PATOFISIOLOGI
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, yang telah
memberikan rahmat serta karunia-Nya sehingga dapat menyelesaikan makalah ini dengan
judul “GANGGUAN PENCERNAAN PADA MANUSIA”. Makalah ini dibuat untuk
memenuhi tugas mata kuliah PATOFISIOLOGI sebagai persyaratan perkuliahan.
Adapun makalah ini membahas tentang masalah gangguan pencernaan, faktor-faktor
yang mempengaruhi gangguan pencernaan, dan cara mencegah gangguan pencernaan.
Penulisan makalah ini dibuat dengan mengambil data dari berbagai sumber informasi seperti
jurnal, artikel ilmiah dan Buku Perkuliahan. Penulis mengucapkan terima kasih kepada dosen
pembimbing kami, Tahoma Siregar, Drs.M.Si.Apt. dan semua pihak yang telah membantu
dalam penyelesaian makalah ini.
Penulis menyadari bahwa dalam pembuatan makalah ini masih jauh dari kata
sempurna. Oleh karena itu, kritik dan saran yang membangun sangat penulis harapkan dari
pembaca guna perbaikan di masa mendatang.
Penulis
BAB I
LATAR BELAKANG
1.3. TUJUAN
1. Untuk mengetahui yang dimaksud dengan gangguan pencernaan.
2. Untuk mengetahui penyakit yang dapat ditimbulkan dari gangguan pencernaan.
3. Untuk mengetahui faktor-faktor yang dapat menyebabkan gangguan pencernaan.
4. Untuk mengetahui cara mengatasi masalah gangguan pencernaan.
Sistem pencernaan atau sistem gastroinstestinal (mulai dari mulut sampai anus) adalah
sistem organ dalam manusia yang berfungsi untuk menerima makanan, mencernanya
menjadizat-zat gizi dan energi, menyerap zat-zat gizi ke dalam aliran darah serta membuang
bagianmakanan yang tidak dapat dicerna atau merupakan sisa proses tersebut dari tubuh.Saluran
pencernaan terdiri dari mulut, tenggorokan (faring), kerongkongan, lambung,usus halus, usus
besar, rektum dan anus. Sistem pencernaan juga meliputi organ-organ yangterletak diluar saluran
pencernaan,yaitu pankreas, hati dan kandung empedu. Pencernaan dapat berlangsung secara
mekanik dan kimia. Proses-proses dalam kegiatan pencernaan adalah sebagai berikut :
1. Ingesti : masuknya makanan kedalam mulut.
2. Pemotongan dan penggilingan makanan dilakukan secara mekanik oleh gigi, makanan
kemudian bercampur dengan saliva sebelum ditelan.
3. Peristaltis : gelombang kontraksi otot polos involunte yang menggerakkan makanan
tertelan melalui saluran pencernaan.
4. Digesti: hidrolisis kimia (penguraian) molekul besar menjadi molekul kecil
sehingga absorbsi dapat berlangsung.
5. Absorbsi: pergerakan produk akhir pencernaan dari lumen selauran pencernaan ke
dalam sirkulasi darah dan limfatik sehingga digunakan oleh sel tubuh.
6. Egesti (defekasi): proses eliminasi zat-zat sisa yang tidak tercerna, juga bakteri
dalam bentuk feses dari saluran pencernaan.
(Pratiwi dkk, 2018)
2.1.1. Rongga mulut
Di dalam rongga mulut terdapat beberapa alat pencernaan yaitu gigi, lidah, dan kelenjar
ludah. Pencernaan mekanik terjadi pada rongga mulut saat makanan diubah menjadi
bolus.
c. Kelenjar Ludah
Kelenjar ludah menghasilkan ludah atau air liur ( saliva). Kelenjar ludah dalam mulut
ada tiga pasang, yaitu:
1) Kelenjar parotis, terletak di bawah telinga. Kelenjar parotis menghasilkan ludah yang
berbentuk cair.
2) Kelenjar submandibularis, terletak di rahang bawah.
3) Kelenjar sublingualis, terletak di bawah lidah. Kelenjar submandibularis dan kelenjar
sublingualis menghasilkan getah yang mengandung air dan lendir.
Ludah berfungsi untuk memudahkan penelanan makanan, membasahi, dan melumasi
makanan sehingga mudah ditelan. Selain itu, ludah juga melindungi selaput mulut
terhadap panas, asam, dan basa. Di dalam ludah terdapat enzim ptialin (amilase) yang
berfungsi mengubah makanan dalam mulut yang mengandung zat karbohidrat ( amilum)
menjadi gula sederhana jenis maltosa. Enzim ptialin bekerja dengan baik pada pH antara
6.8 – 7 dan suhu 37 °C.
2.1.2. Kerongkongan
Kerongkongan merupakan saluran penghubung antara mulut dengan lambung.
Melalui kerongkongan makanan didorong masuk ke dalam lambung dengan gerak
peristaltik. Makanan hanya membutuhkan waktu 6 detik untuk sampai ke dalam lambung
dari mulut. Sebelum ke kerongkongan, pada pangkal tenggorokan (laring) terdapat bagian
yang memiliki katup dinamakan epiglotis. Epiglotis berfungsi mengatur masuknya
makanan dan udara ke dalam tubuh. Saat kita menelan makanan, laring bergerak ke atas
sehingga tertutup oleh epiglotis dan tidak ada makanan yang masuk ke dalam batang
tenggorokan (trakea). Namun, terkadang partikel kecil makanan atau air dapat masuk ke
dalam laring atau trakea. Akibatnya, secara otomatis kita akan mengalami batuk atau
tersedak.
Kerongkongan merupakan organ yang berperan sebagai tempat jalannya makanan
menuju lambung. Panjangnya sekitar 25 cm dan berbentuk tabung dengan diameter 2 cm.
Dinding kerongkongan tersusun atas epitelium berlapis pipih. Selain itu, pada
kerongkongan terdapat pula beberapa otot, yakni otot melingkar dan otot longitudinal.
Apabila otot tersebut berkontraksi, kerongkongan akan bergerak. Gerakan demikian
disebut gerak peristaltik. Gerak peristaltik pada kerongkongan ialah gerakan mendorong
dan mere mas-remas makanan menuju lambung. Gerak an ini terdiri atas fase kontraksi
dan relaksasi.
2.1.3. Lambung
Lambung terletak di dalam rongga perut bagian atas di bawah diafragma. Lambung
berukuran sekepal tangan dan terletak di dalam rongga perut sebelah kiri, di bawah sekat
rongga badan. Dinding lambung sifatnya lentur, dapat mengembang apabila berisi
makanan dan mengempis apabila kosong. Sehingga dapat menyimpan makanan dengan
kapasitas 2–4 liter. Makanan dicerna didalam lambung kurang lebih 6 jam, setelah itu
chyme meninggalkan lambung menuju usus halus.
Dinding lambung tersebut berwarna merah muda dan mengkilap. Otot penyusun
lambung terdiri atas otot memanjang yang terletak di bagian luar, otot melingkar yang
terletak di bagian tengah, dan otot miring yang terletak di bagian dalam. Pada bagian atas
terdapat otot lingkaran yang disebut sfinkter kardial yang tetap menutup kecuali bila ada
makanan yang mendekatinya. Di dekat pilorus terdapat sfinkter yang disebut sfinkter
pilori. Otot ini merupakan otot-otot polos, sehingga bekerja tanpa disadari. Otot-otot
lambung bekerja dengan cara berkontraksi sehingga dapat menekan dan memeras
makanan dalam lambung dan mencampurnya dengan getah pencernaan dalam lambung.
Lambung terdiri atas tiga bagian berikut.
a. Kardiaks, merupakan bagian atas sebagai pintu masuk makanan dari
kerongkongan.
b. Fundus, adalah bagian tengah lambung, tempat makanan ditampung dan
mengalami perlakuan kimiawi.
c. Pilorus, merupakan bagian bawah lambung sebagai pintu keluar makanan dan
berhubungan langsung dengan usus dua belas jari. Pilorus ini bekerja atas
pengaruh pH makanan. Apabila pH makanan asam, maka otot-otot pilorus
mengendor sehingga menyebabkan pintu pilorus terbuka dan sebaliknya jika
makanan basa, maka otot-otot pylorus akan berkontraksi yang menyebabkan
pilorus menutup.
Waktu mencerna berbeda-beda untuk setiap makanan atau minuman. Makanan yang
padat akan membutuhkan waktu yang lebih lama daripada zat cair (minuman) sehingga
menurut ilmu kesehatan dianjurkan mengunyah makanan 32 kali agar makanan menjadi
lebih lembut, sehingga akan meringankan beban lambung untuk melumatkan makanan
tersebut.
Semakin lumat makanan yang masuk lambung, maka semakin cepat melintasi lambung.
Jenis makanan lemak dan sayuran hijau akan lebih lama berada di dalam lambung
sehingga orang akan merasa kenyang lebih lama. Makanan yang masuk pada lambung
bertahan selama 2-5 jam. Makanan dalam lambung mengalami serangkaian proses
kimiawi oleh getah lambung, sekitar 1 – 2 liter yang dihasilkan oleh 35 juta kelenjar,
antara lain HCl, enzim pepsin, enzim renin, lipase, mukus (lendir), dan faktor intrinsik.
Enzim pepsin akan memecah molekul protein menjadi peptida, enzim renin akan
mencerna protein susu menjadi kasein, sedangkan enzim lipase akan mengemulsikan
lemak dalam makanan. Jadi, perlakuan kimiawi protein pertama kali dilakukan di dalam
lambung. Selain mendapat perlakuan kimiawi, makanan oleh enzim-enzim tersebut juga
ada HCl yang membantu dalam proses-proses pencernaan.
Lambung yang dijelaskan di atas dapat juga bermasalah di antaranya adalah penyakit
maag dan kanker lambung. Penyakit maag ini dapat timbul karena kelebihan HCl.
Produksi HCl ini dapat dipicu oleh makanan dan minuman, misalnya makanan pedas,
alkohol, kopi, dan nikotin. Selain itu, juga dapat dipicu oleh tekanan pikiran (stress).
Asam lambung yang berlebihan ini dapat mengikis dinding lambung, gejala penyakit ini
biasanya nyeri di bagian dada
2.1.4. Usus halus
Usus halus merupakan tempat terjadinya pencernaan secara kimiawi dan tempat
penyerapan zat-zat makanan. Makanan yang masuk ke dalam usus halus ini bercampur
dengan enzim yang dihasilkan dari hati dan pankreas.
Usus halus terbagi atas 3 bagian, yaitu:
a. Duodenum (usus 12 jari) karena panjangnya sekitar 12 jari orang dewasa yang
disejajarkan.
b. Jejenum (usus kosong) karena pada orang yang telah meninggal bagian usus
tersebut kosong.
c. Ileum (usus penyerapan) karena pada bagian inilah zat-zat makanan diserap oleh
tubuh.
Pencernaan di dalam intestinum juga dibantu oleh pankreas. Organ ini dapat berperan
sebagai kelenjar endokrin dengan menghasilkan hormone insulin dan sebagai kelenjar
eksokrin dengan menghasilkan getah pencernaan berupa tripsin, amilase, dan lipase.
a. Insulin berfungsi untuk mempertahankan kestabilan kadar gula darah.
b. Tripsin berfungsi memecah protein menjadi pepton.
c. Amilase berfungsi mengubah amilum menjadi maltosa.
d. Lipase berfungsi mengubah lemak menjadi asam lemak dan gliserol.
2.1.5. Usus besar
Air dan makanan yang tidak tercerna selanjutnya masuk ke dalam saluran pencernaan
makanan yang disebut usus besar. Fungsi utama usus besar adalah menyerap air yang
masih ada dalam saluran pencernaan. Bagian usus besar yang terakhir disebut rectum
yang panjangnya kurang lebih 12 cm dan diakhiri dengan anus. Anus adalah lubang akhir
dari saluran pencernaan sebagai jalan pembuangan feses.
BAB III
PEMBAHASAN
4.1. KESIMPULAN
4.1.1. Gangguan pencernaan merupakan salah satu gangguan penyakit yang terjadi pada
bagian pencernaan manusia. Gangguan pencernaan ini sendiri menyebabkan
gangguan pada aktivitas yang sedang dijalankan oleh penderitanya.
4.1.2. Penyakit yang dapat ditimbulkan dari gangguan pencernaan antara lain gastritis,
radang hati, diare, sembelit, kanker lambung, radang usus buntu, hemoroid,
apendisitis, keracunan makanan, sariawan, kolik, GERD, esophagitis, maag, organ
liver, dan lain-lain.
4.1.3. Faktor-faktor yang dapat menyebabkan gangguan pencernaan antara lain pola
makan yang salah, infeksi bakteri, stress, emosi, penyakit pencernaan, dan lain-
lain.
4.1.4. Cara mengatasi masalah yang disebabkan oleh gangguan pencernaan antara lain
menjaga pola makan, hindari stress, hindari makanan yang mengandung banyak
asam dan pedas, dan lain-lain.
4.2. Saran
Saluran pencernaan sangat penting sehingga perlu dijaga agar tidak menimbulkan
gangguan pada sistem pencernaan yang dapat menimbulkan penyakit.
DAFTAR PUSTAKA
Pratiwi. S. S., Tursina., Pratiwi, S. H. 2018. Case Based Reasoning Diagnosis Gangguan
Pencernaan pada Anak Menggunakan Metode Similarity Cosine Coefficient. Pontianak.
Program Studi Informatika Fakultas teknik, Universitas Tanjungpura. Vol. 6 No 4.
Megawati, A., Nosi, Hj. Asna. 2014. Beberapa Faktor yang Berhubungan Dengan Kejadian
Gastritis Pada Pasien yang Di Rawat Di RSUD Labuang Baji Makasar. Makasar. STIKES
Nani Hassanudin Makasar.
Istiqomah, N.Y., Fadlil. A. 2013. Sistem Pakar Untuk Mendiangnosa Penyakit Saluran
Pencernaan Menggunakan Metode Dempster Shafer. Yogyakarta. Universitas Ahmad
Dahlan.