DISUSUN OLEH :
P1337420114009
2017
LAPORAN PENDAHULUAN
ASUHAN KEPERAWATAN PERIOPERATIF PADA PASIEN DENGAN
FRAKTUR CLAVICULA SINISTRA
DI RUANG INSTALASI BEDAH SENTRAL RSUD DR. LOEKMONO HADI KUDUS
A. DEFINISI
Clavikula (tulang selangka) adalah tulang menonjol di kedua sisi di bagian depan
bahu dan atas dada. Dalam anatomi manusia, tulang selangka atau clavicula adalah
tulang yang membentuk bahu dan menghubungkan lengan atas pada batang tubuh. serta
memberikan perlindungan kepada penting yang mendasari pembuluh darah dan saraf.
Tulang clavicula merupakan tumpuan beban dari tangan, sehingga jika terdapat beban
berlebih akan menyebabkan beban tulang clavicula berlebih, hal ini bisa menyebabkan
terputusnya kontinuitas tulang tersebut.
Clavicula merupakan tulang yang berbentuk huruf S, bagian medial melengkung lebih
besar dan menuju anterior, lengkungan bagian lateral lebih kecildan menghadap ke
posterior. Ujung medial clavicula disebut ekstremitas sternalis, membentuk persendian
dengan sternum, dan ujung lateral disebut ekstremitas acromalis, membentuk persendian
dengan akromion. Shoulder komplek merupakan sendi yang paling kompleks pada tubuh
manusia, karena memiliki 5 sendi yang saling terpisah. Shoulder komplek terdiri dari 3
sendi synovial dan 2 sendi non synovial. Tiga sendi synovial adalah sternoclavicular
joint, acromioclavicular joint, dan glenohu-meral joint. 2 sendi non-sinovial adalah
suprahumeral joint dan scapulothoracic joint (Sulhaerdi, 2012).
Fraktur clavicula merupakan 5% dari semua fraktur sehingga tidak jarang terjadi.
Fraktur clavicula juga merupakan cedera umum di bidang olahraga seperti seni bela diri,
menunggang kuda dan balap motor melalui mekanisme langsung maupun tidak
langsung. Tidak menutup kemungkinan fraktur clavicula yang terjadi disertai dengan
trauma yang lain, karena letaknya yang berdekatan dengan leher, setiap kejadian fraktur
clavicula harus dilakukan pemeriksaan cervical. Fraktur clavicula biasa bersifat terbuka
atau tertutup, tergantung dari mekanisme terjadinya.
II. PATHWAY
Trauma langsung: kecelakaan
Trauma tidak langsung: jatuh
Penurunan masa tulang/patologis
Syok
Neurologik
1. Pre Operatif
Ansietas b.d prosedur tindakan pembedahan dan hasil akhir pembedahan
2. Intra Operatif
Resiko perdarahan b.d proses pembedahan
3. Post operatif
Gangguan pertukaran gas b.d efek samping dari anaesthesi.
IV. INTERVENSI
1. Pre-Operatif
Ansietas b.d prosedur tindakan pembedahan dan hasil akhir pembedahan
Tujuan : Setelah dilakukan tindakan cemas berkurang.
Kriteria Hasil : mekanisme koping yang efektif.
Intervensi :
- Kaji tingkat kecemasan kaji tingkat kecemasan klien (ringan, sedang, berat,
panik).
Rasional : untuk mengetahui tingkat kecemasaan klien.
- Dampingi klien
Rasional : agar klien merasa aman dan nyaman.
- Beri support system dan motivasi klien
Rasional : meningkatkan pola koping yang efektif.
- Beri dorongan spiritual
Rasional : agar klien dapat menerima kondisinya saat ini.
- Jelaskan jenis prosedur dan tindakan pengobatan
Rasional : informasi dapat menurunkan ansietas.
2. Intra-Operatif
Resiko perdarahan b.d proses pembedahan.
Tujuan : resiko perdarahan dapat teratasi
Kriteria Hasil : Tidak terjadi perdarahan, tidak ada peningkatan output cairan.
Intervensi :
- Monitor perdarahan pada daerah pembedahan setelah dilakukan insisi
Rasional : Mengetahui jumlah perdarahan yang muncul.
- Bantu operato dan asisten bila terjadi perdarahan hebat
Rasional : Minimalkan perdarahan.
- Monitor vital sign melalui bedsite monitor
Rasional : Mengetahui perkembangan kondisi pasien.
- Monitor status cairan parenteral untuk support intake cairan selama operasi
Rasional : Mempertahankan status hemodinamik tubuh karena proses
pembedahan.
3. Post operatif
Gangguan pertukaran gas b.d efek samping dari anaesthesi
Tujuan : pertukaran gas adekuat
Kriteria Hasil : Tanda-tanda vital dalam rentang normal, tidak terdapat
sianosis, tidak terdapat hipoksia.
Intervensi :
Brunner dan Suddarth, 2002, Keperawatan medikal bedah, Edisi 3, EGC, Jakarta
Carpenito (2000), Diagnosa keperawatan-aplikasi pada praktik klinis, Ed. 6, EGC, Jakarta
Herman Santoso, dr., SpBO. (2000), Diagnosis dan terapi kelainan sistem
muskuloskeletal, Diktat Kuliah PSIK, tidak dipublikasikan.
NANDA NIC NOC. (2013). Aplikasi asuhan keperawatan berdasarkan diagnosa medis.
USA