Tujuan
■ Untuk memahami anatomi fisiologi muskular
■ Untuk memahami saluran pembuluh darah dari muskular
■ Untuk memahami liberasi, absorpsi, distribusi, metabolisme, dan ekskresi dari sediaan
intramuskular
■ Untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi perjalanan obat intramuskular di dalam
tubuh
■ Untuk memahami evaluasi biofarmasetika dari sediaan intramuskular
Tinjauan Pustaka
■ Intramuskular merupakan pemberian obat dengan cara disuntikan pada otot
skeletal dengan arah jarum tegak lurus (sudut 900C) terhadap tempat
suntikan biasanya pada otot vastus lateralis atau otot deltoideus. Kelarutan
obat dalam air menentukan kecepatan absorpsi. Obat yang sukar larut
dalam air seperti diazepam, penitoin, ampicillin, digoksin akan mengendap
di tempat suntikan sehingga absorbsinya lambat, obat-obatan dalam larutan
minyak atau suspensi akan diabsorbsi dengan sangat lambat dan konstan
(Djamaludin, 2018).
■ Absorpsi biasanya berlangsung dalam waktu 10-30 menit. Namun,
kecepatan absorpsi juga bergantung pada vaskularitas tempat suntikan Obat-obat yang diberikan secara
dengan kecepatan peredaran darah antara 0,027-0,07 ml/menit. I.M:
■ Absorpsi obat i.m dalam larutan lebih cepat daripada rute subkutan karena Metoclopramid, codein, fentanyl,
pembuluh darah lebih banyak terdapat di otot. Adapun kekurangan dari cara vaksin (Hepatitis A dan rabies),
i.m yaitu yaitu nyeri di tempat injeksi, jumlah volume yang diinjeksikan suspensi penisilin, hormon kelamin
terbatas yang bergantung pada masa otot yang tersedia. (testosteron, estradiol valerate)
■ Pemberian obat secara intramuskular termasuk ke dalam pemberian secara ekstravaskular, yaitu dilakukan
dengan cara memberikan obat di luar pembuluh darah, otot sebagai tempat terjadinya absorpsi, setelah melewati
proses absorpsi, obat akan berdifusi keluar dari otot ke cairan yang mengelilingi jaringan dan kemudian akan
mencapai pembuluh darah.
■ Setelah berada dalam sirkulasi sistemik, obat akan didistribusikan ke seluruh tubuh mengikuti aliran darah,
namun belum memberikan efek karena belum tepat pada organ target sesuai dengan fungsi obat tersebut.
Perjalanan Obat sediaan Intramuskular di Dalam Tubuh