Anda di halaman 1dari 11

3.2.

1 SOP PENILAIAN DAN PENGENDALIAN PENYEDIAAN DAN PENGGUNAAAN


OBAT
PENILAIAN PENGENDALIAN
PENYEDIAAN DAN PENGGUNAAN
OBAT
:
No.Dokumen SOP/UKP/RJ/01
No.Revisi :
SOP Tanggal
Terbit :

Halaman : 1/2

dr. Retno Endah


Klinik Mahisi Mulya NIP
1. Pengertian Pengendalian adalah suatu kegiatan untuk memastikan tercapainya sasaran
yang dinginkan sesuai dengan strategi dan program yang telah ditetapkan
sehingga tidak terjadi kelebihan dan kekurangan/kekosongan obat di unit
pelayanan kesehatan dasar.
2. Tujuan Agar tidak terjadinya kelebihan dan kekosongan obat di unit pelayanan
kesehatan dasar
3. Kebijakan SK Kepala Klinik Mahisi Mulya No……/Semarang/ / 2019 tentang
Penyediaan obat yang menjamin ketersediaan obat
4. Referensi Buku Pedoman Pengelolaan Obat Publik dan perbekalan Kesehatan di
Puskesmas. Direktorat jendral Pelayanan Kefarmasian dan Alat Kesehatan
Depkes RI Jakarta cetakan kedua 2005

5. Prosedur
6. Langkah-langkah A. PERENCANAAN
1. Petugas Farmasi memperkirakan / menghitung pemakaian obat rata –
rata perbulan di klinik untuk menyusun rencana kebutuhan obat selama
satu tahun
2. Petugas Farmasi mengajukan usulan obat ke Kepala Klinik Mahidi
Mulya
3. Petugas Farmasi mengajukan usulan obat yang tidak tersedia di luar
Formularium untuk memenuhi kebutuhan
4. Petugas Farmasi meminta persetujuan dari Kepala Puskesmas tentang
usulan obat yang tidak tersedia di Formularium

B. PENGELOLAAN DAN PENGENDALIAN OBAT


1. Petugas Farmasi menerima obat/alkes dari PBF berdasarkan permintaan
atw pembelian yang diusulkan setiap satu bulan sekali (LPLPO)
2. Petugas Farmasi menyimpan obat/alkes yang diterima di gudang Obat
3. Petugas Farmasi menginventarisir obat/alkes ditulis di buku penerimaan
dan di kartu stok obat sebagai pengendali stok
4. Petugas Farmasi menginformasikan kepada petugas medis obat yang
stoknya berlebih untuk menghindari obat kadaluarsa
5. Petugas Farmasi menginformasikan kepada petugas medis obat yang
stoknya kosong untuk digantikan dengan obat pengganti lain dengan
fungsi yang sama

C. EVALUASI PENGGUNAAN OBAT


1. Petugas Farmasi mengevaluasi penggunaan obat di Sub Unit dengan
melihat LPLPO sub unit untuk menghindari ketidaksesuaian pemakaian
obat dan kelebihan stok obat

7. Bagan Alir
8. Hal–hal yang perlu
diperhatikan
9. Unit Terkait Kepala Klinik Mahisi Mulya, Apoteker Klinik Mahisi Mulya
10. Dokumen terkait LPLPO, LPLPO sub unit, Kartu stok obat dan buku penerimaan obat
11. Rekaman historis
perubahan
3.2.2 SOP PENYEDIAAN DAN PENGGUNAAN OBAT

Ditetapkan oleh
PENYEDIAAN DAN PENGGUNAAN OBAT Penanggung Jawab
Klinik Mahisi Mulya
No. Kod :
SOP Terbitan :
No. Revisi :
Tgl.Mulai Berlaku :

Halaman : dr. Retno Endah W

1.pengertian Prosedur ini mengatur penyediaan dan penggunaan obat.

2.tujuan Sebagai pedoman dalam melaksanakan penyediaan dan penggunaan obat untuk
pelayanan.
3.Kebijakan Penyediaan dan penggunaan obat untuk kebutuhann pelayanan dilakukan secara
efektif dan efisien.

4.Referensi
5.prosedur 1. Penyediaan
a. Penyediaan obat dilakukan oleh petugas farmasi
b. Obat disediakan di ruang obat
c. Tertib administrasi dalam penyediaan obat
2. Penggunaan
a. Penggunaan obat dilakukan sesuai pengeluaran obat atas resep serta
kebutuhan di unit pelayanan.
b. Tertib administrasi dalam penggunaan obat
6.Distribusi Petugas Farmasi
7.Dokumen LPLPO
Terkait Resep

3.2.3
SK PENANGGUNG JAWAB PELAYANAN OBAT

KLINIK MAHISI MULYA


Ruko Semawis Semarang

KEPUTUSAN PENANGGUNG JAWAB KLINIK


NOMOR :

TENTANG
PENANGGUNG JAWAB PELAYANAN OBAT

PENANGGUNG JAWAB KLINIK MAHISI MULYA

Menimbang : a. Bahwa dalam rangka meningkatkan mutu pelayanan obat di


klinik perlu ditunjuk penanggung jawab pelayanan obat di
klinik;
b. Bahwa berdasarkan pertimbangan dalam huruf a, maka
dibuatlah Keputusan Penanggung Jawab klinik tentang
penunjukan penanggung jawab pelayanan obat di klinik;

Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan;


2. Peraturan Pemerintah Nomor 32 Tahun 1996 tentang Tenaga
Kesehatan;

MEMUTUSKAN :

Menetapkan : KEPUTUSAN PENANGGUNG JAWAB KLINIK TENTANG


PENANGGUNG JAWAB PELAYANAN OBAT

Kesatu : Menunjuk dan menetapkan penanggung jawab pelayanan obat di


Klinik Mahisi Mulya dengan susunan personalia seperti tersebut
dalam Lampiran keputusan ini
Kedua : Penanggung jawab pelayanan obat di Klinik Mahisi Mulya
mempunyai tugas melaksanakan pelayanan kefarmasian yang
meliputi :
1. pelayanan farmasi klinik, meliputi pengkajian resep,
penyerahan obat dan pemberian informasi obat, pelayanan
informasi obat, konseling, pemantauan dan pelaporan efek
samping obat, dan evaluasi penggunaan obat
Ketiga : Keputusan ini berlaku sejak tanggal ditetapkan, apabila dikemudian
hari terdapat kekeliruan dalam penetapannya akan diperbaiki
sebagaimana mestinya.

Ditetapkan di Semarang
Pada tanggal

PENANGGUNG JAWAB KLINIK


MAHISI MULYA

dr. Retno Endah W

Lampiran : Keputusan Penanggung Jawab Klinik Mahisi Mulya


Nomor :
Tanggal :

PENANGGUNG JAWAB PELAYANAN OBAT KLINIK MAHISI MULYA SEMARANG

NO NAMA JABATAN
1 ZEHLYFANA ERXO, S. Apoteker
Farm., Apt
2 RISTA ISTIYANI, A.Md.Farm. Tenaga Teknis Kefarmasian

3.2.4 SOP PENYEDIAAN OBAT


PENYEDIAAN OBAT YANG MENJAMIN Penanggung Jawab
KETERSEDIAAN OBAT Klinik Mahisi Mulya
No. Dokumen :
No. Revisi :
SOP Tanggal Terbit :
dr. Retno Endah W
Halaman :
1. PENGERTIAN Prosedurinimengaturpenyediaanobat
yang menjaminketersediaanobat

2. TUJUAN Sebagaipedomandalammelaksanakanpenyediaanobat yang


menjaminketersediaanobat
3. KEBIJAKAN MemberlakukanPanduanPenyediaanobat yang
menjaminketersediaanobat di klinik

4. PROSEDUR 1. PetugasFarmasi yang diberi wewenang untuk membuat


perencanaan obat, membuat daftar perbekalan yang di butuhkan
2. Petugas Farmasi setiap bulannya membuat laporan LPLPO
berdasarkanpemakaianobatdalamsatubulanuntukmendapatkanob
atdari PBF
5. UNIT TERKAIT Petugas Farmasi

3.2.5 KLINIK MAHISI MULYA TIDAK MELALUKAN PELAYANAN OBAT SELAMA 24


JAM

3.2.6 FORMULARIUM TERLAMPIR


3.2.7 SOP EVALUASI KETERSEDIAAN OBAT TERHADAP FORMULARIUM

EVALUASI KETERSEDIAAN OBAT


TERHADAP FORMULARIUM, HASIL
EVALUASI DAN TINDAK LANJUT

No. Dokumen :

No. Revisi :
SOP Tanggal Terbit :

Halaman :
KLINIK
MAHISI Dr Retno Endah W
MULYA Nip.

1. Pengertian  Evaluasi ketersediaan obat terhadap formularium adalah suatu proses yang
sistematis untuk menentukan sampai sejauh mana ketersediaan obat terhadap
formularium telah tercapai
 Hasil evaluasi merupakan umpan balik program yang memerlukan perbaikan,
kebutuhan yang belum terlayani, kemampuan dalam melakukan program,
dampak program terhadap perubahan prilaku, prestasi kerja, peningkatan mutu.
 Tindak lanjut merupakan tindak lanjut memperbaiki hal – hal yang di pandang
lemah, kurang tepat, kurang relevan dengan tujuan yang ingin dicapai dan
mengembangkan program dengan cara menambah atau merubah beberapa hal
yang dipandang dapat meningkatkan kualitas atau efektifitas program
 Petugas farmasi adalah asisten apoteker yang diberi tanggung jawab dan
wewenang untuk melaksanakan pekerjaan kefarmasian
 Pasien adalah seorang yang mendapatkan layanan kesehatan
 Formularium adalah daftar obat yang digunakan oleh puskesmas, yang berisi
kumpulan nama obat generik yang dikelompokkan dalam terapi penyakit
disertai dengan beberapa alternatif nama generik bermereknya sekitar 2 – 3
item. Seiring dengan perkembangannya, formularium diperbaharui setiap tahun
dan ditambahkan/dikuranginya item melalui prosedur tertentu.
2. Tujuan Untuk mengetahui kesesuaian ketersediaan obat dengan kebutuhan obat
3. Kebijakan SK Kepala KLINIK MAHISI MULYA Nomor : 800 / / 2019 Tentang Evaluasi
Ketersediaan Obat Terhadap Formularium, Hasil Evaluasi Dan Tindak Lanjut
4. Prosedur 1. Petugas Farmasi melakukan sampling pengambilan data stock opname 6 bulan
sekali
2. Petugas farmasi mengumpulkan data jenis obat yang tersedia dari stock opname
selama 1 tahun terakhir
3. Petugas farmasi mencatat jumlah jenis obat yang tersedia di klinik
4. Petugas farmasi menghitung jumlah jenis obat yang tersedia di klinik
5. Petugas farmasi mengumpulkan data jenis obat di klinik
6. Petugas farmasi mencatat total jenis obat di klinik yang tercantum di
formularium
7. Petugas farmasi menghitung jumlah jenis obat di klinik yang tercantum di
formularium
8. Petugas farmasi menghitung tingkat ketersediaan obat dengan membandingkan
jumlah obat yang tersedia diklinik dengan jumlah jenis obat yang tercantum di
formularium
9. Petugas farmasi menyampaikan hasil evaluasi ketersediaan obat terhadap
formularium kepada kepala klinik
10. Kepala puskesmas menindaklanjuti hasil evaluasi ketersediaan obat terhadap
formularium
5. Unit terkait Petugas Farmasi Klinik

6. Referensi Undang – Undang No 36 Tahun 2009 Tentang Kesehatan

3.2.8 SOP EVALUASI KESESUAIAN PERESEPAN DENGAN FORMULARIUM

EVALUASI KESESUAIAN PERESEPAN DENGAN FORMULARIUM


No. Kode : Ditetapkan Oleh
Kepala KLINIK
KLINIK Terbitan : MAHISI MULYA
MAHISI No. Revisi :
MULYA
SOP Tgl. Berlaku :
Halaman :
Dr Retno E

1. Pengertian 1. Evaluasi ketersediaan obat terhadap formularium adalah suatu


proses yang sistematis untuk menentukan sampai sejauh mana
ketersediaan obat terhadap formularium telah tercapai
2. Hasil Evaluasi adalah menjadi umpan balik program yang
memerlukan perbaikan,kebutuhan yang belum terlayani,
kemampuan dalam melakukan program, dampak program terhadap
perubahan perilaku, prestasi kerja, peningkatan mutu
3. Tindak lanjut adalah memperbaiki hal hal yang di pandang lemah,
kurang tepat, kurang relevan dengan tujuan yang ingin di capai dan
mengembangkan program dengan cara menambah atau merubah
beberapa hal yang di pandang dapat meningkatkan kualitas atau
efektifitas program
4. Petugas farmasi adalah: asisten apoteker yang di beri tanggung
jawab dan wewenang untuk melaksanakan pekerjaan kefarmasian
5. Pasien adalah: seorang yang mendapatkan layanan kesehatan
6. Formularium adalah daftar obat yang digunakan oleh puskesmas,
yang berisi panduan terapi pasien, biasanya berisi nama obat generik
dikelompokkan dalam terapi penyakit disertai dengan beberapa
alternatif nama generik bermereknya sekitar 2-3 item. Seiring
dengan perkembangannya, formularium diperbaharui setiap tahun
dan ditambahkan /dikuranginya item melalui prosedur tertentu.

2. Tujuan Prosedur ini bertujuan untuk menerangkan sistem evaluasi kesesuaian


peresepan dengan formularium,hasil evaluasi dan tindak lanjut

3. Kebijakan Setiap kegiatan pengelola obat dalam melakukan evaluasi kesesuaian


peresepan dengan formularium di Klinik harus mengikuti langkah –
langkah SOP

4. Referensi Pedoman pelayanan kefarmasian di Klinik

5. Prosedur 1. Petugas Farmasi menginformasikan kepada Petugas Medis ttg isi


Formularium
2. Petugas Farmasi mengambil sampling 5 resep setiap hari
3. Petugas farmasi mengumpulkan data resep selama 3 bulan
terakhir.
4. Petugas Farmasi merekap data resep selama 3 bulan terakhir
5. Petugas farmasi mengumpulkan data tentang jenis obat yang
tertulis diresep tetapi tidak tersedia di Formularium Klinik
6. Petugas farmasi mencatat total jenis obat yang tidak masuk dalam
Formularium Klinik
7. Petugas Farmasi menghitung jumlah jenis obat yang tidak masuk
dalam Formularium Klinik
8. Petugas Farmasi mengumpulkan data jenis obat di Puskesmas
yang tercantum di Formularium ( Doen 2011 )
9. Petugas farmasi mencatat total jenis obat di Puskesmas yang
tercantum di Formularium ( Doen 2011 )
10. Petugas Farmasi menghitung jumlah jenis obat di Puskesmas yang
tercantum di Formularium ( Doen 2011 ), ( B )
11. Petugas Farmasi menghitung prosentase antara obat yang tidak
sesuai Formularium dengan jumlah jenis obat di Klinik yang
tercantum di Formularium ( Doen 2011 ),dengan rumus :

A x 100 % = C %

B
12. 12. Petugas Farmasi melaporkan hasil evaluasi kesesuaian peresepan
dengan formularium kepada kepala Klinik

13. Kepala Klinik menindaklanjuti dari hasil evaluasi kesesuaian


peresepan dengan formularium dengan melaksanakan pertemuan
dalam rangka pembinaan terhadap Petugas Penulis resep.

6. Diagram Alir

7. Unit Terkait 1. Tim Farmasi Klinik

2. Kepala Klinik

8. Distribusi 1. Tim Farmasi Klinik

2. Kepala Klinik

9. Rekaman Historis

No Halaman Yang dirubah Perubahan Diberlakukan


Tgl.

Anda mungkin juga menyukai