Anda di halaman 1dari 20

Tugas Bagian 1 (UMUM)

1. Apa itu definisi Sehat ( MENURUT WHO) ?


Jawab:
Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mendefinisikan sehat adalah suatu keadaan yang
sempurna baik fisik, mental dan sosial tidak hanya bebas dari penyakit atau kelemahan.
Definisi WHO tentang sehat tersebut mempunyai karakteristik berikut yang dapat
meningkatkankonsep sehat yang positif yaitu, pertama, memperhatikan individu sebagai
sebuah sistem yang menyeluruh.Kedua, memandang sehat dengan mengidentifikasi
lingkungan internal dan eksternal. Serta yang ketiga, penghargaan terhadap pentingnya peran
individu dalam hidup. Dan definisi sehat menurut WHO tersebut, terdapat empat komponen
penting yang merupakan satu kesatuan dalam definisi sehat yaitu:
1) Sehat Jasmani
Sehat jasmani merupakan komponen penting dalam arti sehat seutuhnya, berupa sosok
manusia yang berpenampilan kulit bersih, mata bersinar, rambut tersisir rapi, berpakaian
rapi, berotot, tidak gemuk, nafas tidak bau, selera makan baik, tidur nyenyak, gesit dan
seluruh fungsi fisiologi tubuh berjalan normal.
2) Sehat Mental
Sehat Mental dan sehat jasmani selalu dihubungkan satu sama lain dalam pepatah kuno
“Dalam jiwa yang sehat terdapat di dalam tubuh yang sehat “(Men Sana In Corpore
Sano)”.Atribut seorang insan yang memiliki mental yang sehat adalah sebagai berikut:
• Selalu merasa puas dengan apa yang ada pada dirinya, tidak pernah menyesal dan
kasihan terhadap dirinya, selalu gembira, santai dan menyenangkan serta tidak ada
tanda-tanda konflik kejiwaan.
• Dapat bergaul dengan baik dan dapat menerima kritik serta tidak mudah tersinggung
dan marah, selalu pengertian dan toleransi terhadap kebutuhan emosi orang lain.
• Dapat mengontrol diri dan tidak mudah emosi serta tidak mudah takut, cemburu, benci
serta menghadapi dan dapat menyelesaikan masalah secara cerdik dan bijaksana.
3) Kesejahteraan Sosial
Batasan kesejahteraan sosial yang ada di setiap tempat atau negara sulit diukur dan sangat
tergantung pada kultur, kebudayaan dan tingkat kemakmuran masyarakat setempat. Dalam
arti yang lebih hakiki, kesejahteraan sosial adalah suasana kehidupan berupa perasaan
aman damai dan sejahtera, cukup pangan, sandang dan papan. Dalam kehidupan
masyarakat yang sejahtera, masyarakat hidup tertib dan selalu menghargai kepentingan
orang lain serta masyarakat umum.
4) Sehat Spiritual
Spiritual merupakan komponen tambahan pada definisi sehat oleh WHO dan memiliki arti
penting dalam kehidupan sehari-hari masyarakat. Setiap individu perlu mendapat
pendidikan formal maupun informal, kesempatan untuk berlibur, mendengar alunan lagu
dan musik, siraman rohani seperti ceramah agama dan lainnya agar terjadi keseimbangan
jiwa yang dinamis dan tidak monoton.
Keempat komponen ini dikenal sebagai sehat positif atau disebut sebagai “Positive Health”
karena lebih realistis dibandingkan dengan definisi WHO yang hanya bersifat idealistik
semata-mata.
2. Sebutkan Definisi Kesehatan (menurut : Winslow) ?
Jawab:
Definisi kesehatan menurut: winslow
Ilmu Public Health Menurut Winslow (1920) adalah ilmu atau seni yang bertujuan untuk
mencegah penyakit, memperpanjang umur, dan meningkatkan efisiensi hidup masyarakat
melalui upaya kelompok-kelompok masyarakat yang terkoordinasi, untuk:
 Perbaikan kesehatan lingkungan,
 Mencegah dan memberantas penyakit menular,
 Melakukan pendidikan kesehatan untuk masyarakat/perorangan,
 Serta pengorganisasian pelayanan-pelayanan medis dan perawatan untuk diagnosis dini
dan pengobatan
Ilmu kesehatan masyarakat (public health) menurut profesor Winslow (Leavel & Clark, 1958)
adalah ilmu dan seni mencegah penyakit memperpanjang hidup, meningkatkan kesehatan fisik
dan mental, dan efisiensi melalui usaha masyarakat yang terorganisir untuk meningkatkan
sanitasi lingkungan, kontrol infeksi di masyarakat, pendidikan individu tentang kebersihan
perorangan, pengorganisasian pelayanan medis dan perawatan, untuk diagnosa dini, pencegahan
penyakit dan pengembangan aspek sosial, yang akan mendukung agar setiap orang di masyarakat
mempunyai standar kehidupan yang kuat untuk menjaga kesehatannya.
3. Apa yang disebut sebagai Agen ,Host dan Lingkungan ?
Jawab:
 Agen adalah merupakan semua unsur atau Elemen hidup maupun tidak hidup yang
kehadirannya atau ketidakhadirannya bila diikuti dengan kontak yang efektif dengan
pejamu (host) yang rentan dalam keadaan yang memungkinkan akan menjadi stimuli
untuk menyebabkan terjadinya proses penyakit.
 Host / Pejamu adalah semua faktor yang terdapat pada diri manusia yang dapat
mempengaruhi timbul dan menyebabkan penyakit. Faktor resikopenyebab sakit pada
manusia sendiri seperti umur, jenis kelamin, ras, genetik, pekerjaan, nutrisi, status
kekebalan, adat istiadat, gaya hidup, dan lain-lain.
 Lingkungan adalah segala sesuatu yang mengelilingi dan juga kondisi diluar manusia
atau hewan yang menyebabkan atau memungkinkan penularan penyakit. Merupakan
faktor ekstrinsik yang cukup penting dalam menentukan terjadinya proses interaksi antara
pejamu dengan unsur penyebab dalam proses terjadinya penyakit.
4. APA TUPOKSI dari PKR ?
Jawab:
Pusat Kesahatan Reproduksi (PKR) merupakan organisasi fungsional yang menyelenggarakan
upaya kesehatan dalam menanggulangi HIV/AIDS dan IMS dengan memberikan kepada
pelayanan untuk masyarakat luas dan populasi kunci di kota Jayapura (Bar, Panti Pijat, LSL,
Waria, PS Jalanan dan Lokalisasi. Pusat Kesehatan Reproduksi memiliki beberapa program
prioritas yang merujuk pada Perda Kota Nomor 16 Tahun 2011 tentang pencegahan dan
penanggulangan IMS/HIV-AIDS sekota Jayapura. Program dan Kegiatan utama pada PKR
adalah sebagai berikut;
a. Dalam Gedung
1) Pelayanan pemeriksaan HIV-AIDS
a) Pengambilan sampel darah
b) Pemeriksaan sampel darah
c) Pemeriksaan CD4
d) Konseling Pra Tes
e) Konseling Post Tes
f) Konseling Penggunaan Kondom
2) Pelayanan pemeriksaan IMS
a) Pemeriksaan/pengambilan sampel pada vagina, urether (pada laki-laki),
dan anal
b) Pemeriksaan Syphilis
c) Pemeriksaan titer
d) Konseling penggunaan kondom
3) Pelayanan kesehatan reproduksi remaja
a) Konseling kesehatan reproduksi
b) Penyuluhan HIV/AIDS dan IMS
4) Upaya promosi kesehatan
a) Penyuluhan HIV/IMS kepada pasien sebelum pelayanan
b) Penyuluhan pemakaian kondom kepada pasien sebelum pelayanan
5) Terapi/pengobatan
b. Luar gedung
1) Pelayanan pemeriksaan HIV-AIDS
a) Pengambilan sampel darah
b) Pemeriksaan sampel darah
c) Pemeriksaan CD4
d) Konseling Pra Tes
e) Konseling Post Tes
f) Konseling Penggunaan Kondom
2) Pelayanan pemeriksaan IMS
a) Pemeriksaan/pengambilan sampel pada vagina, urether (pada laki-laki),
dan anal
b) Pemeriksaan Syphilis
c) Pemeriksaan titer
d) Konseling penggunaan kondom
3) Pelayanan kesehatan reproduksi remaja
a) Konseling kesehatan reproduksi di SMP dan SMU
b) Penyuluhan di sekolah—sekolah, gereja, masjid, dan kampus
c) Upaya promosi kesehatan
4) Upaya Promosi Kesehatan
a) Penyuluhan HIV/IMS di sekolah-sekolah (SMP dan SMU) dan Universitas
b) Penyuluhan HIV/IMS di remaja Gereja dan Masjid
c) Penyuluhan HIV/IMS di lingkungan TNI/POLRI
d) Penyuluhan HIV/IMS di Bar
e) Penyuluhan HIV/IMS di panti pijat
f) Penyuluhan HIV/IMS di salon
g) Terapi/pengobatan

6 .Uraikan Hubungan kerja dan organisasi Dinkes dengan PUSKESMAS !


Jawab:
Tugas Bagian 2 (PUSKESMAS)
1. Fungsi pemberdayaan masyarakat !
Jawab:
Selalu berupaya agar perorangan terutama pemuka masyarakat, keluarga dan masyarakat
termasuk dunia usaha memiliki kesadaran, kemauan dan kemampuan melayani diri
sendiri dan masyarakat untuk hidup sehat, berperan aktif dalam memperjuangkan
kepentingan kesehatan termasuk sumber pembiayaannya, serta ikut menetapkan,
menyelenggarakan dan pelaksanaan program kesehatan.
2. Fungsi pemberdayaan keluarga PEDULI KELUARGA !
Jawab:
Untuk memberikan kekuatan/dorongan sehingga membentuk interaksi transformatif
kepada keluarga. Berupaya memobilisasi keluarga agar mampu berperan dalam
pengambilan keputusan dan tindakan strategis. Memfasilitasi agar keluarga mengenal
masalah yang dihadapi, merencanakan dan melakukan pemecahan masalah dengan
memanfaatkan potensi keluarga sesuai kebutuhannya.
3. Pemberdayaan masyarakat di jelaskan !
Jawab:
4. Pusat pelayanan kesehatan strata pertama di jelaskan !
Jawab:
5. Kapan suatu tempat yankes disebut puskesmas (bandingkan dengan tempat yankes
lain) ?
Jawab:
Pusat Kesehatan Masyarakat yang selanjutnya disebut Puskesmas adalah fasilitas pelayanan
kesehatan yang menyelenggarakan upaya kesehatan masyarakat dan upaya kesehatan
perseorangan tingkat pertama, dengan lebih mengutamakan upaya promotif dan preventif, untuk
mencapai derajat kesehatan masyarakat yang setinggi tingginya di wilayah kerjanya. Adapun
pelayanan kesehatan yang terdapat di puskesmas, yakni:
a) Pelayanan promosi kesehatan :
Penyuluhan Kesehatan Masyarakat (PKM), Sosialisasi program kesehatan, survey Perilaku
Hidup Bersih dan Sehat (PHBS), penilaian strata posyandu
b) Pelayanan kesehatan lingkungan :
Pengawasan kesehatan lingkungan berupa SPAL (Saluran Pembuangan Air Limbah),
SAMI-JAGA (Sumber Air Minum-Jamban Keluarga), TTU (Tempat-tempat Umum),
institusi perkantoran, dan Survey Jentik Nyamuk (SJN).
c) Pelayanan Kesehatan Ibu, Anak dan Keluarga Berencana :
Antenatal Care (ANC), Postnatal Care (PNC), pertolongan persalinan, rujukan ibu hamil
resiko tinggi, pelaynan neonatus, kemtraaan dukun bersalin, Menajemen Terpadu Balita
Sakit (MTBS).
d) Pelayanan gizi:
Penimbangna bayi balita, pelacakan dan perawatan gizi buruk, stimulasi dan deteksi dini
tumbuh kembang anak, dan penyuluhan gizi.
e) Pelayanan pencegahan dan pengendalian penyakit:
Surveilens Terpadu Penyakit (STP), pelacakan kasus seperti TBC, kusta, DBD, malaria, flu
burung, Infeksi Saluran Pernapasan Akut (ISPA), diare, Infeksi Menular Seksual (IMS),
penyuluhan penyakit menular.
f) Pelayanan pengobatan :
Pengobatan dalam gedung: poli umum, poli gigi, apotek, Unit Gawat Darurat
(UGD),perwatan penyakit (rawat inap), pertolongan persalinan (kebidanan),
g) Pengobatan luar gedung: rujukan kasus dan pelayanan puskesmas keliling (pusling).
Kesehatan Reproduksi adalah bidang multi disiplin mengenai praktek dan penyelidikan yang
berkaitan dengan keadaan fisik mental dan kesejahteraan sosial dan bukan hanya ketidak
tiadaan penyakit atau kelemahan semata, dalam semua hal yang berkaitan dengan sistem
kesehatan reproduksi dan fungsi serta prosesnya. Pusat Kesehatan Reproduksi berusaha untuk
meninngkatkan status kesehatan Reproduksi Nasional dan global melalui penelitian,
pendidikan, dan layanan dari perspektif Kesehatan Masyarakat.

6. APA TUGAS POKOK PUSKESMAS


a. Promosi Kesehatan
1) Pengertian
Penyuluhan Kesehatan Masyarakat adalah upaya untuk memberikan pengalaman belajar
atau menciptakan kondisi bagi perorangan, kelompok dan masyarakat, dalam berbagai
tatanan, dengan membuka jalur komunikasi, menyediakan informasi, dan melakukan
edukasi, untuk meningkatkan pengetahuan, sikap dan prilaku, dengan melakukan advokasi,
pembinaan suasana dan gerakan pemberdayaan masyarakat untukmengenali,
menjaga/memelihara, meningkatkan dan melindungi kesehatannya.
2) Tujuan
Tercapainya perubahan prilaku individu, keluarga dan masyarakat dalam membina dan
memelihara prilaku sehat, serta berperan aktif dalam upaya mewujudkan derajat kesehatan
yang optimal.
3) Sasaran
a) Pelaksanaan posyandu dan Pembinaan kader
b) Penyuluhan Kesehatan
- Penyuluhan dalam gedung
- Penyuluhan luar gedung
Penyuluhan kelompok:
- Kelompok posyandu
- Penyuluhan masyarakat
- Anak sekolah
Penyuluhan perorangan: PHN
c) Perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS)
d) Advokasi program kesehatan dan program prioritas
e) Kampanye program prioritas antara lain: vitamin A, narkoba, P2M DBD, HIV, malaria,
diare
f) Promosi kesehatan tentang narkoba
g) Promosi tentang kepesertaan jamkesmas
h) Pembinaandana sehat/Jamkesmas

b. Kesehatan Lingkungan
1) Pengertian
Berdasarkan teori Blum, lingkungan merupakan salah satu faktor yang pengaruhnya
paling besar terhadap status kesehatan masyarakat di samping faktor pelayanan
kesehatan, faktor genetik dan faktor prilaku. Bahaya potensial terhadap kesehatan yang
diakibatkan oleh lingkungan dapat bersifat fisik, kimia maupun biologi.
Sejalan dengan kebijaksanaan’Paradigma Sehat’ yang mengutamakan upaya-upaya
yang bersifat promotif, preventif dan protektif. Maka upaya kesehatan lingkungan
sangat penting.
Semua kegiatan kesehatan lingkungan yang dilakukan oleh para staf Puskesmas akan
berhasil baik apabila masyarakat berperan serta dalam pelaksanaannya harus mengikut
sertakan masyarakat sejak perencanaan sampai pemeliharaan.
2) Tujuan
 Tujuan Umum
Kegiatan peningkatan kesehatan lingkungan bertujuan terwujudnya kualitas
lingkungan yang lebih sehat agar dapat melindungi masyarakat dari segala
kemungkinan resiko kejadian yang dapat menimbulkan gangguan dan bahaya
kesehatan menuju derajat kesehatan keluarga dan masyarakat yang lebih baik.
 Tujuan Khusus
1. Meningkatkan mutu lingkungan yang dapat menjamin masyarakat mencapai
derajat kesehatan yang optimal.
2. Terwujudnya pemberdayaan masyarakat dan keikut sertaan sektor lain yang
bersangkutan, serta bertanggung jawab atas upaya peningkatan dan pelestarian
lingkungan hidup.
3. Terlaksananya peraturan perundangan tentang penyehatan lingkungan dan
permukiman yang berlaku.
4. Terselenggaranya pendidikan kesehatan guna menunjang kegiatan dalam
peningkatan kesehatan lingkungan dan pemukiman.
5. Terlaksananya pengawasan secara teratur pada sarana sanitasi perumahan,
kelompok masyarakat, tempat pembuatan/penjualan makanan, perusahaan dan
tempat-tempat umum.
3)  Kegiatan
Kegiatan-kegiatan utama kesehatan lingkungan yang harus dilakukan Puskesmas
meliputi:
• Penyehatan air
• Penyehatan makanan dan minuman
• Pengawasan pembuangan kotoran mannusia
• Pengawasan dan pembuangan sampah dan limbah
• Penyehatan pemukiman
• Pengawasan sanitasi tempat umum
• Pengamanan polusi industri
• Pengamanan pestisida
• Klinik sanitasi

7. Bagaimana struktur organisasi di Puskesmas


8. BAGAIMANA MEMANTAU MUTU PELAYANAN GIZI DI PUSKESMAS ?
Hasil Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) tahun 2013, besaran masalah gizi pada
balita di Indonesia yaitu 19,6% gizi kurang, diantaranya 5,7% gizi buruk; gizi lebih
11,9%, stunting (pendek) 37,2%. Proporsi gemuk menurut kelompok umur, terdapat
angka tertinggi baik pada balita perempuan dan laki-laki pada periode umur 0-5 bulan
dan 6-11 bulan dibandingkan kelompok umur lain. Hal ini menunjukkan bahwa
sampai saat ini masih banyak masyarakat khususnya ibu balita yang mempunyai
persepsitidak benar terhadap balita gemuk. Data masalah Gangguan Akibat
Kekurangan Iodium (GAKI) berdasarkan hasil survei nasional tahun 2003 sebesar 11,1%
dan menurut hasil Riskesdas 2013, anemia pada ibu hamil sebesar 37,1%.
Jenis konseling gizi yang dapat dilaksanakan di Puskesmas antara lain konseling gizi
terkait penyakit dan faktor risikonya, konseling ASI, konseling Pemberian Makan Bayi
dan Anak (PMBA), konseling faktor risiko Penyakit Tidak Menular (PTM) dan konseling
bagi jemaah haji.
a) Asuhan Gizi adalah serangkaian kegiatan yang terorganisir/terstruktur untuk identifikasi
kebutuhan gizi dan penyediaan asuhan untuk memenuhi kebutuhan tersebut.
b) Dietetik adalah integrasi, aplikasi, dan komunikasi dari prinsip-prinsip keilmuan makanan,
gizi, sosial, bisnis, dan keilmuan dasar untuk mencapai dan mempertahankan status gizi
yang optimal secara individual melalui pengembangan, penyediaan dan pengelolaan
pelayanan gizi dan makanan di berbagai area/lingkungan/latar belakang praktek pelayanan.
c) Edukasi Gizi/Pendidikan Gizi adalah serangkaian kegiatan penyampaian pesan-pesan gizi
dan kesehatan yang direncanakan dan dilaksanakan untuk menanamkan dan meningkatkan
pengertian, sikap serta perilaku positif pasien/klien dan lingkungannya terhadap upaya
perbaikan gizi dan kesehatan.Penyuluhan gizi ditujukan untuk kelompok atau golongan
masyarakat masal dan target yang diharapkan adalah pemahaman perilaku aspek kesehatan
dalam kehidupan sehari-hari
d) Food model adalah bahan makanan atau makanan contoh yang terbuat dari bahan sintetis
atau asli yang diawetkan, dengan ukuran dan satuan tertentu sesuai dengan kebutuhan yang
digunakan untuk konseling gizi kepada pasien rawat inap maupun pengunjung rawat jalan.
e) Fasilitas Pelayanan Kesehatan adalah tempat yang digunakan untuk menyelenggarakan
upaya kesehatan.
f) Gizi Klinik adalah suatu ilmu yang mempelajari tentang hubungan antara makanan dan
kesehatan tubuh manusia termasuk mempelajari zat-zat gizi dan bagaimana dicerna, diserap,
digunakan, dimetabolisme, disimpan dan dikeluarkan dari tubuh
g) Kegiatan Spesifik adalah tindakan atau kegiatan yang dalam perencanaannya ditujukan
khusus untuk kelompok 1000 Hari Pertama Kehidupan (HPK).Kegiatan ini pada umumnya
dilakukan oleh sektor kesehatan seperti imunisasi,PMT Ibu Hamil dan balita, monitoring
pertumbuhan balita di Posyandu, suplemen Tablet Tambah Darah (TTD), promosi ASI
Ekslusif, MP-ASI, dsb.Kegiatan spesifik bersifat jangka pendek, hasilnya dapat dicatat
dalam waktu relatif pendek (Pedoman Perencanaan Program Gerakan Nasional Percepatan
Perbaikan Gizi dalam Rangka 1000 HPK).
h) Kegiatan Sensitif adalah berbagai kegiatan pembangunan di luar sektor kesehatan.
Sasarannya dalah masyarakat umum, tidak khusus untuk 1000 HPK. Namun apabila
direncanakan secara khusus dan terpadu dengan kegiatan spesifik dampaknya sensitif
terhadap proses keselamatan proses pertumbuhan dan perkembangan 1000 HPK
i) Konseling Gizi adalah serangkaian kegiatan sebagai proses komunikasi dua arah yang
dilaksanakan oleh tenaga gizi puskesmas untuk menanamkan dan meningkatkan pengertian,
sikap, dan perilaku pasien dalam mengenali dan mengatasi masalah gizi sehingga pasien
dapat memutuskan apa yang akan dilakukannya.
j) Mutu Pelayanan Gizi adalah suatu kondisi dinamis yang berhubungan dengan pelayanan gizi
sesuai dengan standar dan memuaskan, baik kualitas dari petugas maupun sarana serta
prasarana untuk kepentingan pasien/klien
k) Nutrisionis adalah seseorang yang diberi tugas, tanggung jawab dan wewenang secara penuh
oleh pejabat berwenang untuk melakukan kegiatan teknis  fungsional di bidang pelayanan
gizi, makanan dan dietetik, baik di masyarakat maupun Puskesmas dan unit pelaksana
kesehatan lainnya, berpendidikan dasar Akademi Gizi/Diploma III Gizi
l) Nutrisionist Registered (NR) adalah tenaga gizi Sarjana Terapan Gizi dan Sarjana Gizi yang
telah lulus uji kompetensi dan teregistrasi sesuai ketentuan peraturan perundang-undangan.
m)Pasien/Klien, adalah pengunjung Puskesmas/tenaga kesehatan, baik rawat inap/rawat jalan
yang memerlukan pelayanan baik pelayanan kesehatan dan atau gizi.
n) Pasien Berisiko Malnutrisi adalah pasien dengan status gizi gizi buruk, gizi kurang, atau gizi
lebih, mengalami penurunan asupan makan, penurunan berat badan, dll.
o) Pasien Kondisi Khusus adalah pasien ibu hamil, ibu menyusui, lansia, pasien dengan
Penyakit Tidak Menular (PTM) seperti diabetes mellitus, hipertensi, hiperlipidemia,
penyakit ginjal, dll
p) Pelayanan Gizi adalah upaya memperbaiki gizi, makanan, dietetik pada masyarakat,
kelompok, individu atau klien yang merupakan suatu rangkaian kegiatan yang meliputi
pengumpulan, pengolahan, analisis, simpulan, anjuran, implementasi dan evaluasi gizi,
makanan dan dietetik dalam rangka mencapai status kesehatan optimal dalam kondisi sehat
atau sakit diselenggarakan baik di dalam dan di luar gedung
q) Pelayanan Gizi Di Puskesmas adalah kegiatan pelayanan gizi mulai dari upaya promotif,
preventif, kuratif, dan rehabilitatif yang dilakukan di wilayah kerja Puskesmas.
9. BAGAIMANAN MEMANTAU MUTU PELAYANAN P2M DI PUSKESMAS
Di berbagai negara masalah penyakit menular dan kualitas lingkungan yang berdampak
terhadap kesehatan masih menjadi isu sentral yang ditangani oleh pemerintah bersama
masyarakat sebagai bagian dari misi Peningkatan Kesejahteraan Rakyatnya. Faktor lingkungan
dan perilaku masih menjadi risiko utama dalam penularan dan penyebaran penyakit menular,
baik karena kualitas lingkungan, masalah sarana sanitasi dasar maupun akibat pencemaran
lingkungan. Sehingga insidens dan prevalensi penyakit menular yang berbasis lingkungan di
Indonesia relatif masih sangat tinggi.
Pembangunan kesehatan merupakan bagian integral dan terpenting dari pembangunan
nasional. Pembangunan kesehatan bertujuan untuk meningkatkan kesadaran, kemauan dan
kemampuan hidup sehat bagi setiap orang agar terwujud derajat kesehatan masyarakat yang
setinggi-tingginya. Keberhasilan pembangunan kesehatan sangat berperan penting dalam
meningkatkan mutu dan daya saing Sumber Daya Manusia Indonesia.
Evaluasi Program Pemberantasan Penyakit Menular (P2M)
Berkaitan dengan penanggulangan penyakit menular, maka Dinas Kesehatan bertugas
mengembangkan segala potensi yang ada untuk menjalin kemitraan dan kerja sama semua pihak
yang terkait serta memfasilitasi Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota dalam pelaksanaan
manajemen program yang meliputi: perencanaan, pelaksanaan, monitoring dan evaluasi serta
mengupayakan sumber daya(dana, tenaga, sarana dan prasarana).
Selain itu dalam mengatasi hambatan yang dihadapi dan dengan menyesuaikan tugas pokok
dan fungsi serta uraian kegiatan program P2M, maka strategi operasional yang dilakukan dalam
penanggulangan pemberantasanpenyakit menular diantaranya melalui:
1) Pemantapan kelembagaan unit pelayanan kesehatan baik pemerintah maupun swasta dalam
penanggulangan penyakit menular  dengan strategi DOTS;
2) Peningkatan mutu pelayanan di semua unit pelayanan kesehatan baik pemerintah maupun
swasta;
3) Penggalangan kemitraan dengan organisasi profesi, lintas sektoral,  Lembaga Swadaya
Masyarakat (LSM), institusi pendidikan, dan lain-lain;
4) Pemberdayaan masyarakat dalam rangka mendorong kemandiriannya untuk mengatasi
masalah TBC;
5) Penelitian dan pengembangan melalui penelitian lapangan atau kerja sama dengan institusi
pendidikan, LSM, organisasi profesi dan lain-lain dalam upaya penanggulangan penyakit
menular.
Sedangkan kegiatan yang dilakukan program P2M di Dinas Kesehatan Propinsi adalah:
1) Meningkatkan upaya penemuan penderita di RS;
2) Meningkatkan peran PKD dalam penemuan tersangka penderita;
3) Meningkatkan upaya penemuan penderita melalui pesantren;
4) Meningkatkan penemuan penderita di tempat kerja;
5) Meningkatkan peran Lapas dalam penemuan penderita; Meningkatkan peran serta PKK,
Muhammadiyah/ Aisyiah/ Fatayat/ NU dan
6)  Meningkatkan petugas PTO dan pengelola Program TBC. Seksi Yang Terkait
Dengan Program P2M
Pada umumnya surveilans epidemiologi menghasilkan informasi epidemiologi yang akan
dimanfaatkan dalam:
1) Merumuskan perencanaan, pelaksanaan, pengendalian, pemantauan dan
evaluasi program pemberantasan penyakit serta programpeningkatan derajat kesehatan
masyarakat, baik pada upaya pemberantasan penyakit menular, penyakit tidak menular,
kesehatan lingkungan, perilaku kesehatan dan program kesehatan lainnya.
2) Melaksanakan sistem kewaspadaan dini kejadian luar biasa penyakit dan keracunan serta
bencana.
3) Merencanakan studi epidemiologi, penelitian dan pengembanganprogram Surveilans
epidemiologi juga dimanfaatkan di rumah sakit, misalnya surveilans epidemiologi infeksi
nosokomial, perencanaan di rumah sakit dsb.
Untuk mencapai tujuan tersebut, maka kegiatan surveilans epidemiologi dapat diarahkan
pada tujuan-tujuan yang lebih khusus, antara lain:
1) Untuk menentukan kelompok atau golongan populasi yang mempunyai resiko terbesar
untuk terserang penyakit, baik berdasarkan umur, jenis kelamin, pekerjaan, dan lain–lain
2) Untuk menentukan jenis dari agent (penyebab) penyakit dan karakteristiknya
3) Untuk menentukan reservoir dari infeksi
4) Untuk memastikan keadaan–keadaan yang menyebabkan bisa berlangsungnya transmisi
penyakit
5) Untuk mencatat kejadian penyakit secara keseluruhan
Memastikan sifat dasar dari wabah tersebut, sumber dan cara penularannya, distribusinya,
dsb.

10 . BAGAIMANA MEMANTAU MUTU PELAYANAN Kesehatan Ibu dan Anak di


Puskesmas ?

Agar pelaksanaan program KIA dapat berjalan lancar, aspek peningkatan mutu pelayanan
Program KIA tetap diharapkan menjadi kegiatan prioritas di tingkat Kabupaten/ Kota.
Peningkatan mutu Program KIA juga dinilai dari besarnya cakupan program di masing-masing
wilayah kerja.Untuk memantau cakupan pelayanan KIA tersebut dikembangkan Sistem PWS
KIA (Pemantau Wilayah Setempat Kesehatan Ibu dan Anak). Dengan diketahuinya lokasi rawan
kesehatan ibu dan anak, maka wilayah kerja tersebut dapat diperhatikan dan dicarikan
pemecahan masalahnya. Untuk memantau cakupan pelayanan KIA tersebut dekembangkan
sistem PWS KIA.
Dengan melakukan PWS KIA diharapkan:
a) Cakupan pelayanan dapat ditingkatkan dengan menjangkau seluruh sasaran di suatu
wilayah kerja.
b) Penyajian PWS KIA dapat dipakai sebagai alat advokasi, informasi dan komunikasi
kepada sektor terkait, khususnya aparat setempat yang berperan dalam pendataan dan
penggerakan sasaran.
c) PWS KIA dapat digunakan untuk memecahkan masalah teknis dan non teknis.
d) Hasil analisis PWS KIA di tingkat puskesmas dan kabupaten/kota dapat digunakan untuk
menentukan puskesmas dan desa/ kelurahan yang rawan. (Depkes, 2009)

Prinsip dan strategi pengelolaan program KIA


Pengelolaan program KIA pada prinsipnya bertujuan memantapkan dan meningkatkan
jangkauan serta mutu pelayanan KIA, secara efektif dan efisien. Pemantapan pelayanan
KIA dewasa ini diutamakan pada kegiatan pokok sebagai berikut:
a) Peningkatan pelayanan antenatal disemua fasilitas pelayanan dengan mutu yang baik
serta jangkauan yang setinggi-tingginya.
b) Peningkatan pertolongan persalinan yang lebih ditujukan kepada peningkatan
pertolongan oleh tenaga professional secara brangsur.
c) Peningkatan deteksi dini resiko tinggi ibu hamil, baik oleh tenaa kesehatan maupun
dimasyarakat oleh kader dan dukun bayi serta penanganan dan pengamatannya secara
terus-menerus. (Wijoyo, Djoko. 2008).
Indikator KIA
1) Pelayanan Antenatal (ANC)
a) Adalah pelayanan kesehatan oleh tenaga professional untuk ibu selama masa
kehamilannya, yang dilaksanakan sesuai dengan standar pelayanan antenatal yang
ditetapkan (Wijoyo, Djoko. 2008).
b) Tujuan asuhan kehamilan (antenatal care) adalah:
• Memantau kemajuan kehamilan untuk memastikan kesehatan ibu dan tumbuh
kembang bayi.
• Meningkatkan dan mempertahankan kesehatan fisik, mental dan sosial ibu dan bayi.
• Mengenali secara dini adanya ketidak normalan atau komplikasi yang mungkin
terjadi selama hamil, termasuk riwayat penyakit secara umum, kebidanan dan
pembedahan.
• Mempersiapkan persalinan cukup bulan, melahirkan dengan selamat, ibu maupun
bayinya dengan trauma seminimal mungkin.
• Mempersiapkan ibu agar masa nifas berjalan normal dengan trauma seminimal
mungkin.
• Mempersiapkan peran ibu dan keluarga dalam menerima kehamilan bayi agar dapat
tumbuh kembang secara normal. (Syafrudin. 2009).

2). Kunjungan KIA


Adalah kunjungan ibu hamil pertama kali pada masa kehamilan (Wijoyo, Djoko.
2008).
3). Kunjungan K4
Adalah kontak ibu hamil dengan tenaga kesehatan yang keempat atau lebih, untuk
mendapatkan pelayanan antenatal sesuai standar yang ditetapkan, dengan syarat:
 Minimal satu kali kontak pada triwulan I.
 Minimal satu kali kontak pada triwulan II.
 Minimal dua kali kontak pada triwulan III. (Wijoyo, Djoko. 2008)
4). Kunjungan Neonatal
Adalah kontak neonatal dengan tenaga kesehatan minimal dua kali untuk
mendapatkan pelayanan kesehatan dan pemeriksaan kesehatan neonatal, baik di dalam
gedung puskesmas maupun diluar gedung puskesmas (termasuk bidan di desa, polindes
dan kunjungan rumah). Kunjungan neonatal terdiri dari:
 KN 1 = kontak neonatal dengan tenaga profesinal pada umur 0-7 hari.
 KN 2 = kontak neonatal dengan tenaga professional pada umur 8-28 hari. (Wijoyo,
Djoko. 2008)
5). Cakupan Akses
Adalah persentasi ibu hamil disuatu wilayah, dalam kurun waktu tertentu, yang
pernah mendapat pelayanan antenatal sesuai standar paling sedikit 1x selama kehamilan
(Wijoyo, Djoko. 2008).
6). Sasaran Ibu Hamil
Adalah jumlah semua ibu hamil di suatu wilayah dalam kurun waktu satu tahun
(Wijoyo, Djoko. 2008).
7). Cakupan ibu hamil K4
Adalah presentase ibu hamil disuatu wilayah dalam kurun waktu tertentu yang
pernah mendapat pelayanan antenatal sesuai standart paling sedikit empat kali (Wijoyo,
Djoko. 2008).
8). Ibu Hamil Beresiko
Adalah ibu hamil yang mempunyai faktor resiko dan resiko tinggi kecuali
ibu hamil normal (Wijoyo, Djoko. 2008).
9). Cakupan Pertolongan Persalinan oleh Tenaga Kesehatan
a). Definisi : Persentase ibu bersalin disuatu wilayah dalam kurun waktu tertentu,
yangdi tolong persalinannya oleh tenaga kesehatan (Wijoyo, Djoko. 2008).
b). Upaya peningkatan mutu pelayanan
• Meningkatan kapasitas manajemen tenaga kesehatan terutama tenaga bidan
dalam Asuhan Persalinan Normal.
• Bidan desa harus proaktif dalam pelayanan kesehatan didesanya masing-masing.
• Menjalin kemitraan yang baik antara bidan dan dukun.

10). Cakupan Penjaringan Ibu Hamil Beresiko Oleh Masyarakat


Adalah persentase ibu hamil berisiko yang ditemukan oleh kader dan dukun bayi,
dan kemudian dirujuk ke puskesmas atau tenaga kesehatan dalam kurun waktu tertentu
(Syafrudin. 2009).
11). Cakupan Penjaringan Ibu Hamil Berisiko oleh Tenaga Kesehatan
Adalah persentase ibu hamil berisiko yang ditemukan baik oleh tenaga kesehatan
maupun oleh kader atau dukun bayi yang telah dipastikan oleh tenaga kesehatan, yang
kemudian ditinjak lanjuti (dipantau secara intensif dan ditangani sesuai kewenangan
dan/atau dirujuk ketingkat pelayanan yang lebih tinggi), dalam kurun waktu tertentu
(Syafrudin. 2009).
12). Penjaringan (deteksi) Dini Kehamilan Berisiko
Adalah menemukan ibu hamil berisiko yang dapat dilakukan oleh kader, dukun
bayi, dan tenaga kesehatan (Wijoyo, Djoko. 2008).

Tugas Bagian 3

Upaya Kesehatan Wajib Kegiatan Indikator Pelaksanaan


1. Promosi Kesehatan Promosi hidup bersih dan Tatanan sehat
sehat Perbaikan perilaku sehat
2. Kesehatan Penyehatan permukiman Cakupan air bersih
Lingkungan Cakupan sanitasi bersih
Cakupan jamban keluarga
Cakupan rumah sehat
3. Kesehatan Ibu Anak ANC, pertolongan Cakupan K1 – K4
persalinan, KB, Imunisasi Cakupan Imunisasi
4. Pemberantasan Malaria, ISPA, TB Cakupan kasus Malaria
Penyakit Menular Cakupan kasus ISPA
Cakupan kasus TB
5. Gizi Distribusi vit.A/Fe/cap yod Cakupan vit.A/Fe/cap yod
Promosi Gizi % gizi kurang/buruk
6. Pengobatan Jaga mutu: Tingkat kepatuhan
Provider Kepuasan pasien
Konsumen

Upaya Kesehatan Kegiatan Indikator Pelaksanaan


Pengembangan
Upaya kesehatan Lansia Memasyarakatkan perilaku Posyandu Lansia
sehat di usia lanjut
Upaya Kesehatan Sekolah UKS Jumlah sekolah dengan UKS
Upaya perawatan kesehatan Kunjungan rumah konseling Keluarga rawan yang
masyarakat dikunjungi

D . Pendidikan dan perilaku


1 Apa pentingnya pendidikan dalam Mendorong perubahan perilaku
PHBS perilaku hidup bersih dan sehat
2 Sebutkan dasar Hukum Pelaksanaan PHBS
3 Apa isi program PHBS

Anda mungkin juga menyukai