EKG Normal
Gelombang P
Nilai normal :
Tinggi ≤ 0,3 mV
Interval PR
Nilai normal : lebar < 0,04 detik, dalam < 1/3 gelombang R. Jika dalamnya > 1/3
tinggi gelombang R berarti Q patologis.
Gelombang T
Gelombang U
Interval PR
Segmen ST
EKG normal
Cara menentukan frekwensi melalui gambaran EKG dapat dilakukan dengan 3 cara
yaitu :
a. 300 dibagi jumlah kotak besar antara R – R’
b. 1500 dibagi jumlah kotak kecil antara R – R’
c. Ambil EKG strip sepanjang 6 detik, hitung jumlah gelombang QRS dalam 6 detik tsb
kemudian dikalikan 10 atau ambil dalam 12 detik, kalikan 5
Dalam menentukan irama jantung urutan yang harus ditentukan adalah sebagai
berikut
Irama EKG yang normal implus (sumber listrik) berasal dari Nodus SA, maka
irmanya disebut dengan Irama Sinus (“Sinus Rhytem”)
Iramanya teratur
frekwensi jantung (HR) 60 – 100 x/menit
Gelombang P normal, setiap gelombang P selalu diikuti gel QRS, T
Gelombang QRS normal (0,06 – <0,12 detik)
PR interval normal (0,12-0,20 detik)
Kuncinya membaca EKG adalah menilai struktur dasar EKG normal secara
sistematis, melihat semua petunjuk, dan jangan mencontek hasil bacaan otomatis yang
juga keluar bersamaan dengan gambar rekaman EKG
Sadapan ekstremitas: (a) periksa aVR, lihat seluruh gelombang terbalik; (b)
gelombang EKG di aVL adalah cerminan gelombang EKG di aVR.
Sadapan dada (prekordial): perhatikan perubahan pola RS di V1 berubah
secara bertahap ke pola QR di V6.
1. Rate
Nilai normalnya antara 60-100 / menit. Lebih rendah dari ini bradikardia,
lebih tinggi takikardia. Gambar-gambar di bawah ini akan sangat membantu
kita dalam menghitung atau memperkirakan rate pada EKG.
1. Rhythm
Apakah irama sinus atau irama lain? Jika irama lain maka irama apa? Irama
paling baik dianalisis dengan melihat rekaman/strip irama. Pada EKG 12
sadapan ini biasanya terdapat rekaman 10 detik dari sadapan II.
Konfirmasikan temuan apa pun pada sadapan II ini dengan memeriksa
sadapan lainnya.
1. Axis
Axis dinilai dengan melihat gelombang R dan S pada lead II dan aVF. Cara
paling sederhana adalah mengingat gambar berikut ini.
Berikut beberapa contoh Axis EKG yang mungkin kita temukan.
Empat Gelombang EKG
1. Gelombang P
Sadapan II biasanya merupakan tempat terbaik untuk melihat morfologi
gelombang P. Amati morfologi gelombang-P. Misalnya, P pulmonal atau P
mitral.
2. Completes QRS
Lihat di SEMUA sadapan untuk mengetahui keberadaan gelombang Q. Amati
amplitudo QRS dan amati perkembangan QRS melalui sadapan
dada/prekordial.
3. Gelombang T
Lihat di SEMUA lead untuk gelombang T. Carilah inversi gelombang T,
konkordansi gelombang T atau ketidaksesuaian dengan QRS dan keberadaan
gelombang T.
4. Gelombang U
Apakah ada gelombang U atau tidak?
1. Interval PR
Interval PR biasanya antara 0,12-0,20 detik (3-5 kotak kecil). Interval PR yang
berkepanjangan atau berubah (terutama perpanjangan) menunjukkan blok jantung.
Interval PR yang lebih pendek bisa disebabkan oleh sindrom WPW atau LGL, atau
irama junctional.
4 Gelombang
EKG
Gelombang P ada tapi memuncak (p pulmonal)
Kompleks QRS tampak normal pada semua sadapan
tampak sangat tidak biasa, pola bifasik umumnya tersebar pada
Gelombang T
semua lead. Sulit dibedakan dari gelombang U…
Terdapat gelombang U. Ada juga diskordans gelombang T / U di
Gelombang U
V2.
Menampilkan 1 sampai 10 dari 16 entri
SebelumnyaSelanjutnya
Gelombang T: normalnya <5 mm pada lead ekstremitas atau <10 mm pada lead
prekordial. Curigai adanya infark akut bila ada tall-T (infark fase hiperakut) atau T
wave inverted (infark fase akut lanjutan).
2. Pembesaran Atrium
Pembesaran Atrium Kiri:
gelombang P tinggi > 2.5 mm di lead II, III, aVF, disebut P pulmonal
gelombang P bifasik di lead V1 dan dominan defleksi positif
3. Hipertrofi Ventrikel
Hipertrofi Ventrikel Kiri: tinggi gelombang R di aVL ≥ 11 mm, atau tinggi
gelombang R di V5 atau V6 > 27 mm, atau dalamnya gelombang S di V1 +
tinggi gelombang R di V5 atau V6 > 35 mm
Hipertrofi Ventrikel Kanan: deviasi aksis ke kanan, gelombang R tinggi
disertai depresi segment ST dan T terbalik di lead II, III, aVF, atau gelombang
R tinggi di lead V1, rasio R/S > 1 atau durasi R > 0.03 detik
5. Sindrom Long/Short QT
Long QT: interval Qtc (corrected QT) >0.44 dianggap abnormal
Short QT: interval Qtc (corrected QT) ≤ 0.30 dianggap abnormal
Derajat 2:
Tipe 1: interval PR semakin lama makin panjang sampai suatu saat ada P yang
tidak diikuti QRS. Pada tipe ini blok terjadi di nodus AV
Tipe 2: interval PR konstan namun tidak diikuti QRS. Pada tipe ini blok terjadi
pada berkas cabang
Derajat 3:
interval P-P konstan namun QRS jalan sendiri. Pada tipe ini tidak ada
hantaran sama sekali dari atrium ke ventrikel