Anda di halaman 1dari 13

Penggolongan

Obat
Berdasarkan
Jenisnya
Dosen : Adriana Patantan, M.Farm, APT

Ronaldo Tempone
NIM : 1614201447
KELAS A9 SEMESTER 2 FAKULTAS KEPERAWATAN
UNIVERSITAS PEMBANGUNAN INDONESIA
MANADO
PENGGOLONGAN OBAT
BERDASARKAN JENISNYA
Berikut ini penggolongan obat berdasarkan jenisnya menurut Permenkes Nomor 917 Tahun

1993 :

Ronaldo Tempone Kelas A9 Semester 2 Keperawatan UNPI


1. Obat Bebas
Obat Bebas ini sering disebut juga dengan obat daftar F (Free= bebas) dimana oabat ini dijual bebas dan
dapat dibeli tanpa resep dokter.
Tanda dari golongan obat ini adalah lingkaran berwarna hijau dengan garis tepi berwarna hitam. biasanya
tanda obat ini terletak pada kardus, kemasan maupun etiket di obat. Berikut gambar tanda obat bebas :

Contoh
Obat Bebas
adalah

Parasetamol, Oralit, Antasida, Vitamin C.

Ronaldo Tempone Kelas A9 Semester 2 Keperawatan UNPI


2. Obat Bebas Terbatas
Obat Bebas Terbatas merupakan obat-obatan dalam daftar obat W (Waarschuwig = Peringatan) dimana
obat ini merupakan obat keras yang dapat diserahkan kepada pemakainya tanpa resep dokter, bila
penyerahannya memenuhi persyaratan sebagai berikut :
a. Obat tersebut hanyaBOLEH dijual dalam bungkus asli dari pabriknya atau pembuatnya.
b. Pada penyerahannya oleh pembuat atau penjual harus mencantumkan tanda peringatan. Tanda peringatan
tersebut berwarna hitam, dengan panjang 5 cm dan lebar 2 cm. Dalam kotak tersebut memuat pemberitahuan
dengan tulisan berwarna putih seperti kotak dibawah ini:

Tanda dari golongan obat ini adalah lingkaran


berwarna biru dengan garis tepi berwarna hitam.
biasanya tanda obat ini terletak pada kardus,
kemasan maupun etiket di obat. Berikut gambar
tanda Obat Bebas Terbatas :

Ronaldo Tempone Kelas A9 Semester 2 Keperawatan UNPI


Contoh Obat Bebas Terbatas adalah CTM, Dextromethorphan,Bbetadine, Bisacodyl, Bromhexin.

3. Obat Keras
Obat Keras merupakan obat yang hanya dapat dibeli dengan RESEP DOKTER.
Adapun penandaannya diatur berdasarkan KMK RI No. 02396/A/SK/VIII/1986 tentang tanda khusus Obat
Keras daftar G (Gevaarlijk = Berbahaya) adalah lingkaran bulat berwarna merah dengan garis tepi dan
terdapat huruf K yang menyentuh garis berwarna hitam, seperti pada gambar berikut :

Contoh Obat Keras


adalah semua Antibiotik
(Amoksisilin,
Sefadroksil, Isoniazid,
Rifampisin), Obat
Hipertensi (Captopril,

Amlodipin, Valsartan, Propanolol), Obat Diabetes


Melitus (Glimepirid, Metformin, Acarbose, Nateglinid), Obat
Kolesterol (Simvastatin, Atorvastatin, Gemfibrozil).

Ronaldo Tempone Kelas A9 Semester 2 Keperawatan UNPI


4. Obat Wajib Apotek
Obat wajib apotek (OWA) merupakan obat keras yang dapat diserahkan oleh Apoteker di apotek tanpa

resep dokter dengan pertimbangan sebagai


berikut :

Pertimbangan utama untuk obat wajib


apotek ini sama dengan pertimbangan
obat yang diserahkan tanpa resep
dokter, yaitu meningkatkan
kemampuan masyarakat dalam menolong dirinya sendiri guna mengatasi masalah kesehatan, dengan
meningkatkan pengobatan sendiri (swamedikasi) secara tepat, aman dan rasional.

Pertimbangan yang kedua untuk meningkatkan peran apoteker di apotek dalam pelayanan komunikasi,
informasi dan edukasi serta pelayanan obat kepada masyarakat.

Pertimbangan ketiga untuk peningkatan penyediaan obat yang dibutuhkan untuk mengobati sendiri
(swamedikasi). Obat yang termasuk dalam OWA misalnya obat saluran cerna (antasida), ranitidin,
asam mefenamat, pil KB dan lain-lain.

Ronaldo Tempone Kelas A9 Semester 2 Keperawatan UNPI


Obat golongan ini dapat dijual maupun dibeli dengan jumlah terbatas
Tanda dari obat ini adalah sama seperti obat Keras.
Contoh Obat Wajib Apotek : Aminofilin Supp., Asam Mefenamat, Albendazol, Bacitracin, Alopurinol, Aminofilin
supositoria.

5. Obat Psikotropika
Psikotropika adalah zat
atau obatr, baik alamiah maupun sintetis bukan narkotika, yang berkhasiat
psikoaktif melalui pengaruh selektif pada susunan saraf pusat yang
menyebabkan perubahan khas pada aktivitas mental dan perilaku (UU No. 5
Tahun 1997).

Psikotropika dibagi menjadi 4 golongan yaitu :

Ronaldo Tempone Kelas A9 Semester 2 Keperawatan UNPI


1. Obat Psikotropika golongan I hanya untuk digunakan sebagai ilmu pengetahuan, tidak digunakan sebagai
terapi serta mempunyai potensi amat kuat untuk ketergantungan. contoh : MDMA, LSD

2. Obat Psikotropika golongan II digunakan sebagai perkembangan ilmu pengetahuan dan dapat digunakan
sebagai terapi serta mempunyai potensi kuat untuk ketergantungan. contoh : Amfetamin, Sekobarbital

Ronaldo Tempone Kelas A9 Semester 2 Keperawatan UNPI


3. Obat Psikotropika golongan III digunakan sebagai perkembangan ilmu pengetahuan
dan banyak digunakan sebagai terapi serta mempunyai potensi sedang untuk ketergantungan. contoh :
amobarbital

Ronaldo Tempone Kelas A9 Semester 2 Keperawatan UNPI


4. Obat Psikotropika golongan IV digunakan sebagai perkembangan ilmu pengetahuan dan sangat
luas digunakan sebagai terapi serta mempunyai potensi ringan untuk ketergantungan. contoh : Alprazolam,

Diazepam, Fenobarbital

Penandaan pada psikotropika sama dengan penandaan untuk obat keras. sebenarnya Psikotropika termasuk kedalam
obat keras, namun karena obat ini memiliki efek yang dapat menimbulkan ketergantungan maka dahulu obat ini
dikategorikan sebagai Obat Keras Tertentu (OKT).

Ronaldo Tempone Kelas A9 Semester 2 Keperawatan UNPI


6. Obat Narkotika
Narkotika

adalah zat atau obat yang berasal dari tanaman atau bukan tanaman, baik sintetis maupun semi sintetis, yang dapat
menyebabkan penurunan atau perubahan kesadaran, hilangnya rasa, mengurangi sampai menghilangkan rasa nyeri
dan dapat menimbulkan ketergantungan yang dibedakan ke dalam golongan-golongan sebagaimana terlampir dalam
UU tentang Narkotika ( UU No. 35 Tahun 2009).

Narkotika dibagi menjadi 3 golongan yaitu :

1. Obat narkotika golongan I hanya dapat digunakan untuk ilmu pengetahuandantidak digunakan untuk
terapi, serta mempunyai potensi sangat tinggi untuk ketergantungan. contoh : Papaver somniferum L,
Opium, Kokain, Heroin.

Ronaldo Tempone Kelas A9 Semester 2 Keperawatan UNPI


2. Obat narkotika golongan II digunakan sebagai pilihan terakhir dalam pengobatandan untuk
pengembangan ilmu pengetahuan serta mempunyai potensi tinggi untuk

ketergantungan.contoh : Morfin, Fentanil, Petidin.

3. Obat narkotika golongan III digunakan sebagai pengobatan dan untuk pengembangan ilmu pengetahuan
serta mempunyai potensi ringan untuk ketergantungan. contoh : Codein, Dietil Propion.

Penggunaan dan semua pengelolaan obat ini butuh penanganan dan pelaporan khusus. Karena obat ini sering
disalah gunakan oleh para pecandu. Pembelian obat ini pun harus menggunakan RESEP DOKTER. Obat ini dapat
dilayani HANYA dengan RESEP ASLI sesuai dengan Surat Edaran Dirgen POM Depkes RI No. 336/E/SE/77.
Dalam SE tersebut dijelaskan bahwa :

Apotek
DILARANG
MELAYANI
SALINAN RESEP

yang

Ronaldo Tempone Kelas A9 Semester 2 Keperawatan UNPI


mengandung Narkotika, walaupun resep tersebut baru dilayani sebagian maupun belum dilayani sama
sekali.

ApotekBOLEH membuat salinan resep tapi SALINAN RESEP TERSEBUT HANYA BOLEH
DILAYANI DI APOTEK YANG MENYIMPAN RESEP ASLI.

Salinan resep dengan tulisan ITER, TIDAKBOLEH DILAYANI SAMA SEKALI.

Obat golongan ini memiliki tanda berupa lingkaran dengan garis berwarna merah dan ditengahnya terdapat simbol
"plus" atau "tanda tambah" yang berwarna merah, seperti gambar dibawah ini :

Pengelolaan obat narkotika dan psikotropika dipantau begitu ketat mengingat kedua obat ini memiliki efek
ketergantungan jika disalahgunakan. pengelolaan kedua obat ini pun diatur oleh PMK No 3 tahun 2015 .

Ronaldo Tempone Kelas A9 Semester 2 Keperawatan UNPI

Anda mungkin juga menyukai