TINJAUAN PUSTAKA
1. Pengertian
Price dan Wilson (2006) menjelaskan bahwa proses fisiologik nyeri terjadi
antara stimulus cedera jaringan dan pengalaman subyektif nyeri. Terdapat
empat proses tersendiri: transduksi, transmisi, modulasi, dan persepsi.
Transduksi nyeri adalah proses rangsangan yang mengganggu sehingga
menimbulkan aktivitas listrik di reseptor nyeri. Transmisi nyeri melibatkan
proses penyaluran impuls nyeri dari tempat transduksi melewati saraf
perifer sampai ke terminal di medula spinalis dan jaringan neuron-neuron
pemancar yang naik dari medula spinalis ke otak. Modulasi nyeri
melibatkan aktivitas saraf melalui jalur-jalur saraf desendens dari otak
yang dapat mempengaruhi transmisi nyeri setinggi medula spinalis.
Modulasi juga melibatkan faktor-faktor kimiawi yang menimbulkan atau
meningkatkan aktivitas di reseptor nyeri aferen primer. Akhirnya, persepsi
nyeri adalah pengalaman subyektif nyeri yang bagaimanapun juga
dihasilkan oleh aktivitas transmisi oleh saraf.
7
8
3. Transmisi Nyeri
4. Jenis-jenis nyeri
Nyeri somatik dalam mengacu kepada nyeri yang berasal dari otot,
tendon, ligamentum, tulang, sendi, dan arteri. Struktur-sturktur ini
memiliki lebih sedikit reseptor nyeri sehingga lokalisasi nyeri sering
tidak jelas. Nyeri dirasakan lebih difus daripada nyeri kulit dan
cenderung menyebar ke daerah di sekitarnya. Nyeri dari berbagai
10
struktur dalam berbeda. Nyeri akibat suatu cedera akut pada sendi
memiliki lokalisasi yang jelas dan biasanya dirasakan sebagai rasa
tertusuk, terbakar, atau berdenyut. Pada peradangan kronik sendi
(artritis), yang dirasakan adalah nyeri pegal-tumpul yang disertai
seperti tertusuk apabila sendi bergerak.
c. Nyeri visera
d. Nyeri alih
Nyeri alih didefinisikan sebagai nyeri yang berasal dari salah satu
daerah di tubuh tetapi dirasakan terletak di daerah lain. Nyeri visera
sering dialihkan ke dermatom (daerah kulit) yang dipersarafi oleh
segmen medula spinalis yang sama dengan viksus yang nyeri tersebut.
Apabila dialihkan ke permukaan tubuh, maka nyeri visera umumnya
terbatas di segmen dermatom tempat organ visera tersebut berasal dari
masa mudigah, tidak harus di tempat organ tersebut berada pada masa
dewasa.
e. Nyeri neuropati
yang menyebabkan nyeri alih ke rahang, lengan kiri, dan bahu kiri.
Batu empedu yang mengalihkan rasa nyeri ke selangkangan.
d. Radiasi
Sensasi nyeri meluas dari tempat awal cedera ke bagian tubuh yang
lain. Nyeri terasa seakan menyebar ke bagian tubuh bawah atau
sepanjang bagian tubuh. Nyeri dapat menjadi intermiten atau konstan.
Contoh nyeri punggung bagian bawah akibat diskus intravertebral
yang ruptur disertai nyeri yang meradiasi sepanjang tungkai dari iritasi
saraf skiatik.
a. Nyeri akut
b. Nyeri kronik
a. Pengkajian nyeri
a) Intensitas nyeri
b) Karakteristik nyeri
2) Skala nyeri
0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
Tidak nyeri Nyeri Nyeri Nyeri berat Nyeri yang tidak
ringan sedang tertahankan
Tidak Sangat
nyeri nyeri
0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
Tidak nyeri Nyeri yang
tidak
tertahankan
B. Manajemen Nyeri
Salah satu strategi stimulasi kulit tertua dan paling sering digunakan
adalah pemijatan atau penggosokan. Pijat dapat dilakukan dengan
jumlah tekanan dan stimulasi yang bervariasi terhadap berbagai titik-
titik pemicu miofasial di seluruh tubuh. Untuk mengurangi gesekan
digunakan minyak atau losion. Pijat akan melemaskan ketegangan otot
dan meningkatkan sirkulasi lokal. Pijat punggung memiliki efek
relaksasi yang kuat dan apabila dilakukan oleh individu yang penuh
perhatian, menghasilkan efek emosional yang positif.
Terdiri dari suatu alat yang digerakkan oleh baterai yang mengirim
impuls listrik lemah melalui elektroda yang diletakkan di tubuh.
Elektroda umumnya diletakkan di atas atau dekat dengan bagian yang
nyeri. Transcutaneous Electrical Nerve Stimulation (TENS) digunakan
untuk penatalaksanaan nyeri akut dan kronik (nyeri pascaoperasi, nyeri
punggung bawah, phantom limb pain, neuralgia perifer, dan artritis
rematoid).
c. Akupuntur
Akupuntur adalah teknik kuno dari cina berupa insersi jarum halus ke
dalam berbagai “titik akupungtur (pemicu)” diseluruh tubuh untuk
meredakan nyeri. Akupuntur digunakan secara luas di Cina dan pernah
digunakan untuk melakukan bedah mayor tanpa pemakaian anestesik.
Pemakaian 1akupuntur memerlukan pelatihan khusus dan mulai
populer di Barat. Efektivitas metode ini mungkin dapat dijelaskan
dengan teori kontrol gerbang dan teori bahwa akupuntur merangsang
pelepasan opoid endogen (Price dan Wilson, 2005).
d. Akupresure
Metode noninvasif lain untuk merangsang titik-titik pemicu adalah
pemberian tekanan dengan ibu jari, suatu teknik yang disebut dengan
19
f. Aplikasi panas
Aplikasi panas adalah tindakan sederhana yang telah lama diketahui
sebagai metode yang efektif untuk mengurangi nyeri atau kejang otot.
Panas dapat disalurkan melalui konduksi (botol air panas, bantalan
pemanas listrik, lampu, kompres basah panas), konveksi (whirpool,
sitz bath, berendam air panas) atau konversi (ultrasonografi, diatermi).
Nyeri akibat memar, spasme otot, dan artritis berespons baik terhadap
panas. Karena melebarkan pembuluh darah dan meningkatkan aliran
darah lokal, panas jangan digunakan cedera traumatik saat masih ada
edema dan peradangan. Karena meningkatkan aliran darah, panas
mungkin meredakan nyeri dengan menyingkirkan produk-produk
inflamasi, seperti bradikinin, histamin, dan prostaglandin yang
menimbulkan nyeri lokal.
20
g. Aplikasi dingin
Aplikasi dingin lebih efektif untuk nyeri akut (misalnya, trauma akibat
luka bakar, tersayat, terkilir). Dingin dapat disalurkan dalam bentuk
berendam atau kompres air dingin, kantung es, aquamatic K pads dan
pijat es. Aplikasi dingin mengurangi aliran darah ke suatu bagian dan
mengurangi perdarahan serta edema. Terapi dingin menimbulkan efek
analgetik dengan memperlambat kecepatan hantaran saraf sehingga
impuls nyeri yang mencapai otak lebih sedikit.
2. Strategi kognitif-perilaku
a. Relaksasi
tidak nyaman atau nyeri, stres fisik, dan emosi pada nyeri. Teknik
relaksasi dapat digunakan saat individu dalam kondisi sehat atau sakit.
d. Hipnosis
C. Hipnoterapi
1. Pengertian
a. Pengulangan/ repetisi
e. Hipnosis kendala
4. Tahap-tahap Hipnoterapi
Relaksasi
Tahap ini adalah proses membawa klien menuju kondisi trance atau
hypnosis state. Kondisi hypnosis state adalah kondisi di mana pikiran
bawah sadar seseorang terbuka siap menerima informasi atau ide atau
sugesti. Dalam ukuran brain wave, klien dipandu untuk memasuki
kondisi alfa atau tetha dengan tingkat kedalaman sesuai kebutuhan
terapi
Relaksasi
c. Tahap suggestion
d. Tahap termination
D. Kerangka Teori
Manajemen nyeri :
1. Terapi dan modalitas Nyeri
fisik
a. Pijat / masase
b. Stimulus sarf
dengan listrik Faktor lain yang
c. Akupuntur mempengaruhi tingkat nyeri :
d. Akupresure 1. Pengalaman sectio
e. Range of motion caesarea sebelumnya
f. Aplikasi panas 2. Penggunaan obat analgesik
g. Aplikasi dingin 3. Dukungan Keluarga
2. Strategi konginitif- 4. Tingkat stres
perilaku 5. Tingkat kecemasan
a. Relaksasi 6. Tingkat energi
b. Distraksi 7. Pengetahuan tentang nyeri
c. Pencipatan 8. Budaya
khayalan dengan 9. Makna nyeri
tuntunan 10. Perhatian klien
d. Hipnosis 11. Pola koping
e. Umpan balik/
biofeedback
E. Kerangka Konsep
Kerangka konsep adalah suatu hubungan atau kaitan antara konsep yang satu
dengan konsep yang lainnya dari masalah yang ingin diteliti (Notoatmodjo,
2005). Penelitian ini terdiri dari konsep penelitian digambarkan sebagai
berikut:
Hipnoterapi Nyeri
F. Variabel Penelitian
Variabel adalah suatu gejala yang bervariasi, sedangkan gejala adalah objek
penelitian, sehingga dapat diartikan variabel adalah suatu objek penelitian
yang bervariasi (Arikunto, 2006). Variabel penelitian ini terdiri:
1. Variabel bebas
Variabel independent atau variabel bebas adalah variabel yang nilainya
menentukan variabel lain (Nursalam, 2003). Variabel bebas penelitian
adalah terapi hipnoterapi
2. Variabel terikat
Variabel ini disebut sebagai variabel respon atau out put. Respon berarti
variabel ini akan muncul sebagai akibat dari suatu variabel. Variabel
dependent atau disebut juga variabel terikat adalah variabel yang diamati
dan diukur untuk menentukan ada tidaknya pengaruh dari variabel bebas
(Nursalam, 2003). Variabel terikat penelitian adalah nyeri luka post operasi
sectio caesarea
G. Hipotesa