Anda di halaman 1dari 69

LAPORAN KASUS

TB PARU KASUS BARU DENGAN


SUSPEK LIMFADENITIS
TUBERKULOSA DAN ANEMIA
DERAJAT BERAT

dr. Chandra
PENDAHULUAN
TB paru Infeksi TB WHO 1,9 miliar
manusia (1/3
penduduk dunia)
terinfeksi TB
TB ekstraparu Anemia

Limfadenitis TB  Indonesiake-3
terbanyak di dunia (10%
dari total jumlah
penderita TB)
 Penelitian di korea  539.000 kasus baru
 Negara selatan thn 2000- /tahun
berkembang±43 2001281 pasien  Insiden kasus
persen dari semua mengalami anemia dari BTA110/100.000
limfadenopati perifer 880 pasien penduduk
 Negara maju (AS)20  100.000 orang/tahun
% menimbulkan TB luar
paru. 30 % dari kasus-
kasus ini limfadenitis
PENYAJIAN KASUS
ANAMNESIS
 Identitas
 Nama: Nn. I
 Jenis kelamin : Perempuan
 Umur : 19 tahun
 Alamat : Teluk Keramat, Kab. Sambas
 Pekerjaan : Wiraswasta
 Tanggal masuk RS : 05 April 2020
  
 Anamnesis dilakukan pada tanggal 05 April 2020 pada pukul
10.00 WIB.
ANAMNESIS

Keluhan utama • Batuk sejak ± 2 bulan SMRS.

• Pasien mengeluh batuk berdahak sejak ± 2 bulan SMRS. Batuk hilang


timbul, batuk berdahak berwarna kuning kehijauan, kadang-kadang putih.
Batuk darah (-).
• Pasien kadang-kadang sesak nafas, kurang lebih 3 kali dalam seminggu,
Riwayat kadang disertai nyeri dada. Sesak biasanya muncul pada malam hari,
penyakit kemudian hilang dengan sendirinya tanpa minum obat.
sekarang • Dalam 2 bulan terakhir pasien juga sering demam di malam hari, namun
keringat malam disangkal, badan terasa lemah (+), nafsu makan berkurang
(+), penurunan berat badan (+).
ANAMNESIS
 Riwayat penyakit dahulu
 Pasien belum pernah mengonsumsi OAT. Riwayat
penyakit diabetes mellitus, riwayat alergi, dan
riwayat asma disangkal.

 Riwayat penyakit keluarga


 Terdapat keluhan batuk dalam waktu yang lama
pula pada anggota keluarga, yaitu ayah pasien.
PEMERIKSAAN FISIK
Status generalis
 Keadaan umum : baik
 Kesadaran : compos mentis

Tanda vital
 Nadi : 80 x/menit

 Tekanan darah : 100/60 mmHg

 Napas : 20 x/menit
 Suhu : 37,6 ˚C

 BB : 37 kg
PEMERIKSAAN FISIK
 Kulit : warna kulit putih, sianosis (-)
 Kepala : bentuk normochepal, simetris, nyeri tekan (-)
 Mata : konjungtiva anemis (+/+), sklera ikterik (-/-)
 Telinga : sekret (-), tidak ada kelainan
 Hidung : sekret (-), tidak ada kelainan
 Mulut: bibir sianosis (-), bibir pucat (+), selaput putih (-)
 Leher : pembesaran limfonodi regio cervical dan
jugular media (-/+), deviasi trakea (-), bendungan JVP (-)
PEMERIKSAAN FISIK
 Jantung
 inspeksi : ictus cordis terlihat di SIC V
 Palpasi : ictus cordis teraba di SIC V
 Perkusi : batas kiri : SIC V linea midclavicula
sinistra
batas kanan : SIC IV linea parsternal dextra
batas atas : SIC II linea midclavicula sinistra
 auskultasi : bunyi jantung I/II normal, murmur (-),
gallop (-)
PEMERIKSAAN FISIK
 Abdomen
 inspeksi : bentuk simetris, datar, venektasi (-)
 auskultasi : bising usus (+) normal
 Palpasi : nyeri tekan (+) di regio epigastrik
 Perkusi : timpani di seluruh lapang abdomen
 Ekstremitas: edema (-), sianosis (-), jari tabuh (-),
CRT 3 detik.
PEMERIKSAAN FISIK
 Status Lokalis
 Torak : bentuk dada normal, sela iga tidak melebar
 Paru
 inspeksi : dada simetris dalam keadaan statis dan dinamis,
tidak ada pergerakan dada yang tertinggal, scar (-), venektasi
(-), pergerakan otot bantu nafas (-)
 palpasi : nyeri tekan (-), fremitus taktil sama pada dada kanan
dan kiri, ekspansi dada simetris kanan dan kiri.
 perkusi : sonor disemua lapang paru
 auskultasi : suara dasar nafas vesikuler, suara tambahan
rhonki (+) pada SIC 2 dan 3 paru sinistra, wheezing (-/-)
PEMERIKSAAN PENUNJANG

 Rontgen thorax ( 07April


2020)
 Terdapat gambaran infiltrat pada
seluruh bagian hemithorax
sinistra dan dextra.
 Pemeriksaan sputum TCM
(08 April 2020)
 Sputum TCM : MTB Detected
High
 Rif Resistance NOT Detected
PEMERIKSAAN PENUNJANG
 Pemeriksaan darah rutin (07 April 2020)
 Hb : 7,1 g/dl (12 – 14 g/dl)
 Eritrosit : 4,43 juta/ul (4,5 – 5,5 juta/ul)
 Leukosit : 17300/ul (5000 – 10000/ul)
 Trombosit : 862000/ul (150000 – 400000/ul)
 Hematokrit: 25,3% (37 – 43%)

 Pemeriksaan kimia klinik (07 April 2020)


 SGOT : 44 IU (<38 IU)
 SGPT : 22 IU (<35 IU)
 Pemeriksaan morfologi darah tepi (07 April 2020)
 Eritrosit : mikrositik hipokrom, anisositosis, sel pensil +2.
 Leukosit : kesan jumlah meningkat, hitung jenis sel: basofil 1,
eosinofil 0, neutrofil batang 0, neutrofil segmen 83, limfosit 14,
monosit 2. Morfologi sel neutrofil tampak granulasi toksik dan
hipersegmentasi.
 Trombosit : kesan jumlah meningkat, morfologi dalam batas
normal.
 Resume :anemia mikrositik hipokrom, anisositosis; leukositosis,
neutrofilia dengan tanda degeneratif,; trombositosis. Kemudian
anemia akibat penyakit menahun belum dapat disingkirkan, dd/
defisiensi besi.
DIAGNOSIS
 TB Paru Kasus Baru dengan susp.limfadenitis
tuberkulosa dan anemia derajat berat
TATALAKSANA
Non medikamentosa :
 Transfusi darah 1 kolf/hari selama 3 hari
 Diet tinggi kalori, tinggi protein (TKTP)
 Terapi cairan Futrolit
 Jika sesak diberikan terapi oksigen
Medikamentosa :
 Infus NaCL 0,9% 500cc/ 8 jam
 Drip Aminopilin 240 mg dalam Ringer Lactat 500 cc/ 24 jam
 Drip Acetylsistein 2.400 mg ( 12 cc) dalam NaCl 0,9% 500 cc/ 24 jam
 Inj. Ceftriaxone 1 gram/24 jam
 Inj. Pantoprazole 40 mg/24 jam
 Paracetamol infus 1 gr/8 jam
 Mucillin 3 x 200 mg
 Planning: - terapi FDC kategori I 2tab/hari
- Pemeriksaan FNAB pembesaran KGB leher (jugular media)
PROGNOSIS
 Ad vitam : Bonam
 Ad functionam : Bonam
 Ad sanactionam : Dubia ad bonam
TINJAUAN PUSTAKA
DEFINISI
 Tuberkulosis adalah penyakit yang disebabkan oleh
infeksi Mycobacterium tuberculosis.
PATOGENESIS
KLASIFIKASI
DIAGNOSIS
Gejala klinik
Gejala respiratorik
 batuk-batuk lebih dari 2 minggu

 batuk darah

 sesak napas

 nyeri dada

Gejala sistemik
 Demam

 Gejala sistemik lain: malaise, keringat malam, anoreksia, berat

badan menurun.
DIAGNOSIS
Gejala tuberkulosis ekstra paru
 Limfadenitis tuberkulosapembesaran yang
lambat dan tidak nyeri dari kelenjar getah bening
 Meningitis tuberkulosa akan terlihat gejala
meningitis
 Pleuritis tuberkulosa terdapat gejala sesak napas
& kadang nyeri dada pada sisi yang rongga
pleuranya terdapat cairan.
DIAGNOSIS
Pemeriksaan Fisik
 Suara napas bronkial, amforik, suara napas melemah,

ronki basah, tanda-tanda penarikan paru, diafragma &


mediastinum
 Pleuritis tuberkulosa perkusi ditemukan pekak, pada

auskultasi suara napas yang melemah sampai tidak


terdengar pada sisi yang terdapat cairan.
 Limfadenitis tuberkulosa pembesaran kelenjar getah

bening, tersering di daerah leher, kadang-kadang di


daerah ketiak.
DIAGNOSIS
Pemeriksaan Bakteriologik Pemeriksaan mikroskopik :
 berasal dari dahak, cairan  3 kali positif atau 2 kali

pleura, liquor positif, 1 kali negative :


cerebrospinal, bilasan BTA positif
 1 kali positif, 2 kali
bronkus, bilasan lambung,
kurasan bronkoalveolar negative : ulang BTA 3 kali
(bronchoalveolar kecuali bila ada fasilitas
lavage/BAL), urin, faeces foto toraks, kemudian
 bila 1 kali positif, 2 kali
dan jaringan biopsi
(termasuk biopsi jarum negatif : BTA positif
 bila 3 kali negatif : BTA
halus/BJH)
negatif
DIAGNOSIS
 Interpretasi pemeriksaan mikroskopik dibaca dengan skala
IUATLD (rekomendasi WHO):
 Tidak ditemukan BTA dalam 100 lapang pandang, disebut
negatif
 Ditemukan 1-9 BTA dalam 100 lapang pandang, ditulis jumlah
kuman yang ditemukan.
 Ditemukan 10-99 BTA dalam 100 lapang pandang disebut +
(1+).
 Ditemukan 1-10 BTA dalam 1 lapang pandang, disebut ++
(2+).
 Ditemukan >10 BTA dalam 1 lapang pandang, disebut +++
(3+).
DIAGNOSIS
Pemeriksaan biakan kuman:
 Egg base media: Lowenstein-Jensen (dianjurkan),
Ogawa, Kudoh.
 Agar base media : Middle brook.
Pemeriksaan Radiologik
 Pemeriksaan standar ialah foto toraks PA.

 Gambaran radiologik yang dicurigai sebagai lesi TB aktif :

Bayangan berawan / nodular di segmen apikal dan posterior

lobus atas paru dan segmen superior lobus bawah.


Kavitas, terutama lebih dari satu, dikelilingi oleh bayangan

opak berawan atau nodular.


Bayangan bercak milier.

Efusi pleura unilateral (umumnya) atau bilateral (jarang)


LIMFADENITIS
TUBERKULOSA
Definisi
 Limfadenitis adalah peradangan pada kelenjar

getah bening yang terjadi akibat terjadinya infeksi


dari suatu bagian tubuh maka terjadi pula
peradangan pada kelenjar getah bening regional
dari lesi primer. Limfadenitis TB atau TB kelenjar
getah bening termasuk salah satu penyakit TB di
luar paru (Tb-extraparu).
LIMFADENITIS
TUBERKULOSA
Etiologi
 Limfadenitis TB disebabkan oleh M.tuberculosis

complex, yaitu M.tuberculosis (pada manusia),


M.bovis (pada sapi), M.africanum, M.canetti dan
M.caprae.10
LIMFADENITIS
TUBERKULOSA
Gejala Klinis
 Limfadenitis TB paling sering terjadi pada
penderita usia dekade ke-2 dan ke-3, meskipun
dapat pula mengenai segala usia.
 Gambaran klinis limfadenitis TB berupa benjolan

selama beberapa minggu hingga beberapa bulan


tanpa disertai rasa nyeri. Pada umumnya kelenjar
yang terkena adalah jugular, posterior triangle,
atau supraclavicular.
TATALAKSANA TB
TATALAKSANA TB
Prinsip pengobatan
 Menghindari penggunaan monoterapi

 Untuk menjamin kepatuhan penderita dalam


menelan obat, pengobatan dilakukan dengan
pengawasan langsung (DOT = Directly Observed
Treatment) oleh seorang Pengawas Menelan Obat
(PMO)
 Pengobatan TB diberikan dalam 2 tahap, yaitu

tahap intensif dan lanjutan.


TATALAKSANA TB
Tahap Intensif
 Pada tahap intensif (awal) penderita mendapat obat

setiap hari dan perlu diawasi secara langsung untuk


mencegah terjadinya kekebalan obat.
 Bila pengobatan tahap intensif tersebut diberikan

secara tepat, biasanya penderita menular menjadi


tidak menular dalam kurun waktu 2 minggu.
 Sebagian besar penderita TB BTA positif menjadi

BTA negatif (konversi) dalam 2 bulan.


TATALAKSANA TB
Tahap Lanjutan
 Pada tahap lanjutan penderita mendapat jenis obat

lebih sedikit, namun dalam jangka waktu yang


lebih lama
 Tahap lanjutan penting untuk membunuh kuman

persister (dormant) sehingga mencegah terjadinya


kekambuhan
TATALAKSANA TB
Pasien rawat jalan
 Makan makanan yang bergizi, bila dianggap perlu

dapat diberikan vitamin tambahan (pada prinsipnya


tidak ada larangan makanan untuk pasien
tuberkulosis, kecuali untuk penyakit komorbidnya)
 Bila demam dapat diberikan obat penurun
panas/demam
 Bila perlu dapat diberikan obat untuk mengatasi

gejala batuk, sesak napas atau keluhan lain.


TATALAKSANA TB
Pasien rawat inap
Indikasi rawat inap :
TB paru disertai TB di luar paru yang
keadaan/komplikasi sbb : mengancam jiwa :
 Batuk darah (profus)
 TB paru milier
 Keadaan umum buruk
 Meningitis TB
 Pneumotoraks
 Pengobatan suportif /
 Empiema
simtomatik yang diberikan
 Efusi pleura masif / bilateral
sesuai dengan keadaan
 Sesak napas berat (bukan
klinis dan indikasi rawat.
karena efusi pleura)
TATALAKSANA TB
lndikasi operasi
 
Indikasi mutlak
 Semua pasien yang telah mendapat OAT adekuat tetetapi dahak tetap positif

 Pasien batuk darah yang masif tidak dapat diatasi dengan cara konservatif

 Pasien dengan fistula bronkopleura dan empiema yang tidak dapat diatasi secara

konservatif

lndikasi relatif
 Pasien dengan dahak negatif dengan batuk darah berulang

 Kerusakan satu paru atau lobus dengan keluhan

 Sisa kavitas yang menetap.

 
TATALAKSANA TB
Tindakan Invasif (Selain Pembedahan)
 Bronkoskopi

 Punksi pleura

 Pemasangan WSD (Water Sealed Drainage)

Kriteria Sembuh
 BTA mikroskopik negatif dua kali (pada akhir fase intensif dan

akhir pengobatan) dan telah mendapatkan pengobatan yang adekuat


 Pada foto toraks, gambaran radiologik serial tetap sama/ perbaikan

 Bila ada fasiliti biakan, maka kriteria ditambah biakan negatif


TATALAKSANA
LIMFADENITIS TB
 Perhimpunan Dokter Paru Indonesia (PDPI)
mengklasifikasikan limfadenitis TB ke dalam TB di
luar paru dengan paduan obat 2RHZE/10RH.
 British Thoracic Society Research Committee and
Compbell (BTSRCC) merekomendasikan
pengobatan selama 9 bulan dalam regimen
2RHZE/7RH.9
ANEMIA
 Menurut WHO, anemia didefinisikan sebagai suatu
kondisi dimana jumlah sel darah merah atau
kapasitas pengikatan oksigen lebih rendah daripada
kebutuhan fisiologis seseorang, dimana bervariasi
menurut umur, jenis kelamin, kebiasaan merokok
dan status kehamilan.
ANEMIA
 Pada tuberkulosis dapat terjadi anemia defisiensi
besi dan anemia penyakit kronik.
ANEMIA
Etiologi anemia penyakit kronik:
 Reaksi Infeksi dan Inflamasi

 Penyakit Ginjal

 Kanker

 Etiologi Lain
ANEMIA
Pemeriksaan Laboratorium
Anemia penyakit kronik umumnya memiliki

gambaran normositik normokromik (MCV 80-95 fl,


MCH 27-34 pg, dan atau MCHC >30 g/dl).
Anemia defisiensi besi umumnya memiliki

gambaran mikrositik hipokromik (MCV <80 dl,


MCH <27 pg, dan atau MCHC <31 g/dl)
ANEMIA
Faktor yang berhubungan dengan anemia pada
tuberkulosis:
 Wanita

 Usia tua ( ≥65 tahun )

 Status nutrisi yang buruk

 Penyakit komorbid
PEMBAHASAN
Pasien didiagnosis TB Paru Kasus Baru dengan
susp.limfadenitis tuberkulosa dan anemia derajat
berat
 Diagnosis TB paru ditegakkan berdasarkan :
anamnesis, pemeriksaan fisik, foto rontgen thorax,
dan hasil sputum TCM.
ANAMNESIS DAN PEMERIKSAAN FISIK

Gejala respiratorik Gejala sistemik

 Batuk selama 2 bulan  demam di malam hari


(> 2 minggu) dalam 2 bulan terakhir
berdahak  Badan terasa lemah
 Sesak nafas ±  Nafsu makan
3x/minggu berkurang
 Kadang disertai nyeri  Penurunan berat badan
dada
Auskultasi paru terdapat rhonki di apex paru kanan dan kiri
FOTO RONTGEN THORAX (07/04/2020

 Terdapat gambaran
infiltrat yang
memenuhi hampir
seluruh hemithorax
sinistra dan dextra
Pemeriksaan sputum TCM (08/4/2020)

 Sputum TCM : MTB Detected High


 Rif Resistance NOT Detected
 Suspek limfadenitis TB didiagnosis berdasarkan
ditemukannya pembesaran KGB leher pada regio
cervical dan jugular media, terdapat 3 buah
benjolan dengan diameter masing-masing ±1 cm,
konsistensi kenyal, mobile, tidak nyeri.
 Diagnosis pasti dapat ditegakkan, dengan
menemukan Mycobacterium tuberculosis, baik
secara histopatologis maupun dengan sediaan
hapusan melalui pewarnaan tahan asam, atau
dengan kultur.
 Diagnosis anemia derajat berat ditentukan
berdassarkan nilai Hb yaitu 7,1 g/dL, klasifikasi
berat ringannya anemia menurut national cancer
institut pada derajat berat adalah jika Hb 6,5 – 7,9
g/dL
 Pada pemeriksaan darah tepi ditemukan morfologi
eritrosit berupa mikrositik hipokrom, bentuk
anemia ini dapat terjadi salah satunya pada
penyakit kronis misalnya penyakit tuberkulosis.
 Pada pasien ini secara klinis tidak menunjukkan
tanda-tanda insufisiensi hati dan hasil pemeriksaan
SGOT dan SGPT tidak menunjukkan peningkatan
yang bermakna, sehingga dapat segera diberikan
terapi OAT FDC kategori 1 2 tab/hari dan
direncanakan untuk terapi selama 9 bulan karena
adanya suspel limfadenitis TB.
KESIMPULAN
 Pasien Nn. I, perempuan 19 tahun datang ke rumah sakit
Agoesdjam dengan keluhan batuk sejak ± 2 bulan SMRS
didiagnosis dengan TB paru BTA (+2) lesi luas kasus baru
dengan susp. Limfadenitis TB dan anemia derajat berat.
Diagnosis ditegakkan berdasarkan gejala klinis, pemeriksaan
fisik, dan pemeriksaan penunjang berupa radiologik,
bakteriologik, dan pemeriksaan darah. Diagnosis limfadenitis
TB belum dapat dipastikan karena harus berdasarkan hasil
biopsi, namun tetap dipertimbangkan terapi untuk TB
ekstraparu, sehingga terapi yang akan diberikan pada pasien
ini adalah FDC kategori 1 selama 9 bulan dengan minum 2 tab
per hari.
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai

  • ICU Unit Perawatan Intensif
    ICU Unit Perawatan Intensif
    Dokumen27 halaman
    ICU Unit Perawatan Intensif
    ary_joe
    Belum ada peringkat
  • Anestesi Umum
    Anestesi Umum
    Dokumen17 halaman
    Anestesi Umum
    antothesaber
    Belum ada peringkat
  • Kasus Infected Shunt PPT Ready
    Kasus Infected Shunt PPT Ready
    Dokumen46 halaman
    Kasus Infected Shunt PPT Ready
    KurniatiKhasanahQhafisaQurratul'ain
    Belum ada peringkat
  • Hamam - FARMAKOLOGI OBAT ANESTESI
    Hamam - FARMAKOLOGI OBAT ANESTESI
    Dokumen67 halaman
    Hamam - FARMAKOLOGI OBAT ANESTESI
    Muhammad Fadhil Amrullah
    Belum ada peringkat
  • Bantuan Hidup Dasar
    Bantuan Hidup Dasar
    Dokumen13 halaman
    Bantuan Hidup Dasar
    KurniatiKhasanahQhafisaQurratul'ain
    Belum ada peringkat
  • Basic & Advance Life Support
    Basic & Advance Life Support
    Dokumen23 halaman
    Basic & Advance Life Support
    KurniatiKhasanahQhafisaQurratul'ain
    Belum ada peringkat
  • Ekg Normal
    Ekg Normal
    Dokumen32 halaman
    Ekg Normal
    KurniatiKhasanahQhafisaQurratul'ain
    Belum ada peringkat
  • Aritmia Dan Atria Fibrilasi
    Aritmia Dan Atria Fibrilasi
    Dokumen25 halaman
    Aritmia Dan Atria Fibrilasi
    KurniatiKhasanahQhafisaQurratul'ain
    Belum ada peringkat
  • LAPSUS TB PARU + Anemia
    LAPSUS TB PARU + Anemia
    Dokumen23 halaman
    LAPSUS TB PARU + Anemia
    KurniatiKhasanahQhafisaQurratul'ain
    Belum ada peringkat
  • Naskah Publikasi 1
    Naskah Publikasi 1
    Dokumen2 halaman
    Naskah Publikasi 1
    KurniatiKhasanahQhafisaQurratul'ain
    Belum ada peringkat
  • Bab Iv
    Bab Iv
    Dokumen4 halaman
    Bab Iv
    KurniatiKhasanahQhafisaQurratul'ain
    Belum ada peringkat
  • Terapi Oksigen & Tatalaksana Jalan Napas
    Terapi Oksigen & Tatalaksana Jalan Napas
    Dokumen42 halaman
    Terapi Oksigen & Tatalaksana Jalan Napas
    Sinde Nijucimi
    Belum ada peringkat
  • Bab I
    Bab I
    Dokumen4 halaman
    Bab I
    Night Baron
    Belum ada peringkat
  • Naskah Publikasi
    Naskah Publikasi
    Dokumen2 halaman
    Naskah Publikasi
    KurniatiKhasanahQhafisaQurratul'ain
    Belum ada peringkat
  • 1.1 Cover
    1.1 Cover
    Dokumen1 halaman
    1.1 Cover
    KurniatiKhasanahQhafisaQurratul'ain
    Belum ada peringkat
  • Evapro Kami
    Evapro Kami
    Dokumen40 halaman
    Evapro Kami
    KurniatiKhasanahQhafisaQurratul'ain
    Belum ada peringkat
  • Lapkas Chandra THS
    Lapkas Chandra THS
    Dokumen15 halaman
    Lapkas Chandra THS
    KurniatiKhasanahQhafisaQurratul'ain
    Belum ada peringkat
  • 1.5 Intisari
    1.5 Intisari
    Dokumen2 halaman
    1.5 Intisari
    KurniatiKhasanahQhafisaQurratul'ain
    Belum ada peringkat
  • Data
    Data
    Dokumen1 halaman
    Data
    KurniatiKhasanahQhafisaQurratul'ain
    Belum ada peringkat
  • Laporan Pagi-26 November 2018
    Laporan Pagi-26 November 2018
    Dokumen16 halaman
    Laporan Pagi-26 November 2018
    KurniatiKhasanahQhafisaQurratul'ain
    Belum ada peringkat
  • Laporan Kasus TB Paru
    Laporan Kasus TB Paru
    Dokumen37 halaman
    Laporan Kasus TB Paru
    KurniatiKhasanahQhafisaQurratul'ain
    Belum ada peringkat
  • COVER
    COVER
    Dokumen1 halaman
    COVER
    KurniatiKhasanahQhafisaQurratul'ain
    Belum ada peringkat
  • Slide MR Tiara Ke 3
    Slide MR Tiara Ke 3
    Dokumen23 halaman
    Slide MR Tiara Ke 3
    KurniatiKhasanahQhafisaQurratul'ain
    Belum ada peringkat
  • Mindmap Neuro
    Mindmap Neuro
    Dokumen15 halaman
    Mindmap Neuro
    KurniatiKhasanahQhafisaQurratul'ain
    Belum ada peringkat
  • Hamam - FARMAKOLOGI OBAT ANESTESI
    Hamam - FARMAKOLOGI OBAT ANESTESI
    Dokumen67 halaman
    Hamam - FARMAKOLOGI OBAT ANESTESI
    Muhammad Fadhil Amrullah
    Belum ada peringkat
  • BAB II (Penambahan Optimasi)
    BAB II (Penambahan Optimasi)
    Dokumen10 halaman
    BAB II (Penambahan Optimasi)
    KurniatiKhasanahQhafisaQurratul'ain
    Belum ada peringkat
  • LAPORAN KASUS - Hiponatremia
    LAPORAN KASUS - Hiponatremia
    Dokumen37 halaman
    LAPORAN KASUS - Hiponatremia
    Chandra
    100% (1)
  • D10nhh 2
    D10nhh 2
    Dokumen50 halaman
    D10nhh 2
    KurniatiKhasanahQhafisaQurratul'ain
    Belum ada peringkat
  • Data Serkom FK Univ. Tanjungpura
    Data Serkom FK Univ. Tanjungpura
    Dokumen6 halaman
    Data Serkom FK Univ. Tanjungpura
    KurniatiKhasanahQhafisaQurratul'ain
    Belum ada peringkat