A. HASIL
Pada bab ini akan membahas tentang hasil dari laporan kasus asuhan
orang pasien dengan diabetes melitus tipe 2. Asuhan keperawatan pada pasien
evaluasi keperawatan.
1. PENGKAJIAN
Loekmono Hadi Kudus. Hasil pengkajian didapatkan data nama pasien Ny.
keluhan utama pasien adalah pasien mengatakan badan terasa lemas karena
mual dan muntah, terdapat luka dikaki kanan yang tak kunjung sembuh.
36
37
data Pasien mengatakan pada tanggal 15 februari 2017 pasien merasa badan
terasa lemas karena mual dan muntah, dan luka yang tak kunjung sembuh
pada kaki bagian kanan akibat tertusuk batu 3 hari sebelum masuk RS. lalu
anak pasien membawa pasien ke IGD RSUD dr. Loekmono Hadi pada
tanggal 15 feb 2017 jam 10.00 wib dengan hasil pemeriksaan tekanan darah
100/90, nadi 103 x/menit, pernafasan 20x/menit, suhu 38,6 0c, SPO2 99 %,
GDS 394. pasien mendapat terapi cefotaxime 2x1 gr, Ketorolac 2x1 ampl,
Ranitidine 2x1 ampl, aprida 3x6 iu. setelah itu pasien pada jam 11.00 wib
lanjut.
Riwayat penyakit DM ini sudah 2 tahun yang lalu, pasien juga memiliki
mengatakan jika dari keluarga pasien tidak ada yang mengalami penyakit
dan sayur. BB pasien saat sebelum sakit adalah 50 kg dengan TB 155 cm,
Saat sakit, pasien makan 3xsehari dengan diit diabetes berupa nasi yang
pasien makan seperti biasa, saat dirawat pasien tidak nafsu makan. pasien
tampak lemas dan lesu. pasien sudah 3 hari sebelum dikaji hanya makan 2-3
BB pasien saat ini 42 kg dengan TB 155 cm, LILA 23.5, IMT 17,5 pasien
N : 103 x/mnt, RR:20 x/mnt, S : 38,6 0c, SPO2 99 %, GDS 394, Ekspresi
wajah pasien tampak lemah. Pada ekstremitas bawah ada luka dikaki
berjalan karena luka dikaki kanan. Tidak ada pembengkakan maupun udem
tanggal 15 februari 2017 didapatkan data Hb: 7,8 g/dl, hematokrit : 22,2 %,
februari 2017 pukul 12.30 wib di Bougenfille 3 RSUD dr. Loekmono Hadi
Kudus. Data yang didapat yaitu nama pasien adalah Ny.S dengan usia 56 th,
badan terasa lemas dan pusing karena mual, terdapat luka dikaki kanan yang
data bahwa Pada Pasien mengatakan pada tanggal 14 februari 2017 pasien
merasa badan terasa lemas dan pusing karena mual, dan luka yang tak
kunjung sembuh pada kaki bagian kanan akibat tertusuk batu 5 hari sebelum
masuk RS. lalu anak pasien membawa pasien ke IGD RSUD dr. Loekmono
Hadi pada tanggal 14 feb 2017 jam 10.30 wib dengan hasil pemeriksaan
tekanan darah 150/90, nadi 107 x/menit, pernafasan 24x/menit, suhu 37,6 0c,
SPO2 98 %, GDS 535. pasien mendapat terapi cefotaxime 2x1 gr, Ketorolac
2x1 ampl, Ranitidine 2x1 ampl, Humulin 20 iu. setelah itu pasien pada jam
penyakit DM ini sudah 5 tahun yang lalu, pasien juga memiliki riwayat
pasien mengatakan jika dari keluarga pasien tidak ada yang mengalami
sebelum sakit, pasien makan sehari 3x dengan menu nasi, lauk,pauk dan
sayur. BB pasien saat sebelum sakit adalah 60 kg dengan TB 165 cm. Saat
40
sakit, pasien makan 3x sehari dengan diit diabetes berupa nasi yang
lemas. pasien makan setengah porsi setiap makannya. setiap harinya pasien
minum 2000 ml/hari. BB pasien saat ini 50 kg dengan TB 165 cm, LILA
sakit.
x/menit, pernafasan 24x/menit, suhu 37,6 0c, SPO2 98 %, GDS 535. Ekspresi
wajah pasien tampak lemah. Pada ekstremitas bawah ada luka dikaki
berjalan karena luka dikaki kanan. Tidak ada pembengkakan maupun udem
2. DIAGNOSA KEPERAWATAN
Diagnosa keperawatan yang dapat diambil Pada Ny. S setelah
Masalah yang telah diambil tersebut berdasarkan data yang telah ditemukan
data subyektif yaitu pasien mengeluh lemas, nafsu makan menurun. Data
objektif selama dirumah sakit BB pasien saat ini 42 kg dengan TB 155 cm,
41
LILA 23.5, IMT 17,5 dengan pemeriksaan Lab Hb : 7,8 g/dL, Ht: 22,2 % ,
berhubungan dengan intake makan yang tidak adekuat. Masalah yang telah
diambil tersebut berdasarkan data yang telah ditemukan data subyektif yaitu
dirumah sakit BB pasien saat ini 50 kg dengan TB 165 cm, LILA 24.5, IMT
3. INTERVENSI
Rencana keperawatan yang akan dilakukan pada kedua pasien
dengan intake makan yang tidak adekuat. Dengan kriteria hasil (NOC) :
4. IMPLEMENTASI
dilakukan pada pukul 11.30 wib, respon pasien yaitu pasien mengeluh
mengatakan makanan dari RS tidak habis, setiap makan hanya 2-3 sendok
pasien mendapatkan diet diabetes berupa nasi dari RS. Implenentasi kedua
BB 50 kg, setelah sakit 42 kg. Implementasi yang ketiga pukul 11.50 yaitu
Respon pasien GDS 394. Implementasi yang kelima pukul 12.10 wib yaitu
habis setengah porsi dari menu yang diberikan dari RS. Kemudian pada
pukul 10.20 mengkaji berat badan pasien. respon pasien yaitu BB naik
10.30 Monitoring GDS respon pasien yaitu GDS kemarin 394, GDS hari
ini 287.
pasien, respon pasien mengatakan makanan hari ini habis seporsi makanan
dari menu yang diberikan dari RS. Kemudian pada pukul 08.20 mengkaji
berat badan pasien. respon pasien yaitu BB naik 1,5kg, saat dihitung
GDS respon pasien yaitu GDS kemarin 287, GDS hari ini 359.
dilakukan pada pukul 12.50 wib, respon pasien yaitu pasien mengeluh
yang keempat pukul 13.20 wib yaitu Memonitoring GDS Respon pasien
GDS 535. Implementasi yang kelima pukul 13.30 wib yaitu Memonitor
pasien hasil pemeriksaan Lab terbaru tgl 14 feb 2017 albumin = 3,0 g/dL
(nilai rujukan 3,5-5,2), Implementasi yang keenam pukul 13.40 wib yaitu
habis setengah porsi dari menu yang diberikan dari RS. Kemudian pada
turun 1 kg, saat dihitung BB kemarinn 50 kg. hari ini 49 kg. Kemudian
pukul 11.30 Monitoring GDS respon pasien yaitu GDS kemarin 535
seporsi makanan dari menu yang diberikan dari RS. Kemudian pada pukul
09.20 mengkaji berat badan pasien. respon pasien yaitu BB naik 1,5
kg, saat dihitung BB kemarinn 49 kg. hari ini 50,5 kg. Kemudian pukul
09.30 Monitoring GDS respon pasien yaitu GDS kemarin 352 GDS hari
ini 158.
5. EVALUASI
3x24 jam pada Ny. S tanggal 25 februari 2017 pukul 12.00 wib didapatkan
data pasien mengatakan badan tidak lagi terasa lemas dan asupan makanan
naik turun pada hari pertama 394, hari ke 2 287, hari ke 3 359.
13.00 wib didapatkan data yaitu pasien mengatakan badan tidak lagi terasa
peningkatan BB pasien naik turun selama 3 hari hari kedua turun 1 kg, hari
46
ke tiga naik 1,5kg, Dari BB awal 50 kg menjadi 50,5 kg, pengukuran GDS
naik turun pada hari pertama 535, hari ke 2 325, hari ke 3 158.
B. PEMBAHASAN
Pada bab ini akan membahas dan menganalisa hasil dari laporan karya
Bougenfille 3 RSUD d. Dan pada pasien. Loekmono Hadi Kudus. pada pasien
1. Pengkajian
Pada kasus ini didapatkan data bahwa Ny. S mengalami
kedua-duanya.
Saat dilakukan pengkajian pada Ny.S pasien 1 keluhan utama
pasien adalah mengatakan badan terasa lemas karena mual dan muntah.
utama yang dirasakan pasien adalah pasien mengatakan badan terasa lemas
47
data dari Ny. S pasien 1 peningkatan BB pasien selama 3 hari adalah 2 kg,
pasien naik turun selama 3 hari hari kedua turun 1 kg, hari ke tiga naik
1,5kg, Dari BB awal 50 kg menjadi 50,5 kg. Rasa lemas dan mual serta
ditandai dengan penurunan berat badan yang dirasakan kedua pasien sesuai
pada Ny. S pasien 1, pada hari pertama 394, hari ke 2 287, hari ke 3 359 dan
Hb 7,8 mg/dl (12.0 15.0) dan pada Ny. S pasien ke 2 hari pertama 535,
hari ke 2 325, hari ke 3 158 dan Hb 10 mg/dl (12.0 15.0). Hal tersebut
membuktikan bahwa kadar gula darah kedua pasien melebihi batas normal
kadar gula darah yang dikemukakan oleh Nur Arif (2015) yang menyatakan
bahwa nilai normal kadar gula darah puasa adalah 80-120 mg/dl dan gula
darah sewaktu 200 mg/dl. Pada pasien Ny. S pengkajian tidak didapatkan
data nilai albumin sebagai data dukung, dimana albumin merupakan jenis
protein terbanyak didalam plasma yang mencapai 60%. Protein yang larut
dalam air dan mengendap pada pemanasan itu merupakan salah satu
konstituen utama tubuh yang di produksi oleh hati. Albumin juga digunakan
mengalami mual dan penurunan nafsu makan, hal tersebut terjadi karena
pasien mengalami gastropati diabetikum yaitu keadaan dimana terjadi
kelemahan lambung dalam menyerap makanan yang ditandai dengan rasa
mual.
2. Diagnosa keperawatan
Data selanjutnya untuk menentukan masalah keperawatan yaitu
kadar gula darah sewaktu pada 22 Febuari 2017 pada Ny. S pasien 1 adalah
394, dan pada Ny. S pasien ke 2 yaitu 535. Secara teori pada penderita
diabetes melitus jumlah insulin yang kurang atau pada keadaan kualitas
insulinnya tidak baik (resistensi insulin), meskipun insulin ada dan
berproduksi serta reseptor juga ada, akan tetapi karena adanya gangguan
pada sel yang seharusnya glukosa dapat masuk ke dalam sel mengakibatkan
glukosa tidak dapat masuk ke dalam sel untuk dibakar (dimetabolisme).
Akibatnya glukosa tetap berada di luar sel, sehingga mengakibatkan kadar
gula darah meningkat (Rendi & Mrgareth, 2012).
Setelah dilakukan pengkajian pada tanggal 22 Febuari 2017 Ny S
pasien 1 mengatakan mual, nafsu makan berkurang, makan 2-3 sendok pada
hari pertama dan porsi 2 pada hari ke dari makanan yang diberikan
rumah sakit. tetapi, pada Ny S pasien ke 2, makan selalu habis tetapi adanya
rasa mual. data diatas juga didukung dengan hasil laboratorium pasien 1 Hb
7,8 mg/dl dan pasien 2 Hb 10 mg/dl dengan nilai normal 12.0 15.0,
berat badan sebelum sakit pasien 1 yaitu 50 kg, berat badan pada saat sakit
42 kg dengan tinggi badan 155 cm dan pasien 2 yaitu 60 kg dan berat badan
pada saat sakit 50 kg dengan tinggi badan 165 cm dan pengukuran gula
darah sewaktu pada pasien 1 yaitu 394 mg/dl dan pasien 2 yaitu 535 mg/dl
yang normalnya 200 mg/dl. Menurut teori ditemukan masalah nutrisi
kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan intake tidak adekuat
(Wilkinson, J. M. 2007).
50
mampu mencapai berat badan ideal, pasien mau mematuhi diit yang
normal.
Intervensi / tindakan yang diberikan yaitu mengkaji intake makan
pasien dimana dalam tindakan yang dilakukan ini untuk mengetahui jumlah
auskultasi bising usus, catat adanya nyeri abdomen atau perut kembung,
lembab atau dingin, denyut nadi cepat, lapar, cemas sakit kepala. Melakukan
pengecekan kadar gula darah dengan finger stick, kolaborasi dengan dokter
respon pasien mengatakan mual dan tidak nafsu makan. Pasien 1 hanya
menghabiskan 2-3 sendok dari porsi dari makanan yang disediakan dan
makanan yang dapat dikonsumsi pasien tersebut berupa bubur, sayur, tempe
rebus dan pisang. Untuk mengatasi agar pasien mau menghabiskan makanan
yang diberikan yaitu dengan cara mengkonsumsi atau makan makanan yang
disediakan dari rumah sakit saat masih dalam keadaan hangat, menggati
karbohidrat dengan roti atau kentang rebus, glukosa bisa digantikan dengan
menjaga kesehatan tubuh. Hal tersebut sudah sesuai dengan teori dari
memenuhi karbohidrat yaitu bubur beras, kentang, roti, sereal, untuk sumber
protein bisa diperoleh dari daging, ikan, telur dan untuk sumber vitamin
52
serta serat dapat diperoleh dari sayur dan buah, terdapat buah yang perlu
dihindari oleh penderita diabetes melitus yaitu nanas, nangka dan durian.
Implementasi selanjutnya yaitu menganjurkan pasien untuk
mematuhi diit yang diberikan dan respon pasien mau mengikuti saran yang
sendok dari porsi dari makanan yang disediakan dan pasien 2 menghabiskan
setengah porsi makan tetapi merasa mual. Menimbang berat badan kedua
pasien pada tanggal 22 Februari 2017 didapatkan hasil berat badan pasien 1
kesehatan pasien. Hal ini sudah sesuai dengan teori yaitu diit yang harus
4. Evaluasi keperawatan
Setelah dilakukan implementasi selama 3 x 24 jam, pasien
dilakukan evaluasi pada Ny. S pasien 1 dengan hasil yaitu data subjektif
pasien mengatakan badan tidak lagi terasa lemas dan asupan makanan
menjadi 44 kg, pengukuran GDS naik turun pada hari pertama 394, hari ke 2
pasien 2 dilakukan evaluasi pada Ny. S pasien 2 dengan hasil yaitu data
subjektif pasien pasien mengatakan badan tidak lagi terasa lemas dan asupan
seluruh porsi makannya yang diberikan oleh RS pada hari terakhir hingga
sekarang, peningkatan BB pasien naik turun selama 3 hari hari kedua turun
1 kg, hari ke tiga naik 1,5kg, Dari BB awal 50 kg menjadi 50,5 kg,
pengukuran GCS naik turun pada hari pertama 535, hari ke 2 325, hari ke 3
158. Hal ini menunjukkan masalah pasien teratasi dan sudah mencapai
tujuan dan kriteria hasil yang sudah ditetapkan dalam rencana keperawatan.
dengan intake yang tidak adekuat. Pasien mengatakan sudah tidak merasa
diit yang diberikan serta pasien 1 mendapatkan terapi insulin inj. aprida 3x6