Anda di halaman 1dari 43

Cara Membaca EKG: 7 Kriteria Interpretasi EKG

1. Frekwensi (Heart Rate)

N : 60- 100

Irama regular: [1500/ kotak kecil antara R-R] atau [300/ kotak sedang antara R-R]

Irama irreguler (selama 6 detik)

kompleks QRS (R R) X 10

Jika ireguler (aritmia), rekam lead II panjang

2. Irama (Rhythm)

Sinus rhythm : bila gelombang P selalu diikuti gelombang QRS-T

Sinus tachycardi : > 100

Sinus bradycardi : < 60 Aritmia

3. Gel.P (P wave)

Adalah : awal sampai dengan akhir gelombang P


N : lebar <0,11> ; tinggi <0,25>

Kepentingan:

o 1. aktivitas atrium

o 2. arah aktivitas atrium

o 3. pembesaran atrium

4. Jarak P QRS (PR Interval)

Adalah : awal gelombang P sampai dengan awal gelombang QRS

N : 0,12 - 0,20 detik

Kepentingan :

o 1. >0,20 : AV Block

o 2 <0,12 :

o 3. berubah-ubah : Wandering Pacemaker

5. Kompleks QRS
a. Lama / lebar (duration)
Adalah : awal sampai dengan akhir gelombang QRS

N : <0,10> detik

Kepentingan : adanya Bundle Branch Block

0,10 - 0,12 = Incomplete BBB

>0,12 = Complete BBB

b. Sumbu (Axis)

Lead I & AVF

N : (-30) sampai dengan (+110)

(-30) sampai dengan (-90) : LAD (Left Axis Deviation)

(+110) sampai dengan (+180) : RAD

(+180) sampai dengan (+270) / (-90) sd (-180) : extreme axis

c. Bentuk (Configuration)

(+) : I, II, aVF, V5, V6 ;

(-) : aVR, V1, V2


Bifasik : III, aVL, V3, V4

Kepentingan : Q patologis, RAD/LAD, RVH/LVH

6. Segmen S T (ST Segment)

Adalah: akhir gelombang QRS (J Point) sampai dengan awal gelombang QRS T

N : - 0,5 mm sd + 2,5 mm

Kepentingan : untuk mengetahui adanya kelainan otot jantung (ada tidaknya iskemia dan infark).

7. Gel T (T Wave)

Adalah: awal sd akhir gel. T

N : min 1 mm

Kepentingan: untuk mengetahui adanya kelainan otot jantung (iskemi/infark) ; dan kelainan elektrolit

Gelombang T (+) : I, II, aVF, V2-V6

Gelombang T (-) : aVR

Bifasik : lead III, aVL, V1


Category Archives: EKG

EKG Dasar
Okt 16

Posted by dr.Rozi Abdullah

EKG Dasar

EKG (Elektrokardiograf), tidak semua orang bisa membaca EKG. Begitu juga dokter. Banyak dokter umum yang
tidak bisa lancar membaca EKG. Untuk dapat membaca EKG, perlu diketahui dahulu bagaiman grafik EKG itu terbentuk.
Setidaknya, ilmu yang sangat dasar dari EKG perlu diketahui.
Beberapa catatan yang paling dasar yang mesti dipahami dahulu sebelum membaca EKG yaitu:
Grafik EKG dibentuk oleh gelombang listrik yang mengalir melalui serabut syaraf khusus yang ada pada jantung.

Listrik tersebut dibentuk oleh Nodus Sinuatria sebagai sumber primer dan nodus atrioventrikular sebagai
cadangan listrik sekunder. tetapi listrik jantung ini dapat pula dibentuk oleh bagian lain dari jantung.

Gelombang P dibentuk oleh aliran listrik yang berasal dari nodus SA di atrium sedangkan kompleks QRS terbentuk
oleh aliran listrik di ventrikel. sedangkan PR interval terbentuk ketika aliran listrik tersebut melewati bundle His.
gelombang T terbentuk ketika terjadi repolarisasi jantung.

Arah aliran listrik ini mengara


h ke apex jantung dan sejajar sumbu jantung (lihat gambar dibawah).

Setiap lead memandang aliran listrik jantung dari sudut pandang yang berbeda. Maka untuk mengatahui letak
kelainan, perlu diperhatikan lead mana yang mengalami kelainan dan dari sudut pandang mana lead tersebut
melihat jantung. lead dada melihat jantung dari sudut pandang horizontal, hal ini bisa dilihat dari tabel di bawah
ini:

Sadapan Dada Sudut Pandang


V1, V2 Lateral Kanan Jantung
V3,V4 Septum
V5,V6 Lateral Kiri Jantung
Lead ekstremitas melihat jantung secara vertikal. Hal ini bisa dijelaskan sebagai berikut:

Sebagai contoh: lead II melihat/mengintip jantung dari sudut pandang apex jantung.

Setiap aliran listrik tersebut menuju ke arah sudut pandang tempat melihat EKG, maka pada lead tersebut harus
positif. Sebagai contoh adalah lead II yang melihat jantung dari sudut pandang di sekitar apex. Maka normalnya
lead ini harus positif.

Karena otot jantung kiri lebih besar dari otot jantung kanan, maka yang terekam dominan pada EKG adalah bagian
jantung kiri.
INTERPRESTASI EKG
Contoh :
EKG: Irama sinus, reguler, HR:93 x/menit, Axis ke kiri, Gelombang P normal, PR interval < 0,2 detik, QRS
kompleks < 0,12 s, ST-T change (-), R di V5/6 + S di V1 < 35, R/S di V1 < 1.
Kesan; Normal EKG
Pola Interprestasi EKG :

1. Lihat apakah EKG tersebut berirama sinus atau tidak. Irama sinus memiliki ciri sebagai berikut:

o Berasal dari SA node

o Karena adanya gel P tapi belum tentu berasal dari SA node. Jadi anda harus bandingkan di dalam satu lead
harus mempunyai bentuk gel P yang sama.

o Selalu ada satu gelombang P yang diikuti oleh satu komplek QRS dan satu gelombang T

2. Lihat irama yang terbentuk. Apakah reguler atau aritmia/disritmia. Caranya adalah memperhatikan
gelombang R. Jarak antar gelombang R atau R-R harus sama. Atau jarak gelombang P/P-P harus sama untuk
sebuah EKG yang normal.

3. Lihat HR. Cara ini tidak perlu dijabarkan tersendiri karena setiap anak kedokteran pasti tahu menghitung HR pada
sebuah EKG.

4. Lihat Axis.

Perhatikan Gambar berikut:


Untuk menentukan axis caranya adalah:

Titik tengah merupakan titik 0.

Lihat lead I. Kurangi kotak untuk gelombang R dengan kotak untuk gelombang S jika hasilnya positif letakkan di
lead I mengarah ke lead I, jika negatif arahkan sebaliknya.

Dengan pola yang sama tarik garis pada lead aVF.

Hasil Cotangen dari lead tersebut adalah arah axis.

Batas Normal sumbu jantung berada antara -300 sampai +900. Jika lebih besar dari -300 maka deviasi ke kiri, dan
jika lebih besar dari +900 maka sumbu jantung deviasi ke kanan.

Contoh:
Interpretasi: axis ke kiri

Lihat gelombang P, adakah kelainan dari gelombang P. Lihat pula bentuknya apakah P mitral atau P pulmonal.
(kelainan akan dijabarkan tersendiri)

Hitung PR interval. Normalnya PR interval bernilai kurang dari 0,2 second. Jika PR interval memanjang curiga
sebagai suatu block jantung. (satu kotak kecil bernilai 0,04 second). Tentang tipe dari blok jantung akan dijabarkan
tersendiri)
Hitung dan lihat bentuk QRS kompleks. Adanya kelainan kompleks QRS menunjukkan adanya kelainan pada
ventrikel (bisa suatu block saraf jantung atau kelainan lainnya) karena komplek ini dibentuk oleh aliran listrik
jantung di daerah ventrikel. (Beberapa kelainan akan dijabarkan tersendiri)

Lihat apakah ada perubahan pada segmen ST dan gelombang T. (kelainannya akan dijabarkan tersendiri)

Hitung jumlah kotak R di V5 atau V6 kemudian tambahkan dengan jumlah kotak S yang ada di V1.
Normalnya akan bernilai dibawah 35. Jika > 35 maka bisa dianggap suatu LVH. Hati-hati, terkadang voltase tidak
mencapai 10mV. Maka harus dikonversi dulu ke 10 mV (contoh: pada EKG tertulis 5 mV maka, untuk menjadi 10
mV, kotak tersebut harus dikalikan 2)

Hitung jumlah kotak gelombang R di V5 atau V6 kemudian dibagi dibagi dengan jumlah kotak S di V5
atau V6 tersebut. (untuk yang ini tidak diperlukan konversi). Normalnya kurang dari 1. Jika lebih, maka dicurigai
suatu RVH.

Jika bingung, tanya senior untuk keterangan lebih lanjut.hehehe

Gelombang P:
Normalnya:

Tinggi tidak lebih dari 3 kotak kecil

Lebar tidak lebihb dari 3 kotak kecil

Positif kecuali di aVR

Gelombang simetris
Kelainan Gelombang P:

Pulmonal / Runcing: R

Mitral / berlekuk lebar: LAH

PR interval

normalnya 0,12-0,2 second.

Jika memanjang berarti ada block jantung karena interval ini terbentuk saat aliran listrik jantung melewati berkas
HIS.

Gelombang Q:
Normal:

Lebar kurang dari 0,04 second

Tinggi < 0,1 second

Patologis:

Panjang gelombang Q > 1/3 R

Ada QS pattern dengan gelombang R tidak ada.

Adanya gelombang Q patologis ini menunjukkan adanya Old Miocard infark (OMI). Bila gelombang ini belum ada
(tetapi sudah ada ST depresi) berarti iskemik belum lama terjadi (< 12 jam), masih ada KEMUNGKINAN
diselamatkan.
Kompleks QRS:

Lebar jika aliran listrik berasal dari ventrikel atau terjadi blok cabang berkas

Normal R/S =1 di lead V3 dan V4

Rotasi menurut arah jarum jam menunjukkan penyakit paru kronik. Artinya gelombang QRS menjadi berbalik. Yang
tadinya harus positif di V5 + V6 dan negatif di V1 dan V2 maka sekarang terjadi sebaliknya.

Segmen ST
Normalnya:

Isoelektrik

Di V1-V6 bisa naik 2 kotak kecil atau turun 0,05 kotak kecil.

Patologis:

Elevasi: AMI atau perikarditis

Depresi: Iskemia atau terjadi setelah pemakaian digoksin

Gelombang T
Normal

Sama dengan gelombang P

Dapat positif di lead I, II, V3-V6 dan negatif di VR


Patologis:

Runcing: Hiperkalemia

Tinggi lebih dari 2/3 R dan datar: Hipokalemia

Inversi: bisa normal (di lead III, VR, V1, V2 dan V3 (pada orang kulit hitam) atau iskemia, infark, RVH dan LVH,
emboli paru, Sindrom WPW, dan Block cabang berkas.

Blok jantung:

1. Derajat 1:

o satu gel P: satu Kompleks QRS interval PR > 0,2 Second.

2. Derajat 2:

o Weckenbach: PR interval awalnya noramal dan makin lama makin panjang lalu tidak ada gelombang P,
kemudian siklus berlanjut lagi.

o Mobitz 2: P timbul kadang-kadang

3. Derajat 3 (total):

o QRS lebar, Frekuensi QRS < 50 kali/menit.

o P dan QRS tidak berhubungan.

4. RBBB:
o QRS > 0,12 second,

o pola RSR.

o R dominan di V1.

5. LBBB:

o QRS > 0,12 second

o Pola M di lead V6

6. Bifascular: Hemiblok anterior kiri (Axis kiri dengan S dalam pada sadapan II dan III) ditambah RBBB

Terkadang ketika merekam EKG terlihat gambaran gelombang P yang tidak jelas. Untuk membedakan ini dengan Fibrilasi Atrium dapat
dilihat iramanya. Pada fibrilasi atrium irama sangat tidak teratur. Dan berbeda dengan Atrial Flutter atau atrial takikardi, pada Atrial
Fibrilasi dijumpai garis dasar yang rata.

Beberapa gambaran di bawah ini sangat khas pada kelainan irama . Contohnya adalah sebagai berikut:
a. Ventrikular takikardi

b. Ventrikular ekstrasistol

Suatu kelainan tidak akan bermakna jika ditemukan di satu lead saja. Berikut daftar lead yang mengalami kelainan dan tempat suspect
kelainan tersebut:

1. I, III, aVF : inferior

2. V1-V2: Lateral Kanan

3. V3-V4: septal atau anterior

4. I, aVL, V5-V6: lateral Kiri


5. V1-V3: Posterior

Iklan
Beri peringkat:

11 Votes
Bagikan ini:

Ditulis dalam EKG

2 Komentar

EKG Myocardiac Ischemia & Myocardiac Infarction


Okt 15
Posted by dr.Rozi Abdullah

Myocardiac Ischemia & Myocardiac Infarction


Topik ini bagi saya pribadi adalah sangatlah menegangkan karena inilah topik yang ditunggu-tunggu saat kita mempelajari EKG. Ya boleh
dikatakan topik ini adalah jantung dari kursus EKG. Seperti yang anda ketahui bahwa jantung merupakan organ tubuh yang sangat dan
sangat vital sekali yang bertugas secara disiplin dan teratur memompakan darah keseluruh bagian tubuh dan jantung itu sendiri. Untuk
menjaga continuitas kerja jantung secara maksimal atau adekuat, maka jantung harus mendapatkan pasokan darah (nutrisi) yang adekuat
pula.Apabila pasokan atau aliran darah ke jantung mengalami penurunan atau tidak seimbangnya antara kebutuhan darah yang di butuhkan
jantung dengan pasokan darah yang di alirkan ke jantung, maka jantung akan mengalami gangguan yang dinamakan dengan jantung
iskemia.
Dan apabila pasokan/aliran darah mengalami hambatan atau sumbatan, maka jantung akan mengalami gangguan yang dinamakan serangan
jantung atau acut miokardiac infarction.

Perlu saya garis bawahi dengan tinta emas, bahwa jantung iskemia dan serangan jantung atau akut miokardiac infarction akan jelas terekam
dalam EKG yang nanti saya jelaskan, dimana kriteria pada rekaman EKG untuk jantung iskemia atau acut miokardiac infarction bukanlah
menjadi patokan utama dalam menegakkan diagnosa tersebut. Tapi anda harus menetapkan keadaan klinis pasien sebagai pegangan utam
kita sebelum menegakkan diagnosa.
A. Myocardiac Ischemia atau Jantung Ischemia
Myocardiac ischemia atau jantung iskemia adalah suatu keadaan dimana ketidakseimbangan antara kebutuhan jantung akan darah dengan
pasokan atau suplai darah yang disebabkan oleh penyempitan pembuluh darau arteri koroner. Penyempitan arteri koroner paling sering
disebabkan oleh arterosklerosis dan arteri koroner spasme.

Arterosklerosis adalah suatu proses yang sudah dimulai sejak kita lahir, dan proses ini tidak hanya pada pembuluh darah jantung tapi
diseluruh pembuluh darah proses ini sudah dimulai dan dipengaruhi oleh banyak faktor seperti gaya hidup, pola makan dll.

Anda merasa jantung anda sehat-sehat saja biarpun lifestyle anda tidak anda perhatikan seperti mengkonsumsi lemak lebih, merokok,
kurang aktivitas dll. Anda beranggapan demikian karena jantung kita dalam batas tertentu mampu melindungi dari iskemia, akan tetapi
apabila kebutuhan jantung bertambah misalkan saat anda melakukan aktivitas ringan sampai berat dimana jantung tidak bisa melindungi
dirinya lagi, maka anda akan mengalami keluhan seperti nyeri dada yang hebat, dada terasa terbakar atau tertekan dan nyeri bisa menjalar
(bahu, lengan dan leher).Keadaan ini dinamakan anda sedang mengalami stable angina. Jika keluhan muncul tidak lagi pada saat anda
melakukan aktivitas dinamakan unstable angina. Apabila unstable angina tidak ditangani dengan tepat, maka bukan tidak mungkin lagi
serangan jantung atau acut myocardiac infarction dan kematian mendadak akan terjadi.

Dengan EKG, jantung iskemia bisa anda identifikasi berupa gambaran ST segmen depresi dengan kriteria sebagai berikut :

ST segmen depresi > 1mm

Terdapat lebih dari 1 ST segmen depresi

ST segmen depresi bisa berupa datar atau horizontal, downsloping atau upsloping.
(lihat gb. 31 a, b, c, d)

(A)
(B)

(C)

(D)
( Gb :31 )
Saya ingatkan kembali bahwa keadaan klinis pasien lebih utama dengan gambaran EKG. Kalau anda menemukan ST depresi atau T
inverted tapi tidak ditemukan signs yang mengarah ke diagnosa jantung iskemik, maka anda namakan gambaran tersebut dengan ST atau T
non spesifik. Tapi ST or T nonspesifik ini bukan berarti tidak penting, tapi anda harus mengkajinya kenapa terjadi gambaran EKG tersebut.
Adapun penyebab gambaran dengan ST atau T nonspesifik itu adalah sebagai berikut :
Gangguan keseimbangan elektrolit

Myocarditis & Pericarditis

Cardiomypaty

Pulmonary emboli, dll.

B.Acut Myocardiac Infarction (AMI) atau Serangan Jantung


Seperti yang saya katakan diatas bahwa apabila jantung iskemia khususnya unstable angina tidak anda tangani dengan tepat, maka
myocardiac infarction atau serangan jantung akan terjadi. AMI atau serangan jantung adalah keadaan dimana tidak mendapatkan suplai
darah lagi yang disebabkan adanya sumbatan total dipembuluh darah arteri koroner yang menyebabkan kerusakan jaringan otot jantung
atau infarction.

Adapun tanda-tanda serangan jantung atau acut myocardiac infarction adalah sama dengan jantung iskemia, akan tetapi nyeri dada pada
serangan jantung tidak bisa dihilangkan dengan analgesik biasa (harus dengan morphine), kadang disertai dengan keringat dingin serta
muntah dan kematian mendadak bila lambat atau kurang tepat penangananya.

Banyak rekan-rekan kita yang mungkin masih bingung dan belum tahu dalam memahami myocardiac infarction, sehingga dalam
prakteknya mereka beranggapan kalau istilah myocardiac infarction adalah sosok serangan yang menyerang jantung dan bisa menyebabkan
kematian. Benar sekali kalau AMI sangat berbahaya dan bisa mengancam jiwa pasien bila tidak ditangani dengan tepat. Akan lebih baik
jika anda mengenal dan memahami letak MI serta kemungkinan-kemungkinan yang akan terjadi yang harus anda waspadai atau observasi
setelah post MI. Disamping itu, tidak semua AMI akan menyebabkan kematian mendadak. Karena tergantung letak bagian otot mana yang
terkena MI dan clinical jantung itu sendiri. Misalkan pasien dengan latar belakang lifestyle yang kurang sehat atau adanya penyakit jantung
yang menyertainya, maka jika terkena serangan jantung yang sebenarnya tidak menyebabkan kematian jika ditangani secara tepat, tapi
pada pasien ini bisa menyebabkan kematian mendadak sebelum pertolongan datang.

Apa yang anda harus perhatikan pada EKG untuk pasien yang mengalami AMI ? Ada 3 kriteria yang harus anda temukan untuk
mendiagnosa AMI ( acut myocardiac infarction) dengan ST segmen elevasi atau (STEMI) yaitu :

Clinicaly pasien adalah yang paling utama, dimana pasien mengeluh tidak nyaman di dada seperti rasa
tertekan,terbakar dan sakit di dada yang menyebar (ke bahu, lengan dan leher) yang disertai dengan keringat
dingin dan kadang pasien muntah.

Adanya ST segmen elevasi dengan atau tanpa adanya gel Q patologis. Gel Q patologis cirinya yaitu dalamnya
lebih dari 1/3 gelombang R.

Adanya peningkatan enzim jantung ( CKMB, CK, Troponomin ), Jika tidak anda temukan ST segmen elevasi dan gel
Q patologis maka dinamakan Non -Q MI

Seperti yang saya katakan bahwa AMI berasal dari jantung iskemik yang tidak diobati tangani dengan baik. Seperti yang anda lihat pada gb
32 yang terekam oleh holter monitor bahwa diawali dengan gelombang T yang tinggi dan runcing (fase hyper acut T) . Anda tidak akan
pernah mendapatkan gambaran hyper acut T pada 12 lead EKG karena sangat singkat sekali prosesnya.
Gb : 32

1. Fase acut/ injury yaitu ditandai dengan ST segmen elevasi yang sudah disertai atau tidak dengan gel Q patologis.
Fase ini terjadi kurang lebih dari 0 24 jam.

2. Fase early evolusion, yaitu ditandai masih dengan ST segmen elevation tapi gel T mulai inverted. Proses ini terjadi
antara 1 hari sampai beberapa bulan.

3. Fase old infarct, yaitu gelombang Q yang menetap disertai gel T kembali ke normal . Proses ini di mulai dari
beberapa bulan MI sampai dengan tahun dan seumur hidup. ( lihat gb 33 ).
Gb : 33

Adapun beberapa letak acut myocardiac infarction (AMI) yang harus anda kenali yaitu :

1. Septal > ST segmen elevasi di lead V1 dan V2,

2. Anterior > ST segmen elevasi di lead V1 sampai V4, reciprocal dengan di tandai ST segment depresi di lead II,III,
aVF.
3. Anterolateral (ektensif) > ST segmen elevasi di lead V1 s/d V6, lead I dan aVL, reciprocal dengan ditandai ST
segmen depresi di lead II, III, aVF

4. Lateral > ST segmen elevasi di lead V5 & V6, lead I & aVL

5. Inferior > ST segmen di lead II, III, aVF, reciprocal dengan ditandai ST segmen depresi di lateral.

6. Posterior > ST segmen di lead V8 & V9

7. Ventrikel kanan > ST segmen elevasi di lead V1, V2R, V3R, V4R, reciprocal dengan ditandai ST depresi di lead
inferior.
Gb: 34 (AMI Septal)
Anda lihat ST segmen elevasi di V1 dan V2
Gb : 35

Anda lihat ST segmen elevasi di V1, V2,V3, V4


Gb : 36 ( AMI Anterior)
Gb : 37 ( AMI Anterolateral)
Gb : 38

Anda lihat ST segmen elevai di lead I, aVL, V6, V6.


Jika anda hanya menemukan ST segmen elevasi di lead I dan aVL saja, maka dinamakan AMI High Lateral.
Gb : 39 (AMI Lateral)
Gb : 40

Anda lihat ST segmen elevasi di lead II, III, aVF


dan ST depresi V6, I, aVL
Gb : 41 ( AMI Inferior)
Gb : 42 (AMI Posterior)
Anda lihat gel R yang tinggi di lead V1, anda harus rekam juga lead V8 & V9 kalau ingin menemukan ST segmen elevasi.
Gb : 43
Gb : 44 ( AMI Ventrikel kanan)

Kalau anda rekam ekg, anda akan mendapatkan ST segmen elevasi di lead V1, V2R, V3R, V4R dan reciprocal di lead inferior anda akan
temun ST segmen depresi.

Beri peringkat:
9 Votes
Bagikan ini:

Ditulis dalam EKG, Jantung, Referensi Medis

Tinggalkan komentar

Aritmia EKG Otot Atrium


Okt 15

Posted by dr.Rozi Abdullah


Atrial Ekstra Sistole

Ciri-cirinya :

Gelombang P normal berasal dari SA node, gel P yang berasal dari otot atrium tidak sama dengan gel P yang
berasal dari SA node.

Pada PAC (premature atrial contraction) atau AES ( atrial ekstra sistole), Gelombang P muncul sebelum waktunya
dan bentuk gelombang pun beda dengan normal gel P yang berasal dari SA node.

Kalau anda temukan gel P yang berbeda dan muncul persis sama dengan waktu yang seharusnya, ini dinamakan
Atrial escape beat.

Atrial Flutter

Ciri-cirinya :

Irama teratur

Ciri utama yaitu gelombang P yang mirip gigi gergaji (saw tooth).

Komplek QRS normal, interval RR normal


Atrial Takikardia

Ciri-cirinya :

Irama teratur

Komplek QRS normal

PR interval <0,12detik dan

Frekwensi jantungnya > 150x/menit

Apabila gambaran EKG dari normal tiba tiba berubah menjadi Atrial takikardia maka gambaran ini dinamakan
paroksimal atrial takikardia (PAT).

Multifocal Atrial Takikardia

Ciri-cirinya :

Irama irreguler
Kadang mirip dengan atrial fibrilasi, tapi pada MAT gel P masih terlihat dan tiap beat bentuk gelombang P nya
berbeda (minimal 3 macam).

Frekwensi > 100x/menit, PR intervalpun bervariasi, normal komplek QRS.

Wandering Atrial Pacemaker

1
Ciri-cirinya :

Sama dengan multifokal atrial takikardia, hanya pada wandering pacemaker HR nya normal.

Anda mungkin juga menyukai