Anda di halaman 1dari 6

PENGARUH JENIS PELARUT TERHADAP PERSEN

YIELDALKALOIDDARI DAUN SALAM INDIA


(MURRAYA KOENIGII)
Tamzil Azis*, Sendry Febrizky, Aris D. Mario
*Jurusan Teknik Kimia, Fakultas Teknik, Universitas Sriwijaya
Jl. Srijaya Negara, Bukit Besar, Palembang, 30139
e-mail : sendryebie@rocketmail.com

Abstrak

Daun salam India merupakan tanaman khas wilayah Asia Tenggara, daun ini dimanfaatkan secara luas
oleh masyarakat sebagai rempah penyedap masakan. Terdapat beberapa metode untuk mengekstrak
kandungan minyak atsiri dan alkaloid dari tanaman dan rempah – rempah, seperti distilasi uap,
hydrodistillation, dan ekstraksi pelarut. Pada penelitian kali ini dilakukan ektraksi pelarut dengan metode
sokhletasi untuk mendapatkan persen yield dari ketiga jenis pelarut dan konsentrasi optimal. Variabel
pada penelitian ini adalah jenis pelarut (etanol, heksana, air), konsentrasi etanol (40 %, 70 %, 90 %) dan
temperatur. Hasil penelitian diperoleh ekstraksi daun salam India dengan pelarut etanol menghasilkan
yield sebesar 22 %, heksana 18 %, sedangkan air 9 %. Kemudian untuk konsentrasi etanol 40 %
menghasilkan yield sebesar 6,667 %, 16,66 % untuk etanol 70 %, dan 20 % untuk etanol 90 %. Sehingga
etanol merupakan pelarut terbaik dengan etanol 70 % paling optimal dalam mengekstrak daun salam
India dibandingkan heksana dan air.

Kata Kunci : Daun salam India, Leaching, Etanol, Heksana, Air

Abstract

Indian bay leaf plant is a typical region of Southeast Asia, the leaves are widely used by people as a food
seasoning spices. There are several methods to extract and essential oil content of alkaloids from plants
and herbs - spices, such as steam distillation, hydrodistillation and solvent extraction. In the present study
carried out by solvent extraction with soxhlet method to obtain percent yield of the three types of solvent
and the optimum concentration. Variable in this study is the type of solvent (ethanol, hexane, water), the
concentration of ethanol (40%, 70%, 90%) and temperature. Results were obtained with extracts of Indian
bay leaf ethanol produces a yield of 22%, hexane 18%, while 9% water. Then to 40% ethanol
concentration resulted in a yield of 6.667%, 16.66% to 70% ethanol, and 20% to 90% ethanol. So that
ethanol is the best solvent with 70% ethanol to extract the most optimal in the Indian bay leaf than hexane
and water.

Keywords: Indian Bay Leaves, Leaching, Ethanol, Hexane, Water

Teknik Kimia No. 2, Vol. 20, April 2014 Page | 1


1. PENDAHULUAN Ruang Lingkup :
1) Penelitian ini menggunakan bahan baku
Indonesia memiliki banyak sumber daun salam india, diambil bulan
daya alam dalam bidang agrobisnis, salah satu November tahun 2013 di daerah Kenten,
sumber daya alam yang potensial adalah daun Palembang.
salam India. Daun salam India merupakan 2) Parameter analisa yang dipilih adalah %
tanaman khas wilayah Asia Tenggara, di yield.
Indonesia Tanaman daun salam India banyak 3) Penelitian ini dilakukan di Laboratorium
ditemukan di wilayah Aceh dan Sumatera Barat, Pusat PT Pusri Palembang.
tumbuhan ini dapat tumbuh subur dalam iklim
tropis, daun ini dimanfaatkan secara luas oleh Daun Salam India (Murraya Koenigii)
masyarakat sebagai rempah penyedap masakan, M. koenigii (L.) Spreng (Rutaceae)
selain berperan penting sebagai penyedap adalah salah satu dari dua spesies Murraya yang
masakan, daun salam India juga memiliki ditemukan di Aceh. Tanaman ini biasanya
manfaat di dunia pengobatan dan kosmetik dibudidayakan sebagai daun aromatik dan
India. digunakan untuk penyedap alami dalam kari dan
Daun salam India (Murraya koenigii) saus. Berasal dari Tarai wilayah Utara Pradesh,
termasuk dalam golongan famili Rutaceae (suku India, saat ini daun salam india banyak
jeruk). Tanaman daun salam India memiliki Rutaceae ditemukan di seluruh bagian India dan
tinggi 0,9 hingga 6 meter dan berdiameter 15 – hampir selalu ada disetiap halaman rumah, daun
40 cm. Daun salam India memiliki aroma yang ini juga dibudidayakan di India Selatan, Sri
sangat khas dan rasa sedikit pahit, bentuknya Lanka, China, Australia, pulau-pulau Pasifik,
oval dengan ujung runcing. Tumbuhan ini dapat hingga seluruh Asia Tenggara.
tumbuh subur dalam iklim tropis, memiliki Tanaman ini menyebar ke Indonesia,
bunga kecil berwarna putih kekuningan, Afrika Selatan dan Pulau Reunion oleh imigran
buahnya kecil berwarna hijau ketika masih Asia Selatan. Bagian tanaman telah digunakan
muda dan ungu setelah matang. Tanaman ini sebagai bahan baku untuk formulasi obat
berkembang biak melalui biji benih dan tradisional di India. Tanaman ini digunakan di
turunannya tumbuh melalui akarnya. Daun dalam sistem pengobatan India untuk mengobati
salam India memiliki kandungan kimia seperti berbagai penyakit. M. koenigii daun dan
saponin, flavonoid, tanin, protein, lemak, akarnya bisa digunakan untuk menyembuhkan
karbohidrat, serat, mineral dan air. Selain itu wasir dan menghilangkan panas tubuh, rasa
daun salam india memiliki kandungan fospor, haus, peradangan dan gatal – gatal.
zat besi, vitamin karoten, asam nikotinat dan Daun salam india disebut dengan daun
vitamin C, serta kandungan minyak atsiri dan aromatik, yang tetap mempertahankan rasa dan
alkaloid. Terdapat beberapa metode untuk kualitas lainnya bahkan setelah pengeringan.
mengekstrak kandungan yang terdapat diatas Memiliki rasa sedikit pahit dan pedas,
khususnya kandungan minyak atsiri dan digunakan sebagai tonik, obat cacing, analgesik,
alkaloid dari tanaman dan rempah – rempah, obat pencernaan, dan secara luas digunakan
seperti distilasi uap, hydrodistillation, dan dalam masakan India untuk penyedap bahan
ekstraksi pelarut. Namun pada penelitian kali ini makanan.
dilakukan ektraksi pelarut dengan metode
sokhletasi untuk mendapatkan persen yield dari Kandungan Kimiawi
ketiga jenis pelarut dan konsentrasi optimal dari
Kandungan ekstrak daun salam India
hasil ekstraksi daun salam India. Pemilihan
memiliki kandungan sebagai berikut air
pelarut etanol sebagai pelarut yang berpotensi
(66,3%), protein (1%), lemak (1%), karbohidrat
menghasilkan persen yield terbesar diantar
(16%), serat (6,4%), dan mineral (4,2%).
pelarut heksana dan air karena etanol
Kandungan mineral utama per 100 gram daun
merupakan pelarut yang dapat digunakan dalam
adalah kalsium (810 mg), fospor (600 mg) dan
mengekstraksi bahan kering, daun – daunan,
besi (2,1 mg). Kandungan vitaminnya adalah
batang, dan akar (Handayani, 2010).
karoten (12.600 i.u.), asam nikotinat (2,3 mg),
Pada hasil akhir ekstraksi diharapkan
dan vitamin C (4 mg). Sedangkan komponen
memperoleh persen yield yang lebih besar
minyak atsiri yang terdapat pada daun salam
dengan menggunakan pelarut etanol, karena
India dilaporkan terdapat 34 jenis, di antaranya
etanol merupakan pelarut yang ekonomis dan
α-pinena (51,7%), β-phellandrena (24,4%),
dapat digunakan untuk ekstraksi makanan
sabinena (10,5%), β-pinena (9,8%), β-
seperti daun daun salam India
caryophyllene (5,5%), limonena (5,4%), bornyl
acetate (1,8%), terpinen-4-ol (1,3%), γ-

Teknik Kimia No. 2, Vol. 20, April 2014 Page | 2


terpinena (1,2%) dan α-humulena. Serta tidak terdegradasi baik bentuknya, maupun
memiliki kandungan alkaloid warna daun.
diantaranya mahanimbina,girinimbina, dan dua Proses Ekstraksi padat-cair
karbazol alkaloid baru isomahanimbina dan
Adapun langkah - langkah proses
koenimbidina dari daun dan akar (Wikipedia,
ekstraksi padat-cair sebagai berikut :
2013). Chowdhury seorang peneliti melaporkan
bahwa daun salam India ketika dilakukan 1) Rangkai peralatan tiga buah sokhlet
proses distilasi menunjukkan kadar minyak lengkap dengan hot plate sebagai
atsiri sebanyak 0,5 % (Mohd, 2009). Berikut pemanasnya hingga siap untuk dipakai.
komposisi daun salam India yang tercantum Pada penelitian ini menggunakan sokhlet
pada tabel 1. 750 ml dengan labu didih 500 ml.
Tabel 1. Komposisi Daun Salam India 2) Timbang daun salam India yang sudah
dalam bentuk bubuk/powder sebanyak 10
Komposisi Kadar gram sebanyak 3 sampel untuk ketiga jenis
Protein 6.1 % pelarut (etanol, heksana, dan air) dan 3
Lemak (ekstrak Eter) 1,0 % gram sebanyak 3 sampel untuk ketiga jenis
Karbonhidrat 18.7 % konsentrasi etanol (40 %, 70 %, dan 90 %)
dengan menggunakan neraca
Serat 6.4 %
analitis/timbangan.
Mineral Matter 4,2 % 3) Daun salam India dalam bentuk
Kalsium 810 mg/100 gr bubuk/powder yang telah ditimbang dan
Fospor 600 mg/100 gr dibungkus dengan kertas saring kemudian
Besi 3,1 mg/100 gr diikat dengan menggunakan benang agar
Karoten ( Vitamin A) 12.600 IU/100 gr sampel tidak tumpah. Ukuran bungkusan
Asam Nikotinat 2.3 mg/100 gr sampel perlu diperhatikan agar sesuai
dengan ukuran sokhlet.
Vitamin C 4 mg/100gr
4) Timbang berat bungkusan sampel dengan
Thiamine dan Riboflavin - menggunakan neraca analitis/timbangan.
(Sumber : Mohd, 2009) 5) Masukkan ketiga bungkusan sampel ke
dalam sokhlet, setelah itu masukkan ketiga
2. METODOLOGI PENELITIAN
jenis pelarut masing – masing sebanyak
Alat yang digunakan :
300 ml melalui bagian atas sokhlet.
Rangkaian alat ekstraksi (sokhlet extractor) tiga 6) Untuk ketiga jenis konsentrasi etanol
buah, blender, oven, gelas ukur, beker gelas, masukkan ketiga bungkusan sampel ke
labu didih leher dua, kertas saring, corong dalam sokhlet, setelah itu masukkan etanol
pemisah, stopwatch, thermometer, neraca (40 %, 70 %, 90 %) sebanyak 250 ml
analitik, batang pengaduk, ayakan, piring, melalui bagian atas sokhlet.
kapas, dan batu didih. 7) Nyalakan air keran untuk terjadi proses
kondensasi.
Bahan yang digunakan : 8) Nyalakan hot plate dan atur temperatur
pada 80 0C.
Daun salam India yang sudah dihaluskan dalam 9) Amati berapa siklus dan bagaimana
bentuk bubuk, etanol, heksana, dan air. perubahan yang terjadi hingga pelarut
Persiapan Bahan Baku : menjadi bening kembali.

Pada tahap preparasi bahan baku, hal Proses Destilasi


yang pertama dilakukan adalah daun salam Proses destilasi merupakan proses
India dikeringkan di dalam oven pada suhu lanjutan dari proses ektraksi dengan tujuan
konstan 40 0C selama 7 hari hingga benar – untuk memisahkan ektrak daun salam India dari
benar kering, kemudian daun yang telah kering pelarutnya. Pada proses pemisahan ini
dihaluskan dengan menggunakan blender digunakan seperangkat alat destilasi untuk
hingga daun menjadi bentuk bubuk/powder. menguapkan pelarut. Ekstrak daun yang masih
Tujuan utama dalam pengeringan daun ini bercampur dengan pelarut dimasukkan ke dalam
adalah untuk mengurangi kandungan air dalam labu didih dan kemudian dididihkan diatas
daun salam India dan mempermudah proses temperatur pelarut, sehingga yang menguap
penghalusan, selain itu proses pengeringan benar – benar pelarut bukan ektrak daun salam
dijaga dengan suhu konstan 40 0C agar daun India. Pelarut yang telah menguap kemudian di

Teknik Kimia No. 2, Vol. 20, April 2014 Page | 3


kondensasikan dengan bantuan air. Setelah tidaknya terbakar dan pengaruh terhadap
volume pelarut tidak bertambah di dalam pipa peralatan ektraksi.
sokhelet hentikan proses pemisahan secara Pada proses ekstraksi diperoleh %yield
destilasi ini, sehingga hasil yang didapatkan di yang berbeda-beda, jenis pelarut dan siklus
dalam labu didih merupakan residu daun salam ekstraksi mempengaruhi % yield yang didapat.
India yang akan di keringkan di dalam oven dan Ekstraksi dengan pelarut etanol memberikan
kemudian ditimbang berat residu untuk yield sebesar 5 – 22 %. Nilai %yield tersebut
menghitung % yield. apabila dibandingkan dengan ekstraksi
menggunakan pelarut heksana dan air
Prosedur Analisa : Perhitungan Yield
menghasilkan % yield sebesar 3 – 18 % untuk
1) Hasil ekstraksi berupa sisa residu pada labu
heksana dan untuk pelarut air sebesar 2 – 9 %.
didih kemudian dikeringkan dengan
menggunakan oven pada suhu 80oC selama Dari gambar 1. dapat dilihat bahwa
1 jam. ekstraksi dengan pelarut etanol memberikan
2) Menimbang berat hulls. hasil terbaik, terutama pada siklus ketiga yaitu
3) Menimbang berat residu setelah ekstraksi. memberikan nilai persen yield sebesar 22 %.
4) Persen yielddihitung dengan menggunakan Pelarut etanol digunakan dalam mengekstrak
persamaan : daun salam India, dikarenakan etanol
merupakan pelarut yang baik diantara kedua
( )
pelarut yang digunakan dalam penelitian ini
yaitu air dan heksana. Pelarut etanol memiliki
3. HASIL DAN PEMBAHASAN polaritas yang tinggi sehingga dapat
Pemilihan metode ekstraksi yang menghasilkan persen yield lebih banyak
dilakukan dalam mengetahui persen yield daun dibandingkan menggunakan pelarut lainnya.
salam India adalah metode eksktraksi padat-cair Etanol juga mempunyai titik didih yang rendah
atau yang disebut dengan leaching karena dan cenderung aman, tidak beracun dan tidak
ektraksi padat-cair atau leaching merupakan berbahaya. Pelarut etanol memiliki dua sisi
proses pemisahan berdasarkan perbedaan yang terdiri dari gugus -OH yang bersifat polar
kemampuan larutnya komponen yang ada dalam dan gugus CH2CH3 yang bersifat non polar,
campuran. sifat non polar inilah yang membuat etanol
mampu mengekstrak kandungan minyak atsiri,
dan alkaloid di dalam daun salam India secara
optimal. Penggunaan pelarut heksana pada
penelitian ini memperlihatkan hasil ekstraksi
berwarna hijau tua, pertimbangan peneliti untuk
tidak menggunakan pelarut heksana selanjutnya
disebabkan heksana menimbulkan efek negatif
berupa penyakit dan pencemaran udara karena
sifat heksana yang beracun bila dikonsumsi.
Selain itu, pelarut heksana merupakan materi
yang mudah terbakar dan memiliki
biodegradibilitas yang rendah. Selanjutnya
penggunaan air sebagai pelarut, dalam
penelitian ini hasil ekstraksi dengan
Gambar 1. Pengaruh Siklus Ekstraksi Terhadap menggunakan pelarut air menunjukkan warna
% Yield (Pelarut Etanol, Heksana, Air) coklat kekuning – kuningan, warna tersebut
merubah warna daun yang disebabkan oleh
Pemilihan pelarut merupakan salah degradasi akibat suhu tinggi. Selain itu
satu faktor yang menentukan keberhasilan penggunaan pelarut air tidak efisien dari segi
proses ektraksi, pengunaan pelarut etanol pada waktu, karena dari siklus ekstraksi yang
ektraksi ini akan memperlihatkan perubahan berlangsung membutuhkan waktu yang lama.
warna yang tidak merusak komponen dari daun,
terbukti dengan melarutkan etanol dalam Selain jenis pelarut sebagai variabel
ektraksi daun salam India warnanya tidak dalam proses ektraksi pada penelitian ini,
berubah atau tetap berwarna hijau daun. Dalam digunakan juga konsentrasi pelarut etanol
pemilihan jenis pelarut faktor yang perlu sebagai variabel karena etanol merupakan
diperhatikan antara lain adalah daya melarutkan pelarut yang dipilih dalam mengekstrak daun
senyawa – senyawa yang terdapat di dalam salam India, oleh karena itu dilakukan ektraksi
daun salam India, titik didih, sifat racun, mudah

Teknik Kimia No. 2, Vol. 20, April 2014 Page | 4


dengan konsentrasi etanol 40 %, 70 % dan 90 ini, konsentrasi etanol yang paling optimal pada
%. ekstraksi daun salam India adalah 70 %,
dikarenakan etanol dengan konsentrasi 70%
sangat efektif dalam menghasilkan jumlah
bahan aktif yang optimal, dimana bahan
penganggu hanya skala kecil yang turut ke
dalam cairan pengekstraksi (Indraswari, 2008).
Selain daripada itu, etanol 70 % mudah
ditemukan dan memiliki harga yang lebih
ekonomis dibandingkan dengan etanol 90 %.

4. KESIMPULAN DAN SARAN


Berdasarkan hasil penelitian yang telah
Gambar 2. Pengaruh Konsentrasi Pelarut dilakukan, Ekstraksi terhadap Daun Salam India
Etanol Terhadap % Yield dengan menggunakan pelarut etanol, heksana,
Dari Gambar 2. dapat dilihat bahwa dan air maka dapat disimpulkan :
ekstraksi dengan pelarut etanol dengan 1) Dari ketiga jenis pelarut etanol, heksana
konsentrasi 90 % memberikan persentase yield dan air pelarut yang paling baik digunakan
paling besar dan menunjukkan bahwa pada adalah pelarut etanol, karena etanol dapat
konsentrasi etanol 40 % menghasilkan yield melarutkan kandungan alkaloid dari daun
sebesar 6,667 %, konsentrasi etanol 70 % salam India, aman digunakan sebagai
menghasilkan yield 16,66 %, konsentrasi pelarut makanan, ekonomis dan mudah
etanol 90 % menghasilkan yield sebesar 20 %. didapatkan.
Pada proses ektraksi dengan variabel 2) Dari ketiga pelarut etanol, heksana, dan air
konsentrasi etanol dan siklus ekstraksi dapat mengekstrak lebih banyak daun
didapatkan % yield yang berbeda – beda, salam India adalah pelarut etanol, yaitu
ditunjukkan bahwa pada konsentrasi etanol 40 sebesar 22 % (% yield).
% memberikan % yield sebesar 2,333 – 6,667 3) Semakin banyak siklus ekstraksi, maka
%, untuk konsentrasi etanol 70 % sebesar 8,333 efektivitas proses ekstraksi makin besar
– 16,66 % dan untuk konsentrasi etanol 90 % sehingga dapat menghasilkan % yield yang
sebesar 10,666 – 20 %. tinggi.
4) Konsentrasi optimal dari pelarut etanol
adalah 70 % .

DAFTAR PUSTAKA

Fachraniah, E. K. (2012). Ekstraksi Antioksidan


dari Daun Kari. Jurnal Reaksi (Journal
of Science and Technology) Politeknik
Negeri Lhokseumawe Volume 10:No.21 .
Firdaus, M. Y. (2012). Leaching. Retrieved
June 5, 2014, from
http://muhammadyusuffirdaus.wordpress.com/2
012/01/28/leaching/#respond.
Gambar 3.Pengaruh Siklus Ekstraksi dengan
Franestian, I. (2011). Pelarut Universal.
Konsentrasi Etanol Terhadap % Yield
Retrieved June 8, 2014, from
Dari gambar 3. dapat diketahui bahwa http://indscience.wordpress.com/pelarut-
ekstraksi dengan menggunakan konsentrasi universal/. .
etanol 90 % pada siklus ketiga menghasilkan Fransiska Ariyani, L. S. (2008). Ekstraksi
persen yield paling tinggi yaitu sebesar 20 %. Minyak Atsiri dari Tanaman Sereh
Hal ini dikarenakan semakin tinggi konsentrasi dengan Menggunakan Pelarut Metanol,
etanol maka akan semakin rendah tingkat Aseton, dan N-Heksana. Jurnal Teknik
kepolaran pelarut yang digunakan, yang pada UK. Widya Mandala , 124-133.
akhirnya dapat meningkatkan kemampuan Handayani, S. M. (2010). Ekstraksi Minyak
pelarut dalam mengekstrak kandungan minyak Daun Jeruk Purut (Citrus Hystrix D.C)
atsiri dan alkaloid yang juga bersifat kurang dengan Pelarut Etanol dan N-Heksana.
polar (Phaza, 2010). Namun dalam penelitian Jurnal Kompetensi Teknik Kimia

Teknik Kimia No. 2, Vol. 20, April 2014 Page | 5


Universitas Negeri Semarang Volume 2:
No.1 .
Indraswari, A. (2008). Optimasi Pembuatan
Ekstrak Daun Dewan Daru (Eugenia
Uniflora L.) Menggunakan Metode
Maserasi dengan Paramater Kadar
Total Senyawa Fenolik dan Flavonoid.
Surakarta: Tugas Akhir Teknik Kimia
Universitas Muhammadiyah Surakarta.
Mohd, Z. I. (2009). Extraction of Essential Oil
from Murraya Koenigii Leaves Using
Ultrasonic-Assisted Solvent Extraction
Method. Malaysia: Riset dan Penelitian
Universitas Pahang Malaysia.
Phaza, Ahmad Eka Ramadhan dan Haries
Aprival. (2010). Pengaruh Konsentrasi
Etanol, Suhu, dan Jumlah Stage pada
Ekstraksi Oleoresin Jahe (Zingiber
Officinale Rose) Secara Batch.
Semarang: Tugas Akhir Teknik Kimia
UNDIP.
Salsabila, A. d. (2013). Ekstraksi Padat Cair
Biji Karet dengan Pelarut Metanol,
Etanol, dan Heksana . Palembang:
Laporan Penelitian Teknik Kimia
UNSRI.
Tama, C. (2010). Ekstraksi. Retrieved June 6,
2014, from
http://candratama902.files.wordpress.co
m/2013/06/ekstraksi-candratama.pdf.
Treybal, R. E. (1981). Mass Transfer Operation
3 rd edition. Kogakusha, Japan: Mc
Graw Hill.
Wibawa, I. (2012). Ekstraksi Cair-Cair.
Retrieved June 6, 2014, from
http://indrawibawads.files.wordpress.co
m/2012/01/ekstraksi-cairindra-wibawa-
tkim-unila.pdf

Teknik Kimia No. 2, Vol. 20, April 2014 Page | 6

Anda mungkin juga menyukai