Anda di halaman 1dari 3

 

THE CHANGE OF BLOOD PRESSURE POST ADMINISTRATION OF PEHACAINE LOCAL ANESTHETIC BASED ON
THE BODY MASS INDEX

(Perubahan Tekanan Darah Setelah Pemberian Anastesi Lokal Pehacain Berdasarkan Indeks Masa
Tubuh)

Budi Yuwono*
Bagian Bedah Mulut Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Jember

ABSTRACT

Background: the use of Pehacaine local anesthetic in some people causes the change of blood pressure
leading to systemic complication that may disrupt medication. This study is aimed at observing blood pressure
change post Pehacaine local anesthetic based on the Body Mass Index. Methods: the study was conducted to the
patients of oral surgery at Dental Hospital Faculty of Dentistry Jember University that needed local anesthetic using
Pehacaine; epinephrine 1:80.000 2ml. The samples of study were the patients of extraction of lower jaws posterior
teeth using mandibular block local anesthetic technique. The numbers 40 of the patients was divided into 2 groups
based on Body Mass Index, normal and obese. The data resulted were subsequently tested using t-test. Results: it
showed that the administration of Pehacaine local anesthetic increased systole blood pressure significantly in the
samples of normal and obese Body Mass Index. Conclusion: the change of systole blood pressure in the sample of
obese Body Mass Index was greater than in the normal Body Mass Index.

Key words: blood pressure, local anesthetic, body mass index

Korespondensi (Correspondence): Budi Yuwono. Bagian Bedah Mulut Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Jember.
Jl. Kalimantan37 Jember. Email: budiby99@yahoo.com

Tindakan anastesi lokal dibidang tekanan darah seseorang, sampai saat ini
kedokteran gigi seringkali menggunakan belum banyak laporan penelitian klinis
anastetikum yang mengandung tentang pengaruh tindakan anastesi lokal
vasokontriktor misalnya pehacain, bahan ini pada pasien usia lanjut dengan berat badan
dapat meningkatkan efektifitas dan efisiensi tertentu oleh karena itu perlu dibuktikan
kerja operator namun demikian melalui penelitian klinis tentang perubahan
penggunaannya bersifat selektif tidak semua tekanan darah pasien setelah anastesi lokal
pasien dapat menerima bahan ini karena dengan anastetikum pehacain berdasarkan
dapat menyebabkan komplikasi sistemik yang IMT.
serius misalnya terjadi perubahan tekanan
darah pasien baik sistole maupun diastole BAHAN DAN METODE
yang berakibat pusing, perdarahan, stroke
atau serangan jantung yang bisa Penelitian dilakukan pada pasien
menyebabkan kematian mendadak1. yang berobat di bagian Bedah Mulut di
Tekanan darah pada setiap manusia Rumah Sakit Gigi dan Mulut Fakultas
ukuranya berbeda-beda, banyak faktor resiko Kedokteran Gigi Universitas Jember yang
yang mempengaruhi perbedaan tekanan memerlukan tindakan Anastesi lokal dengan
darah pada manusia antara lain usia dan bahan Pehacain 2% (epineprin; 1:80.000) 2 ml.
berat badan. Peningkatan tekanan darah sejumlah 40 pasien laki-laki berusia minimal 30
baik faktor usia lanjut maupun kelebihan tahun sebagai sampel dibagi dua kelompok
berat badan atau obesitas diantaranya berdasarkan Indek Massa Tubuh (IMT)2;
dapat diakibatkan karena terjadi penebalan kelompok pertama sampel dengan IMT
pembuluh darah atau aterosklerosis yang normal dan kelompok kedua sampel dengan
dapat menyebabkan gangguan sistem IMT obesitas. Kedua kelompok dilakukan
kardiovaskuler. pengukuran tekanan darah 5 menit sebelum
Tindakan anastesi lokal pada pasien dan setelah dilakukan anastesi local blok
beresiko yaitu usia lanjut atau pasien Nervus mandibula. Data hasil pengukuran
kelebihan berat badan (obesitas) tekanan darah sebelum dan sesudah
berdasarkan Indek Masa Tubuh (IMT) diduga tindakan anastesi local tersebut di tabulasi
dapat memicu perubahan peningkatan dan dianalisis dengan paired t- test (p; 0.05)

 
Stomatognatic (J.K.G Unej) Vol. 9 No. 1 2012: 1-3

HASIL

Tabel 1. Rata-rata tekanan sistole dan tekanan diastole pada sampel dengan IMT obesitas dan
normal sebelum dan setelah pemberian anastesi local

IMT Tekanan Darah Rata-rata (mmHg)


Sistole pre local anastesi 122
IMT Diastole pre local anastesi 87
obesitas Sistole post local anastesi 133
Diastole post local anastesi 90
Sistole pre local anastesi 120
IMT Diastole pre local anastesi 85
Normal Sistole post local anastesi 130
Diastole post local anastesi 88

Tabel 2. Rata-rata Perubahan Tekanan Darah (Sistole dan Diastole) pada sampel dengan IMT
Obesitas dan normal

Tekanan Darah IMT Rata-Rata Perubahan tekanan


darah (mmHg)
Sistole Obesitas 11
Normal 8
Diastole Obesitas 3
Normal 3

PEMBAHASAN 1:80.000, dapat memicuh secara langsung


terjadinya peningkatan tekanan darah.
Banyak faktor yang dapat Mekanisme terjadinya peningkatan kerja
menyebabkan perubahan peningkatan jantung akibat larutan vasokonstriktor ini
tekanan darah setelah dilakukan anastesi disebabkan karena terjadi pengaktifan
lokal yang mengandung vasokonstriktor reseptor a1 yang dapat menyebabkan
antara lain stres, obesitas, rasa sakit dan usia. peningkatan influks kalsium ke dalam sel otot
Stres sering kali dijumpai pada pasien yang polos pembuluh darah dan jantung 7.
akan dilakukan pencabutan gigi, ketakutan Perangsangan organ jantung oleh epinefrin
yang berlebihan terhadap jarum suntik langsung pada jenis reseptor a1 dan β1.
maupun alat-alat pencabutan gigi membuat Perangsangan yang terjadi pada reseptor a1
seseorang menjadi cemas, emosional dan berhubungan dengan enzim fosfolipase C
gelisah, hal ini dapat memicuh perubahan (PLC) yang menyebabkan terjadinya hidrolisis
tekanan darah seseorang, hal ini disebabkan fosfatidil inositol difosfat (PIP2) menjadi inositol
kecemasan dapat mengakibat pelepasan trifosfat (IP3) dan diagliserol (DAG). (IP3) akan
chatecolamin, hal ini terbukti sebanyak 40% menstimulasi Ca2+ dari retikulum endoplasmic.
pasien hipertensi mengalami peningkatan Maka yang terjadi selanjutnya adalah
chatecolamin dalam plasma, sehingga konstraksi otot jantung yang akan
terjadi gangguan aktivitas simpatis3. mengakibatkan peningkatan kerja jantung
Faktor kedua pemicu peningkatan sehingga akan terlihat kenaikan pada
tekanan darah adalah obesitas, obesitas puncak tekanan sistole8.
meningkatkan resiko terjadinya penimbunan
plak pada dinding pembuluh darah yang KESIMPULAN
dapat menyebabkan trombosis dan
artheriosclerosis4, hal inilah yang dapat Terjadi perubahan tekanan darah
menyebabkan homeostasis kerja jantung sistole secara signifikan baik pada sampel
terganggu, hipertrofi jantung kronis sehingga dengan IMT obesitas maupun dengan IMT
curah jantung, isi sekuncup jantung, volume normal setelah pemberian anastesi lokal yang
darah dan tekanan darah cenderung naik4.5 mengandung vasokonstriktor (pehacain)
Faktor ketiga yang dapat (p<0.05), namun tidak ada perbedaan
memicuh perubahan tekanan darah perubahan tekanan darah sistole antara
seseorang adalah usia, pada usia lanjut sampel IMT obesitas dengan IMT normal.
sudah tampak adanya pengaruh pada sistem
kardiovaskular berupa penebalan pembuluh DAFTAR PUSTAKA
darah. Individu yang berusia lebih dari 40
tahun sering terjadi aterosklerosis yang dapat 1. Cawson, R. A,; R.G Spector; A.M.
memicu perubahan tekanan darah dan Skelly. Basic Pharmacology and
sering terjadi pada individu laki-laki6. Clinical Drug Use in Dentistry 6th
Faktor keempat adalah Edition. 1995. London: Churchill
penggunaan bahan anastesi lokal Pehacain Livingstone.
yang mengandung vasokonstriktor epineprin

 
The Change of Blood Pressure Post Administration ….. (Budi Y)
 

2. Bray, G. A. “ Obesity “ dalam OBBY_KURNIAWAN-G2A003147.pdf


Prevention of Coronary Heart [13 Juli 2011]
Disease, Practical Management of
The Risk Factor. 1983. Philadelphia: 5. Kaplan & Stamler. Pencegahan
W. B. Saunders F Company. Penyakit Jantung Koroner;
Penatalaksanaan Praktis Faktor-
3. Rahajoe, P. S. Pengelolaan Pasien Faktor Resiko. 1991. Jakarta: EGC
Hipertensi Untuk Perawatan di
Bidang Kedokteran Gigi. Majalah 6. Lubis DB. Pengantar Psikiatri Klinik.
Kedokteran Gigi. 2008.. 1993. Jakarta: Balai Penerbit FK UI.
http://isjd.pdii.lipi.go.id/admin/jurnal/
151087580.pdf [13 Juli 2011] 7. Katzung, B. G. & A. J. Trevor. Buku
Bantu Farmakologi. 1994. Jakarta:
4. Basha, A. Obesitas Pada Hipertensi EGC
Regulasi Sistem Kardiovaskular. Staf
bagian Kardiologi 1994. FKUI: 8. Guyton & Hall. Textbook of Medical
Jakarta. Physiology. 1996. Philadelphia: W. B.
http://eprints.undip.ac.id/13583/1/R Saunders Company.


 

Anda mungkin juga menyukai