Anda di halaman 1dari 6

BAB 10

MISCELANOUS

1. EKG pada Gangguan Elektrolit


Hiperkalemia
Menurut Braun, dkk, diagnosis hiperkalemia dibuat apabila didapat gelombang T yang
tinggi, curam dan sempit. (Contoh gambar 10.1)

Gambar 10.1. Gambaran EKG pada hiperkalemia. Perhatikan tanda panah di atas, tampak
gelombang T yang tinggi, curam dan sempit dengan gelombang P sulit di identifikasi dan QRS
tampak mulai melebar pada semua sadapan.

Hipokalemia
Menurut Surawicz, dkk, diagnosis gambaran EKG pada hipokalemia ditegakkan apabila
didapatkan 3 kriteria berikut ini:
1. Depresi segmen ST ≥ 0,5 mm tipe upsloping
2. Amplitudo gelombang U > 1 mm
3. Amplitudo gelombang U lebih besar dari gelombang T
Diagnosis dibuat apabila hadir 2 kriteria diatas atau hadir 1 kriteria yaitu munculnya
gelombang U minimal pada 2 sadapan:

Gambar 10.2. Gambaran EKG pada hipokalemia. Tanda panah gambar di atas terdapat depresi
segmen ST tipe upsloping di semua sadapan dengan amplitudo gelombang U lebih tinggi dari
gelombang T.
63
64 |Kursus Elektrokardiografi (EKG)

Hiperkalsemia
Gambaran EKG pada hiperkalsemia berupa:
1. Pemendekan segmen ST.
2. Pemendekan interval QT
QT interval merupakan garis horizontal yang di ukur dari permulaan kompleks QRS
sampai akhir gelombang T. Lihat gambar berikut ini:

Gambar 10.3.Interval QT di ukur mulai permulaan kompleks QRS sampai dengan akhir
gelombang T.

Ada 2 kemungkinan kelainan pada interval QT, antara lain:


1. Interval QT memendek
2. Interval QT memanjang

Nilai normal interval QT dapat dilihat pada tabel berikut ini:

Tabel 10.1. Nilai normal interval QT


Denyut jantung Laki Perempuan
(x/menit) (detik) (detik)
45-65 < 0,47 < 0,48
66-100 < 0,41 < 0,43
>100 < 0,36 < 0,37

Penentuan interval QT sangat dipengaruhi oleh denyut jantung sehingga kita harus
menghafal nilai normal berdasarkan jenis kelamin dan denyut jantung. Untuk
memudahkan perhitungannya dan kita perlu menghafal denyut jantung pasien maka dapat
dipakai formula bazett seperti berikut ini:
QT
QTc=
√ R−R
Keterangan:
QTc : Corrected QT
OT : Jarak yang dihitung mulai kompleks QRS sampai akhir gelombang T
R-R : Jarak yang dihitung dari puncak R ke R
Miscelanous | 65

Nilai normal QTc adalah 0,35-0,44 detik, bila nilai QTc di atas 0,44 detik disebut QTc
memanjang dan bila nilai kurang dari 0,35 detik disebut QTc memendek.

Hipokalsemia
Gambaran EKG pada hipokalsemia:
1. Pemanjangan segmen ST.
2. Pemanjangan interval QT.

Gambar 10.4. Hipokalsemia pada wanita usia 44 tahun, kadar kalsium serum 6,0 mg/dl. Pada
gambar di atas terdapat pemanjangan interval QT dan segmen ST.

2. EKG pada Penyakit Jantung dan Paru


Efusi Pericardium
Gambaran EKG dapat ditemukan:
- Low-voltage QRS ( amplitudo QRS pada sadapan ekstremitas kurang dari 0,5 mV dan
amplitudo QRS pada sadapan prekordial kurang dari 1 mV)
- Gambaran electrical alternans (gelombang P, QRS atau T yang berubah-ubah.
(Gambar 10.5)
66 |Kursus Elektrokardiografi (EKG)

Gambar 10.5. Efusi Pericardium. Tampak pada rekaman EKG di atas gambaran electrical
alternans ( adanya kompleks QRS yang berubah-ubah). (Dikutip dari Braunwald E: Heart
Disease: A textbook of Cardiovascular Medicine, 5th ed., Philadelphia, WB Saunders, Elsevier
Science, 1997).
Perikarditis
Gambaran EKG dapat ditemukan:
a) Tahap 1
Elevasi segmen ST di semua sadapan kecuali aVR dapat bertahan beberapa hari
b) Tahap 2
Beberap hari kemudian, elevasi segmen ST kembali ke garis iso elektrik dan didapat
gelombang T inversi, datar atau normal.
c) Tahap 3
T inversi yang difus.
d) Tahap 4
Gelombang T normal kembali, ini dapat terjadi dari beberapa hari hingga beberapa
minggu. (Gambar 10.6)

Gambar 10.6. Perikarditis Akut. Tampak pada rekaman EKG, elevasi segmen ST yang difus.
(Dikutip dari Khan, M.G. Rapid interpretation ecg. 4 th ed. Humana press, Totowa new jersey,
2008)

Penyakit Paru Obstruksi Kronis (PPOK)


Gambaran EKG pada penyakit paru obstruksi kronis (PPOK) adalah
- Amplitudo gelombang P > 0,25 mV di II, III, aVF dengan inversi gelombang P di
aVL
- Aksis ke kanan (RAD)
- Low voltage di sadapan I, aVL, V5-V6
Miscelanous | 67

- Hipertropi ventrikel kanan atau RVH


- Zona transisi ke kanan (berada di V5)
- Gelombang R hilang di sadapan V1-V3 atau gambaran SV1, SV2, SV3 pattern.

Perhatikan gambar 10.7 berikut ini:

Gambar 10.7. Penyakit Paru Obstruksi Kronis (PPOK). Pada gambar diatas terdapat amplitudo
gelombang P > 0,25 mV di II, III, aVF dengan inversi gelombang P di aVL, low voltage
di sadapan I, aVL, V5-V6, zona transisi ke kanan (berada di V5) dan Gelombang R
hilang di sadapan V1-V3 atau gambaran SV1, SV2, SV3 pattern.

Emboli Paru Akut


Gambaran EKG dapat ditemukan:
- Gangguan aritmia misalnya sinus takikardi, fibrilasi atrium, kepak atrium atau atrial
flutter, takikardi atrium dan fibrilasi ventrikel.
- Inversi gelombang T yang simetris mulai V1-V3 atau V4 dan II,III, aVF
- Depresi segmen ST di sadapan I, II, V3-V6
- Pola S1Q3 atau S1Q3T3
- RBBB komplit atau inkomplit
- Gelombang Q patologis di V1, III dan aVF, tetapi tidak di sadapan II
- Pola QR di sadapan V1
- Elevasi segmen ST di sadapan III, V1-V2 atau V3 dan aVR
68 |Kursus Elektrokardiografi (EKG)

- Pembesaran atrium kanan atau RAE


- Aksis ke kanan atau RAD

Gambar 10.8. Emboli Paru Akut. Tampak pola S1Q3T3, terdapat S dalam di sadapan I, dan
gelombang Q patologis di III, inverse gelombang T di III. Dikutip dari Khan, M.G. Rapid
interpretation ecg. 4th ed. Humana press, Totowa new jersey, 2008)

Anda mungkin juga menyukai