Anda di halaman 1dari 32

EKG NORMAL

Eko Saputro
NIM. I11110065
Elektrokardiogram
• Elektrokardiogram (ECG atau
EKG) adalah alat yang
merekam aktivitas listrik sel di
atrium dan ventrikel serta
membentuk gelombang dan
kompleks yang spesifik.
• Aktivitas listrik tersebut
didapat dengan menggunakan
elektroda di kulit yang
dihubungkan dengan kabel ke
mesin EKG.
• Jadi ECG merupakan
voltmeter yang merekam
aktivitas listrik akibat
depolarisasi sel jantung.
Elektrofisiologi Otot Jantung

Muatan listrik
Keadaan sel otot Di luar Di dalam
sel sel

Istirahat / repolarisasi Positif Negatif

Depolarisasi Negatif Positif


SADAPAN BAKU BIPOLAR
(BIPOLAR STANDARD LEAD EINTHOVEN)

Sadapan I : selisih Sadapan II : selisih


potensial antara potensial antara
lengan kanan (RA) & lengan kanan dan
lengan kiri (LA), di tungkai kiri (LL), di
mana LA bermuatan mana LL bermuatan
lebih positif dari RA lebih positif dari RA

Sadapan III : selisih potensial antara lengan


kiri dan tungkai kiri, di mana LL bermuatan
lebih positif dari LA
SADAPAN EKSTREMITAS UNIPOLAR
(UNIPOLAR LIMB LEAD WILSON)
sadapan aVR = sadapan
unipolar lengan kanan yang
diperkuat (augmented)

sadapan aVL = sadapan


unipolar lengan kiri yang
diperkuat (augmented)

sadapan aVF = sadapan


unipolar tungkai kiri yang
diperkuat (augmented)
SADAPAN DADA UNIPOLAR
(UNIPOLAR CHEST LEAD = V LEAD)
THE RIGHT-SIDED 12-LEAD ECG
Standard Rekaman EKG :
- Kecepatan rekaman : 25 mm/detik
- Kalibrasi : 1 milivolt (mV) = 10 mm

Ukuran di Kertas EKG :


Garis horizontal
- Tiap satu mm= 1/25 detik = 0,04 detik
- Tiap lima mm = 5/25 detik = 0,20 detik
- Tiap 25 mm = 25 x 0,04= 1,00 detik
Garis vertikal
- 1 mm = 0,10 mV
- 10 mm = 1,00 mV
EKG NORMAL
GELOMBANG P

Menggambarkan aktivitas depolarisasi atrium


kanan dan kiri ( dari kanan ke kiri dan ke
bawah )

Karakteristik EKG :
• Arah gelombang P normal :
Selalu positif di II dan selalu negatif di aVR.
• Tinggi : kurang dari 3 mm (2,5 mm)
• Durasi ( lebar ): kurang dari 3 mm (0,10
detik)
Kepentingan :
1.Menandakan adanya aktivitas atrium
2.Menunjukkan arah aktivitas atrium
3.Menunjukkan tanda-tanda hipertrofi atrium
GELOMBANG Q
DEFLEKSI KE BAWAH YANG PERTAMA KOMPLEKS QRS

Menggambarkan awal dari fase depolarisasi


ventrikel.
Ciri-ciri gelombang Q patologis :
1.Lebarnya sama atau lebih dari 0,04 detik
(1 mm)
2.Dalamnya > 25% amplitudo gelombang R

Kepentingan :
Menunjukkan adanya nekrosis miokard
(infark miokard)
Gelombang Q pada sadapan aVR : normal
GELOMBANG R
Adalah defleksi positif pertama kompleks QRS
Menggambarkan fase depolarisasi
ventrikel
Normal : R semakin tinggi dari V1
sampai V6
Abnormal :
1. Menandakan adanya hipertrofi
ventrikel
2. Menandakan adanya tanda-tanda
B.B.B

GELOMBANG S
adalah defleksi negatif sesudah
gelombang R

In the normal pattern of the QRS from V1 to V6, the R wave


becomes progressively taller and the S wave less deep.
GELOMBANG T

Menggambarkan fase repolarisasi ventrikel


Arah normal :
- Sesuai dengan arah gelombang utama
kompleks QRS
- Positif di sadapan II

Amplitudo normal :
 < 10 mm di sadapan dada
 < 5 mm di sadapan ekstremitas
 Minimum 1 mm

Abnormal :
1. Menandakan adanya iskemia/ infark
2. Menandakan adanya kelainan elektrolit
GELOMBANG U
Asal usulnya tidak diketahui dan paling jelas
terlihat di sadapan dada V1 - V4
Normal :
- kurang dari 2 mm
- Selalu lebih kecil dari gelombang T di
sadapan II
Abnormal :
 Bila amplitudo U > 2 mm atau >T,
menandakan adanya hipokalemia
 Gelombang U yang terbalik terdapat
pada iskhemia dan hipertrofi
INTERVAL PR
Menggambarkan waktu mulai dari depolarisasi atria sampai onset depolarisasi
ventrikel

• Adalah jarak antara permulaan gelombang P


sampai dengan permulaan kompleks QRS
• Nilai normal interval PR ditentukan oleh frekuensi
jantung, bila denyut jantung lambat maka interval
PR akan menjadi lebih panjang.
• Batas normal : 0,12 – 0,20 detik ( tergantung heart
rate )
Kepentingan :
1.Interval PR < 0,12 detik : terdapat pada keadaan
hantaran dipercepat (sindrom W.P.W)
2.Interval PR > 0,20 detik : terdapat pada blok AV
3.Interval PR berubah-ubah : terdapat pada
Wandering-pacemaker
Kompleks QRS
Akibat kontraksi otot ventrikel
(depolarisasi) yang tebal sehingga J junction
gelombang QRS cukup tinggi. Adalah titik di mana
kompleks QRS berakhir
Lamanya 0,04-0,12 detik
dan segmen ST dimulai.
Kepentingan : Sebagai
titik pegangan untuk
Segment ST menentukan adanya deviasi
Antara gelombang depolarisasi dan segmen ST
repolarisasi ventrikel. Tahap awal
repolarisasi ventrikel terjadi diperiode ini.
Penurunan abnormal : iskemia miokardium,
penggunaan digitalis. Peningkatan: infark.
Normal : isoelektris (boleh berkisar antara -
0,5 mm sampai +2 mm)

Interval QT
Dari awal kompleks QRS-akhir gel.T,
Interval QT 0,36-0, 44 detik.
Menggambarkan lamanya aktivitas
depolarisasi dan repolarisasi ventrikel.
QT interval ST segment elevation

ST segment depresion ST segment depresion


Hubungan Peristiwa Listrik dengan
Peristiwa mekanis dalam jantung
Peristiwa Listrik Sistem Bentuk Fase siklus jantung
Hantaran Gelombang EKG
Impuls berasal dari nodus SA dan Gelombang P Kontraksi atrium pengisian
menyebar ke atrium (Depolarisasi ventrikel
Atrium)
Impuls menyebar dari atrium Interval PR
melalui AV ke berkas His
(hambatan AV)
Impuls menyebar melalui cabang Kompleks QRS Kontraksi isovolumik
berkas His dan serabut purkinje Pemompaan ventrikel cepat
(depolarisasi ventrikel) dan lambat
Ventrikel pulih (repolarisasi Gelombang T Relaksasi isovolumik
ventrikel) Pengisian ventrikel (cepat
dan diastasis)
ECG Interpretation
Irama
Heart Rate
Axis
Menentukan Axis
Abnormalitas Gelombang P?

Abnormalitas Interval PR?


Abnormalitas Kompleks QRS
Abnormalitas Segment ST dan Gelombang T
Kemungkinan terdapat infark? Lokasinya?
Resume tahapan interpretasi EKG
Resume tahapan interpretasi EKG
TERIMA KASIH


Anda mungkin juga menyukai