Anda di halaman 1dari 6

MATERI EDUKASI OBAT DENGAN PESAN AGAMA

1. TANYA 5 O
Tanya 5 O merupakan pertanyaan minimal yang harus terpenuhi oleh
masyarakat sebelum meminum obat. Hal ini agar masyarakat dapat mendapatkan
informasi yang tepat dan jelas untuk pengobatannya sendiri, sehingga masyarakat
memperoleh pengobatan yang tepat dengan kemanfaatan yang baik. Apoteker perlu
melakukan edukasi kepada masyarakat terkait informasi yang perlu diketahui
masyarakat. Pertanyaan dari 5 O , antara lain adalah :
a. Obat ini apa nama dan kandungannya?
Seseorang hendaknya mengetahui dan mengenali kandungan obat yang
dikonsumsi. Hal ini agar masyarakat tidak salah dalam menggunakan obat.
Selain itu, untuk memastikan obat tersebut tidak memiliki kandungan yang
haram. Masyarakat diharapkan dapat memahami jenis-jenis obat yaitu obat
generic atau non generic, obat keras atau obat bebas, serta kandungan yang
terdapat dalam suatu obat tersebut. Jika obat menggunakan nama dagang,
diharapkan masyarakat paham bahwa obat dengan nama dagang yang berbeda
dapat memiliki kandungan yang sama.
Penggolongan obat yaitu obat bebas, obat bebas terbatas, obat keras. Obat
bebas merupakan obat yang diperoleh secara bebas tanpa resep dokter dan
dapat dibeli di Depot obat dan apotek. Obat bebas memiliki simbol berwarna
hijau. Obat bebas terbatas merupakan obat yang dalam jumlah tertentu masih
dapat dibeli di apotek, tanpa menggunakan resep dokter. Obat bebas terbatas
memiliki simbol berwarna biru dengan garis tepi berwarna hitam. Obat keras
merupakan obat yang diperoleh hanya dengan resep dokter yang dibeli di
Apotek. Obat keras memiliki symbol lingkaran berwarna merah dengan garis
tepi berwarna hitam dengan huruf K ditengah yang menyentuh garis tepi.
Terdapat 6 jenis peringatan obat bebas terbatas yaitu :
- P1 : Awas! Obat keras. Bacalah aturan memakainya
- P2 : Awas! Obat keras. Hanya untuk kumur, Jangan ditelan.
- P3 : Awas! Obat keras. Hanya untuk bagian luar badan
- P4 : Awas! Obat keras. Hanya untuk dibakar
- P5 : Awas! Obat keras. Tidak boleh ditelan
- P6 : Awas! Obat keras. Obat wasir. Jangan ditelan.

b. Obat ini apa khasiatnya?


Masyarakat diharapkan dapat memahami indikasi atau khasiat dari obat
yang dikonsumsi. Hal ini agar masyarakat dapat menigkatkan kepatuhan dalam
penggunaan obat. Selain itu, agar pengobatan yang pasien terima tercapai jika
obat diberikan sesuai indikasi yang rasional.

c. Obat ini berapa dosisnya?


Efektifitas suatau obat tergantung dengan tercapainya dosis yang terdapat di
dalam tubuh. Jika dosis obat yang dikonsumsi berlebih dapat melampaui
ambang batas keamanan. Pasien yang mengkonsumsi obat overdose maka dapat
membahayakan gangguan organ dan gangguan pada tanda-tanda vital dalam
tubuh. Jika disus obat yang dikonsumsi kurang maka efek terapi obat tidak
tercapai.

d. Obat ini bagaimana cara penggunaannya?


Masyarakat perlu memahami dan mengetahui berbagai macam cara
penggunaan suatu obat karena, obat memiliki berbagai macam bentuk sediaan.
Jika salah digunakan maka dapat menyebabkan efek serius atau efek yang tidak
tercapai. Rute pemberian obat memiliki jalur administrasi obat :
- Secara oral
Rute pemberian obat secara oral merupaka cara mengkonsumsi obat
dengan memasukkan obat ke dalam mulut dan menelannya, sehingga
obat dapat tercerna dan terserao oleh tubuh melalui saluran pencernaan.
Contoh obat secara oral yaitu sirup, kapsul, tablet dan tablet kunyah.
- Secara sublingual dan buccal
Rute pemberian secara sublingual merupakan rute pemberian obat yang
diletakkan di bawah lidah. Rute pemberian secara buccal merupakan rute
pemberian yang diletakkan di bagian dalam pipi. Hal ini, agar obat dapat
langsung terserap dan masuk ke dalam pembuluh darah vena yang ada di
rongga mulut.
- Secara parenteral
Rute pemberian obat secara parenteral adalah pemberian obat melalui
suntikan yang dapat dibedakan menjadi beberapa jenis, yaitu: (1)
Subkutan adalah penyuntikan ke jaringan lemak yang berada di bawah
kulit; (2) Intramuskular adalah penyuntikan obat secara langsung ke
jaringan otot pada lengan atas, bokong dan paha; (3) Intravena adalah
penyuntikan cairan yang mengandung obat secara langsung ke pembuluh
vena; (4) Intratekal adalah penyuntikan obat dimasukkan ke celah antara
2 tulang belakang di area pinggang.
- Secara topikal
Rute pemberian obat secara topikal adalah pemberian obat melalui kulit.
Dimana obat akan diserap secara langsung oleh permukaan kulit dan
efeknya dapat langsung dirasakan oleh bagian tubuh.
- Secara rektal
Rute pemberian obat secara rektal adalah memasukkan obat
tertentumelalui dubur. Obat ini ditujukan bagi pasien yang tidak bisa
mengkonsumsi obat secara langsung.

e. Obat ini apa efek sampingnya?


Bebarapa obat dapat menyebabkan efek samping tertentu yang
tidakdiharapkan ada yang ringan bahkan berbahaya. Efek samping yang ringan
yaitu seperti mengantuk yang dapat ditolerir oleh pasien, sehingga tenaga
kesehatan harus menginformasikan kepda pasien untuk menghindari
berkendara jika sedang mengkonsumsi obat tersebut. Selain itu, terdapat obat
yang dapat mengiritasi lambung, sehingga harus diinformasikan kepada pasien
mengkonsumsi obat tersebut setelah makan. Namun, ada juga efek samping yang
berbahaya, misalnya obat yang menimbulkan efek alergi dan gangguan fungsi
hati atau ginjal. Jika, pasien merasakan efek samping tersebut, maka penggunaan
obat dapat dihentikan dan segera konsultasi ke dokter.

2. DAGUSIBU
Dagusibu merupakan singkatan dari Dapatkan, Gunakan, Simpan, dan Buang
yang ditujukan agar masyarakat paham mengenai obat. Tujuannya adalah untuk
meningkatkan pengetahuan masyarakat dalam pengelolaan dan pengawasan
penggunaan obat yang baik dan benar.

a. DAPATKAN
Masyarakat sebaiknya mendapatkan obat dari tempat yang terjamin mutu
dan kualitas (obat asli) yaitu dari Apotek, toko obat, rumah sakit, puskesmas dan
klinik. Beberapa hal yang perlu diperhatikan oleh masyarakat saat menerima
obat antara lain nama, logo, nomor izin edar, tangal kadaluarsa dan tampilan
fisik kemasan. Masyarakat memperhatikan penyimpanan obat di Apotek lebih
terjamin sehingga sampai ke tangan pasien dalam kondisi baik (keadaan fisik
dan kandungan kimia belum berubah). Masyarakat lebih memastikan apotek
yang dikunjungi memiliki izin dan memiliki Apoteker.
Berikut adalah cara mendapatkan obat dengan benar:
- Perhatikan penggolongan dari obat
- Perhatikan informasi dari obat yang tercantum pada brosur dan kemasan
- Perhatikan tanggal kadaluarsa pada kemasan obat, pasien menebus resep
dokter di apotek yang telah memiliki legalitas.
b. GUNAKAN
Gunakan obat merupakan cara penggunaan obat dengan dosis tertentu,
penggunaan yang tepat dan dimanfaatkan untuk mendiagnosa, menyembuhkan,
mencegah penyakit dan memelihara kesehatan. Penggunaan obat mengacu pada
prinsip penggunaan obat seperti tepat diagnose, tepat indikasi, tepat pemilihan
obat, tepat dosis, cara dan lama pemberian serta tepat pemberian informasi.
Informasi umumcara penggunaan obat, yaitu :
- Cara mengosumsi obat sesaui dengan aturan yang tertera pada etiket
- Waktu mengosumsi obat sesuai dengan waktu yang dianjurkan
- Aturan pakai dalam meminum obat harus dipatuhi
- Jika obat antibiotic, minum obat sampai habis
- Memperhatikan indikasi, efek samping dan kontraindikasi obat
- Menghentikan pengobatan jika tidak memberikan efek atau
menimbulkan efek samping yang tidak diinginkan
- Tidak dianjurkan untuk melepas etiket dari wadah obat karena pada
etiket tercantum cara penggunaan obat dan informasi penting lainnya
- Periksalah tanggal kadaluarsa pada kemasan obat
- Hindari menggunakan obat orang lain walaupun memiliki gejala yang
sama
- Tanyakan kepada apoteker atau petugas kesehatan terekat untuk
mendapatkan informasi penggunaan obat yang lengkap

c. SIMPAN
Penyimpanan suatu obat perlu untuk diperhatikan agar tidak merubah
kondisi dari suatu obat atau membuat suatu obat rusak. Simpanlah obat sesaui
dengan petunjuk penyimpanan suatu obat. Simpan suatu obat tidak terkena
matahari langsung, kering, tidak lembab dan hindari dari tempat yang tidak
dapat dijangkau oleh anak-anak. Secara umum, cara menyimpan obat yaitu :
- Simpan obat sesuai petunjuk pada kemasan obat
- Jauhkan dari jangkauan anak-anak
- Simpan obat dari kemasan asli
- Jauhkan dari cahaya matahari langsung dan simpan obat ditempat yang
sejuk dan tidak lembab

Sebelum menggunakan suatu obat masyarakat perlu memperhatikan dengan


Beyond Use Date (BUD) suatu obat. Beyond Use Date (BUD) memiliki pengertian batas
waktu penggunaan suatu obat yang telah diracik, disiapkan, atau setelah kemasan
utamanya dibuka. Perbedaan BUD dengan Expired Date (ED) adalah Expired Date (ED)
merupakan batas waktu penggunaan suatu obat setelah obat tersebut diproduksi,
sebelum kemasan dibuka, sedangkan Beyond Use Date (BUD) merupakan batas waktu
penggunaan suatu obat yang telah diracik, disiapkan atau setelah kemasan utamanya
dibuka, tidak selalu tercantum pada kemasan obat.

Penentuan Beyond Use Date (BUD) menutup U. S Pharmacopeia (USP) tahun 2022
sebagai berikut:

- Sediaan mengandung air tanpa pengawet (cth: sirup kering) : 14 hari


- Sediaan mengandung air dan berpengawet (cth: emulsi, suspense, gel,
krim, spray) : 35 hari
- Sediaan yang tidak mengandung air (cth: obat kumur, pasta) : 90 hari
- Sediaan padat (cth: kapsul, tablet, serbuk, suppositoria, troches, lozenges)
: 180 hari.

d. BUANG
Cara membuang obat harus diperhatikan secara seksama. Obat yang rusak
dan kadaluwarsa tidak boleh dibuang dibuang sembarangan karena beresiko
disalahgunakan atau tidak sengaja terminum oleh orang sehingga sebaiknya
obat dibuka dahulu kemasannya lalu dihancurkan obat tersebut kemudian
dibuang ke tempat sampah.
Menurut Depkes cara membuang obat yaitu :
- Pastikan obat telah rusak, kadaluwarsa, berubah warna dan tidak
diperlukan
- Hancurkan obat (kapsul, tablet)
- Untuk sediaan obat cair (suspense, sirup) maka diencerkan terlebih
dahulu dengan air atau dapat ditambahkan pasir dan tanah kemudian
buang bersamaan dengan sampah lain
- Terlebih dahulu lepaskan etiket dan tutup botol, kemudian botol dapat
dihancurkan supaya wadah tidak disalahgunakan
- Obat antibiotic tidak boleh dibuang sembarangan yaitu menghilangkan
label yang ada pada wadah kemasan kemudian buang obat antibiotic
bersamaan dengan kemasan.

3. Penggunaan Antibiotik Bijak


Antibiotik adalah obat untuk membunuh atau menghambat pertumbuhan
bakteri. Antibiotik tidak dapat membunuh virus atau mikroba lain (jamur, parasit,
protozoa). Penggunaan antibiotik secara berlebihan dan tanpa indikasi memicu
resistensi bakteri. Resistensi antibiotik adalah suatu keadaan dimana bakteri
menjadi kebal terhadap antibiotik yang pada awalnya efektif untuk pengobatan
infeksi yang disebabkan oleh bakteri tersebut (WHO 2015). Untuk penggunaan
antibiotik bijak, dapat diberikan materi tentang edukasi antimikroba, resistensi dan
bahaya resistensi serta edukasi dengan tagline 5T:
a. Tidak MEMBELI antibiotik sendiri (tanpa resep dokter)
b. Tidak MENGGUNAKAN antibiotik untuk selain infeksi bakteri
c. Tidak MENYIMPAN antibiotik di rumah
d. Tidak MEMBERI antibiotik SISA kepada orang lain
e. Tanyakan pada APOTEKER informasi obat antibiotik

Anda mungkin juga menyukai