Anda di halaman 1dari 11

08 Januari 2008

DASAR-DASAR EKG

I. Kelistrikan Jantung

Pencetus impuls listrik jantung muncul dari SA Node terus menjalar ka AV Node,
Berkas His, Cabang Berkas Kiri dan Kanan, Serabut Purkinje dan akhirnya sampai ke
otot ventrikel jantung.
Arus listrik yang menjalar dari SA Node ke Berkas His membentuk Interval PR (lihat
garis merah pada gambar diatas), dan arus listrik dari Cabang berkas sampai serabut
purkinje membentuk Kompleks QRS (lihat garis hijau pada gambar diatas).
Durasi normal Interval tidak lebih dari 5 kotak kecil (kk), dan Kompleks QRS tidak
lebih dari 3 kk. Untuk menghitung frekwensi detak jantung digunakan rumus : 1500:
Interval R-R ( jarak R satu ke R berikutnya dalam kotak kecil).

II. Irama Jantung


Irama jantung terdiri dari 3 macam yaitu Irama Sinus, Irama Junction, dan Irama
Ventrikel. Masing-masing irama dinamai sesuai dengan asal impuls listrik yang
keluar. Bila pencetus impuls listrik keluar dari SA Node maka irama yang muncul
disebut Irama Sinus, dari SA Node muncul Irama Junction dan dari Ventrikel disebut
Irama Idioventrikuler (baca: Irama Ventrikel).

A. Irama Sinus
Asal impuls dari SA Node, kalau diibaratkan listrik di rumah pencetus SA Node ini
adalah PLN sehingga dia mempunyai daya yang kuat mampu menghasilkan impuls
60-100x/menit. Ciri irama sinus adalah :
1. Gelombang P (+) (membentuk gambar cembung seperti bukit)
2. Kompleks QRS sempit tidak lebih dari 3 kotak kecil atau 0,12 detik.
Bila denyutan jantung normal 60-100 x/menit disebut irama sinus ritme, lebih dari
100x/menit disebut irama sinus takikardi, dan bila kurang dari 60x/menit disebut
irama sinus bradikardi.
B. Irama Junction
Asal impuls dari area junction, impuls ini muncul bila SA Node gagal mengeluarkan
impuls karena berbagai sebab. SA Node diibaratkan Genset dia tidak bisa
menghasilkan daya sekuat listrik dari PLN hanya mampu menghasilkan impuls 40-
60x/menit. Ciri irama junction adalah:
1. Gelombang P (-) (membentuk gambar cekung seperti lembah)
2. Kompleks QRS sempit tidak lebih dari 3 kotak kecil atau 0,12 detik.

Contoh Irama Junction takikardi

C. Irama Ventrikel
Asal impuls dari area Ventrikel, ibarat lampu templok dayanya kecil sekali hampir
tidak bisa menerangi rumah, seperti itulah kira-kira irama ventrikel daya pompa
jantung sudah sangat lemah, menghasilkan impuls 20-40 x/menit.
1. Gelombang P tidak ada
2. Kompleks QRS lebar lebih dari 3 kotak kecil atau 0,12 detik.

Bila denyut jantung lebih dari 40x/menit disebut Irama Ventrikel Takikardi. Bila
sahabat menemui kasus seperti ini, segera raba denyut karotis pasien. Irama Ventrikel
Takikardi dengan nadi tidak teraba perlu segera terapi kejut listrik (DC Shock).

Bila daya listrik jantung terus menurun, dia akan menunjukkan irama Ventrikel
Fibrilasi seperti gambar dibawah ini :
III. Blok Jantung
Blok jantung merupakan hambatan pada jalur listrik jantung, ibarat kabel listrik dia
sudah mulai berkarat sehingga konduksi listrik jadi melambat/terhalang.

A. AV Blok
AV Blok terjadi bila jalur SA Node ke AV Node (yang membentuk interval PR pada
EKG) terhambat, maka Interval PR menjadi lebih panjang. Ibarat jalan tol macet,
maka jarak tempuh ke tempat tujuan menjadi lebih lama. AV Blok dibagi menjadi 3
derajat sesuai tengan tingkat keparahan.

1. AV Blok derajat I

a. Interval PR memanjang > dari 5 kotak kecil


b. Durasi Interval PR setiap beat adalah sama.
Pada contoh gambar diatas menunjukkan interval PR lebih panjang dari normal yaitu
7 kk, dan setiap beat panjangnya sama.

2. AV Blok derajat 2 type mobitz I

a. Interval PR makin panjang dari 1 beat ke beat berikutnya.


b. Ada gelombang P yang tidak diikuti Kompleks QRS.
Pada contoh gambar diatas interval PR makin panjang yaitu 4kk, 9kk, 11kk,
kemudian kompleks QRSnya tidak ada/menghilang.
3. AV Blok derajat 2 type mobitz II

a. Interval PR bisa normal, bisa panjang, tetapi tidak seperti mobitz 2 yang makin
panjang.
b. Ada gelombang P yang tidak diikuti Kompleks QRS.
Pada contoh gambar diatas interval PR normal, tetapi ada gelombang P yang tidak
diikuti kompleks QRS.

4. AV Blok derajat 3 / Total AV Blok (TAVB)

a. Gelombang P bisa 2 kali lebih banyak dari kompleks QRS.


b. Gelombang P dan kompleks QRS membentuk pola irama sendiri-sendiri.

B. Bundle Branch Block/Blok Cabang Berkas


Hambatan terjadi di jalur Cabang Berkas, karena cabang berkas terletak di area
Ventrikel maka terjadi perubahan pada Kompleks QRS.
Ciri-ciri Rigth Bundle Branch Block (RBBB):

1. 1. Kompleks QRS melebar lebih dari 3 kk


2. 2. Kompleks QRS menyerupai huruf M (M Shape) di lead V1 dan V2.

Pada contoh gambar diatas Kompleks QRS mempunyai dua R, r pertama lebih kecil dan R kedua
lebih besar yang mirip huruf M.
Ciri-ciri Left Bundle Branch Block sama dengan RBBB yaitu Kompleks QRS melebar dan
membentuk seperti huruf M. Perbedaannya terletak pada kemunculan M Shape yang pada LBBB
terlihat di lead-lead kiri yaitu I, aVL, V5 dan V6
EKG
EKG (Elektrokardiograf), tidak semua orang bisa membaca EKG. Begitu juga dokter. Banyak dokter
umum yang tidak bisa lancar membaca EKG. Untuk dapat membaca EKG, perlu diketahui dahulu
bagaiman grafik EKG itu terbentuk. Setidaknya, ilmu yang sangat dasar dari EKG perlu diketahui.

Beberapa catatan yang paling dasar yang mesti dipahami dahulu sebelum membaca EKG yaitu:

Grafik EKG dibentuk oleh gelombang listrik yang mengalir melalui serabut syaraf khusus yang
ada pada jantung.
Listrik tersebut dibentuk oleh Nodus Sinuatria sebagai sumber primer dan nodus
atrioventrikular sebagai cadangan listrik sekunder. tetapi listrik jantung ini dapat pula dibentuk
oleh bagian lain dari jantung.
Gelombang P dibentuk oleh aliran listrik yang berasal dari nodus SA di atrium sedangkan
kompleks QRS terbentuk oleh aliran listrik di ventrikel. sedangkan PR interval terbentuk ketika
aliran listrik tersebut melewati bundle His. gelombang T terbentuk ketika terjadi repolarisasi
jantung.
Arah aliran listrik ini mengara
h ke apex jantung dan sejajar sumbu jantung (lihat gambar dibawah).
Setiap lead memandang aliran listrik jantung dari sudut pandang yang berbeda. Maka untuk
mengatahui letak kelainan, perlu diperhatikan lead mana yang mengalami kelainan dan dari
sudut pandang mana lead tersebut melihat jantung. lead dada melihat jantung dari sudut
pandang horizontal, hal ini bisa dilihat dari tabel di bawah ini:

Sadapan Dada Sudut Pandang

V1, V2 Lateral Kanan Jantung


V3,V4 Septum

V5,V6 Lateral Kiri Jantung

Lead ekstremitas melihat jantung secara vertikal. Hal ini bisa dijelaskan sebagai berikut:

Sebagai contoh: lead II melihat/mengintip jantung dari sudut pandang apex jantung.

Setiap aliran listrik tersebut menuju ke arah sudut pandang tempat melihat EKG, maka pada
lead tersebut harus positif. Sebagai contoh adalah lead II yang melihat jantung dari sudut
pandang di sekitar apex. Maka normalnya lead ini harus positif.
Karena otot jantung kiri lebih besar dari otot jantung kanan, maka yang terekam dominan pada
EKG adalah bagian jantung kiri.

INTERPRESTASI EKG
Contoh :

EKG: Irama sinus, reguler, HR:93 x/menit, Axis ke kiri, Gelombang P normal, PR interval < 0,2 detik,
QRS kompleks < 0,12 s, ST-T change (-), R di V5/6 + S di V1 < 35, R/S di V1 < 1.

Kesan; Normal EKG

Pola Interprestasi EKG :

1. Lihat apakah EKG tersebut berirama sinus atau tidak. Irama sinus memiliki ciri sebagai berikut:
o Berasal dari SA node
o Karena adanya gel P tapi belum tentu berasal dari SA node. Jadi anda harus bandingkan
di dalam satu lead harus mempunyai bentuk gel P yang sama.
o Selalu ada satu gelombang P yang diikuti oleh satu komplek QRS dan satu gelombang T
2. Lihat irama yang terbentuk. Apakah reguler atau aritmia/disritmia. Caranya adalah
memperhatikan gelombang R. Jarak antar gelombang R atau R-R harus sama. Atau jarak
gelombang P/P-P harus sama untuk sebuah EKG yang normal.
3. Lihat HR. Cara ini tidak perlu dijabarkan tersendiri karena setiap anak kedokteran pasti tahu
menghitung HR pada sebuah EKG.
4. Lihat Axis.
Perhatikan Gambar berikut:

Untuk menentukan axis caranya adalah:

Titik tengah merupakan titik 0.


Lihat lead I. Kurangi kotak untuk gelombang R dengan kotak untuk gelombang S jika hasilnya
positif letakkan di lead I mengarah ke lead I, jika negatif arahkan sebaliknya.
Dengan pola yang sama tarik garis pada lead aVF.
Hasil Cotangen dari lead tersebut adalah arah axis.
Batas Normal sumbu jantung berada antara -300 sampai +900. Jika lebih besar dari -300 maka
deviasi ke kiri, dan jika lebih besar dari +900 maka sumbu jantung deviasi ke kanan.

Contoh:
Interpretasi: axis ke kiri

Lihat gelombang P, adakah kelainan dari gelombang P. Lihat pula bentuknya apakah P mitral
atau P pulmonal. (kelainan akan dijabarkan tersendiri)
Hitung PR interval. Normalnya PR interval bernilai kurang dari 0,2 second. Jika PR interval
memanjang curiga sebagai suatu block jantung. (satu kotak kecil bernilai 0,04 second). Tentang
tipe dari blok jantung akan dijabarkan tersendiri)
Hitung dan lihat bentuk QRS kompleks. Adanya kelainan kompleks QRS menunjukkan adanya
kelainan pada ventrikel (bisa suatu block saraf jantung atau kelainan lainnya) karena komplek ini
dibentuk oleh aliran listrik jantung di daerah ventrikel. (Beberapa kelainan akan dijabarkan
tersendiri)
Lihat apakah ada perubahan pada segmen ST dan gelombang T. (kelainannya akan dijabarkan
tersendiri)
Hitung jumlah kotak R di V5 atau V6 kemudian tambahkan dengan jumlah kotak S yang ada di
V1. Normalnya akan bernilai dibawah 35. Jika > 35 maka bisa dianggap suatu LVH. Hati-hati,
terkadang voltase tidak mencapai 10mV. Maka harus dikonversi dulu ke 10 mV (contoh: pada
EKG tertulis 5 mV maka, untuk menjadi 10 mV, kotak tersebut harus dikalikan 2)
Hitung jumlah kotak gelombang R di V5 atau V6 kemudian dibagi dibagi dengan jumlah kotak
S di V5 atau V6 tersebut. (untuk yang ini tidak diperlukan konversi). Normalnya kurang dari 1.
Jika lebih, maka dicurigai suatu RVH.
Jika bingung, tanya senior untuk keterangan lebih lanjut.hehehe

Gelombang P:
Normalnya:

Tinggi tidak lebih dari 3 kotak kecil


Lebar tidak lebihb dari 3 kotak kecil
Positif kecuali di aVR
Gelombang simetris

Kelainan Gelombang P:

Pulmonal / Runcing: R
Mitral / berlekuk lebar: LAH

PR interval

normalnya 0,12-0,2 second.


Jika memanjang berarti ada block jantung karena interval ini terbentuk saat aliran listrik jantung
melewati berkas HIS.

Gelombang Q:
Normal:

Lebar kurang dari 0,04 second


Tinggi < 0,1 second
Patologis:

Panjang gelombang Q > 1/3 R


Ada QS pattern dengan gelombang R tidak ada.
Adanya gelombang Q patologis ini menunjukkan adanya Old Miocard infark (OMI). Bila
gelombang ini belum ada (tetapi sudah ada ST depresi) berarti iskemik belum lama terjadi (< 12
jam), masih ada KEMUNGKINAN diselamatkan.

Kompleks QRS:

Lebar jika aliran listrik berasal dari ventrikel atau terjadi blok cabang berkas
Normal R/S =1 di lead V3 dan V4
Rotasi menurut arah jarum jam menunjukkan penyakit paru kronik. Artinya gelombang QRS
menjadi berbalik. Yang tadinya harus positif di V5 + V6 dan negatif di V1 dan V2 maka sekarang
terjadi sebaliknya.

Segmen ST

Normalnya:

Isoelektrik
Di V1-V6 bisa naik 2 kotak kecil atau turun 0,05 kotak kecil.

Patologis:

Elevasi: AMI atau perikarditis


Depresi: Iskemia atau terjadi setelah pemakaian digoksin

Gelombang T
Normal

Sama dengan gelombang P


Dapat positif di lead I, II, V3-V6 dan negatif di VR

Patologis:

Runcing: Hiperkalemia
Tinggi lebih dari 2/3 R dan datar: Hipokalemia
Inversi: bisa normal (di lead III, VR, V1, V2 dan V3 (pada orang kulit hitam) atau iskemia, infark,
RVH dan LVH, emboli paru, Sindrom WPW, dan Block cabang berkas.

Blok jantung:

1. Derajat 1:
o satu gel P: satu Kompleks QRS interval PR > 0,2 Second.
2. Derajat 2:
o Weckenbach: PR interval awalnya noramal dan makin lama makin panjang lalu tidak ada
gelombang P, kemudian siklus berlanjut lagi.
o Mobitz 2: P timbul kadang-kadang
3. Derajat 3 (total):
o QRS lebar, Frekuensi QRS < 50 kali/menit.
o P dan QRS tidak berhubungan.
4. RBBB:
o QRS > 0,12 second,
o pola RSR.
o R dominan di V1.
5. LBBB:
o QRS > 0,12 second
o Pola M di lead V6
6. Bifascular: Hemiblok anterior kiri (Axis kiri dengan S dalam pada sadapan II dan III) ditambah
RBBB

Terkadang ketika merekam EKG terlihat gambaran gelombang P yang tidak jelas. Untuk
membedakan ini dengan Fibrilasi Atrium dapat dilihat iramanya. Pada fibrilasi atrium irama
sangat tidak teratur. Dan berbeda dengan Atrial Flutter atau atrial takikardi, pada Atrial Fibrilasi
dijumpai garis dasar yang rata.

Beberapa gambaran di bawah ini sangat khas pada kelainan irama . Contohnya adalah sebagai
berikut:

a. Ventrikular takikardi

b. Ventrikular ekstrasistol

Suatu kelainan tidak akan bermakna jika ditemukan di satu lead saja. Berikut daftar lead yang
mengalami kelainan dan tempat suspect kelainan tersebut:

1. I, III, aVF : inferior


2. V1-V2: Lateral Kanan
3. V3-V4: septal atau anterior
4. I, aVL, V5-V6: lateral Kiri
5. V1-V3: Posterior

Iklan

Anda mungkin juga menyukai