Anda di halaman 1dari 25

KONSEP DASAR

PEMBERIAN OBAT

Dodik Hartono, S.Kep.Ns., M.Tr.Kep


Definisi,,,

Obat adalah semua zat baik dari alam (hewan


maupun tumbuhan) atau kimiawi
yang dalam takaran (dosis)
yang tepat atau layak dapat
menyembuhkan, meringankan
atau mencegah penyakit atau
gejala-gejalanya.
Tujan Pemberian Obat
Untuk menghilangkan rasa nyeri yang dialami
klien.
Obat topikal pada kulit memiliki efek yang
lokal
Efek samping yang terjadi minimal
Menyembuhkan penyakit yang diderita oleh
klien
Adapun Cara pemberian obat didasarkan pada
bentuk obat, efek yang diinginkan baik fisik
maupun mental. Diantaranya :
a. Oral: Pemberian obat melalui mulut merupakan
cara paling mudah dan paling sering digunakan.
Obat yang digunakan biasanya memiliki onset
yang lama dan efek yang lama.
b. Parenteral : Pemberian obat melalui perenteral
merupakan pemberian obat melalui jaringan
tubuh.pemberian obat parenteral, merupakan
pilihan jika pemberian obat dari mulut
merupakan ktrak indikasi.
c. Topical : Obat diberikan pada kulit atau
mukosa. Obat-obat yang diberikan biasanya
memiliki efek lokal, obat dapat di oleskan
pada areah yang diobati atau medicated
baths. Efek sistematik dapat timbul jika kulit
klien tipis.
d. Inhalasi :Jalan nafas memberikan tempat
yang luas untuk absorrsi obat, obat diinhalasi
melalui mulut atau pun hidung.
Prinsip dlm Pemberian Obat
• Tepat obat
Sebelum mempersiapkan obat ke tempatnya petugas
medis harus memperhatikan kebenaran obat sebanyak
tiga kali, yakni : ketika memindahkan obat dari tempat
penyimpanan obat, saat obat diprogramkan, dan saat
mengembalikan obat ke tempat penyimpanan.
• Tepat dosis
Untuk menghindari kesalahan dalam pemberian obat,
maka penentuan dosis harus diperhatikan dengan
menggunakan alat standar seperti obat cair harus
dilengkapi alat tetes, gelas ukur, spuit atau sendok
khusus, alat untuk membelah tablet, dan lain-lain.
Dengan demikian, penghitungan dosis benar untuk
diberikan ke pasien.
• Tepat pasien
Obat yang akan diberikan hendaknya benar pada pasien yang
diprogramkan.hal ini dilakukan dengan mengidentifikasikan
identitas kebenaran obat, yaitu mencocokkan nama, nomor
registrasi, alamat, dan program pengobatan pada pasien.
• Tepat jalur pemberian
Kesalahan rute pada pemberian dapat menimbulkan efek sistenik
yang fatal pada pasien .untuk itu, cara pemberiannya adalah
dengan melihat cara pemberian/ jalur obat pada lebel yang dada
sebelum memberikannya ke pasien.
• Tepat waktu
Pemberian obat harus benar-benar sesuai dengan waktu yang
diprogramkan karena berhubungan dengan kerja obat yang dapat
menimbulkan efek terapi dari obat.
• Tepat Dokumentasi
Pemberian obat harus sesuai dengan standar prosedur yang berlaku
di rumah sakit. Perawat harus selalu mencatat informasi yang
sesuai mengenai obat yang telah diberikan serta respon klien
terhadap pengobatan.
• Tepat Evaluasi
Setelah pemberian obat, perawat selalu memantau atau
memeriksa efek kerja obat kerja tersebut
• Tepat Pengkajian
• Sebelum pemberian obat, perawat harus selalu memeriksa
tanda-tanda vital (TTV)
• Tepat Reaksi dengan Obat Lain
Pada penyakit kritis, penggunaan obat seperti omeprazol
diberikan dengan chloramphenicol.
• Tepat Reaksi Terhadap Makanan
Pemberian obat harus memperhatikan waktu yang tepat
karena akan mempengaruhi efektivitas obat tersebut.
Untuk memperoleh kadar yang diperlukan, ada obat yang
harus diminum setelah makan misalnya Indometasin dan
ada obat yang harus diminum sebelum makan misalnya
Tetrasiklin yang harus diminum satu jam sebelum makan.
• Hak Klien Untuk Menolak
Perawat harus memberikan “inform consent” dalam
pemberian obat dan klien memiliki hak untuk menolak
pemberian obat tersebut
• Tepat Pendidikan Kesehatan Perihal Medikasi Klien
Perawat memiliki tanggungjawab untuk melaksanakan
pendidikan kesehatan khususnya yang berkaitan
dengan obat kepada pasien, keluarga pasien, dan
masyarakat luas diantaranya mengenai perubahan-
perubahan yang diperlukan dalam menjalankan
aktivitas sehari-hari selama sakit, interaksi obat dengan
obat dan obat dengan makanan, efek samping dan
reaksi yang merugikan dari obat, hasil yang diharapkan
setelah pemberian obat, alasan terapi obat dan
kesehatan yang menyeluruh, penggunaan obat yang
baik dan benar, dan sebagainya.
Pemberian Dosis Obat

Dosis obat merupakan faktor penting,


karena baik kekurangan atau kelebihan
dosis akan menghasilkan efek yang
tidak diinginkan, bahkan sering
membahayakan.
Macam-macam Dosis Obat :
• Dosis Maksimum ( DM ) adalah dosis / takaran maksimum /
terbanyak yang dapat diberikan (berefek terapi) tanpa
menimbulkan bahaya.
• Dosis lazim ( DL ) adalah dosis yang tercantum dalam
literatur merupakan dosis yang lazimnya dapat
menyembuhkan.
• Dosis toksik adalah takaran obat dalam keadaan biasa yang
dapat menyebabkan keracunan pada penderita.
• Dosis Letalis adalah takaran obat yang dalam keadaan biasa
dapat menyebabkan kematian pada penderita, dosis letalis
terdiri dari:
• LD 50 : takaran yang menyebabkan kematian pada 50%
hewan percobaan.
• LD 100 : takaran yang menyebabkan kematian pada 100%
hewan percobaan.
Faktor-faktor yang Mempengaruhi
Dosis Obat
• Umur
• Berat badan
• Jenis kelamin
• Status patologis
• Toleransi terhadap obat
• Cara penggunaan
• Macam-macam faktor obat
• Waktu penggunaan obat
• Sifat bentuk sediaan psikologis dan fisiologis.
JENIS & GOLONGAN OBAT
• Ada beberapa jenis tanda yang terdapat
dalam kemasan obat. Penandaan itu
menunjukkan golongan obat, yang terkait
dengan berbagai ketentuan yang
mengaturnya.
• Penggolongan tersebut terdapat dalam
Permenkes No. 917/MENKES/PER/X/1993
tentang Wajib Daftar Obat Jadi seperti dilansir
Rabu (2/6/2010).
Golongan Obat bebas
• Obat bebas merupakan obat yang tingkat
keamanannya sudah terbukti tidak
membahayakan.
• Obat ini diberikan tanda atau logo lingkaran
hitam mengelilingi lingkaran berwarna hijau.
• Obat ini dapat dibeli tanpa resep dari dokter dan
dapat dijual di apotek maupun toko obat,
misalnya Antasida DOEN, Parasetamol, Calcium
Lactate, dll.
• Dalam istilah lain untuk obat bebas adalah obat
Over The Counter (OTC).
Gol. Obat Bebas Terbatas
• Obat bebas t’batas ialah obat keras yang
dapat diberikan dalam jumlah terbatas, baik
dosis maupun jumlah unit sediaannya.
Misalnya tablet diberikan dalam jumlah 4
tablet
• Obat bebas dalam jumlah tertentu masih bisa
dibeli di apotek, tanpa resep dokter. Obat ini
diberikan bersama dengan peringatan obat
tertulis. Peringatan obat tertulis tersebut
dituliskan dalam bentuk tulisan putih dengan
latar belakang hitam yang berisi :
• P.NO.1 Awas obat keras : Bacalah aturan pakai !

• P.NO.2 Awas obat keras : Hanya untuk dikumur, jangan


ditelan !

• P.NO.3 Awas obat keras : Hanya bagian luar dalam !


• P.NO.4 Awas obat keras : Hanya untuk dibakar !

• P.NO.5 Awas obat keras : Tidak boleh ditelan!

• P.NO.6 Awas obat keras : Obat wasir, jangan ditelan !


Gol. Obat Keras
• Obat keras adalah obat yg termasuk dalam
daftar obat yg hanya boleh disertakan oleh
apoteker atau dokter.
• Apoteker hanya menyerahkan obat keras tsb
hanya berdasarkan permintaan (resep) dari
dokter. Dan dokter hanya menyerahkan obat
tsb, jika obat tsb diperoleh dari apotek.
• Pengecualian diberlakukan menurut Permenkes,
beberapa kelompok obat keras yg dapat
diserahkan oleh Apoteker tanpa resep dokter
misalnya obat untuk kontrasepsi oral berupa
hormon, obat saluran cerna seperti papaverin
dan diazepam, obat saluran nafas seperti
aminofilin dan salbutamol, dan kelompok
lainnya.
• Obat keras yg memerlukan penawaran khusus,
termasuk dlm kelompok obat “psikotropika”.
Gol. Obat Narkotika
adalah zat atau obat yang berasal dari tanaman
atau bukan tanaman, baik sintetis maupun
semisintetis, yg dapat menyebabkan
penurunan atau perubahan kesadaran,
kehilangan rasa, rangsangan semangat ,
halusinasi, mengurangi sampai menghilangkan
rasa nyeri, dapat menimbulkan
ketergantungan.
Peredaran produk jadi obat narkotika dikemas
dalam wadah kemasan yg diberi bulatan
berwarna hitam mengelilingi palang merah
dengan dasar putih.
• Obat Narkotika bersifat adiksi & penggunaannya
diawasi dengan sangat ketat, sehingga obat
golongan narkotika hanya dapat diperoleh di
Apotek dengan menggunakan resep dokter yang
asli (bukan coppy resep). Bebeerapa contoh dari
obat narkotik diantaranya: Morfin, Heroin, Coca,
Codein, Methadone, Cannabis/ marijuana/ganja.
• Dalam bidang kedokteran, obat-obat narkotika
biasa digunakan sebagai anestesi/obat bius dan
analgetika/obat penghilang rasa sakit.
Faktor Yang Memengaruhi Kerja Obat
• Perbedaan Genetik
Susunan genetik memepengaruhi
biotransformasi obat. Pola metabolik dalam
keluarga seringkali sama  Alergi
• Variabel Fisiologi
Jenis Kelamin
Umur
Status gizi protein dan enzim
• Kondisi Lingkungan
Stres dan emosi hormonal
Suhu
Kondisi Ruangan,dll
• Faktor Psikologis  persepsi
• Diet
See U,,,,,

Anda mungkin juga menyukai