VARICELLA
Oleh :
ARNI SAFRI
Pembimbing :
dr. Hushaemah Syam, Sp.A
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR
2019
LAPORAN KASUS
1. Identitas pasien
Nama : Nadhirah
Tanggal lahir : 12-06-2016
Umur : 3 tahun 4 bulan
Jenis kelamin : Perempuan
Alamat : Jl. Maccini Raya
Agama : Islam
Ruangan : Dahlia, RS. Pelamonia Makassar
2. Anamnesis
Keluhan utama : Demam (+)
Riwayat penyakit sekarang :
Pasien masuk rumah sakit dengan keluhan demam (+) sejak 4 hari yang lalu,
demam hilang timbul, disertai batuk (+), pilek (+) mual (-), muntah (-),
Bintik berair muncul dibadan sejak 1 hari yang lalu, bintik tersebut berisi
cairan jernih dengan dasar kemerahan yang tersebar diseluruh tubuh.
Riwayat kejang (+) 1x dirumah dengan durasi <5 menit. Setelah kejang anak
langsung sadar
Nafsu makan : kurang
Nafsu minum : baik
BAB: terakhir 1 hari yang lalu, kesan normal
BAK : lancer
Riwayat pengobatan : Riwayat berobat ke dokter mendapat Acylovir pulv
dan salf
3. Pemeriksaan fisik
a. Status present
KU : Lemah / Compos Mentis
BB : 14 kg
TB : 98 cm
IMT : 14,5 kg/m2
2
Status Gizi : Gizi Baik (IMT/U)
b. Tanda vital
Suhu : 38 oC
HR : 128 x/menit
RR : 20 x/menit
c. Kepala
Ekspresi : normal
Simetris muka : kanan = kiri
Deformitas : (-)
Rambut : hitam, lurus
Muka : ikterus (-)
d. Mata
Eksoftalmus : (-)
Gerakan : ke segala arah
Kelopak mata : edema (-)
Konjungtiva : anemis (-) ikterus (-)
e. Telinga
Tophi : (-)
Nyeri tekan di prosesus mastoideus : (-)
Pendengaran : dalam batas normal
f. Hidung
Perdarahan : (-)
Sekret : (-)
g. Mulut
Bibir : Sianosis (-)
Gigi geligi : normal
Gusi : perdarahan (-)
h. Leher
Kelenjar getah bening : pembesaran (-)
DVS : R-4
3
Kaku kuduk : (-)
Tumor : (-)
i. Thorax
Inspeksi
- Bentuk : simetris antara kiri dan kanan
- Buah dada : simetris
- Sela iga : dalam batas normal
- Lain- lain : (-)
j. Paru-paru
Palpasi
- Fremitus : dalam batas normal
- Nyeri tekan : (-)
Perkusi
- Paru : sonor dextra sinistra
- Batas paru depan kanan : ICS VI dextra
- Batas paru belakang kanan : vertebra thoracalis IX dextra
posterior
- Batas paru belakang kiri : vertebra thorakalis X sinistra
posterior
Auskultasi
- Bunyi pernapasan : vesikuler
- Bunyi tambahan : wheezing (-/-), ronchi (-/-)
k. Jantung
Inspeksi : ictus cordis tidak tampak
Palpasi : ictus cordis teraba
Perkusi : pekak, batas jantung dalam batas normal
Auskultasi : bunyi jantung I/II murni regular, bising (-)
l. Abdomen
Inspeksi : datar, ikut gerak napas
Palpasi : nyeri tekan epigastrium (-)
Perkusi : timpani, asites (-)
4
Auskultasi : peristaltik (+) kesan normal
m. Alat kelamin : tidak dilakukan pemeriksaan
n. Anus rectum : tidak dilakukan pemeriksaan
o. Punggung
Palpasi : nyeri tekan (-), teraba massa (-)
Perkusi : nyeri ketok (-)
Auskultasi : vesikuler, wheezing (-/-), ronchi (-/-)
p. Ekstremitas : akral hangat, edema pretibial (-/-)
4. Pemeriksaan penunjang
5. Follow up pasien
22-10-2019 S/ Demam (+) sejak 4 P/
Dokter IGD hari yang lalu, batuk - IVFD RL 12 tpm
(+), pilek(+), bitnik - Drips PCT
berair muncul di badan 140mg/ 8 jam / iv
sejak 1 hari yang lalu. - Salycil talc 3x1 ue
Riwayat kejang (+) 1x - Puyer acyclovir
di rumah, sebelum tetap dilanjut
masuk Rumah Sakit. Instruksi : pemeriksaan
Dengan durasi darah rutin dan LED
<5menit.
BAB : Lancar kesan
normal
BAK: Lancar
Riwayat berobat ke
dokter diberikan
acyclovir pulv dan
salf.
O/
KU : sedang / CM
N : 92 x/menit
P : 22 x/menit
S : 39,3 o C
A/ Kejang demam
sederhana + Varicella
6
23-10-2019 S/ Demam (+), P/
kejang(-), batuk (+), - IVFD RL 12 tpm
mual (-), muntah (-), - Drips PCT
gata-gatal (+), bintik- 140mg/ 8 jam / iv
bintik cair di seluruh - Diazepam 3x2mg
tubuh (+) - Acyclovir
Nafsu makan kurang 4x200mg
BAB: hari ini lancer - Acyclovir cream
kesan normal
BAK : lancar
O/
N : 130 x/menit
P : 22 x/menit
S : 37,7 o C
A/
Kejang demam
sederhana + Varicella
24-10-2019 S/ Demam tadi malam P/
namun mereda pagi - IVFD RL 12 tpm
ini. - Drips PCT
kejang(-), batuk (-), 140mg/ 8 jam / iv
nyeri menelan (+), - Diazepam 3x2mg
mual (+), muntah (-), - Acyclovir
nyeri kepala (+), gata- 4x200mg
gatal (+), bintik-bintik - Acyclovir cream
cair di seluruh tubuh - Zink syr 2x1 cth
(+)
Nafsu makan kurang
7
BAB: terakhir tadi
malam, frekuensi 4x,
lender (+), ampas (+)
BAK : lancar
O/
N : 108 x/menit
P : 48 x/menit
S : 37,3 o C
Kulit : vesikel (+)
dasar eritema
Tonsil : T2-T2
hiperemis
A/
KDS
Varicella
Diare akut
Tonsillitis akut
25-10-2019 S/ Demam (-), batuk (- P/
), mual (-), muntah (-), - IVFD RL 12 tpm
kejang (-), nyeri - Drips PCT
menelan mulai 140mg/ 8 jam / iv
mereda, bintik berair - Diazepam 3x2mg
di badan sudah ada - Acyclovir
yang mengering. 4x200mg
Nafsu makan mulai - Acyclovir cream
membaik - Zink syr 2x1 cth
8
BAB : pagi ini 1x - Cefotaxime
dengan konsistensi 700mg/12jam/iv
lunak
BAK : lancer Instruksi ; periksa
O/ darah rutin
N : 133 x/menit control besok
P : 32 x/menit
S : 37,1 o C
Kulit : vesikel (+)
dasar eritema, krusta
(+)
Tonsil : T2-T2
hiperemis
A/
KDS
Varicella
Diare akut
Tonsillitis akut
9
Minum kuat - Cefotaxime
BAB : Terakhir 700mg/12jam/iv
kemarin pagi 1x
konsistensi lunak
BAK : Lancar
O/
N : 133 x/menit
P : 32 x/menit
S : 37,1 o C
Kulit : vesikel (+)
dasar eritema, krusta
(+)
Tonsil : T2-T2
hiperemis (-)
A/
KDS
Varicella
Diare akut
Tonsillitis akut
10
Nafsu makan membaik - Zink syr 2x1 cth
Minum kuat - Cefotaxime
BAB : Terakhir 2 hari 700mg/12jam/iv
yang lalu konsistensi - Boleh pulang
lunak
BAK : Lancar
O/
N : 125 x/menit
P : 29 x/menit
S : 36,5 o C
Kulit : vesikel (+)
dasar eritema, krusta
(+)
Tonsil : T2-T2
hiperemis (-)
A/
KDS
Varicella
Diare akut
Tonsillitis akut
6. Diagnosis kerja
Berdasarkan hasil anamnesis, pemeriksaan fisis, dan pemeriksaan
penunjang, Pasien didiagnosis kejang demam,Varicella, diare akut,
tonsillitis akut.
11
Resume
Seorang pasien anak perempuan masuk RS Pelamonia Makassar dengan
dengan keluhan demam (+) sejak 4 hari yang lalu, demam hilang timbul,
disertai batuk (+), pilek (+) mual (-), muntah (-), Bintik berair muncul
dibadan sejak 1 hari yang lalu, bintik tersebut berisi cairan jernih dengan
dasar kemerahan yang tersebar diseluruh tubuh. Riwayat kejang (+) 1x
dirumah dengan durasi <5 menit. Setelah kejang anak langsung sadar
Nafsu makan : kurang, nafsu minum : baik, BAB: terakhir 1 hari yang lalu,
kesan normal, BAK : lancer.
Pada pemeriksaan fisis didapatkan sakit sedang, KU lemah, tekanan darah :
Nadi : 128x/menit, pernafasan : 20 x/menit, suhu 38oC. Terdapat vesikel di
kulit dengan dasar eritema. Hasil pemeriksaan darah rutin WBC : 9.96 X
103/Ul, RBC : 4,41 x 106 / uL, HGB : 12.0 g/dL, HCT : 33,5%, MCV : 76.0
fL, MCH : 27,2 pg, Neutrofil : 7,64 x 103 /uL, Neutrofil (%) : 76,7 %* dan
LED : 100 mm. Pada pemeriksaan selanjutnya di dapatkan pada abdomen
peristaltik (+) kesan meningkat pada hari kedua perawatan , kemudian
terdapat hiperemis pada tonsil (T2-T2). Berdasarkan hasil anamnesis,
pemeriksaan fisis, dan pemeriksaan penunjang, Pasien didiagnosis kejang
demam,Varicella, diare akut, tonsillitis akut.
7. Pengobatan
- IVFD RL 12 tpm
- Drips PCT 140mg/ 8 jam / iv
- Diazepam 3x2mg
- Acyclovir 4x200mg
- Acyclovir cream
- Zink syr 2x1 cth
- Cefotaxime 700mg/12jam/iv
12
8. Diskusi
Varicella atau chickenpox atau yang dikenal dengan cacar air adalah
infeksi primer virus varicella zoster yang umumnya menyerang anak –
anak dan merupakan peyakit yang sangat menular. Varicella ditandai
dengan ruam pruritus, makulopapular vesicular yang berevolusi menjadi
krusta yang kering yang tidak menular selama periode 3 hingga 7 hari.
. Lesi pada varicella, diawali pada daerah wajah dan scalp, kemudian
meluas ke dada ( penyebaran secara centripetal) dan kemudian dapat
meluas ke ekstremitas. Lesi juga dapat dijumpai pada mukosa mulut dan
genital. Lesi pada varicella biasanya sangat gatal dan mempunyai
gambaran yang khas yaitu terdapatnya semua stadium lesi secara
bersamaan pada satu saat.
13
Pemberian antivirus dapat mengurangi lama sakit, keparahan dan waktu
famasiklovir. Dosis anti virus (oral) untuk pengobatan varicella dan herpes
zoster :
Pada pasien ini yang berusia 3 tahun dengan berat badan 14kg maka
pasien ini diberikan penatalaksaan acyclovir oral dengan dosis 4x200mg
beserta acyclovir salf .
9. Pembahasan
DEFINISI
Varicella atau chickenpox atau yang dikenal dengan cacar air adalah
infeksi primer virus varicella zoster yang umumnya menyerang anak – anak
dan merupakan peyakit yang sangat menular. Sedangkan herpes zoster atau
shingles adalah reaktivasi infeksi endogen pada periode laten virus varicella
zoster yang pada umumnya menyerang orang dewasa atau anak dengan
defisiensi imun. Meskipun gejala klinis varicella tidak berat namun pada
14
remaja, orang dewasa dan anak dengan status imunitas menurun dapat
kontak rumah tangga yang rentan. Varicella ditandai dengan ruam pruritus,
Namun, anak – anak yang sehat juga bisa berakibat komplikasi serius dan
EPIDEMIOLOGI
neonates, tetapi hampir 90% kasus mengenai anak dibawah umur 10 tahun
musim dingin dan musim semi, tercata sekitar 4 juta kasus. Pada tahun 2000,
umur 1-4 tahun. Angka kejadian varicella di Indonesia belum pernah diteliti
dikulit atau melalui droplet secret saluran nafas yang dapat terjadi 24 hingga
a. Transmisi udara
dan masuk dalam saluran pernapasan dan dapat aktif saat pertahanan
lain tanpa benda atau perantara orang yang terkontaminasi. Hal ini
dikandungnya2.
c. Transmisi Droplet
yang dihasilkan dari suatu orang terinfeksi seperti batuk, bersin atau
berbicara2.
d. Exposure
16
PATOGENESIS
rata – rata 14-17 hari) dan pada anak yang imunokompromais biasanya lebih
singkat yaitu kurang dari 14 hari. Virus masuk ke dalam tubuh manusia
kontak langsung dengan lesi kulit. Droplet infection dapat terjadi 2 hari
sebelum hingga 5 hari setelah timbul lesi kulit. VZV masuk ke dalam tubuh
conjungtiva3.
matang sehingga akan berlanjut dengan siklus replikasi virus ke dua yang
sekunder. Pada fase ini, partikel virus akan menyebar ke seluruh tubuh dan
Seorang anak yang menderita varicella akan dapat menularkan kepada yang
lain yaitu 2 hari sebelum hingga 5 hari setelah timbulnya lesi di kulit.
17
Pada herpes zoster, patogenesisnya belum seluruhnya diketahui.
ganglion tersebut terjadi infeksi laten (dorman), dimana virus tersebut tidak
virus3.
dan pada orang penerima organ transplantasi. Pada saat terjadi reaktivasi,
tulang serta batang otak dan melauli saraf sensoris akan sampai kekulit dan
GEJALA KLINIS
Varicella pada anka yang lebih besar (pubertas) dan orang dewasa
biasanya dengan gejala prodromal yaitu demam, malaise, nyeri kepala, mual
dijumpai hanya demam dan malaise ringan dan timbul bersamaan dengan
munculnya lesi kulit. Lesi pada varicella, diawali pada daerah wajah dan
18
scalp, kemudian meluad ke dada ( penyebaran secara centripetal) dan
mukosa mulut dan genital. Lesi pada varicella biasanya sangat gatal dan
wajah dan dada dan kemudian berbah dengan cepat dalam 12 – 14 jam
seperti kumpulan tetsan air diatas kulit (tear drop), berdiameter 2 – 3 mm,
berbentuk elips, dengan aksis panjangnya sejajar dengan lipatan kulit atau
tampak vesikel seperti titik – titik embun diatas daun bunga mawar ( dew
masulnya sel radang sehingga pada hari ke 2 akan berubah menjadi pustule.
Lesi kemudian akan mongering yang diawali pada bagian tengah sehingga
terbentuk umbilikasi (delle) dan akhirnya akan menjadi krusta dalam waktu
yang bervariasi antaar 2 – 12 hari, kemudian krusta ini akan lepas dalam
19
intrauterine, terjadi pada 20 minggu pertama kehamilan, yang dapat
kurang dari 5 hari sebelum atau 2 hari sesudah melahirkan. Bayi akan
terpapar dengan viremia sekunder dari ibunya yang didapat dengan cara
pneumonia yang berat dan hepatitis yang fulminant. Tetapi jika si ibu
mendapat varicella dalam waktu 5 hari atau lebih sebelum melahirkan, maka
Herpes zoster pada anak – anak jarang didahului gejala prodromal. Gejala
nyeri kepala dan demam, biasanya terjadi 1 – 3 minggu ebelum timbul ruam
dikulit. Lesi kulit yang khas dari herpes zoster yaitu lokalisasinya biasanya
unilateral dan jarang melewati garis tengah tubuh. Lokasi yang sering
20
Lesi awal berupa macula dan papula yang eritematous, kemudian
10 akan berbentuk krusta dan dapat sembuh tanpa parut, kecuali terjadi
herpes zoster desiminata dan dapat mengenai alat visceral seperti paru, hati,
berakibat fatal. Lesi pada kulitnya biasanya sembuh lebih lama dan dapat
DIAGNOSIS PENUNJANG
a) Tzanck Smear
simpleks virus2.
scraping dasar vesikel dan apabila sudah terbentuk krusta dapat juga
d) Biopsi Kulit
TATALAKSANA
Menggaruk lesi dapat meningkatkan risiko infeksi bakteri. Lesi yang masih
berbentuk vesikel dapat diberikan bedak agar tidak mudah pecah, vesikel
yang sudah pedah atau sudah terbentuk krusta dapat diberikan salep
antipiretik dan analgetik, tetapi tidak boleh golongan salisilat (aspirin) untuk
22
menghindari terjadinya sindroma Reye. Kuku jari tangah harus dipotong
famasiklovir. Dosis anti virus (oral) untuk pengobatan varicella dan herpes
zoster :
PENCEGAHAN
Pasien infeksius dari satu hingga dua hari sebelum timbulnya ruam
sekolah sampai pulih sepenunya saat semua lesi berkerak atau setidaknya
satu minggu setelah erupsi pertama kali muncul. Jika mungkin dirawat ini
harus di hindari karena risiko menular ke pasien lain. Setiap anak yang
23
Meskipun tingkat komplikasi yang relatif rendah, varicella
meskipun memiliki efek samping seperti rreaksi local, demam ringan dan
ruam varicella ringan. Hal ini direkomendasikan untuk anak diatas 12 bulan
beberapa penelitian kecil. Ini berhasil jika vaksin diberikan dalam waktu
1. Imunisasi Pasif
waktu 3 hari (kurang dari 96 jam) setelah terpajan VZV, pada anak –
a) Anak – anak yang berusia < 15 tahun yang belum pernah menderita
b) Usia pubertas >15 tahun yang belum pernah menderita varicella atau
d) Bayi Premature dan bayi usia < 14 hari yang ibunya belum pernah
24
e) Anak – anak yang menderita leukemia atau lymphoma yang belum
11 – 30 kg 400 (2 vial)
2. Imunisasi Aktif
– 100%, vaksin efektif jika diberikan pada umur > 1 tahun dan
dosis tunggal dan anak lebih tua diberikan dalam dosis dengan jarak 4 –
Vaksin ini tidak diperbolehkan diberikan pada wanita hamil oleh karena
varicella yaitu :
Sering dijumpai infeksi pada kulit dan timbul pada anak – anak yang
berkisar antara 5 – 10%. Lesi paa kulit tersebut menjadi tempat masuk
Staphylococcus Aureus3.
2. Scar
3. Penumonia
Dapat timbul pada anak – anak dan pada orang dewasa yang dapat
4. Neurologik
26
hingga tidak mampu untuk berdiri dan tidak adanya koordinasi dan
dysarthria3.
b) Encephalitis
5. Herpes Zoster
yang desiminata yang dapat mengenai organ tubuh seperti otak, paru
6. Reye Sindrome
jarang terjadi1.
27
PROGNOSIS
DAFTAR ISI
2014;89(25):265–88 (http://www.who.int/wer/2014/wer8925.pdf?ua=1).
28
2. Martino Mota A, Carvalho-Costa FA. Varicella zoster virus related deaths
4. Abbas, A.K., Aster, J.C., dan Kumar, V. 2015. Buku Ajar Patologi
29