PENDAHULUAN
1
berkembang secara bertahap pada sebagian besar pasien, namun terkadang
dapat juga berkembang cepat sehingga terjadi krisis hemolitik yang progresif.6,7,8
Trombositopenia didefinisikan sebagai kadar trombosit dibawah
150.000/mm3, cukup sering ditemui pada LES. Sebuah studi multisenter di Eropa
melaporkan trombositopenia terjadi pada 13% pasien LES, sementara di Asia
menunjukkan frekuensi yang lebih tinggi yaitu sekitar 30%.9
Berikut ini disampaikan laporan kasus dengan diagnosis Lupus Eritematosus
Sistemik (LES). Kasus ini diangkat sebagai demonstrasi untuk menambah wawasan
kita semua.
BAB 2
LAPORAN KASUS
2.1 Identifikasi
Nn I, 18 tahun, agama Islam, pekerjaan mahasiswi, alamat jalan lintas timur
km 127, Desa Lubuk Seberuk, Dusun 3, RT 04, RW 02, Kecamatan Lempuing Jaya,
2
Kabupaten OKI, Kayu Agung. Berobat ke Poli Graha Spesialis Rumah Sakit Umum
Pusat (RSUP) Dr. M. Hoesin, Palembang sejak 24 Maret 2012 dengan keluhan utama
badan lemas sejak 1 minggu sebelum masuk rumah sakit.
3
hilang timbul. Os dirawat selama 3 hari dan mendapatkan transfusi darah sebanyak 4
kantong serta menjalani beberapa pemeriksaan darah. Saat itu dokter mengatakan os
menderita penyakit kelainan darah (Sindroma Evans) dan diberikan obat beberapa
macam (metilprednisolon, lansoprazol, parasetamol dan asam folat) dan keluhan
yang dialami os berkurang. Os diperbolehkan pulang dengan kontrol rutin di RS Dr.
Hasan Sadikin.
Sejak ± 1 minggu sebelum masuk rumah sakit, os pulang ke Palembang
dan berobat ke Rumah Sakit Umum Pusat (RSUP) Dr. M. Hoesin dengan keluhan
utama badan lemas yang disertai pusing, sakit kepala dan mual. Buang air besar
dan buang air kecil tidak ada kelainan. Os juga membawa hasil pemeriksaan
laboratorium dan surat pengantar dari Bandung dengan keterangan penyakit
Sindroma Evans (berdasarkan surat pengantar).
Keterangan :
: Laki-laki
4
: Wanita
Os seorang mahasiswi Psikologi semester 1 di Bandung, anak pertama dari 3
bersaudara, belum menikah. Os berasal dari Palembang. Bapak dan ibu os bekerja
sebagai pegawai negeri sipil. Kesan sosial ekonomi cukup.
5
Auskultasi : Vesikuler (+) normal, ronkhi (-), wheezing (-)
Abdomen Inspeksi : Datar
Palpasi : Lemas, hepar dan lien tidak teraba , nyeri tekan (-),
turgor kulit cukup
Perkusi : Timpani
Auskultasi : Bising usus (+) normal
Ekstremitas : Edema pretibial (-), ptikie (-), lesi diskoid (-),
purpura (-)
Regio Genu / Palmar dextra et sinistra :
Inspeksi : Tulang dan sendi baik, jaringan parut (-)
warna kulit normal,
Palpasi : Nyeri tekan (-), suhu kulit hangat,
Movement : Pergerakan bebas.
6
Darah rutin Darah kimia
Hemoglobin : 9,6 g/dl Ureum : 20 mg/dl
Leukosit : 8100 / mm3 Creatinin : 0,7 mg/dl
Retikulosit : 1,6 % Bilirubin total : 2,30 mg/dl
LED : 40 mm/jam Bilirubin direk : 0,28 mg/dl
Trombosit : 86.000/ mm3 Bil. Indirek : 2,02 mg/dl
DC : 0/0/2/71/20/4 SGOT : 18 U/I
SGPT : 22 U/I
Na : 142 mmol/l
K : 4,1 mmol/l
Ca : 8,1-10,4 mg/dl
( 8,1-10,4)
7
2.8.3 Hasil Foto Thorax (2 Februari 2012)
2.9 Resume
Seorang wanita usia 18 tahun datang berobat ke RSMH dengan keluhan badan
kembali lemas yang disertai pusing, sakit kepala dan mual sejak 1 minggu sebelum
masuk rumah sakit. Sebelumnya, pasien ini sudah berobat pada 3 orang dokter umum
di Bandung dengan keluhan badan lemas, pucat, mata kuning, mual dan muntah
setiap makan dan diminum dan demam naik turun. Os diberikan beberapa macam
obat namun keluhan tidak berkurang dan kemudian os dirujuk ke Rumah Sakit Hasan
Sadikin di Bandung. Di RS Dr Hasan Sadikin os mengeluh badan semakin lemas, ada
riwayat rambut rontok dan riwayat kemerahan pada wajah bila terkena sinar matahari.
Os dirawat selama 3 hari dan mendapatkan transfusi darah sebanyak 4 kantong serta
menjalani beberapa pemeriksaan darah. Saat itu dokter mengatakan os menderita
penyakit kelainan darah dan diberikan obat beberapa macam (metilprednisolon,
lansoprazol, parasetamol dan asam folat) dan keluhan yang di alami os berkurang. Os
diperbolehkan pulang dengan kontrol rutin di RS Dr. Hasan Sadikin.
Dari pemeriksaan fisik didapatkan tampak sakit sedang, sensorium kompos
mentis, tekanan darah 110/60 mmHg, nadi 84 x/menit, pernafasan 18 x/menit,
temperatur 36,70 C), konjungtiva palpebra pucat dan sklera ikterik.
8
Pada pemeriksaan penunjang hematologi didapat hemoglobin 9,6 g/dl,
leukosit: 8100/mm³ dan trombosit 86000/mm3, bilirubin direk 0,28 mg/dl, bilirubin
indirek 2,02 mg/dl , dengan coomb test direk dan indirek positif. Kriteria ARA yang
ditemukan fotosensitivitas, kelainan hematologi (Anemia Hemolitik Autoimun dan
Trombositopenia) dan ANA IF positif.
- Urin rutin
- Anti ds DNA
- Sel LE
- C3 dan C4 komplemen
9
- Konsul divisi hematologi
- Konsul divisi alergi dan imunologi
- Konsul bagian mata
- Konsul bagian kulit dan kelamin
Rencana terapi :
2.10.1.2 Trombositopenia
10
2.11 Diagnosis Sementara :
Suspek Lupus Eritematosus Sistemik (LES)
2.13 Penatalaksanaan
Istirahat
Diet NB
Metilprednisolon 4 mg 4-4-2
Asam folat 1 x 1 mg
2.14 Rencana Pemeriksaan
Urin rutin
Faal hemostasis
Anti ds DNA
Sel LE
C3 dan C4 komplemen
BMP
Konsul divisi hematologi
Konsul divisi alergi dan imunologi
Konsul bagian mata
Konsul bagian kulit dan kelamin
11
12
PERKEMBANGAN SELAMA RAWAT JALAN
O: Keadaan Umum
Kesadaran Kompos mentis
TD(mmHg) 120/60 mmHg
Nadi(x/mnt) 80 x/menit, isi dan tegangan cukup
RR(x/mnt) 20 x/menit
T(oC) 36,6oC
Keadaan Spesifik
Kepala Konjungtiva pucat (+), sklera ikterik (+),
malar Rash (-), stomatitis (-), alopesia (-)
Abdomen Datar, lemas, hepar dan lien tidak teraba, bising usus (+)
normal, nyeri tekan (-).
Saran pemeriksaan :
Protein total urin 24 jam Konsul bagian
Sel LE mata
Anti DS-DNA Konsul kulit
C3 dan C4 komplemen Konsul saraf
Penatalaksanaan Istirahat
Diet NB
Metilprednisolon 4 mg 4-4-2
Mikofenolat mofetil 2 x 500 mg
Lansoprazol 1 x 30 mg
Asam folat 1 x 1 mg
Sukralfat sirup 4 x 2 C
CaCO3 1 x 1 tab
Rencana pemeriksaan
Protein total urin 24 C3 dan C4 komplemen
jam Konsul bagian mata
Anti ds DNA Konsul bagian kulit
Sel LE dan kelamin
Faal hemostasis Konsultasi neurologi
BMP
Tanggal 9-22 April 2012
O: Keadaan Umum
Kesadaran Kompos mentis
TD(mmHg) 110/70 mmHg
Nadi(x/mnt) 84 x/menit, isi dan tegangan cukup
RR(x/mnt) 22 x/menit
T(oC) 36,8oC
Keadaan Spesifik
Kepala Konjungtiva pucat (-), sklera ikterik (-),
malar Rash (-), stomatitis (-), alopesia (-)
Abdomen Datar, lemas, hepar dan lien tidak teraba, bising usus
(+) normal, nyeri tekan (-).
Pemeriksaan penunjang
Hasil hematologi
Hb : 11,9 gr/dl
Leukosit : 6200 mm³
Trombosit 134.000/mm³
Faal hemostasis : (TAP)
Keadaan Spesifik
Kepala Konjungtiva palpebra pucat (-), sklera ikterik (-)
malar rash (-) , stomatitis (-)
Abdomen Datar, hepar dan lien tidak teraba, bising usus (+)
normal.
Penatalaksanaan Istirahat
Diet NB
Metilprednisolon 4 mg 3-3-0
Lansoprazol 1 x 30 mg
Asam folat 1 x 1 mg
Mikofenolat mofetil 2 x 500 mg
CaCO3 1 x 1 tab
Tanggal 7-20 Mei 2012
S: Keluhan (-)
O: Keadaan Umum
Kesadaran Kompos mentis
TD(mmHg) 110/70 mmHg
Nadi(x/mnt) 86/menit, isi dan tegangan cukup
RR(x/mnt) 20 x/menit
T(oC) 36,8oC
Keadaan Spesifik
Kepala Konjungtiva palpebra pucat (-), sklera ikterik (-)
malar rash (-) , stomatitis (-)
Leher
JVP (5-2) cm H2O, pembesaran KGB (-)
Abdomen Datar, hepar dan lien tidak teraba, bising usus (+)
normal.
Pemeriksaan penunjang
Hasil hematologi
Hb : 12,8 gr/dl
Leukosit : 8700 mm³
Trombosit 168.000/mm³
S: Keluhan (-)
O: Keadaan Umum
Kesadaran Kompos mentis
TD(mmHg) 120/80 mmHg
Nadi(x/mnt) 88/menit, isi dan tegangan cukup
RR(x/mnt) 20 x/menit
T(oC) 36,7oC
Keadaan Spesifik
Kepala Konjungtiva palpebra pucat (-), sklera ikterik (-)
malar rash (-) , stomatitis (-)
Abdomen Datar, hepar dan lien tidak teraba, bising usus (+)
normal.
Penatalaksanaan Istirahat
Diet NB
Metilprednisolon 4 mg 2-0-0
Lansoprazol 1 x 30 mg
Asam folat 1 x 1 mg
Mikofenolat mofetil 2 x 500 mg
CaCO3 1 x 1tab
BAB 3
ANALISA KASUS
Kriteria Batasan
Ruam malar Eritema menetap, datar atau menonjol, pada malar dan
cenderung tidak melibatkan lipat nasolabial
Artritis non-erosif Melibatkan dua atau lebih sendi perifer, ditandai rasa
nyeri bengkak dan efusi
Gangguan renal a. Proteinuria menetap > 0,5 gram per hari atau >
positif 3 atau
Pada kasus ini seorang pasien wanita usia muda datang ke RSMH berobat
dengan keluhan badan lemas, ada riwayat rambut rontok, mata kuning, timbul bercak
kemerahan pada muka apabila terkena sinar matahari dan demam tidak terlalu tinggi.
Pada awalnya pasien ini sudah berobat di RSUP Dr. Hasan Sadikin dengan membawa
hasil laboratorium darah rutin, kimia klinik, hasil coomb test dan ANA test. Disana
pasien didiagnosis sebagai Sindroma Evans (berdasarkan surat kontrol). Karena kasus
Sindroma Evans sangat jarang, lalu dilakukan work up pada pasien ini.
1. Hahn BV. Systemic lupus erythematosus. In: Braunwald E, Fauci AS, Kasper
DL, Hauser SL, Longo DL, eds. Horrison’s Principle of Internal Medicine.
17th ed. New York: MacGraw-Hill; 2008: 1874-1880.
2. Dooley MA. Systemic lupus erythematosus. In: Runge MS, Greganti MA,
eds. Netter’s Internal Medicine. Icon System Learning, New Jersey. 2005:
887-93.
6. Petri MA, Systemic lupus erythematosus. In: Koopman Wj. Editor. Arthritis
and Allied conditions. 15th ed. Philadelphia: Williams & Wilkins; 2005: 1473-
1474.
10. Tutuncu ZN, Kalunian KC. The definition and classification of systemic lupus
erythematosus. In: Wallace DJ, Hahn BV. Dubois’ lupus erythematosus.
Philadelphia: Williams & Wilkins; 2007:16-19.
11. Rahman A, David A, Isenberg MD. Systemic lupus erythematosus. N Engl J
Med 2008; 358-529.
13. Savage P. Lupus and the Eye. Lupus foundation of america lupus news vol 21
No 12. 2001: 12-19
15. Tonam, Yuda T, Fachrida LM. Manifestasi neurologik pada lupus eritematosus
sistemik. Bagian Neurologi FKUI/RSUPN-CM. 2007: 23-29
18. Cooper GS, Dooley MA, Treadwell EL et al. Systemic lupus erythematosus:
results of a population-based, case-controlstudy.Arthritis Rheum. 2002; 1830-
1839.
20. Beutler E. Hemolytic anemia due to infection with microorganism. In: Beutler
E, Lichtman MA, Coller BS, Kipps TJ, Seligsohn U, editor. Williams
Hematology. 6th edition. New York: Mc Graw Hill; 2001: 633- 635.
21. Hoffbrand AV, Moss PAH, Pettit JE. (eds.). Essential haematology. 5 th ed.
Massachusetts; 2006: 66-68.
22. Luzzatto L. Hemolytic anemias and anemia due to acute blood loss. In: Fauci,
Braunwald, Kasper, Hauser, Longo, Jameson, Loscalzo (eds). Harrison, s
Principles of internal Medicine. Volume 1. 17th ed. New York: Mc Graw Hill
Medical; 2008: 659-660
23. Dhaliwal G, Cornet PA, Tierney LM. Hemolytic anemia. Am Fam Physician.
2004; 599-606
24. Evans, RS,Takahashi, K & Duane, RT. Primary thrombocytopenic purpura
and acquired hemolytic anemia. Archives of Internal Medicine, 1951; 48-65.
25. Silverstein, MN & Heck FJ. Acquired hemolytic anemia and associated
thrombocytopenic purpura: with special reference to evans syndrome. Mayo
Clinic Proceedings, 1962;1340-1346.
26. Pui C, Williams J & Wang W. Evans syndrome in childhood. The Journal of
Pediatrics, 1980: 754-758.