronis (PPOK), epilepsi, stroke,
schizophrenia, Systemic Lupus Erythematosus (SLE) (BPJS Kesehatan , 2014).
Penyakit kronis biasanya tidak bisa disembuhkan secara total (Adelman and
Daly, 2001). Penderita penyakit kronis cederung mengalami stress dan putus asa
karena pengobatan yang dilakukan tidak dapat menyembuhkan secara total
(Sarafino, 2006). Hal inilah yang memicu penderita penyakit kronis rawan
mengalami ketidak patuhan dalam pengobatan. Berdasarkan penelitian Evadewi
dan Sukmayanti (2013) menyatakan bahwa sebanyak 70,54% pasien hipertensi usia
45-51 tahun tidak patuh mengkonsumsi obat. Pada penelitian Putri (2012)
dijelaskan bahwa terjadi penurunan ketidakpatuhan dalam mengkonsumsi obat
pada pasien hipertensi dari 84,4% menjadi 50% setelah diberikan konseling oleh
apoteker. Masalah lain yang terjadi pada pasien penyakit kronis adalah adanya
polifarmasi untuk mencegah terjadinya komplikasi penyakit (Rambadhe et al.,
2012).
Berdasarkan latar belakang tersebut, maka Apotek Cahaya Farma
memberikan penawaran kerjasama dengan BPJS Kesehatan sebagai apotek Program
Pengelolaan Penyakit Kronis (Prolanis) dengan memberikan pelayanan kefarmasian
secara mandiri dalam sistem jaminan kesehatan nasional (JKN).

b. Dasar Hukum
Dasar hukum yang menjadi landasan dalam pelaksanaan kerjasama antara BPJS
Kesehatan dengan apotek Prolanis antara lain:
 Peraturan Presiden Nomor 12 Tahun 2013 tentang Jaminan Kesehatan.
Partnership Proposal 3

 Peraturan Menteri Kesehatan (PMK) Nomor 71 Tahun 2013 tentang Pelayanan


Kesehatan Pada Jaminan Kesehatan Nasional.
 Peraturan BPJS Kesehatan Nomor 1 Tahun 2014 tentang Penyelenggaraan
Jaminan Kesehatan.
 Surat Edaran Menteri Kesehatan RI Nomor HK/ Menkes/32/I/2014 tentang
Pelaksanaan Pelayanan Kesehatan bagi Peserta BPJS Kesehatan pada Fasilitas
Kesehatan Pertama dan Fasilitas Kesehatan Tingkat Lanjutan dalam
Penyelenggaraan Jaminan Kesehatan.

c. Visi dan Misi


1. Visi
Menjadi apotek yangmenerapkan pelayanan kefarmasian yang bermutu,
berkualitas dan terpercaya serta menguntungkan bagi konsumen dan karyawan.
2. Misi
Misi dari Apotek Cahaya Farma antara lain:
 Menjamin ketersediaan obat,alat kesehatan dan perbekalan kefarmasian
lainnya yang bermutu dan berkualitas dalam hal kerjasama ini khususnya
Prolanis
 Menyediakan pemeriksaan penunjang untuk penyakit-penyakit tertentu.
 Melaksanakan pelayanan kefarmasian yang tepat, cepat, ramah, informatif
dengan memerapkan konsep Pharmaceutical Care secara profesional.
 Meningkatkan kesejahteraan dan taraf hidup seluruh karyawan
dan pemilik modal.

d. Komitmen
Komitmen Apotek Cahaya Farma dalam pelayanan program Prolanis adalah:
 Menjamin ketersediaan dan kecukupan obat, kecuali obat dalam keadaan kosong
yang dinyatakan secara tertulis oleh distributor obat yang bersangkutan, apotek
wajib mencarikan obat sejenis tanpa mengenakan biaya tambahan kepada
peserta.
 Memberikan obat-obatan kepada peserta berdasarkan resep obat yang diterima
dengan tetap berpedoman kepada Formularium Nasional.
 Membuat dan menyampaikan kepada BPJS Kesehatan laporan bulanan yang
mencakup persediaan obat, pencatatan atas resep-resep obat yang masuk dan
bukti penerimaan obat Peserta.
 Mengikuti proses evaluasi dan penilaian yang dilakukan secara berkala oleh BPJS
Kesehatan.
Partnership Proposal 4

 Bersedia menyediakan computer yang sesuai dengan spesifikasi yang ditentukan


oleh BPJS Kesehatan untuk kebutuhan penggunaan program Aplikasi Pelayanan
Apotek.

e. Strategi
Dalam mencapai visi dan misi Apotek Cahaya Farma memiliki beberapa strategi
yakni:
 Menjamin bahwa seluruh proses terapi obat yang diberikan merupakan
terapi obat yang tepat, efektif, nyaman dan aman bagi pasien.
 Mengatasi masalah baru yang timbul dalam terapi obat dan mencegah
timbulnya masalah lain di masa yang akan datang.
 Memberikan pelayanan kepada pasien atau masyarakat yang ingin melakukan
pengobatan mandiri.
 Melakukan efisiensi biaya (cost effectiveness) kesehatan masyarakat.
 Memberikaninformasi, edukasi dan konsultasi obat serta melakukan monitoring
obat dan evaluasi penggunaan obat.
 Rutin melakukan update ilmu khususnya mengenai pelayanan kefarmasian yang
komprehensif.
 Merancang SOP (standart operating procedure) dan standar organisasi kerja.
 Memberlakukan sistam reward dan punishment bagi seluruh karyawan.

f. Tujuan
 Sebagai tempat pengabdian profesi apoteker.
 Melayani kebutuhan obat, bahan obat, alat kesehatan serta perbekalan farmasi
lainnya sesuai dengan kebutuhan masyarakat dengan berorientasi kepada
kepentingan dan kepuasan pasien sebagai implementasi kompetensi profesi
farmasis.
 Memberikan dan menyediakan informasi, edukasi dan konsultasi kesehatan
kepada masyarakat sehingga dapat meningkatkan pengetahuan masyarakat
tentang kesehatan, khususnya obat dan cara pengobatan yang tepat.

g. Manfaat Kerjasama
1. Bagi Peserta
 Meningkatkan kemudahan akses pelayanan kesehatan.
 Meningkatkan pelayanan kesehatan yang mencakup akses promotif,
preventif, kuratif dan rehabilitatif.
 Meningkatkan hubungan dokter dengan pasien dalam konteks pelayanan
holistik.
 Memudahkan untuk mendapatkan obat yang diperlukan.
Partnership Proposal 5


2. Bagi Faskes Rujukan Tingkat Lanjutan
 Mengurangi waktu tunggu pasien di poli RS.
 Meningkatkan kualitas pelayanan spesialistik di Rumah Sakit.
 Meningkatkan fungsi spesialis sebagai koordinator dan konsultan manajemen
penyakit.
3. Bagi BPJS Kesehatan
 Optimalisasi implementasi program BPJS Kesehatan guna meningkatkan
kualitas pelayanan kesehatan bagi peserta BPJS Kesehatan.
 Kemudahan bagi BPJS Kesehatan dalam persediaan obat-obatan khususnya
pasien BPJS yang terdaftar.
 Memperkuat kedudukan BPJS Kesehatan sebagai badan hukum publik.

h. Deskripsi Apotek
 Nama dan Lokasi Apotek
Nama apotek yang didirikan adalah Apotek Cahaya Farma, lokasinya terletak di
Jl. Meulaboh-Jeuram, Simpang 4, Kabupaten Nagan Raya. Apotek ini
merupakan apotek swasta yang berdiri sendiri. Apotek Cahaya Farma memiliki
lokasi strategis yang dekat dengan beberapa fasilitas kesehatan fasilitas
kesehatan rujukan tingkat lanjut.

 Sumber Daya Manusia


Untuk mencapai visi dan misi apotek, maka diperlukan sumber daya manusia
yang efektif dan efisian sesuai dengan bidang masing-masing. Apotek Cahaya
Farma merekrut 4 karyawan dengan susunan sebagai berikut :
- Apoteker : 1 orang
- Asisten Apoteker : 1 orang
- Pembantu Umum : 1 orang
- Akuntan : 1 orang
Partnership Proposal 6

 Struktur Apotek Cahaya Farma

Pimpinan
Zikrinasari, Sp.d

Pembantu umum Apoteker Akuntan


Fadli Rita Zulfani, S.Fam, Apt Zikrinasari, Sp.d

Asisten Apoteker
Muliadi

i. Cakupan Program Rujuk Balik


Berikut beberapa cakupan dari program Program Pengelolaan Penyakit Kronis
(Prolanis) yang menjadi perihal kerjasama antara BPJS Kesehatan dengan apotek
cahaya farma:

a. JenisPenyakit
1. Diabetes mellitus
2. Hipertensi
3. Jantung
4. Asma
5. PPOK (Penyakit Paru Obstruktif Kronis)
6. Epilepsi
7. Schizophrenia
8. Stroke
9. Systemic Lupus Erythematosus (SLE)

b. Obat Program Prolanis


1. Obat utama, yaitu obat kronis yang diresepkan oleh dokter spesialis/sub
spesialis di fasilitas kesehatan tingkat lanjutan.
2. Obat tambahan, yaitu obat yang mutlak diberikan bersama obat utama dan
diresepkan oleh dokter spesialis/sub spesialis di fasilitas kesehatan tingkat
lanjutan untuk mengatasi penyakit penyerta atau mengurangi efek samping
akibat obat utama.

Anda mungkin juga menyukai