Anda di halaman 1dari 20

Phaeophyta

(ganggang coklat)
Hello!
Nama : Fairuz Syafira Rahmah
NIM : 1608109010017

2
1.
Phaeophyta
(Ganggang Coklat)
Phaeophyta (Ganggang Coklat)
Ganggang coklat adalah
protista mirip tumbuhan yang
memiliki talus bersel banyak,
sehingga dapat dilihat secara
makroskopis (kasat mata).
Talusnya memiliki alat pelekat
untuk menempelkan tubuhnya
pada substrat, sedangkan bagian
tubuh yang lainnya mengapung
di atas air.

4
Ciri-ciri
 Bersifat eukariotik
 Multiseluler (bersel banyak)
 Berbentuk lembaran, bahkan ada yang menyerupai tumbuhan tingkat tinggi (plantae) karena memiliki bagian
menyerupai akar, batang, dan daun.
 Memiliki gelembung-gelembung udara yang berfungsi sebagai pelampung
 Hidup berkoloni dengan bentuk bervariasi dari yang sederhana hingga yang besar.
 Memiliki pigmen berwarna coklat, yaitu fukosantin yang menutupi warna hijau pigmen fotosintesisnya
 Ganggang coklat memiliki klorofil a dan c
 Memiliki karoten dan xantofil (fukosantin yang terdiri dari violaxantin, flavoxantin, neufukoxantin a dan
neufukoxantin b) yang terletak dalam plasmid dengan tilakoid
 Memiliki cadangan berupa laminaria
 Banyak ditemukan pada habitat air laut dan hanya tiga jenis yang terdapat di air tawar, terdampar di pantai, melekat
pada batu-batuan dengan alat perekat (semacam akar).

5
Padina australis
Klasifikasi :
Padina australis dikenal sebagai “kuping
Kingdom : Chromista
gajah” oleh masyarakat yang tinggal di Pulau
Pramuka, Kepulauan Seribu. Padina australis Filum : Heterokontophyta
hidup menempel di pasir, batu karang, ataupun Kelas : Phaeophyceae
berasosiasi dengan tumbuhan laut lainnya pada
Suku : Dictyotales
perairan dengan kedalaman 5 - 10 m. Rumput
laut tersebut tersebar luas di perairan Pasifik Famili : Dictyotaceae
selatan, Samudera Hindia, Afrika Barat, Afrika Genus : Padina
Timur, Asia timur, Australia, dan New
Spesies : Padina australis
Zealand. Rumput laut P. australis yang tumbuh
di perairan Pulau Molokai, Amerika Serikat
dapat dilihat pada

6
Morfologi dan Anatomi
Morfologi Anatomi
Padina australis memiliki berbentuk Kromatofora berwarna cokelat pada Padina
seperti batang, berdaun banyak atau australis karena banyak mengandung pigmen
seperti pedang, berbentuk seperti kipas fotosintetik fukosantin, disamping klorofil a.
dan mempunyai warna cokelat. Akarnya Selnya berflagel dua, tidak sama panjang. Di
berbentuk serabut yang disebut holdfast bagian yang menyerupai kipas terdapat garis-garis
untuk menempel kuat pada substrat horisontal yang disebut garis konsentris. Di ujung
sehingga dapat digunakan untuk daun terdapat penebalan yang disebut penebalan
beradaptasi terhadap gerakan ombak gametangia yang berfungsi sebagai reproduksi
pada daerah intertidal. gamet dan pelindung daerah pinggiran daun agar
tidak sobek karena ombak besar pada zona pasang-
surut.

7
Kandungan Senyawa
Fenolat bekerja sebagai
antioksidan melalui pemutusan
rantai reaksi radikal dan Klorofil bekerja dengan menangkap
mendonorkan atom hidrogennya radikal, sedangkan karotenoid
sehingga dihasilkan radikal bebas Fenolat bekerja dengan meredam singlet
yang lebih stabil. oksigen

Aktivitasantioksidan dari flavonoid Bioaktivitas karotenoid


tergantung pada struktur molekul, Klorofil
dipengaruhi oleh jumlah ikatan
pola substitusi gugus hidroksil, rangkap, rantai terbuka dan
ketersediaan hidrogen fenolik dan Flavonoid Karotenoid jumlah substituen oksigennya.
kemungkinan stabilisasi radikal Senyawa antioksidan dapat
penoksil yang dihasilkan melalui langsung bereaksi dengan radikal
ikatan hidrogen bebas dan mengubahnya
menjadi radikal bebas baru yang
kurang aktif dan kurang
8 berbahaya.
89,526,124
Whoa! That’s a big number, aren’t you proud?

9
Ekstraksi Padina australis

Sampel kering sebanyak 50 Residu dimaserasi Residu diekstrak


gram dipotong kecil-kecil kembali selama 24 jam
(± 5 mm) dan dimaserasi
kembali berturut-
dan disaring
menggunakan n-heksana turut dengan etil
sebanyak 400 mL selama
lalu filtrat diuapkan
menggunakan rotary asetat dan metanol
24 jam pada
suhu ruang ± 27 0C, evaporator pada suhu dengan cara yang
kemudian disaring 37 ̊C. sama.

10
Penentuan Absorbansi Maksimum DPPH Penentuan Waktu Inkubasi
dimasu kkan ke dalam kuvet diamati absorbansinya
Sebanyak 3 mL ekstrak
Larutan DPPH
da n diamati a bsorbansinya
50 ppm
pada panjang
ditambah 1mL
menggu nakan
0,1 mM diambil
spektrofotometer pa da
larutan DPPH
gelombang maksimum
0,1 mM
dimasukkan
DPPH (514 nm)
kedalam
setiap 5
sebanyak 4 mL
pa njang ge lombang 4 00 -
80 0 nm kuvet selama 40 menit
menit

Rea
Panj ksi
ang dian
gelo gga
mba
p
ng
sem
yang
men pur
unju na
kkan saat
abso abs
rban orb
si ansi
mak men
simu unju
m kka
akan
n
digu
naka
nilai
n yan
untu g
k kon
anali stan
sis .

11
Uji kualitatif antioksidan
Hilangnya puncak absorbansi
03 maksimum DPPH
menunjukkan adanya
peredaman DPPH oleh ekstrak

Masing-masing ekstrak diukur


absorbansinya pada panjang
gelombang 400-800 nm.

01 02
Dilakukan pula hal yang
sama pada ekstrak yang
ditambahkan DPPH 0,1
mM

12
Uji Aktivitas Antioksidan
Sebanyak 3 mL
larutan uji (50, 100,
150, 200, 250, 300,
350, 400 ppm)

13
Hasil dan
pembahsan
14
Hasil Ekstraksi
Rendemen ekstrak Padina sp. Tertinggi dicapai
pada ekstrak metanol yaitu 1,78 %. Hal ini
mengindikasikan Padina sp. Mengandung senyawa
bioaktif yang besifat polar. Secara visual ekstrak Place your screenshot here
metanol berwarna hijau tua, ekstrak etil asetat
berwarna cokelat dan ekstrak n-heksana berwarna
kuning kecokelatan. Warna hijau diduga adanya
kandungan klorofil, sedangkan warna coklat diduga
adanya kandungan karotenoid dan pigmen lain. Warna
dasar rumput laut cokelat disebabkan karena adanya
pigmen karotenoid jenis fukosantin yang Iebih
dominan dari klorofil a dan c serta β-karoten.

15
Pengukuran Waktu Inkubasi
Nilai absorbansi ekstrak metanol dan etil
asetat mengalami penurunan dari menit ke-5 Place your screenshot here

dan mulai stabil pada menit 30-35, sedangkan


ekstrak n-heksana mengalami kenaikan mulai
menit ke-5, stabil pada menit ke-30 lalu
mengalami penurunan. Waktu inkubasi yang
tepat pada ekstrak metanol, etil asetat dan n-
heksana dicapai pada menit ke-30.

16
Uji Kualitatif Antioksidan
Aktivitas antioksidan dapat diketahui dengan uji
kualitatif dengan membandingkan spektra ekstrak dan
spektra ekstrak yang ditambah DPPH. Spektra masing-
masing ekstrak diduga mengandung klorofil dan
karotenoid, karena menunjukkan puncak pada panjang
gelombang klorofil 400 - 450 nm dan 650 - 700 nm dan
panjang gelombang karotenoid 400 – 500 nm. Spektra
campuran ekstrak dan DPPH setelah diinkubasi 30 menit
menunjukkan tidak adanya lagi absorbansi maksimum
DPPH pada panjang gelombang 514 nm. Hal ini
menunjukkan radikal bebas DPPH telah berhasil
diredam oleh senyawa antioksidan dalam ekstrak
Padina sp dan membentuk senyawa DPPH-H. Peredaman
ini menyebabkan terjadinya perubahan warna DPPH dari
ungu menjadi kuning muda (Lailiyah,2014).

17
Aktivitas Antioksidan
Kemampuan antioksidan ditentukan
dengan cara menghitung selisih penurunan nilai
absorbansi DPPH terhadap absorbansi campuran ekstrak
dan DPPH. Hasilnya menunjukkan semakin tinggi
konsentrasi ekstrak, maka tingkat inhibisinya akan
bertambah, karena semakin banyaknya senyawa
antioksidan yang menghambat radikal bebas.
Hasil penelitian menunjukkan ekstrak etil asetat
memiliki nilai IC50 137,02 ppm dan tergolong
antioksidan kategori sedang/menengah, sedangkan ekstrak
n-heksana dan metanol masing-masing memiliki nilai IC50
1234,41 ppm dan 1554,45 ppm dan tergolong antioksidan
kategori sangat lemah.

18
Kesimpulan
Aktivitas antioksidan ekstrak Padina australis terbaik
dicapai pada ekstrak etil asetat dengan nilai IC50
137,02 ppm dan tergolong antioksidan kategori
sedang/menengah. Ekstrak n-heksana dan metanol
tergolong antioksidan kategori sangat lemah dengan nilai
IC50 1234,41 ppm dan 1554,45 ppm.
Thanks!
Any questions?

20

Anda mungkin juga menyukai