Anda di halaman 1dari 18

BAB VI

HASIL DAN PEMBAHASAN

A. HASIL
Pada bab ini akan membahas tentang hasil dari laporan kasus asuhan

keperawatan gangguan kebutuhan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh pada 2

orang pasien dengan diabetes melitus tipe 2. Asuhan keperawatan pada pasien

1 dan pasien 2 dilakukan pada tanggal 22 februari 2017- 24 februari 2017 di

Ruang Bougenfille 3 RSUD dr. Loekmono Hadi Kudus. Asuhan keperawatan

ini mencakup lima tahap proses keperawatan yang meliputi pengkajian,

diagnosa keperawatan, intervensi keperawatan, implementasi keperawatan, dan

evaluasi keperawatan.

1. PENGKAJIAN

Asuhan keperawatan pada pasien 1 dilakukan padatanggal 22

februari 2017- 24 februari 2017 . Pengkajian pada pasien 1 dilakukan pada

tanggal 22 februari pukul 10.00 wib di ruang Bougenfille 3 RSUD dr.

Loekmono Hadi Kudus. Hasil pengkajian didapatkan data nama pasien Ny.

S dengan usia 51th, pasien tinggal di Kudus, pendidikan terakhir SD,

pekerjaan ibu rumah tangga,pasien beragama islam, diagnosa medis pasien

yaitu Hiperglikemia, Ulcus Pedis DM Tipe II . Saat dilakukan pengkajian

keluhan utama pasien adalah pasien mengatakan badan terasa lemas karena

mual dan muntah, terdapat luka dikaki kanan yang tak kunjung sembuh.

36
37

Dalam pengkajian riwayat keperawatan sekarang didapatkan

data Pasien mengatakan pada tanggal 15 februari 2017 pasien merasa badan

terasa lemas karena mual dan muntah, dan luka yang tak kunjung sembuh

pada kaki bagian kanan akibat tertusuk batu 3 hari sebelum masuk RS. lalu

anak pasien membawa pasien ke IGD RSUD dr. Loekmono Hadi pada

tanggal 15 feb 2017 jam 10.00 wib dengan hasil pemeriksaan tekanan darah

100/90, nadi 103 x/menit, pernafasan 20x/menit, suhu 38,6 0c, SPO2 99 %,

GDS 394. pasien mendapat terapi cefotaxime 2x1 gr, Ketorolac 2x1 ampl,

Ranitidine 2x1 ampl, aprida 3x6 iu. setelah itu pasien pada jam 11.00 wib

dipindahkan di Ruang Bougenfille 3 untuk mendapatkan perawatan lebih

lanjut.

Pada pengkajian riwayat penyakit dahulu Pasien memiliki

Riwayat penyakit DM ini sudah 2 tahun yang lalu, pasien juga memiliki

riwayat penyakit Hipertensi, ketika sakit, pasien selalu memeriksakannya ke

dokter ataupun puskesmas.

Padapengkajian riwayat penyakit keluarga, Keluarga pasien

mengatakan jika dari keluarga pasien tidak ada yang mengalami penyakit

yang diderita oleh pasien

Pada pengkajian pola fungsional gordon, dalam pengkajian pola

nutrisi,sebelum sakit, pasien makan sehari 3x dengan menu nasi, lauk,pauk

dan sayur. BB pasien saat sebelum sakit adalah 50 kg dengan TB 155 cm,

Saat sakit, pasien makan 3xsehari dengan diit diabetes berupa nasi yang

diberikan RS selama dirawat. Nafsu makan pasien menurun, sebelum sakit,


38

pasien makan seperti biasa, saat dirawat pasien tidak nafsu makan. pasien

tampak lemas dan lesu. pasien sudah 3 hari sebelum dikaji hanya makan 2-3

sendok makan setiap makannya.setiap harinya pasien minum 1200 ml/hari.

BB pasien saat ini 42 kg dengan TB 155 cm, LILA 23.5, IMT 17,5 pasien

mengalami penurunan BB sebanyak 8 kg selama sakit.

Dalam pemeriksaan fisik didapatkan data TD : 100/90 mmHg,

N : 103 x/mnt, RR:20 x/mnt, S : 38,6 0c, SPO2 99 %, GDS 394, Ekspresi

wajah pasien tampak lemah. Pada ekstremitas bawah ada luka dikaki

kanan. Pasien mengalami sedikit kesulitan dalam bergerak, tidak bisa

berjalan karena luka dikaki kanan. Tidak ada pembengkakan maupun udem

pada daerah kaki pasien.

Pada Pemeriksaan diagnostik meliputi peneriksaan laboratorium

tanggal 15 februari 2017 didapatkan data Hb: 7,8 g/dl, hematokrit : 22,2 %,

dan pada tanggal 22 februari 2017 pemeriksaan laboratorium didapatkan

data albumin = 2,0 g/dL.

Asuhan keperawatan pada pasien 2 dilakukan pada tanggal 22

februari sampai 24 februari 2017. Pengajian dilakukan pada tanggal 22

februari 2017 pukul 12.30 wib di Bougenfille 3 RSUD dr. Loekmono Hadi

Kudus. Data yang didapat yaitu nama pasien adalah Ny.S dengan usia 56 th,

pendidikan terakhir SD, pekerjaan ibu rumah tangga, beragama Islam.

Diagnosa medisUlcus Pedis DM Tipe II.


39

Keluhan utama yang dirasakan pasien adalah pasien mengatakan

badan terasa lemas dan pusing karena mual, terdapat luka dikaki kanan yang

tak kunjung sembuh.


Pada pengkajian riwayat keperawatan sekarang didapatkan

data bahwa Pada Pasien mengatakan pada tanggal 14 februari 2017 pasien

merasa badan terasa lemas dan pusing karena mual, dan luka yang tak

kunjung sembuh pada kaki bagian kanan akibat tertusuk batu 5 hari sebelum

masuk RS. lalu anak pasien membawa pasien ke IGD RSUD dr. Loekmono

Hadi pada tanggal 14 feb 2017 jam 10.30 wib dengan hasil pemeriksaan

tekanan darah 150/90, nadi 107 x/menit, pernafasan 24x/menit, suhu 37,6 0c,

SPO2 98 %, GDS 535. pasien mendapat terapi cefotaxime 2x1 gr, Ketorolac

2x1 ampl, Ranitidine 2x1 ampl, Humulin 20 iu. setelah itu pasien pada jam

10.50 wib dipindahkan di Ruang Bougenfille 3 untuk mendapatkan

perawatan lebih lanjut.


Dalam riwayat keperawatan dahulu Pasien memiliki Riwayat

penyakit DM ini sudah 5 tahun yang lalu, pasien juga memiliki riwayat

penyakit Hipertensi, pernah di rawat di RS pada 2 tahun yang lalu. ketika

sakit, pasien selalu memeriksakannya ke dokter ataupun puskesmas.

Padapengkajian riwayat keperawatan keluarga, Keluarga

pasien mengatakan jika dari keluarga pasien tidak ada yang mengalami

penyakit yang diderita oleh pasien

Dalam pengkajian pola fungsional gordon, Untuk pola nutrisi,

sebelum sakit, pasien makan sehari 3x dengan menu nasi, lauk,pauk dan

sayur. BB pasien saat sebelum sakit adalah 60 kg dengan TB 165 cm. Saat
40

sakit, pasien makan 3x sehari dengan diit diabetes berupa nasi yang

diberikan RS selama dirawat. Nafsu makan pasien menurun. pasien tampak

lemas. pasien makan setengah porsi setiap makannya. setiap harinya pasien

minum 2000 ml/hari. BB pasien saat ini 50 kg dengan TB 165 cm, LILA

24.5, IMT 18,3 pasien mengalami penurunan BB sebanyak 10 kg selama

sakit.

Pada pemeriksaan fisik, didapatkan data TD: 150/90, nadi 107

x/menit, pernafasan 24x/menit, suhu 37,6 0c, SPO2 98 %, GDS 535. Ekspresi

wajah pasien tampak lemah. Pada ekstremitas bawah ada luka dikaki

kanan. Pasien mengalami sedikit kesulitan dalam bergerak, tidak bisa

berjalan karena luka dikaki kanan. Tidak ada pembengkakan maupun udem

pada daerah kaki pasien.

Pemeriksaan diagnostik meliputi peneriksaan laboratorium

tanggal 14 februari 2017 didapatkan data Hb:10 g/dl, hematokrit : 30,4 %,

albumin : 3,0 g/dL.

2. DIAGNOSA KEPERAWATAN
Diagnosa keperawatan yang dapat diambil Pada Ny. S setelah

dilakukan pengkajian pada tanggal 22 februari 2017 dapat dirumuskan fokus

diagnosa keperawatan yaitu ketidakseimbangan nutrisi kurang dari

kebutuhan tubuh berhubungan dengan intake makan yang tidak adekuat.

Masalah yang telah diambil tersebut berdasarkan data yang telah ditemukan

data subyektif yaitu pasien mengeluh lemas, nafsu makan menurun. Data

objektif selama dirumah sakit BB pasien saat ini 42 kg dengan TB 155 cm,
41

LILA 23.5, IMT 17,5 dengan pemeriksaan Lab Hb : 7,8 g/dL, Ht: 22,2 % ,

Albumin : 2,0 g/dL dan GDS 394


Dan pada Ny. S setelah dilakukan pengkajian pada tanggal 22

februari 2017 dapat dirumuskan fokus diagnosa keperawatan yang dapat

diambil yaitu ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh

berhubungan dengan intake makan yang tidak adekuat. Masalah yang telah

diambil tersebut berdasarkan data yang telah ditemukan data subyektif yaitu

pasien mengeluh lemas, nafsu makan menurun. Data objektif selama

dirumah sakit BB pasien saat ini 50 kg dengan TB 165 cm, LILA 24.5, IMT

18,3 dengan pemeriksaan Lab Hb : 10 g/dL, Ht : 30.4 % , Albumin : 3,0

g/dL dan GDS 535

3. INTERVENSI
Rencana keperawatan yang akan dilakukan pada kedua pasien

dengan tujuan setelah dilakukan tindakan keperawatan 3x24 jam masalah

ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan

dengan intake makan yang tidak adekuat. Dengan kriteria hasil (NOC) :

Tidak terjadi penurunan atau peningkatan berat badan yang

berarti. Berat badan ideal sesuai dengan tinggi badan (IMT).

Mampu mengidentifikasi kebutuhan nutrisi.


Rencana tindakan yang akan penulis lakukan pada kedua pasien

yaitu mengkaji asupan makanan pasien, memonitoring berat

badan pasien, memberikan informasi kepada pasien dan

keluarga mengenai makanan yang dibutuhkan pasien,

memonitoring GDS, memonitor kadar albumin, total protein,


42

Hb, dan kadar Ht dan mengajarkan pasien dan keluarga

untuk membuat catatan makanan harian.

4. IMPLEMENTASI

Implementasi pertama yang penulis lakukan pada pasien 1 Ny. S

tanggal 22 februari 2017 yaitu melakukan pengkajian nutrisi secara

komprehensif yaitu mengenai asupan makanan pada pasien yang

dilakukan pada pukul 11.30 wib, respon pasien yaitu pasien mengeluh

mengatakan makanan dari RS tidak habis, setiap makan hanya 2-3 sendok

pasien mendapatkan diet diabetes berupa nasi dari RS. Implenentasi kedua

pada pukul 11.40 yaitu memonitoring berat badan pasien. respon

pasien yaitu pasien mengatakan BB menurun, saat dihitung sebelum sakit

BB 50 kg, setelah sakit 42 kg. Implementasi yang ketiga pukul 11.50 yaitu

Berikan informasi kepada pasien dan keluarga mengenai

makanan yang dibutuhkan pasien, Respon pasien yaitu keluarga

dan pasien menangapi informasi yang diberikan dengan positif dengan

antusias dan memberikan pertanyaan mengenai informasi yang diberikan.

Implementasi yang keempat pukul 12.00 wib yaitu Memonitoring GDS

Respon pasien GDS 394. Implementasi yang kelima pukul 12.10 wib yaitu

Memonitor kadar albumin, total protein, Hb, dan kadar Ht,

Respon pasien hasil pemeriksaan Lab terbaru tanggal 22 febuari 2017

albumin = 2,0 g/dL (nilai rujukan 3,5-5,2), Implementasi yang keenam

pukul 12.20 wib yaitu mengajarkan pasien dan keluarga untuk

membuat catatan makanan harian, Respon Pasien yaitu


43

keluarga dan pasien tampak memahami dan mengerti cara pembuatan

catatan makanan harian.

Pada hari ke dua pada tanggal 23 februari tindakan yang

dilakukan yaitu pada pukul 10.00 wib mengkaji kembali asupan

makanan pasien, respon pasien pasien mengatakan makanan hari ini

habis setengah porsi dari menu yang diberikan dari RS. Kemudian pada

pukul 10.20 mengkaji berat badan pasien. respon pasien yaitu BB naik

0,5kg, saat dihitung BB kemarinn 42kg.hari ini 42,5kg. Kemudian pukul

10.30 Monitoring GDS respon pasien yaitu GDS kemarin 394, GDS hari

ini 287.

Pada hari ke tiga pada tanggal 24 februari tindakan yang dilakukan

yaitu pada pukul 08.00 wib mengkaji kembali asupan makanan

pasien, respon pasien mengatakan makanan hari ini habis seporsi makanan

dari menu yang diberikan dari RS. Kemudian pada pukul 08.20 mengkaji

berat badan pasien. respon pasien yaitu BB naik 1,5kg, saat dihitung

BB kemarinn 42,5kg. hari ini 44 kg. Kemudian pukul 08.30 Monitoring

GDS respon pasien yaitu GDS kemarin 287, GDS hari ini 359.

Implementasi yang penulis lakukan pada pasien 2 Ny. S tanggal

22 februari 2017 yaitu yaitu melakukan pengkajian nutrisi secara

komprehensif yaitu mengenai asupan makanan pada pasien yang

dilakukan pada pukul 12.50 wib, respon pasien yaitu pasien mengeluh

pasien mengatakan makanan dari RS habis setengah porsi, tetapi badan

sering merasa lapar. Implenentasi kedua pada pukul 13.00 yaitu


44

memonitoring berat badan pasien. respon pasien yaitu pasien

mengatakan BB menurun, saat dihitung sebelum sakit BB 60 kg, setelah

sakit 50kg. Implementasi yang ketiga pukul 13.10 yaitu Berikan

informasi kepada pasien dan keluarga mengenai makanan

yang dibutuhkan pasien, Respon pasien yaitu keluarga dan pasien

menangapi informasi yang diberikan dengan positif dengan antusias dan

memberikan pertanyaan mengenai informasi yang diberikan. Implementasi

yang keempat pukul 13.20 wib yaitu Memonitoring GDS Respon pasien

GDS 535. Implementasi yang kelima pukul 13.30 wib yaitu Memonitor

kadar albumin, total protein, Hb, dan kadar Ht, Respon

pasien hasil pemeriksaan Lab terbaru tgl 14 feb 2017 albumin = 3,0 g/dL

(nilai rujukan 3,5-5,2), Implementasi yang keenam pukul 13.40 wib yaitu

mengajarkan pasien dan keluarga untuk membuat catatan

makanan harian, Respon Pasien yaitu keluarga dan pasien tampak

memahami dan mengerti cara pembuatan catatan makanan harian.

Pada hari ke dua pada tanggal 23 februari tindakan yang

dilakukan yaitu pada pukul 11.00 wib mengkaji kembali asupan

makanan pasien, respon pasien pasien mengatakan makanan hari ini

habis setengah porsi dari menu yang diberikan dari RS. Kemudian pada

pukul 11.20 mengkaji berat badan pasien. respon pasien yaitu BB

turun 1 kg, saat dihitung BB kemarinn 50 kg. hari ini 49 kg. Kemudian

pukul 11.30 Monitoring GDS respon pasien yaitu GDS kemarin 535

GDS hari ini 352.


45

Pada hari ke tiga pada tanggal 24 februari tindakan yang

dilakukan yaitu pada pukul 09.00wib mengkaji kembali asupan

makanan pasien, respon pasien mengatakan makanan hari ini habis

seporsi makanan dari menu yang diberikan dari RS. Kemudian pada pukul

09.20 mengkaji berat badan pasien. respon pasien yaitu BB naik 1,5

kg, saat dihitung BB kemarinn 49 kg. hari ini 50,5 kg. Kemudian pukul

09.30 Monitoring GDS respon pasien yaitu GDS kemarin 352 GDS hari

ini 158.

5. EVALUASI

Hasil evaluasi tindakan keperawatan setelah dilakukan selama

3x24 jam pada Ny. S tanggal 25 februari 2017 pukul 12.00 wib didapatkan

data pasien mengatakan badan tidak lagi terasa lemas dan asupan makanan

meningkat. pasien menghabiskan seluruh porsi makannya yang diberikan

oleh RS pada hari terakhir hingga sekarang, peningkatan BB pasien selama

3 hari adalah 2 kg, Dari BB awal 42 kg menjadi 44 kg, pengukuran GDS

naik turun pada hari pertama 394, hari ke 2 287, hari ke 3 359.

Hasil evaluasi pada Ny. S pada tanggal 25 februari 2017 pukul

13.00 wib didapatkan data yaitu pasien mengatakan badan tidak lagi terasa

lemas dan asupan makanan meningkat pasien menghabiskan seluruh porsi

makannya yang diberikan oleh RS pada hari terakhir hingga sekarang,

peningkatan BB pasien naik turun selama 3 hari hari kedua turun 1 kg, hari
46

ke tiga naik 1,5kg, Dari BB awal 50 kg menjadi 50,5 kg, pengukuran GDS

naik turun pada hari pertama 535, hari ke 2 325, hari ke 3 158.

B. PEMBAHASAN
Pada bab ini akan membahas dan menganalisa hasil dari laporan karya

tulis ilmiah asuhan keperawatan nutrisi pada pasien 1 dengan Hiperglikemia,

Ulcus Pedis DM Tipe II yaitu pada tanggal 22 - 24 februari 2017 di Ruang

Bougenfille 3 RSUD d. Dan pada pasien. Loekmono Hadi Kudus. pada pasien

ke 2 dengan Ulcus Pedis DM Tipe II pada tanggal 22 - 24 februari 2017

Asuhan keperawatan ini mencakup lima tahap proses keperawatan yang

meliputi pengkajian, diagnosa keperawatan, intervensi keperawatan,

implementasi keperawatan, dan evaluasi keperawatan.

1. Pengkajian
Pada kasus ini didapatkan data bahwa Ny. S mengalami

Hiperglikemia, Ulcus Pedis DM Tipe II. Sedangkan pada Tn. S mengalami

Ulcus Pedis DM Tipe II, kedua Pasien mengalami Pasien mengalami

Gangguan Nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh. Seperti dalam ADA

(2010) .Diabetes Melitus merupakan suatu kelompok

penyakit metabolik dengan karakteristik hiperglikemia yang

terjadi karena kelainan sekresi insulin, kinerja insulin atau

kedua-duanya.
Saat dilakukan pengkajian pada Ny.S pasien 1 keluhan utama

pasien adalah mengatakan badan terasa lemas karena mual dan muntah.

Sedangkan Saat dilakukan pengkajian pada Ny. S didapatkan data Keluhan

utama yang dirasakan pasien adalah pasien mengatakan badan terasa lemas
47

dan pusing karena mual. Dalam pengkajian pemeriksaan fisik didapatkan

data dari Ny. S pasien 1 peningkatan BB pasien selama 3 hari adalah 2 kg,

Dari BB awal 42 kg menjadi 44kg. data dari Ny. S pasien 2 peningkatan BB

pasien naik turun selama 3 hari hari kedua turun 1 kg, hari ke tiga naik

1,5kg, Dari BB awal 50 kg menjadi 50,5 kg. Rasa lemas dan mual serta

ditandai dengan penurunan berat badan yang dirasakan kedua pasien sesuai

dengan pernyataan Virgona (2009) bahwa Penurunan berat badan

dan diet hipokalori (untuk pasien obesitas). Pada penderita

DM terjadi penurunan berat badan yang relative singkat,

dikarenakan kadar glukosa yang tidak dapat masuk kedalam

sel, sehingga sel kekurangan bahan bakar untuk

menghasilkan energi. Untuk kelangsungan hidupnya sumber

energy terpaksa diambil dari cadangan lain yaitu lemak dan

protein (glukoneogenesis) sehingga kehilangan simpanan

lemak dan protein dan terjadilah penurunan berat badan.

menurut NANDA (2015) Cara sel untuk mempertahankan

fungsinya maka sel akan mengkompensasi hal tersebut

dengan cara memecah lemak (lipolisis) dalam tubuh

menjadi glukosa dan energi, selain memecah lemak untuk

kompensasinya sel juga akan memecah protein yang

tersimpan dalam tubuh sehingga mengakibatkan penurunan

penyimpanan protein dalam tubuh. Hal inilah yang


48

mengakibatkan seorang penderita diabetes melitus

mengalami gangguan nutrisi.


Pada pengkajian biochemical didapatkan hasil gula darah sewaktu

pada Ny. S pasien 1, pada hari pertama 394, hari ke 2 287, hari ke 3 359 dan

Hb 7,8 mg/dl (12.0 15.0) dan pada Ny. S pasien ke 2 hari pertama 535,

hari ke 2 325, hari ke 3 158 dan Hb 10 mg/dl (12.0 15.0). Hal tersebut

membuktikan bahwa kadar gula darah kedua pasien melebihi batas normal

kadar gula darah yang dikemukakan oleh Nur Arif (2015) yang menyatakan

bahwa nilai normal kadar gula darah puasa adalah 80-120 mg/dl dan gula

darah sewaktu 200 mg/dl. Pada pasien Ny. S pengkajian tidak didapatkan

data nilai albumin sebagai data dukung, dimana albumin merupakan jenis

protein terbanyak didalam plasma yang mencapai 60%. Protein yang larut

dalam air dan mengendap pada pemanasan itu merupakan salah satu

konstituen utama tubuh yang di produksi oleh hati. Albumin juga digunakan

untuk menilai fungsi ginjal dan saluran cerna.

Berdasarkan pengkajian intake makanan didapatkan data bahwa


Ny. S pasien 1 hanya menghabiskan 2-3 sendok pada hari pertama dan
separuh porsi pada hari ke 2 dari makanan yang telah disediakan dari rumah
sakit dan Ny. S pasien 2 hanya menghabiskan separuh porsi pada hari
pertama dan seporsi pada hari ke 2 dari makanan yang telah disediakan dari
rumah sakit. Hal tersebut tidak sesuai dengan teori yang dikemukakan oleh
Price & Wilson (2006) yang menyatakan bahwa pada penderita diabetes
melitus pada umumnya mengalami peningkatan nafsu makan akibat dari sel
yang kekurangan asupan gukosa karena glukosa tidak dapat masuk dalam
sel sehingga terjadi starvasi sel. Akan tetapi pada kedua pasien bertolak
belakang dengan teori yang telah dikemukakan, pada kedua pasien
49

mengalami mual dan penurunan nafsu makan, hal tersebut terjadi karena
pasien mengalami gastropati diabetikum yaitu keadaan dimana terjadi
kelemahan lambung dalam menyerap makanan yang ditandai dengan rasa
mual.

2. Diagnosa keperawatan
Data selanjutnya untuk menentukan masalah keperawatan yaitu
kadar gula darah sewaktu pada 22 Febuari 2017 pada Ny. S pasien 1 adalah
394, dan pada Ny. S pasien ke 2 yaitu 535. Secara teori pada penderita
diabetes melitus jumlah insulin yang kurang atau pada keadaan kualitas
insulinnya tidak baik (resistensi insulin), meskipun insulin ada dan
berproduksi serta reseptor juga ada, akan tetapi karena adanya gangguan
pada sel yang seharusnya glukosa dapat masuk ke dalam sel mengakibatkan
glukosa tidak dapat masuk ke dalam sel untuk dibakar (dimetabolisme).
Akibatnya glukosa tetap berada di luar sel, sehingga mengakibatkan kadar
gula darah meningkat (Rendi & Mrgareth, 2012).
Setelah dilakukan pengkajian pada tanggal 22 Febuari 2017 Ny S
pasien 1 mengatakan mual, nafsu makan berkurang, makan 2-3 sendok pada
hari pertama dan porsi 2 pada hari ke dari makanan yang diberikan
rumah sakit. tetapi, pada Ny S pasien ke 2, makan selalu habis tetapi adanya
rasa mual. data diatas juga didukung dengan hasil laboratorium pasien 1 Hb
7,8 mg/dl dan pasien 2 Hb 10 mg/dl dengan nilai normal 12.0 15.0,
berat badan sebelum sakit pasien 1 yaitu 50 kg, berat badan pada saat sakit
42 kg dengan tinggi badan 155 cm dan pasien 2 yaitu 60 kg dan berat badan
pada saat sakit 50 kg dengan tinggi badan 165 cm dan pengukuran gula
darah sewaktu pada pasien 1 yaitu 394 mg/dl dan pasien 2 yaitu 535 mg/dl
yang normalnya 200 mg/dl. Menurut teori ditemukan masalah nutrisi
kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan intake tidak adekuat
(Wilkinson, J. M. 2007).
50

3. Intervensi dan implementasi keperawatan


Menurut NOC dalam NANDA (2015), inervensi yang ditetapkan

dari tindakan yang dilakukan mempunyai krteria hasil tidak terjadi

penurunan maupun peningkatan berat badan yang berarti, mampu

mengidentifikasi kebutuhan nutrisi sesuai kebutuhan dan kondisi, pasien

mampu mencapai berat badan ideal, pasien mau mematuhi diit yang

dianjurkan dan dapat mempertahankan kadar gula darah dalam batas

normal.
Intervensi / tindakan yang diberikan yaitu mengkaji intake makan

pasien dimana dalam tindakan yang dilakukan ini untuk mengetahui jumlah

makanan yang dikonsumsi pasien dan jenis makanan yang dikonsumsi,

auskultasi bising usus, catat adanya nyeri abdomen atau perut kembung,

mual, muntah. Kemudian mengkaji pola makan pasien dilakukan untuk

mengetahui makanan apa saja yang dikonsumsi pasien dan untuk

mengetahui kandungan nutrisi dalam makanan yang dikonsumsi oleh

pasien, memotivasi pasien untuk makan, menganjurkan kien untuk mentaati

diit yang diberikan. Selanjutnya identifikasi makanan yang disukai atau

dikehendaki pasien, melibatkan keluarga pasien pada perencanaan makan

sesuai dengan indikasi. Mengobservasi tanda hipoglikemi seperti kulit

lembab atau dingin, denyut nadi cepat, lapar, cemas sakit kepala. Melakukan

pengecekan kadar gula darah dengan finger stick, kolaborasi dengan dokter

pemberian insulin serta konsultasi dengan ahli gizi.


Untuk menyelesaikan masalah nutrisi kurang dari kebutuhan

tubuh berhubungan dengan intake yang tidak adekuat, penulis membuat

rencana yang pada akhirnya telah diimplementasikan kepada pasien pada


51

tanggal 22 sampai 24 Februari 2017 yaitu memotivasi pasien untuk makan

dan menghabiskan makanan yang telah diberikan rumah sakit, didapatkan

respon pasien mengatakan mual dan tidak nafsu makan. Pasien 1 hanya

menghabiskan 2-3 sendok dari porsi dari makanan yang disediakan dan

pasien 2 menghabiskan setengah porsi makan tetapi merasa mual, dengan

makanan yang dapat dikonsumsi pasien tersebut berupa bubur, sayur, tempe

rebus dan pisang. Untuk mengatasi agar pasien mau menghabiskan makanan

yang diberikan yaitu dengan cara mengkonsumsi atau makan makanan yang

disediakan dari rumah sakit saat masih dalam keadaan hangat, menggati

karbohidrat dengan roti atau kentang rebus, glukosa bisa digantikan dengan

kandungan fruktosa dalam buah serta memotivasi pasien dengan

memberikan informasi pentingnya nutrsi bagi tubuh dan kesehatan pasien,

dimana dalam mengkonsumsi makanan bukan hanya karena keinginan tapi

karena kebutuhan. Dari makanan yang di konsumsi itulah kita dapat

menjaga kesehatan tubuh. Hal tersebut sudah sesuai dengan teori dari

Saraswati (2009) yang menyatakan bahwa pada penderita diabetes melitus

makanan yang dikonsumsi harus mengandung karbohidrat, protein, vitamin,

mineral, serat dan lemak. Kemudian penulis melakukan pendidikan

kesehatan dimana penulis memberikan informasi kepada pasien dan

keluarga mengenai menu makan yang dikonsumsi oleh pasien untuk

mempertahankan kadar gula darahnya. Makanan yang dianjurkan untuk

memenuhi karbohidrat yaitu bubur beras, kentang, roti, sereal, untuk sumber

protein bisa diperoleh dari daging, ikan, telur dan untuk sumber vitamin
52

serta serat dapat diperoleh dari sayur dan buah, terdapat buah yang perlu

dihindari oleh penderita diabetes melitus yaitu nanas, nangka dan durian.
Implementasi selanjutnya yaitu menganjurkan pasien untuk

mematuhi diit yang diberikan dan respon pasien mau mengikuti saran yang

diberikan, mengkaji nutrisi dan kebiasaan makan pasien yang dilakukan

pada tanggal 22 Februari 2017 pasien Pasien 1 hanya menghabiskan 2-3

sendok dari porsi dari makanan yang disediakan dan pasien 2 menghabiskan

setengah porsi makan tetapi merasa mual. Menimbang berat badan kedua

pasien pada tanggal 22 Februari 2017 didapatkan hasil berat badan pasien 1

yaitu 42 kg, dan pasien ke 2 yaitu 50kg. mengidentifikasi perubahan pola

makan pada tanggal 22-23 februari 2017 pasien 1 menghabiskan makanan

yang disediakan masih 2/3 dari porsi yang disediakan, pasien 2

menghabiskan setengah porsi yang disediakan, pada tanggal 24 februari

2017 kedua pasien menghabiskan seporsi dari porsi yang disediakan.

Selanjutnya memberikan penjelasan mengenai menu makan yang

dikonsumsi di rumah dan menjelaskan pentingnya nutrisi bagi kondisi

kesehatan pasien. Hal ini sudah sesuai dengan teori yaitu diit yang harus

dilaksanakan penderita diabetes melitus dapat dikontrol berdasarkan

kandungan karbohidrat, protein, lemak dan serat (Saraswati, 2009).

4. Evaluasi keperawatan
Setelah dilakukan implementasi selama 3 x 24 jam, pasien

dilakukan evaluasi pada Ny. S pasien 1 dengan hasil yaitu data subjektif

pasien mengatakan badan tidak lagi terasa lemas dan asupan makanan

meningkat. Adapun data objektif yang didapatkan setelah dilakukan


53

tindakan keperawatan selama 3 x 24 jam pasien menghabiskan seluruh porsi

makannya yang diberikan oleh RS pada hari terakhir hingga sekarang,

peningkatan BB pasien selama 3 hari adalah 2 kg, Dari BB awal 42 kg

menjadi 44 kg, pengukuran GDS naik turun pada hari pertama 394, hari ke 2

287, hari ke 3 359. Dan Setelah dilakukan implementasi selama 3 x 24 jam,

pasien 2 dilakukan evaluasi pada Ny. S pasien 2 dengan hasil yaitu data

subjektif pasien pasien mengatakan badan tidak lagi terasa lemas dan asupan

makanan meningkat. Adapun data objektif yang didapatkan setelah

dilakukan tindakan keperawatan selama 3 x 24 jam pasien menghabiskan

seluruh porsi makannya yang diberikan oleh RS pada hari terakhir hingga

sekarang, peningkatan BB pasien naik turun selama 3 hari hari kedua turun

1 kg, hari ke tiga naik 1,5kg, Dari BB awal 50 kg menjadi 50,5 kg,

pengukuran GCS naik turun pada hari pertama 535, hari ke 2 325, hari ke 3

158. Hal ini menunjukkan masalah pasien teratasi dan sudah mencapai

tujuan dan kriteria hasil yang sudah ditetapkan dalam rencana keperawatan.

Namun masih perlu rencana tindak lanjut untuk mempertahankan asupan

makan yang baik sesuai dengan diit yang diberikan.


Evaluasi yang dilakukan pada kedua pasien dengan diagnosa

ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan

dengan intake yang tidak adekuat. Pasien mengatakan sudah tidak merasa

mual, pasien menghabiskan seporsi makanan yang disediakan dan mentaati

diit yang diberikan serta pasien 1 mendapatkan terapi insulin inj. aprida 3x6

iu sedangkan pasien 2 mendapatkan terapi insulin inj. Humulin 20 iu.

Anda mungkin juga menyukai