Oleh:
Profesi Apoteker XXXIV
KelasA2 / Kelompok 5
Dosen Pengampu :
Ismi Rahmawati, M.Si., Apt
Dewi Ekowati, M.Sc., Apt
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Gerakan GKSO (gerakan keluarga sadar obat) adalah program yang dicanangkan oleh
Ikatan Apoteker Indonesia (IAI) yang merupakan upaya untuk meningkatkan pemahaman
masyarakat terhadap obat melalui sosialisasi DAGUSIBU (DApatkan, GUnakan, SImpan
dan BUang obat dengan benar.
Obat adalah suatu bahan atau campuran bahan yang dimaksudkan untuk digunakan
dalam menentukan diagnosis, mencegah, mengurangi, menghilangkan, menyembuhkan
penyakit atau gejala penyakit, luka atau kelainan badaniah atau rohaniah pada manusia
atau hewan, termasuk memperelok tubuh atau bagian tubuh manusia. Mengetahui
pengertian obat tersebut, maka kita harus selalu berhati-hati dalam penggunaan obat.
Dagusibu merupakan salah satu program IAI untuk mengedukasi masyarakat tentang
bagaimana cara berinteraksi dengan obat sehingga obat dapat digunakan dengan benar.
Karena kenyataannya masih banyak yang belum mengetahui cara mendapatkan,
menggunkan, menyimpan dan membuang obat dengan benar.
Pada saat ini, masyarakat masih sering salah dalam hal mendapatkan, menggunakan,
menyimpan dan membuang obat dengan benar. Hal tersebut dapat menyebabkan
terjadinya hal yang tidak diinginkan dalam pengobatan seperti obat yang tidak bisa
didapatkan masyarakat, obat yang salah cara penggunaannya, obat yang tidak disimpan
secara benar dan pembuangan obat secara sembarangan. Hal yang tidak diinginkan
tersebut tentu saja dapat merugikan bagi masyarakat saat menggunakan obat.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Obat adalah suatu bahan atau campuran bahan yang dimaksudkan untuk digunakan
dalam menentukan diagnosis, mencegah, mengurangi, menghilangkan, menyembuhkan
penyakit atau gejala penyakit, luka atau kelainan badaniah atau rohaniah pada manusia
atau hewan, termasuk memperelok tubuh atau bagian tubuh manusia.
Meskipun obat dapat menyembuhkan penyakit, tetapi masih banyak juga masyarakat
yang menderita karena keracunan obat. Oleh karena itu, dapat dikatakan bahwa obat
dapat bersifat sebagai obat dan dapat juga bersifat sebagai racun. Obat itu akan bersifat
sebagai obat apabila tepat digunakan dalam pengobatan suatu penyakit dengan dosis dan
waktu yang tepay. Jadi, apabila obat salah digunakan dalam pengobatan atau dengan
dosis yang berlebih maka akan menimbulkan keracunan dan bila dosisnya kecil tidak
akan memperoleh penyembuhan.
DAGUSIBU merupakan singkatan dari DApatkan, GUnakan, SImpan dan BUang.
Lebih tepatnya, slogan ini mengajak para masyarakat untuk mendapatkan, menggunakan,
menyimpan dan membuang obat dengan cara yang benar. Karena kenyataannya masih
banyak yang belum mengetahui cara mendapatkan, menggunkan, menyimpan dan
membuang obat dengan benar.
Tempat yang paling tepat untuk mendapatkan obat adalah apotek. Pastikan apotek
yang didatangi terpercaya dan memiliki izin apotek. Apotek yang berizin akan
mencantumkan nomor Surat Izin Apotek (SIA) pada plang apotek. Apotek yang berizin
sudah memenuhi serangkaian persyaratan dan prosedur yang ditetapkan, sehingga bisa
dikatakan obat yang disimpan di dalam apotek terjaga kualitasnya.
Sebelum memberli obat, sebaiknya periksa kualitas kemasan dan kualitas fisik
produk obat tersebut untuk menjamin obat tersebut masih terjamin kualitasnya. Periksa
nama dan alamat produsen, apakah tercantum dengan jelas atau tidak. Teliti dan lihat
juga tanggal kadaluarsa produk obat tersebut.
Untuk keamanan dan kesembuhan, sebelum mengkonsumsi obat sebaiknya
menggali informasi tentang obat tersebut. Informasi itu dapat kita peroleh dari apoteker
di apotek tempat kita membeli resep tersebut. Ada beberapa hal penting yang seharusnya
ditanyakan kepada apoteker sebelum mengkonsumsi obat. Antara lain
1. Jenis obat
Tanyakan kepada apoteker jenis obat yang akan dibeli. Tanyakan juga obat
generiknya yang sama kualitasnya dengan harga yang lebih ekonomis untuk
menghemat.
2. Waktu Mengkonsumsi
Tanyakanlah sejelas-jelasnya kepada apoteker tentang waktu yang dianjurkan
dalam mengkonsumsi obat yang kita beli. Misalnya, sebelum makan atau sesudah
makan; sebelum tidur atau pada waktu mau tidur; pagi, siang atau sore.
3. Interaksi Obat dan Makanan
Interaksi antara obat dan makanan dapat membuat suatu jenis obat kurang
kemanjurannya atau bahkan mengakibatkan efek samping yang serius. Karena itu
sebelum mengkonsumsi obat, tanyakanlah kepada apoteker tentang jenis makanan
yang dipantangkan ketika anda mengkonsumsi obat yang anda beli.
Obat memang tidak selamanya harus dibeli di apotek. ada beberapa jenis obat
yang dapat kita beli di Toko Obat Berizin yang tersedia asisten apotekernya ataupun
warung yang dekat dengan permukiman. Pembelian obat di tempat-tempat tersebut
hendaknya disesuaikan dengan golongan obat yang kita butuhkan.
Obat Keras/Ethical
Merupakan obat yang hanya boleh di berikan dengan resep dokter. Ciri Cirinya:
1. Bertanda lingkaran bulat merah dengan garis tepi berwarna hitam, dengan huruf K
ditengah yang menyentuh garis tepi.
2. Obat ini hanya boleh dijual di apotek
kepala, teteskan obat, tahan posisi kepala selama beberapa menit. Bersihkan ujung
tetes hidung dengan air panas dan lap dengan tisu.
Jangan gunakan satu obat untuk lebih dari 1 orang.
Aturan Penyimpanan
Guna memperlambat penguraian, maka semua obat sebaiknya disimpan di tempat
yang sejuk dalam wadah asli dan terlindung dari lembab dan cahaya. Dan hendaknya di
suatu tempat yang tidak bisa dicapai oleh anak2, agar jangan dikira sebagai permen
berhubung bentuk dan warnanya kerapkali sangat menarik. Obat-obat tertentu harus
disimpan di lemari es dan persyaratan ini selalu dicantumkan pada bungkusbya, mis.
Insulin
Menurut Guidance NHS, Sheffield Clinical Commision Group dan Berkshire East
Care Home Prescribing Suppor Pharmacist, definisi dari expire date atau tanggal
kadaluarsa adalah suatu waktu dimana produk farmasi (obat) sudah dalam kondisi yang
tidak efektif untuk digunakan. Dengan kata lain, obat tersebut sudah berada pada akhir
masa dimana spesifikasi potensi dan parameter penting lainnya sudah tidak sama seperti
pada saat awal diproduksi. Penggunaan obat yang melewati tanggal kadaluarsa akan
menghasilkan kadar zat aktif obat yang lebih rendah, dapat menyebabkan
ketidaknyamanan pengguna obat, atau bahkan dapat membahayakan bagi tubuh.Pada
obat yang telah kadaluarsa, tidak dapat dipastikan kondisi zat-zat yang aktif didalam obat
tersebut. Sehingga, lebih baik untuk tidak menggunakan obat yang sudah melampaui
masa kadaluarsa yang tertera pada label obat.
Yang termasuk pada proses degradasi antara lain hidrolisis, oksidasi dan degradasi
oleh cahaya. Namun demikian, meskipun semua faktor yang menyebabkan degradasi
berhasil dikontrol (obat aman dari hal-hal yang dapat menyebabkan degradasi), pada
kenyataannya degradasi pasti akan terjadi, namun dengan lebih lambat.
o Hidrolisis
Kecepatan hidrolisis dipengarusi oleh keberadaan air dan dapat dikurangi dengan
mengurangi paparan dengan air. Sebagai contoh, antibiotik amoksisilin memiliki
beberapa bentuk sediaan, yang hampir kesemuanya pasti pernah diresepkan oleh
dokter, yaitu tablet, kapsul, sirup bubuk (yang belum diberi air) dan injeksi (obat
suntik). Seluruh sediaan itu paling tidak memiliki masa tenggang sekitar 2 tahun
sebelum kadaluarsa. Namun demikian, setelah sirup bubuk diberi air (setelah
diresepkan, tentunya obat-obatan dibuat di apotek menjadi bentuk yang dapat
langsung dikonsumsi, misalnya sirup bubuk langsung dibuat menjadi sirup cair), masa
tenggang obat tersebut tinggal 14 hari pada penyimpanan di suhu ruangan (25 derajat
Celsius). Bila obat disimpan pada kondisi udara yang panas, maka masa tenggang
obat tersebut dapat menjadi berkurang drastis hingga 7 hari saja.
Sedangkan untuk obat injeksi (obat suntik), Setelah dibuka harus langsung digunakan.
Hal ini dikarenakan pada sirup yang telah dibuat cair telah dibuat sedemikian rupa
sehingga pH didalam sirup cair tersebut dapat meminimalisir hidrolisis (pH buffer),
sedangkan pada amoksisilin injeksi merupakan cairan tanpa adanya pH buffer.
Sebagian obat bereaksi dengan oksigen, sehingga dengan hanya dibuka (sehingga obat
berinteraksi dengan udara bebas yang mengandung oksigen) dapat menyebabkan
degradasi. Biasanya, obat-obat ini akan dibuat dengan sediaan cair dalam bentuk
ampul. Memang oksigen dapat berada diatas cairan yang berada di ampul, namun
pada pembuatannya, oksigen ini akan ditarik keluar sehingga bagian atas cairan
didalam ampul akan menjadi hampa udara.
Pada cairan injeksi, control pada pH dan dijauhkan dari cahaya dapat mengurangi
oksidasi. Sedangkan pada obat berbentuk tablet, seperti chlorpromazine, bentuk
penyimpanan obatnya diberi warna untuk memberi proteksi terhadap cahaya
o Kontaminasi
Beberapa obat tetes, seperti obat tetes mata, setelah dibuka berisiko untuk
terkontaminasi oleh kotoran atau bahkan bakteri/virus di udara. Oleh karena itu,
disarankan untuk sebaiknya tidak mengunakan obat tetes mata bersama-sama dan
setelah dibuka sebaiknya diletakkan di dalam refrigerator (kulkas) dan tertutup rapat
untuk menghindari kontaminasi.
Obat dapat berubah kestabilannya karena waktu, untuk itu jangan digunakan lagi bila :
2. Jika instruksi tidak diberikan, obat dapat dibuang ke tempat sampah. Namun, sebelum
membuang ke tempat sampah, ada beberapa hal yang harus dilakukan, yaitu antara
lain:
3. Hilangkan informasi seputar obat dan keluarkan obat dari kemasan aslinya. Hal ini
akan melindungi identitas dan privasi mengenai keadaan kesehatan kita. Selain itu, hal
tersebut juga berguna untuk menghindari terjadinya penyalahgunaan oleh pihak-pihak
yang tidak bertanggung jawab (misalnya penjualan kembali obat-obatan tersebut
setelah dikumpulkan oleh pemulung). Hal yang bisa dilakukan misalnya dengan
mengeluarkan tablet atau kapsul dari strip atau blisternya (lebih baik bila obat juga
dihancurkan), dan jika obat berupa sirup atau cairan, keluarkan dari botolnya.
4. Campur obat-obat tersebut dengan air, garam, kotoran, pasir, ampas kopi, atau bahan-
bahan lain yang tidak diinginkan. Hal ini untuk menghindari terjadinya pengambilan
obat oleh orang lain (misalnya pemulung), anak kecil, hewan, dan sebagainya.
5. Taruh semua obat tersebut dalam wadah tertutup, misalnya dalam kantung plastik atau
wadah lainnya yang ditutup rapat dan disegel dengan kuat. Hal ini dilakukan untuk
mencegah obat tersebut bocor atau keluar dari kantong sampah. Selain itu juga untuh
mencegah terjadinya penyalahgunaan.
6. Masukkan kemasan obat seperti botol yang sudah tidak terpakai dan sudah
dihilangkan semua informasinya ke dalam wadah yang tertutup (tidak tembus
pandang), seperti trash bag, lalu tutup dengan rapat dan disegel dengan kuat. Untuk
kemasan seperti strip dan blister, sebaiknya kemasan dirusak terlebih dahulu dengan
cara merobek atau menggunting-guntingnya sebelum dimasukkan ke kantong sampah.
Lagi-lagi hal ini dilakukan untuk menghindari terjadinya penyalahgunaan oleh pihak-
pihak yang tidak bertanggung jawab.
B. Saran
Pendidikan/penyuluhan kesehatan perlu ditingkatkan dan dilaksanakan secara intensif
kepada individu, keluarga, kelompok masyarakat tentang cara mendapatkan,
menggunakan, menyimpan dan membuang obat dengan benar agar masyarakat dapat
mendapatkan efek yang maksimal dari pengobatan yang didapatkan.
DAFTAR PUSTAKA
NHS, Sheffield clinical Commisioning Group. Good Practice Guidance for Care
Homes Expiry dates. 2013.
Bilal, S. Care Home Prescribing Support Pharmacist. In: NHS, Berkshire East Good
Practice Guidance 4: Expire Dates for Medication. Issue date: Dec 2012.
Review date: Dec 2014.2.
Health Quality and Safety Commision New Zealand. Medicine Expiry Dates- What do
They Mean?. In: Medication Safety Watch: Issue 5, February 2013.