Obat
Berdasarkan
Jenisnya
Dosen : Adriana Patantan, M.Farm, APT
Ronaldo Tempone
NIM : 1614201447
KELAS A9 SEMESTER 2 FAKULTAS KEPERAWATAN
UNIVERSITAS PEMBANGUNAN INDONESIA
MANADO
PENGGOLONGAN OBAT
BERDASARKAN JENISNYA
Berikut ini penggolongan obat berdasarkan jenisnya menurut Permenkes Nomor 917 Tahun
1993 :
Contoh
Obat Bebas
adalah
3. Obat Keras
Obat Keras merupakan obat yang hanya dapat dibeli dengan RESEP DOKTER.
Adapun penandaannya diatur berdasarkan KMK RI No. 02396/A/SK/VIII/1986 tentang tanda khusus Obat
Keras daftar G (Gevaarlijk = Berbahaya) adalah lingkaran bulat berwarna merah dengan garis tepi dan
terdapat huruf K yang menyentuh garis berwarna hitam, seperti pada gambar berikut :
Pertimbangan yang kedua untuk meningkatkan peran apoteker di apotek dalam pelayanan komunikasi,
informasi dan edukasi serta pelayanan obat kepada masyarakat.
Pertimbangan ketiga untuk peningkatan penyediaan obat yang dibutuhkan untuk mengobati sendiri
(swamedikasi). Obat yang termasuk dalam OWA misalnya obat saluran cerna (antasida), ranitidin,
asam mefenamat, pil KB dan lain-lain.
5. Obat Psikotropika
Psikotropika adalah zat
atau obatr, baik alamiah maupun sintetis bukan narkotika, yang berkhasiat
psikoaktif melalui pengaruh selektif pada susunan saraf pusat yang
menyebabkan perubahan khas pada aktivitas mental dan perilaku (UU No. 5
Tahun 1997).
2. Obat Psikotropika golongan II digunakan sebagai perkembangan ilmu pengetahuan dan dapat digunakan
sebagai terapi serta mempunyai potensi kuat untuk ketergantungan. contoh : Amfetamin, Sekobarbital
Diazepam, Fenobarbital
Penandaan pada psikotropika sama dengan penandaan untuk obat keras. sebenarnya Psikotropika termasuk kedalam
obat keras, namun karena obat ini memiliki efek yang dapat menimbulkan ketergantungan maka dahulu obat ini
dikategorikan sebagai Obat Keras Tertentu (OKT).
adalah zat atau obat yang berasal dari tanaman atau bukan tanaman, baik sintetis maupun semi sintetis, yang dapat
menyebabkan penurunan atau perubahan kesadaran, hilangnya rasa, mengurangi sampai menghilangkan rasa nyeri
dan dapat menimbulkan ketergantungan yang dibedakan ke dalam golongan-golongan sebagaimana terlampir dalam
UU tentang Narkotika ( UU No. 35 Tahun 2009).
1. Obat narkotika golongan I hanya dapat digunakan untuk ilmu pengetahuandantidak digunakan untuk
terapi, serta mempunyai potensi sangat tinggi untuk ketergantungan. contoh : Papaver somniferum L,
Opium, Kokain, Heroin.
3. Obat narkotika golongan III digunakan sebagai pengobatan dan untuk pengembangan ilmu pengetahuan
serta mempunyai potensi ringan untuk ketergantungan. contoh : Codein, Dietil Propion.
Penggunaan dan semua pengelolaan obat ini butuh penanganan dan pelaporan khusus. Karena obat ini sering
disalah gunakan oleh para pecandu. Pembelian obat ini pun harus menggunakan RESEP DOKTER. Obat ini dapat
dilayani HANYA dengan RESEP ASLI sesuai dengan Surat Edaran Dirgen POM Depkes RI No. 336/E/SE/77.
Dalam SE tersebut dijelaskan bahwa :
Apotek
DILARANG
MELAYANI
SALINAN RESEP
yang
ApotekBOLEH membuat salinan resep tapi SALINAN RESEP TERSEBUT HANYA BOLEH
DILAYANI DI APOTEK YANG MENYIMPAN RESEP ASLI.
Obat golongan ini memiliki tanda berupa lingkaran dengan garis berwarna merah dan ditengahnya terdapat simbol
"plus" atau "tanda tambah" yang berwarna merah, seperti gambar dibawah ini :
Pengelolaan obat narkotika dan psikotropika dipantau begitu ketat mengingat kedua obat ini memiliki efek
ketergantungan jika disalahgunakan. pengelolaan kedua obat ini pun diatur oleh PMK No 3 tahun 2015 .