Learning objektif :
Mahasiswa
mampu
membaca
dan
meninterpretasikan lembar hasil pembacaan EKG normal
dan abnormal
Cara kerja :
1 Mahasiswa membaca dan menginterpretasikan lembar EKG normal
(sinus rhytm)
2 Mahasiswa membaca dan menginterpretasikan lembar EKG
abnormal
3 Diskusi
1
a
b
c
2 Gelombang Q
a Deplesi ke bawah yang pertama dari kompleks QRS
b Gelombang Q menggambarkan awal dari fase depolarisasi ventrikel
c Ciri-ciri gelombang Q patologis :
1
Lebarnya sama atau lebih dari 0,04 detik (1mm)
2
Dalamnya lebih dari 25% ampitdo gelombang R.
d Kepentingan : Menunjukkan adanya nekrosis miokard (infark
miokard)
Ingat !!!: gelombang Q pada sadapan aVR adalah keadaan yang normal
1
ELEKTROKARDIOGRAFI BLOK 4.1 T.A 2014/2015
3 Gelombang R
a Adalah defleksi positif pertama dari kompleks QRS
b Menggambarkan fase depolarisasi ventrikel.
c Kepentingan :
1 Menandakan adanya hipertropi ventrikel
2 Menandakan adanya BBB
4 Gelombang S
a Adalah defleksi sesudah gelombang R
b Menggambarkan fase depolarisasi ventrikel
c Kompleks QRS menggambarkan seluruh fase depolarisasi ventrikel.
5 Gelombang T
a Menggambarkan fase repolarisasi ventrikel.
b Arah normal : sesuai dengan arah gelombang utama kompleks QRS
c Amplitudo normal :
kurang dari 10 mm di sadapan dada
kurang dari 5 mm di sadapan ekstremitas
minimum 1 mm.
d Kepentingan :
1
menandakan adanya iskemik/infark
2
menandakan adanya kelainan elektrolit
6 PR interval
PR interval adalah waktu konduksi yang dibutuhkan impuls dari nodus
SA keseluruh atrium, nodus AV, Bundle His dan cabang-cabangnya.
Normal antara 0,12 detik 0,20 detik.
7 ST segment
Antara akhir gelombang S (junction part) sampai awal dari gelombang
T. ST segment normal berada pada garis isoelektrik (base line), dan
menunjukkan permulaan repolarisasi ventrikel.
8 QRS kompleks
Ditulis dengan huruf kapital untuk menunjukkan tinggi amplitudo > 5
mm, jika amplitudo <5 maka ditulis dengan huruf kecil(qrs). Normal 0,06
0,10 detik, rata-rata 0,08 detik (2mm) amlitudo >5mm lead prekordial 10
mm.
9 QT interval
- Normal 0,36 detik pada HR = 70x/menit
2
ELEKTROKARDIOGRAFI BLOK 4.1 T.A 2014/2015
Rate (frekuensi)
Rhythm (irama)
Axis
Analisa
Tanda-tanda hipertrof dan iskemik/infark
1 Rate
- Normal
: 60-100 x/menit
- >100x/menit : (sinus) takikardia
- <60x/menit
: (sinus) bradikardia
- 140 250 x/menit
: takikardia abnormal
- 250 350 x/menit
: flutter
- >350 x/menit : fbrilasi
Untuk cara cepatnya frekuensi di hitung 300/jarak R-R dalam kotak
sedang.
Misalnya jarak R-R 4 kotak sedang, berarti frekuensinya adalah 300/4 = 75
x/menit.
3 Axis
Rata-rata arah gerakan gelombang depolarisasi melalui ventrikel yang
dilihat dari depan disebut axis/sumbu jantung. Hal ini berguna untuk
menentukan apakah axis jantung mempunyai arah normal atau tidak.3
3
ELEKTROKARDIOGRAFI BLOK 4.1 T.A 2014/2015
Cara praktis :
1 Tentukan jumlah aljabar dari amplitudo QRS di sadapan I dan aVF.
2 Tentukan di kuadran mana vektor QRS berada
3 Selanjutnya dengan menentukan di sadapan manakah terdapat
keadaan ekuipotensial, maka vektor sumbu QRS dapat
diperkirakan. ( Disebut ekuipotensial bila disadapan tersebut
jumlah aljabar amplitudo QR adalah nol)
Amplitudo di
I
aVF
Posit
if
Positif
Posit
if
Neg
atif
Neg
atif
Negatif
Positif
Negatif
Ekuipotens
ial di
Sumbu
III
+30
aVL
+60
+90
aVF
II
- 30
aVR
- 60
- 90
aVR
+120
II
+150
aVF
+180
aVL
- 120
III
- 150
Axis kompleks QRS yang normal terletak diantara -30 sampai +105. Axis
yang terletak lebih negative dari -30 disebut deviasi axis kiri (left axis
deviation = LAD), sebaliknya axis yang terletak lebih positif dari +105
disebut deviasi axis kanan (right axis deviation = RAD).
Pada bayi dan anak-anak , deviasi axis kanan adalah normal.
4
ELEKTROKARDIOGRAFI BLOK 4.1 T.A 2014/2015
4 Analisa EKG :
1 Quality check
Quality check
Tentukan terlebih dahulu EKG ini layak baca atau tidak!
Perhatikan point-point di bawah ini:
a
Kecepatan rekaman EKG 25mm/detik (atau 50mm/detik
bila perlu)
Pada umumnya rekaman EKG dicatat pada kecepatan 25
mm/detik pada kertas EKG yang mempunyai ukuran keatas 1
mm = 0,1 mV dan mendatar 1 mm = 0,04 detik.
Standardisasi EKG
a Harus ada tanda 1 mV = 10 mm pada permulaan lead.
b Yang ideal tanda 1 mV terdapat pada semua permulaan lead. Bila
gelombang R atau S sangat besar (>25-35mm) pakailah tanda
mV. Umpamanya , V5, V6; artinya rekaman V5 dan V6 memakai
patokan mV.
c
dan II
3 QRS kompleks
durasi waktu
Axis (mean QRS vector)
Kelainan gelombang Q R dan S
5 QT interval
QT diukur sejak bawal kompleks QRS sampai dengan akhir
gelombang T
QT interval bervariasi berdasarkan kecepatan denyut jantung,
dikoreksi dengan formula Bazett : QTc = QT/RR (QTc normal 440
msec)
Bila memanjang dapat disebabkan oleh pemberian obat-obatan
seperti antiaritmia, antipsikotik, antimikroba, antiemetik; gangguan
keseimbangan elektrolit, hipotiroid; hipotermia; AV blok derajat
tinggi.
4
5
6
7
R aVL > 13 mm
R aVF > 20 mm
R I + S III > 26 mm
Perubahan segmen ST dan Gelombang T :
Depresi segmen ST
Inversi T
anak
Infark Miokard
Ditandai tiga zona, yaitu :
a Zona nekrosis ditandai oleh gelombang Q patologis
pada elektoda yang berhadapan dengan daerah nekrosis.
b Zona perlukaan ditandai oleh deviasi segmen ST, pada
daerah infark ditemukan elevasi segmen ST yang cembung
keatas (conveks upward), pada daerah berlawanan
ditemukan depresi segmen ST.
c Zona iskemik ditandai oleh T terbalik yang berbentuk
kepala anak panah pada elektoda yang menghada
daerah iskemik.
Secara klinis dibagi dalam 3 fase :
1 Fase Hiperakut terlihat dalam beberapa jam permulaan suatu
serangan infark, sehingga sering lolos dari perhatian kita.
Ciri ciri EKG elevasi yang curam dari segmen ST, gelombang T
yang tinggi dan lebar
2 Fase berkembang penuh terlihat 1-2 hari kemudian
7
ELEKTROKARDIOGRAFI BLOK 4.1 T.A 2014/2015
LETAK INFARK
KELAINAN TAMPAK DI
I, aVL, V1-V6
Anteroseptal
V1-V4
Dinding lateral
I, aVL, V5-V6
Dinding inferior
Atrial Flutter
Pelepasan impuls dari fokus ektopik d atria yang cepat dan teratur (rate =
250 350 /menit)
Ciri ciri EKG gelombang P berbentuk seperti gigi gergaji yang teratur
( = saw tooth appearance) dan disebut gelombang F,
konduksi AV selalu disertai blok, konduksi intraventrikular
bisa normal atau aberrant.
Atrial Fibrilasi
Pelepasan impuls sangat cepat (>350 x/menit) dan tidak teratur sehingga
reaksi ventrikel juga sangat tidak teratur.
Ciri ciri EKG gelombang p sukar dilihat , hanya berupa getaran pada
garis dasar, konduksi AV
disertai blok, konduksi
intraventrikular bisa normal atau aberrant.
8
ELEKTROKARDIOGRAFI BLOK 4.1 T.A 2014/2015
Fibrilasi Ventrikel
Timbul pada stadium terminal dari gangguan fungsi jantung dan cepat
menyebabkan kematian.
Ciri ciri EKG terdapat defleksi yang sangat tidak teratur, kacau dengan
bentuk, tinggi, lebar yang berbeda-beda.
Sinus Bradikardi
9
ELEKTROKARDIOGRAFI BLOK 4.1 T.A 2014/2015
Sinus Takikardi
10
ELEKTROKARDIOGRAFI BLOK 4.1 T.A 2014/2015
QRS sempit
HR> 150x/m
Ventrikular Takikardi
11
ELEKTROKARDIOGRAFI BLOK 4.1 T.A 2014/2015
-QRS lebar
HR> 150x/m
ST Elevasi
RBBB
12
ELEKTROKARDIOGRAFI BLOK 4.1 T.A 2014/2015
LBBB
13
ELEKTROKARDIOGRAFI BLOK 4.1 T.A 2014/2015
RAD+RVH
LVH+ LAD
Axis Kiri
S di V1 + R di V5 > 35mm
Asystole
Atrial Fibrilasi
-Gelombang P tidak jelas hanya terlihat seperti garis datar yg tidak teratur
- Interval R-R tidak sama
-Bentuk QRS normal
15
ELEKTROKARDIOGRAFI BLOK 4.1 T.A 2014/2015
Atrial Flutter
NSTEMI
16
ELEKTROKARDIOGRAFI BLOK 4.1 T.A 2014/2015
STEMI
AV Blok derajat I
AV Blok derajat II
17
ELEKTROKARDIOGRAFI BLOK 4.1 T.A 2014/2015
Gelombang P tidak selalu diikuti oleh QRS, Blok 3: 1 3 gelombang P hanya diikuti
oleh 1 kompleks QRS
18
ELEKTROKARDIOGRAFI BLOK 4.1 T.A 2014/2015
19
ELEKTROKARDIOGRAFI BLOK 4.1 T.A 2014/2015
Referensi
:
1
20
ELEKTROKARDIOGRAFI BLOK 4.1 T.A 2014/2015
21
ELEKTROKARDIOGRAFI BLOK 4.1 T.A 2014/2015