Anda di halaman 1dari 8

BAB II PEMBAHASAN

Pengertian Obat
Obat ialah suatu bahan atau paduan bahan-bahan yang dimaksudkan untuk digunakan dalam menetapkan diagnosis, mencegah, mengurangkan, menghilangkan, menyembuhkan penyakit atau gejala penyakit, luka atau kelainan badaniah dan rohaniah pada manusia atau hewan dan untuk memperelok atau memperindah badan atau bagian badan manusia termasuk obat tradisional.

5 Penggolongan Obat Apotik


Obat-obatan di apotik bermacam-macam sekali jenisnya, sehingga kadangkadang kita merasa bingung untuk membelinya. Secara umum obat apotik di golongkan menjadi 5 jenis yaitu : 1. Obat Bebas Tanda : Lingkaran Hijau di kelilingi garis hitam (lihat gambar). Obat ini dapat di beli bebas di apotik tanpa resep dari dokter. 2. Obat Bebas Terbatas Tanda : Lingkaran Biru di kelilingi garis hitam (lihat gambar) Obat ini juga dapat di beli bebas di apotik tanpa resep dari dokter. Perbedaannya dengan obat bebas yaitu ada tanda peringatan di kemasan/kotak obat. contoh : awas obat keras baca aturan pakainya atau awas obat keras hanya untuk bagian luar.

3. Obat Keras Tanda : Lingkaran Merah dikelilingi garis hitam, ada huruf K di dalam lingkaran tersebut (lihat gambar) Obat ini diperoleh di apotik harus dengan resep dokter 4. Obat Psikotropika Tanda : sama dengan obat keras Obat ini juga diperoleh harus dengan resep dokter dan obat ini memiliki efek ketagihan, contohnya : diazepam. Pembeli harus melengkapi alamat ketika membeli obat jenis ini (biasanya ketika menebus resep akan ditanya oleh pegawai apotik) 5. Obat Narkotika Tanda : lihat gambar Obat ini harus dengan resep dokter. Pembeli juga harus melengkapi alamat ketika membeli obat jenis ini (biasanya ketika menebus resep akan ditanya oleh pegawai apotik)

Penggolongan Obat menurut menurut buku Ilmu Resep oleh Drs. H. A. Syamsuni Apt.
Ada 7 (tujuh) versi penggolongan obat menurut buku Ilmu Resep oleh Drs. H. A. Syamsuni Apt. Yaitu: 1. Menurut Kegunaan Obat:

Untuk menyembuhkan (terapeutik) Untuk mencegah (profilaktik) Untuk diagnosis (diagnostik)

2. Menurut cara penggunaan:

Medicamentum ad usum internum (untuk pemakaian dalam) yaitu melalui oral, diberi etiket putih.

Medicamentum ad usum externum (untuk pemakaian luar)yaitu selain pemakaian melalui saluran pencernaan, diberi etiket putih.

3. Menurut cara kerja:

Lokal: bekerjapada jaringan setempat, contoh: pemakaian topikal / pada kulit

Sistemik: obat didistribusikan ke seluruh tubuh melalui oral

4. Menurut undang-undang:

Narkotika (obat bius atau daftar O = opium), dapat menimbulkan ketagihan harus dg pengawasan dokter, contoh: candu, opium, morfin

Psikotropika (obat berbahaya), memengaruhi proses mental, contoh:ekstasi, diazepam, barbital.

Obat Keras (daftar G = Geverlijk = berbahaya) adalah obat yang memiliki dosis maksimum atau terdaftar sebagai obat keras, diberi tanda khusus berupa lingkaran merah dengan hurup K, semua obat baru, dan seidaan parenteral.

Obat bebas terbatas (daftar W = waarschuwing = peringatan), dengan lingkaran berwarna biru serta diberikan tanda peringatan.

Obat bebas, yaitu dapat dibeli secara bebas dan tidak membahayakan dengan tanda lingkaran berwana hijau.

5. Menurut sumber obat: dapat bersumber dari


Tumbuhan, misalnya: digitalis, kina Hewan, misalnya: minyak ikan, cera, adeps lanae Mineral, misalnya: iodikalii, parafin, vaselin Sintetis, misalnya: kamfer sintetis, vitamin C Mikroba, misalnya: antibiotik penisilin
3

6. Menurut bentuk dan sediaan obat:


bentuk padat: serbuk, tablet, pil, kapsul, suppositoria. bentuk setengah padat: salep, krim, pasta, gel, serata, occulenta bentuk cair/larutan: potio, sirup, eliksir, tetes mata, obat kumur, injeksi, infus, lotio, dll

bentuk gas: inhalasi/spray/aerosol

7. Menurut proses fisiologi dan biokimia dalam tubuh:

Obat farmakodinamis, yang bekerja dengan mempercepat atau memperlambat proses fisiologis atau fungsi biokimia tubuh, contoh: hormon, diuretik, hipnotik, dan obat-obat otonom

Obat kemoterapetik, dapat membunuh parasit dan kuman di dalam tubuh, misal: antikanker, antibiotik, antiparasit

Obat diagnostik, yaitu membantu untuk melakukan diagnosis atau pengenalan penyakit, misalnya barium sulfatuntuk diagnosis penyakit saluran lambung-usus

Obat Generik dan Non Generik


Dewasa ini di seluruh tanah air sedang digalakkan penulisan resep obat generik. Bagi banyak orang, istilah-istilah di sekitar masalah obat generik ini masih terasa membingungkan sehingga kerap kali orang membuat interpretasi sendiri-sendiri. Generik adalah semua hal yang berhubungan dengan suatu genus atau klas; jadi tidak harus perlu berhubungan dengan obat. Dalam bidang obat berarti berhubungan dengan nama umum atau international nonpriorietary name (INN) obat tersebut.

Nama generik (INN) adalah nama obat atau zat kimia yang disebut dengan nama internasional, yang telah dibakukan oleh Panitia International Nonprorietary Names. Bisa disebut dalam bahasa Latin, Inggris, Perancis, dan sebagainya, yang ejaannya di-Indonesia-kan. Dalam Farmakope Indonesia dipakai ejaan Latin (tetrasiklina), tetapi dalam penulisan resep dan pembahasan dalam Ilmu Kedokteran disebut dengan ejaan Inggris yang di-Indonesiakan (tetrasiklin). Obat generik (unbranded drug) adalah obat-jadi yang dipasarkan dengan nama generik (kapsul tetrasiklin 250 mg). Biasanya ditulis dengan huruf kecil di tengah kalimat. Bisa juga obat generik disediakan dalam bentuk bahan baku untuk racikan di apotek, misalnya teofilin. Obat-jadi dengan nama generik tidak boleh dipatenkan, sehingga bila suatu produsen membuat kapsul bernama Ampisilin misalnya, nama ini tidak mungkin dipatenkan dan harus digolongkan ke dalam obat generik. Obat bernama dagang (branded drug) adalah obat-jadi yang dipasarkan dengan nama dagang (proprietary name), biasanya terkait dengan nama dan logo pabrik (misalnya kapsul Dumocycline, 250 mg atau Steclin, 250 mg, yang keduanya mengandung tetrasiklin 250 mg) Branded generic, dengan sendirinya merupakan salah kaprah dalam peristilahan, karena akan berarti brandedunbranded drug. Istilah ini sebaiknya tidak digunakan, karena hanya merupakan politik pabrik obat kecil (di Eropa) untuk dapat ikut dalam perlombaan produksi obat generik. Yang dimaksud dengan istilah ini misalnya ialah Dumocycline, yang sebenarnya sama dengan suatu branded drug. Logo adalah lambang atau huruf dengan bentuk spesifik sebagai tanda pengenal suatu pabrik obat, seperti yang di- emboss di atas tablet atau brosur. Logo termasuk dalam hak paten nama dagang.

Product patent yaitu paten yang diberikan pada zat kimia atau obat baru, yang berlaku sekitar 7 tahun atau lebih dan berarti tidak boleh ditiru pembuatan bahan bakunya oleh pabrik lain. Tentunya ini hanya berlaku untuk negara yang mengikuti perjanjian hak paten internasional. Obat yang masih dalam masa paten tidak boleh diproduksi dan dijual dengan nama generik; tentunya tidak berlaku untuk negara yang tidak mengakui perjanjian hak paten produk. Paten atas obat jadi adalah paten terhadap nama dagang (misalnya Dumocycline). Tidak ada pabrik lain yang boleh memakai nama dagang ini untuk obat-jadi yang mengandung tetrasiklin ataupun lain obat. Generic prescribing disesuaikan dengan peraturan Menteri Kesehatan nomor 85/1989, ialah menulis resep obat dengan nama generik (versi Inggris dengan ejaan Indonesia), dan harus disediakan dan diberikan oleh apotek dalam bentuk obat-jadi generik, kecuali bila belum dapat disediakan oleh Pemerintah. Obat paten adalah suatu pengertian yang salah dalam percakapan seharihari, yang mungkin dimaksudkan dengan obat-jadi yang diimpor. Perlu diketahui bahwa 95% obat-jadi tidak diimpor lagi dalam bentuk obat jadi, tapi dalam bentuk bahan baku. Pengertian awam ini juga dapat membingungkan karena tidak jelas yang dimaksud dengan paten itu paten produk atau paten nama dagang. Obat-jadi adalah obat dalam bentuk yang siap untuk diberikan pada penderita misalnya tablet, kapsul, sirop, ampul, supositoria, salep, bubuk, dan sebagainya. Lawannya ialah bahan baku.

BAB III PENUTUP


Kesimpulan
Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa obat adalah suatu bahan atau paduan bahan-bahan yang dimaksudkan untuk digunakan dalam menetapkan diagnosis, mencegah, mengurangkan, menghilangkan,

menyembuhkan penyakit atau gejala penyakit, luka atau kelainan badaniah dan rohaniah pada manusia atau hewan dan untuk memperelok atau memperindah badan atau bagian badan manusia termasuk obat tradisional. Obat-obatan di apotik bermacam-macam sekali jenisnya, sehingga kadangkadang kita merasa bingung untuk membelinya. Secara umum obat apotik di golongkan menjadi 5 jenis yaitu : obat bebas, obat bebas terbatas, obat keras, obat psikotropika, obat naskoba.

Saran
Kita sebagai generasi muda harus lebih banyak lagi mengkaji artikelartikel tentang obat. Selain untuk menambah wawasan, juga sebagai pengetahuan agar kita lebih selektif dalam memilih obat.

Daftar Pustaka
Drs. H. Syamsuni, Apt. 2005. Farmasetika Dasar dan Hitungan Farmasi. Jakarta: Buku Kedokteran Syamsuni, H.A. 2007. Ilmu Resep. Jakarta:EGC http://id.wikipedia.org/

Anda mungkin juga menyukai