Anda di halaman 1dari 15

PEMERIKSAAN EKG

Disusun untuk memenuhi penugasan pada Mata Kuliah Keperawatan Medikal


Bedah Semester Ganjil Tingkat II

Oleh:

 Ni Luh Ayu Gita Candra D (18C10084)


 Ni Kadek Desi Yusantari (18C10099)
 Ni Luh Putu Herlinda Prasetya Dewi (18C10098)
 Ni Putu Ika Martina Dewiyanti (18C10099)
 I Putu Nova Krisnadiputra (18C10112)
 Ni Made Yeshika Armiandeni (18C10132)

PROGRAM STUDI SARJANA KEPERAWATAN


INSTITUT TEKNOLOGI DAN KESEHATAN BALI
TAHUN 2019
Pemeriksaan EKG

A. Pengertian EKG
Elektrokardiogram (EKG) adalah grafik yang dibuat oleh sebuah lektrokardiograf,
yang merekam aktivitas kelistrikan jantung dalam waktu tertentu. Namanya terdiri atas
sejumlah bagian yang berbeda: elektro, karena berkaitan dengan elektronika, kardio, kata
Yunani untuk jantung, gram, sebuah akar Yunani yang berarti "menulis".
Elektrokardiogram atau yang biasa kita sebut dengan EKG merupakan rekaman
aktifitas kelistrikan jantung yang ditimbulkan oleh sistem eksitasi dan konduktif khusus
jantung. Jantung normal memiliki impuls yang muncul dari simpul SA kemudian
dihantarkan ke simppul AV dan serabut purkinje. Perjalanan impuls inilah yang akan
direkam oleh EKG sebagai alat untuk menganalisa kelistrikan jantung.
Dalam EKG perlu diketahui tentang sistem konduksi (listrik jantung), yang terdiri
dari:
1. SA Node ( Sino-Atrial Node )
Terletak dibatas atrium kanan (RA) dan vena cava superior (VCS). Sel-sel dalam
SA Node ini bereaksi secara otomatis dan teratur mengeluarkan impuls (rangsangan
listrik) dengan frekuensi 60 - 100 kali permenit kemudian menjalar ke atrium, sehingga
menyebabkan seluruh atrium terangsang.
2. AV Node (Atrio-Ventricular Node)
Terletak di septum internodal bagian sebelah kanan, diatas katup trikuspid. Sel-
sel dalam AV Node dapat juga mengeluar¬kan impuls dengan frekuensi lebih rendah
dan pada SA Node yaitu : 40 - 60 kali permenit. Oleh karena AV Node mengeluarkan
impuls lebih rendah, maka dikuasai oleh SA Node yang mempunyai impuls lebih tinggi.
Bila SA Node rusak, maka impuls akan dikeluarkan oleh AV Node.
3. Berkas His
Terletak di septum interventrikular dan bercabang 2, yaitu :
1. Cabang berkas kiri ( Left Bundle Branch)
2. Cabang berkas kanan ( Right Bundle Branch )
Setelah melewati kedua cabang ini, impuls akan diteruskan lagi ke cabang-cabang
yang lebih kecil yaitu serabut purkinye.
4. Serabut Purkinye
Serabut purkinye ini akan mengadakan kontak dengan sel-sel ventrikel. Dari sel-sel
ventrikel impuls dialirkan ke sel-sel yang terdekat sehingga seluruh sel akan dirangsang.
Di ventrikel juga tersebar sel-sel pace maker (impuls) yang secara otomatis engeluarkan
impuls dengan frekuensi 20 - 40 kali permenit.

B. Tujuan dan Indikasi Pemeriksaan EKG


1. Tujuan dari penggunaan EKG adalah :
a. Untuk mengetahui adanya kelainan-kelainan irama jantung/disritmia
b. Kelainan-kelainan otot jantung
c. Pengaruh/efek obat-obat jantung
d. Ganguan -gangguan elektrolit
e. Perikarditis
f. Memperkirakan adanya pembesaran jantung/hipertropi atrium dan ventrikel
g. Menilai fungsi pacu jantung.
2. Indikasi dari penggunaan EKG
Elektrokardiogram tidak menilai kontraktilitas jantung secara langsung. Namun,
EKG dapat memberikan indikasi menyeluruh atas naik-turunnya suatu kontraktilitas.
Analisis sejumlah gelombang dan vektor normal depolarisasi dan repolarisasi
menghasilkan informasi diagnostik yang penting.
a. Merupakan standar emas untuk diagnosis aritmia jantung
b. EKG memandu tingkatan terapi dan risiko untuk pasien yang dicurigai ada infark
otot jantung akut
c. EKG membantu menemukan gangguan elektrolit (mis. hiperkalemia dan
hipokalemia) EKG memungkinkan penemuan abnormalitas konduksi (mis. blok
cabang berkas kanan dan kiri)
d. EKG digunakan sebagai alat tapis penyakit jantung iskemik selama uji stres
jantung. EKG kadang-kadang berguna untuk mendeteksi penyakit bukan jantung
(mis. emboli paru atau hipotermia)
C. Macam dan Makna Gelombang EKG
1. Bentuk Gelombang
Dalam satu gelombang EKG ada yang disebut titik, interval dan segmen. Titik
terdiri dari titik P, Q, R, S, T dan U (kadang sebagian referensi tidak menampilkan titik
U) sedangkan Interval terdiri dari PR interval, QRS interval dan QT interval dan
Segmen terdiri dari PR segmen, dan ST segmen. Elektrokardiogram tediri atas sebuah
gelombang P, sebuah kompleks QRS dan sebuah gelombang T. Seringkali kompleks
QRS itu terdiri atas tiga gelombang yang terpisah, yakni gelombang Q, gelombang R
dan gelombang S, namun jarang ditemukan. Sinyal EKG terdiri atas :
a. Gelombang P, terjadi akibat kontraksi otot atrium, gelombang ini relatif kecil
karena otot atrium yang relatif tipis.
b. Gelombang QRS, terjadi akibat kontraksi otot ventrikel yang tebal sehingga
gelombang QRS cukup tinggi. Gelombang Q merupakan depleksi pertama
kebawah. Selanjutnya depleksi ke atas adalah gelombang R. Depleksi ke bawah
setelah gelombang R disebut gelombang S.
c. Gelombang T, terjadi akibat kembalinya otot ventrikel ke keadaan listrik istirahat
(repolarisasi).
2. Pembentukan Gelombang
Ketika impuls dari nodus SA menjalar di kedua atrium, terjadi depolarisasi dan
repolarisasi di atrium dan semua sadapan merekamnya sebagai gelombang P defleksi
positif, terkecuali di aVR yang menjauhi arah aVR sehingga defleksinya negatif.
Setelah dari atrium, listrik menjalar ke nodus AV, berkas His, LBB dan RBB, serta
serabut purkinje. Selanjutnya, terjadi depolarisasi di kedua ventrikel dan terbentuk
gelombang QRS defleksi positif, kecuali di aVR. Setelah terjadi depolarisasi di kedua
ventrikel, ventrikel kemudian mengalami repolarisasi. Repolarisasi di kedua ventrikel
menghasilkan gelombang T defleksi positif di semua sadapan, kecuali di aVR. (F.
Sangadji).
Elektrokardiogram normal terdiri dari sebuah gelombang P , sebuah “ kompleks
QRS “ , dan sebuah gelombang T. kompleks QRS sebenarnya tiga gelombang
tersendiri, gelombang Q, gelombang R, gelombang S, ke semuanya di sebabkan oleh
lewatnya impuls jantung melalui ventrikel ini. Dalam elektrokardigram yang normal,
gelombang Q, dan S sering sangat menonjol dari pada gelombang R dan kadang kadang
benar benar absen , tetapi walau bagaimanapun gelombang ini masih di kenal sebagai
kompleks QRS atau hanya gelombang QRS.
Gelombang P di sebabkan oleh arus listrik yang di bangkitkan sewaktu atrium
mengalami depolarisasi sebelum berkontraksi , dan kompleks QRS di sebabkan oleh
arus listrik yang di bangkitkan ketika ventrikel mengalami depolarisasi sebelum
berkontraksi. Oleh karna itu, gelombang P dan komponen komponen kompleks QRS
adalah gelombang depolarisasi. Gelombang T di sebabkan oleh arus listrik yang di
bangkitkan sewaktu ventrikel kembali dari keadaan depolarisasi.
3. Durasi atau Interval Gelombang
a. Interval P-Q atau Interval P-R
Lama waktu antara permulaan gelombang P dan permulaan gelombang
QRS adalah interval waktu antara permulaan kontraksi ventrikel. Periode ini
disebut sebagai interval P-Q. Interval P-Q normal adalah kira-kira 0,16 detik.
Kadang-kadang interval ini juga disebut sebagai interval P-R sebab gelombang Q
sering tidak ada.
b. Interval Q-T
Kontraksi ventrikel berlangsung hampir dari permulaan gelombang Q
sampai akhir gelombang T. Interval ini juga disebut sebagai interval P-R sebab
gelombang Q sering tidak ada. Sinyal EKG ini memiliki sifat- sifat khas yang lain
yaitu: Amplitudo rendah (sekitar 10μV – 10mV) dan frekuensi rendah (sekitar
0,05 – 100Hz).
4. Nilai – Nilai EKG Normal
 Gelombang P yaitu depolarisasi atrium.

a. Nilai-normal ; lebar <>


b. Tinggi <0,25>
c. Bentuk + ( ) di lead I, II, aVF, V2 - V6
d. - ( ) di lead aVR
e. + atau - atau + bifasik ( ) di lead III, aVL, V1
 Kompleks QRS yaitu depolarisasi dan ventrikel, diukur dari permulaan
gelombang QRS sampai akhir gelombang QRS Lebar 0,04 - 0,10 detik.
a. Gelombang Q yaitu defleksi pertama yang ke bawah (-) lebar 0,03 detik,
dalam <1/3>
b.Gelombang R yaitu defleksi pertama yang keatas (+)
• Tinggi ; tergantung lead.
• Pada lead I, II, aVF, V5 dan V6 gel. R lebih tinggi (besar)
• Gel. r kecil di V1 dan semakin tinggi (besar) di V2 - V6.
c. Gelombang S yaitu defleksi pertama setelah gel. R yang ke bawah (-).
Gel. S lebih besar pada VI - V3 dan semakin kecil di V4 - V6.
3. Gelombang T yaitu repolarisasi dan ventrikel
1. (+) di lead I, II, aVF, V2 - V6.
2. (-) di lead aVR.
3. (±) / bifasik di lead III, aVL, V1 (dominan (+) / positif)
4. Gelombang U ; biasanya terjadi setelah gel. T (asal usulnya tidak diketahui)
dan dalam keadaan normal tidak terlihat.

D. Sandapan pada EKG (Bipolar dan Unipolar)


Fungsi sadapan EKG adalah untuk menghasilkan sudut pandang yang jelas terhadap
jantung. Sadapan ini dibaratkan dengan banyaknya mata yang mengamati jantung jantung dari
berbagai arah. Semakin banyak sudut pandang, semakin sempurna pengamatan terhadap
kerusakan-kerusakan bagian-bagian jantung.
Sadapan pada mesin EKG secara garis besar terbagi menjadi dua:

1) Sadapan Bipolar
Sadapan Bipolar (I, II, III). Sadapan ini dinamakan bipolar karena merekam
perbedaan potensial dari dua elektrode. Sadapan ini memandang jantung secara arah
vertikal (ke atas-bawah, dan ke samping). Sadapan ini merekam dua kutub listrik yang
berbeda, yaitu kutub dan kutub negatif. Masing-masing elektrode dipasang di kedua
tangan dan kaki.
Sadapan-sadapan bipolar dihasilkan dari gaya-gaya listrik yang diteruskan dari
jantung melalui empat kabel elektrode yang diletakkan di kedua tangan dan kaki.
Masing-masing LA (left arm), RA (right arm), LF (left foot), RF (right foot). Dari
empat kabel elektrode ini aka dihasilkan beberapa sudut atau sadapan sebagai berikut.
a. Sadapan I
Sadapan I dihasilkan dari perbedaan potensial lsitrik antara RA yang dibuat
bermuatan negatif dan LA yang dibuat bermuatan positif sehingga arah listrik
jantung bergerak ke sudut 0 derajat (sudutnya ke arah lateral kiri). Dengan
demikian, bagian lateral jantung dapat dilihat oleh sadapan I.
b.Sadapan II
Sadapan II dihasilkan dari perbedaan antara RA yang dibuat bermuatan negatif dan
LF yang bermuatan positif sehingga arah listrik bergerak sebesar positif 60 derajat
(sudutnya ke arah inferior). Dengan demikian, bagian inferior jantung dapat dilihat
oleh sadapan II.
c.Sadapan III
Sadapan III dihasilkan dari perbedaan antara LA yang dibuat bermuatan negatif dan
RF yang dibuat bermuatan positif sehingga listrik bergerak sebesar positif 120
derajat (sudutnya ke arah inferior). Dengan demikian, bagian inferior jantung dapat
dilihat oleh sadapan III.

2. Sadapan Unipolar
Sadapan ini merekam satu kutub positif dan lainnya dibuat indifferent. Sadapan
ini terbagi menjadi sadapan unipolar ekstremitas dan unipolar prekordial.
a. Unipolar Ekstremitas
Sadapan unipolar ekstremitas merekam besar potensial listrik pada ekstremitas.
Gabungan elektrode pada ekstremitas lain membentuk elektrode indifferent
(potensial 0). Sadapan ini diletakkan pada kedua lengan dan kaki dengan
menggunakan kabel seperti yang digunakan pada sadapan bipolar.
Vektor dari sadapan unipolar akan menghasilkan sudut pandang terhadap
jantung dalam arah vertikal.
1) Sadapan aVL
Sadapan aVL dihasilkan dari perbedaan antara muatan LA yang dibuat
bermuatan positif dengan RA dan LF yang dibuat indifferent sehingga
listrik bergerak ke arah -30 derajat (sudutnya ke arah lateral kiri).
Dengan demikian, bagian lateral jantung dapat dilihat juga oleh sadapan
aVL.
2) Sadapan aVF
Sadapan aVF dihasilkan dari perbedaan antara muatan LF yang dibuat
bermuatan positif dengan RA dan LA dibuat indifferent sehingga listrik
bergerak ke arah positif 90 derajat (tepat ke arah inferior). Dengan
demikian, bagian inferior jantung selain sadapan II dan III dapat juga
dilihat oleh sadapan aVF.
3) Sadapan aVR
Sadapan aVR dihasilkan dari perbedaan antara muatan RA yang dibuat
bermuatan positif dengan LA dan LF dibuat indifferent sehingga listrik
bergerak ke arah berlawanan dengan arah lsitrik jantung -150 derajat
(ke arah ekstrem).
Dari sadapan bipolar dan unipolar ekstremitas, garis atau sudut pandang
jantung dapat diringkas seperti yang digambarkan berikut.
Akan tetapi, sadapan-sadapan ini belum cukup sempurna untuk
mengamati adanya kelainan di seluruh permukaan jantung. Oleh karena
itu, sudut pandang akan dilengkapi dengan unipolar prekordial (sadapan
dada).

b.Unipolar Prekordial
Sadapan unipolar prekordial merekam besar potensial listrik dengan elektrode
eksplorasi diletakkan pada dinding dada. Elektrode indifferent (potensial 0)
diperoleh dari penggabungan ketiga elektrode esktremitas. Sadapan ini
memandang jantung secara horizontal (jantung bagian anterior, septal, lateral,
posterior dan ventrikel sebelah kanan).
V1: Ruang interkostal IV garis sternal kanan
V2: Ruang interkostal IV garis sternal kiri
V3: Pertengahan antara V2 dan V4
V4: Ruang interkostal V garis midklavikula kiri
V5: Sejajar V4 garis aksila depan
V6: Sejajar V4 garis mid-aksila kiri

E. Kertas EKG
Kertas EKG merupakan kertas grafik yang terdiri dari garis horizontal dan vertikal
dengan jarak 1 mm (sering disebut kotak kecil). Garis yang lebih tebal terdapat pada setiap
5 mm (disebut kotak beasr). Garis horizontal menggambarkan waktu, dimana 1 mm = 0,04
detik, sedangkan 5 mm = 0, 20 detik. Garis vertical menggambarkan voltase, dimana 1 mm
= 0,1 miliVolt, sedangkan setiap 10 mm = 1 miliVolt.

Pada praktik setiap hari perekaman dibuat dengan kecepatan 25 miliVolt. Kalibrasi
yang biasanya dilakukan adalah 1 miliVolt, yang menimbulkan defleksi 10 mm. pada
keadaan tertentu kalibrasi dapat diperbesar yang akan menimbulkan defleksi 20 mm atau
diperkecil yang akan menimbulkan defleksi 5 mm. Hal ini harus dicatat pada saat perekaman
EKG sehingga tidak menimbulkan interpretasi yang salah bagi yang membacanya.

F. Kurva EKG

Kurva EKG menggambarkan proses listrik yang terjadi pada atrium dan ventrikel.
Proses listrik ini terdiri dari depolarisasi atrium, repolarisasi atrium, depolarisasi ventrikel,
dan repolarisasi ventrikel.

Sesuai dengan proses listrik jantung, setiap hantaran pada EKG normal
memperlihatkan 3 proses listrik yaitu depolarisasi atrium, depolarisasi ventrikel, dan
repolarisasi ventrikel. Repolarisasi atrium umumnya tidak terlihat pada EKG, karena
disamping intesitasnya kecil juga repolarisasi atrium waktunya bersamaan dengan
depolarisasi ventrikel yang mempunyai intesitas yang jauh lebih besar. Kurva EKG normal
terdiri dari gelombang P, Q, R, S, dan T serta kadang terlihat delombang U. Selain itu juga
ada beberapa interval dan segmen EKG.
Gelombang P merupakan gambaran proses depolarisasi atrium. Gelombang P yang
normal yaitu lebar kurang dari 0,12 detik, tinggi kurang dari 0,3 miliVolt, selalu positif di
lead II dan selalu negatif di lead avR.

Gelombang QRS merupakan gambaran proses depolarisasi ventrikel. Gelombang


QRS yang normal yaitu lebar 0,06-0,12 detik dan tinggi tergantung lead. Gelombang QRS
terdiri dari gelombang Q, gelombang R, dan gelombang S. Gelombang Q adalah defleksi
negative pertama pada gelombang QRS. Gelombang Q yang normal yaitu lebar kurang dari
0,04 detik, tinggi/ dalamnya kurang dari 1/3 tinggi R. Gelombang Q abnormal disebut
gelombang Q patologis. Gelombang R adalah defleksi positif pertama pada gelombang QRS.
Gelombang R umumnya positif di lead I, II, V5, dan V6. Di lead avR, V1, dan V2 biasanya
hanya kecil atau tidak ada sama sekali. Gelombang S adalah defleksi negative sesudah
gelombang R. di lead avR dan V1 gelombang S terlihat dalam, dari V2 ke V6 akan terlihat
makin lama makin menghilang atau berkurang dalamnya.

Gelombang T merupakan gambaran proses repolarisasi ventrikel. Umumnya


gelombang T positif di lead I, II, V3-V6 dan terbalik di avR.

Gelombang U adalah gelombang yang timbul setelah gelombang T dan sebelum


gelombang P berikutnya. Penyebab timbulnya gelombang U masih belum diketahui namun
diduga akibat repolarisasi lambat sistem konduksi interventrikel.

Interval PR diukur dari permukaan gelombang P sampai permulaan gelombang QRS.


Nilai normal berkisar antara 0,12-0,20 detik. Ini merupakan waktu yang dibutuhkan untuk
depolarisasi atrium dan jalannya impuls melalui berkas His sampai permulaan depolarisasi
ventrikel.

Segmen ST diukur dari akhir gelombang S sampai awal gelombang T. segemn ini
umumnya isoelektris, tetapi pada lead precordial dapat bervariasi dari - 0,5 sampai + 2 mm.
segmen ST yang naik disebut ST elevasi dan yang turun disebut ST depresi.

G. Cara Menilai EKG

1. Menentukan Frekuensi (Hearth Rate)

Cara menentukan frekuensi melalui gambaran EKG dapat dilakukan dengan 3 cara
yaitu:
a. 300____________
Jumlah kotak besar antara R-R
b. 1500___________
Jumlah kotak kecil antara R-R
c. Ambil EKG strip sepanjang 6 detik, hitung jumlah QRS dan kalikan 10
atau ambil EKG 12 detik, hitung jumlah QRS dan kalikan dengan 5.

2. Menentukan Irama Jantung (Rhythm)

Dalam menentukan irama jantung, urutan yang harus ditentukan adalah sebagai
berikut:

a. Tentukan apakah denyut jantung berirama teratur atau tidak

b. Tentukan berapa frekuensi jantung (HR)

c. Tentukan gelombang P normal atau tidak

d. Tentukan interval PR normal atau tidak

e. Tentukan gelombang QRS normal atau tidak

f. Interpretasi

Irama jantung yang normal impulsnya berasal dari nodus SA, maka iramanya
disebut irama sinus (sinus rhythm). Kriteria irama sinus (SR) adalah irmanya teratur,
frekuensi jantung antara 60-100 kali per menit, gelombang P normal, setiap
gelombang P selalu diikuti gelombang GRS dan T, interval PR normal (0,12-0,20
detik), gelombang QRS normal (0,06-0,12 detik), semua gelombang sama.

Irama EKG yang tidak mempunyai kriteria tersebut disebut disritmia.


Disritmia terdiri dari disritmia yang disebebakan oleh gangguan pembentukan
impuls dan disritmia yang disebabkan oleh gangguan penghantaran impuls.

Disritmia yang disebabkan oleh gangguan pembentukan imupls terdiri dari:

a. Nodus SA
1) Takikardi Sinus (ST)
2) Bradikardi Sinus (SB)
3) Aritmia sinus
4) Sinus Arrest
b. Atrium
1) Ekstrasistolal atrial (AES/PAB/PAC)
2) Takikardi atrial (PAT)
3) Flutter atrial
4) Fibrilasi atrial
c. Nodus AV
1) Irama junctional (JR)
2) Ekstrasistolal junctional (JES/PJB/PJC)
3) Takikardi junctional
d. Supraventrikel
1) Ekstrasistol supraventrikel (SVES)
2) Takikardi supraventrikel (SVT)
e. Ventrikel
1) Irama idioventrikel (IVR)
2) Ekstrasistol ventrikel (VES/PVB/PVC)
3) Takikardi ventrikel (VT)
4) Fibrilasi ventrikel (VF)

Disritmia yang disebabkan oleh gangguan penghantaran impuls:

a. Nodus SA
Blok sinoatrial (SA Block)
b. Nodus AV
1) Blok AV derajat I
2) Blok AV derajat II
3) Tipe Mobitz I (Wenckebach)
4) Tipe mobitz II
5) Blok AV derajat III (total AV blok)
c. Interventrikuler
1) Right bundle branch block (RBBB)
2) Left bundle branch block (LBBB)
3. Menentukan sumbu jantung (axis)

Untuk menentukan axis dapat dapat dipakai bebrapa cara, yang paling mudah
adalah dengan menghitung QRS rata-rata di bidang frontal. Axis normal terletak
antara -30 sampai +110 derajat. Deviasi axis ke kiri (LAD) antara -30 sampai – 90
derajat dan deviasi axis kanan (RAD) antara +110 sampai -180 derajat.

4. Menentukan adanya tanda hipertrofi

a. Hipertrofi atrium kanan (RAH)

Ditandai dengan adanya gelombang P yang lancip dan tinggi paling jelas terlihat
di lead I dan lead II, biasanya disebut P-Pulmonal.

b. Hipertrofi atrium kiri (LAH)

Ditandai dengan adanya gelombang P yang lebar dan berlekuk, paling jelas
terlihat di lead I dan II, biasa disebut gelombang P-Mitral.

c. Hipertrofi ventrikel kanan (RVH)

Ditandai dengan gelombang R lebih besar dari gelombang S pada lead precordial
kanan, VAT > 0,03 detik di V1, gelombang S menetap di V5/ V6, depresi
segmen ST dan gelombang T terbalik di V1-V3, dan RAD.

d. Hipertrofi ventrikel kiri (LVH)

Ditandai dengan gelombang R pada V5/V6 lebih dari 27 mm atau gelombang S


di V1 + gelombang R di V5/V6 lebih dari 35 mm, VAT > 0,05 detik di V5/V6,
depresi segmen ST dan gelombang T terbalik di V5/V6, dan LAD.

5. Menentukan adanya tanda iskemia/ infark miokard

Iskemia miokard ditandai dengan adanya depresi segmen ST atau gelombang


T terbalik. Sedangkan infark miokard, gambaran yang paling diagnostik adalah
gelombang Q patologis. Pada fase akut umumnya gelombang Q patologis disertai
adanya elevasi segmen ST, sedangkan pada fase sub akut atau recent gelombang Q
patologis disertai gelombang T terbalik. Pada fase old gambaran EKG berupa
gelombang Q patologis, segmen ST dan gelombang T normal kembali.
Adapun untuk menentukan lokasi iskemia atau infark digunakan ketentuan
sebagai berikut:

a. Anterior kelainannya di V2-V4

b. Anteroseptal kelainannya di V1-V3

c. Anterolateral kelainnanya di I, AVL, V5-V6

d. Ekstensif anterior kelainannya di I, AVL, V1-V6

e. Inferior kelainannya di II, III, dan AVF

f. Posterior kelainannya di V1-V2 (resipokal)

g. Ventrikel kanan kelainannya di V1, V3R, dan V4R

H. Prosedur Perekaman EKG

1. Alat dan bahan :


a. Elektrokardiogram
b. Elektroda ektremitas
c. Elektroda hisap
d. Kawat penghubung klien dan kawat penghubung dengan bumi
e. Kapas dan alkohol
f. Elektrolit jelly
g. Probandus
2. Cara kerja :
a. Persiapan
1) Klien berbaring dengan tenang dan telanjang dada. Klien diberikan penjelasan
mengenai tujuan dan jalanya prosedur pemeriksaan. Kepala klien diberi bantal dan
perhiasan maupun aksesoris yang terbuat dari logam dilepas.
2) Permukaan kulit di kedua pergelangan tangan dan kaki dibersihkan dengan kapas
beralkohol.
3) Elektroda diberi EKG jelly secukupnya dan dipasangkan pada tempat yang sudah
dibersihkan.
4) Kabel penghubung klien dihubungkan dengan elektroda :
 Kabel RA (right arm) merah dihubungkan pada elektroda dipergelangan tangan
kanan.
 Kabel LA (left arm) kuning dihubungkan pada elektroda dipergelangan tangan
kiri.
 Kabel LL (left leg) hijau dihubungkan pada elektroda dipergelangan kaki kiri.
 Kabel RL (right leg) hitam dihubungkan pada elektroda dipergelangan kaki
kanan.
5) Permukaan kulit dada klien dibersihkan dengan kapas beralkohol
6) Elektroda diberi EKG jelly secukupnya dan dipasang pada prekordial yang telah
dibersihkan
7) Kabel penghubung klien dihubungkan dengan elektroda :
 V1 diletakan diruang interkostal ke empat disebelah kanan sternum (merah).
 V2 diletakan diruang interkostal ke empat disebelah kiri sternum (kuning).
 V3 diletakan diantara V2 dan V4 (hijau).
 V4 diletakan diruang interkostal kelima pada garis midklavikula (coklat).
 V5 diletakan diantar V4 dan V6 (hitam).
 V6 diletakan diruang interkostal kelima pada garis midklavikula (ungu).
3. Perekaman :
a. Posisi kertas diperiksa.
b. Tombol ON ditekan.
c. kecepatan dan sensitivitas dipilih.
d. Tombol START ditekan.
e. Setelah semua lead terekam, tombol OFF ditekan.
f. Identitas dan waktu merekam diperiksa.
g. Elektroda beserta kabel-kabelnya dilepas dan dibersihkan.

Anda mungkin juga menyukai