Anda di halaman 1dari 17

TUGAS MAKALAH

PATOFISIOLOGI

“GANGGUAN PENCERNAAN PADA MANUSIA”


Dosen : Tahoma Siregar, Drs. M.Si. Apt.

NAMA : KADEK GITA DWI ANGGRAINI


NIM : 19330713
KELAS :A

INSTITUT SAINS DAN TEKNOLOGI NASIONAL


PROGRAM STUDI FARMASI
JAKARTA
2020
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, yang telah
memberikan rahmat serta karunia-Nya sehingga dapat menyelesaikan makalah ini dengan
judul “GANGGUAN PENCERNAAN PADA MANUSIA”. Makalah ini dibuat untuk
memenuhi tugas mata kuliah PATOFISIOLOGI sebagai persyaratan perkuliahan.
Adapun makalah ini membahas tentang masalah gangguan pencernaan, faktor-faktor
yang mempengaruhi gangguan pencernaan, dan cara mencegah gangguan pencernaan.
Penulisan makalah ini dibuat dengan mengambil data dari berbagai sumber informasi seperti
jurnal, artikel ilmiah dan Buku Perkuliahan. Penulis mengucapkan terima kasih kepada dosen
pembimbing kami, Tahoma Siregar, Drs.M.Si.Apt. dan semua pihak yang telah membantu
dalam penyelesaian makalah ini.
Penulis menyadari bahwa dalam pembuatan makalah ini masih jauh dari kata
sempurna. Oleh karena itu, kritik dan saran yang membangun sangat penulis harapkan dari
pembaca guna perbaikan di masa mendatang.

Jakarta, 15 April 2020

Penulis
BAB I
LATAR BELAKANG

1.1. LATAR BELAKANG


Dewasa ini presentasi kasus-kasus penyakit yang berdampak pada gangguan saluran
pencernaan mulai mengalami peningkatan. Kecukupan nutrisi tubuh berpengaruh besar
terhadap produktivitas dan hal itu sangat berkaitan erat dengan fungsi kerja saluran
pencernaan. Dimana sistem saluran cerna, lambung, dan usus sebagai pintu gerbang
masuknya zat-zat gizi dari makanan, vitamin, mineral, dan cairan yang memasuki tubuh
kemudian dicerna dan diubah secara kimiawi komponen penting seperti protein, lemak dan
karbohidrat menjadi unit-unit yang siap diresorpsi tubuh. Proses pencernaan ini dibantu oleh
enzim-enzim pencernaan yang terdapat pada ludah, getah lambung dan getah pankreas. Pada
proses pencernaan makanan ke dalam tubuh terkadang mengalami gangguan yang disebabkan
oleh kondisi sistem pencernaan itu sendiri. Kerugian utama adanya gangguan pada organ dan
saluran pencernaan tentunya berupa terganggunya penyerapan nutrisi.
Gangguan pencernaan akan menyebabkan saluran pencernaan tidak dapat bekerja
dengan baik. Contoh gangguan pencernaan yang dapat terjadi antara lain diare, sembelit,
gastroenteritis, konstipasi, obstipasi, ulkus, hemoroid, apendisitis, dan lain-lain. Penyebab
terjadinya gangguan atau kelainan pada sistem pencernaan makanan dapat diakibatkan oleh
beberapa hal, seperti pola makan yang salah, infeksi bakteri, kurang mengonsumsi sayuran,
dan gaya hidup yang tidak sehat. Gangguan pencernaan ini banyak disebabkan oleh sebagian
besar Enterobacteriaceae, namun tidak semua Enterobacteriaceae dapat menyebabkan
gangguan pencernaan, seperti Proteus mirabilis yang merupakan flora normal usus manusia
dapat menjadi patogen bila berada diluar usus manusia dan mengenai saluran kemih.
Pentingnya sistem saluran pencernaan dan gangguan yang bisa terjadi maka
diperlukan pembelajaran mengenai pengobatan dan cara mengatasi permasalahan terkait
gangguan pencernaan pada manusia.
1.2. RUMUSAN MASALAH
1. Apakah yang dimaksud dengan gangguan pencernaan?
2. Penyakit apa sajakah yang ditimbulkan dari gangguan pencernaan?
3. Faktor-faktor apa sajakah yang dapat menyebabkan gangguan pencernaan?
4. Bagaimanakah cara mengatasi masalah gangguan pencernaan?

1.3. TUJUAN
1. Untuk mengetahui yang dimaksud dengan gangguan pencernaan.
2. Untuk mengetahui penyakit yang dapat ditimbulkan dari gangguan pencernaan.
3. Untuk mengetahui faktor-faktor yang dapat menyebabkan gangguan pencernaan.
4. Untuk mengetahui cara mengatasi masalah gangguan pencernaan.

1.4. MANFAAT PENULISAN


1. Menambah pengetahuan dan wawasan pembaca terkait ilmu patofisiologi tentang
gangguan pencernaan pada manusia
2. Memberi pemahaman penyakit yang disebabkan oleh gangguan pencernaan pada
manusia dan cara pencegahannya.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1. ORGAN-ORGAN PENCERNAAN PADA MANUSIA

Gambar 2.1. Organ-organ pencernaan pada manusia

Sistem pencernaan atau sistem gastroinstestinal (mulai dari mulut sampai anus) adalah
sistem organ dalam manusia yang berfungsi untuk menerima makanan, mencernanya
menjadizat-zat gizi dan energi, menyerap zat-zat gizi ke dalam aliran darah serta membuang
bagianmakanan yang tidak dapat dicerna atau merupakan sisa proses tersebut dari tubuh.Saluran
pencernaan terdiri dari mulut, tenggorokan (faring), kerongkongan, lambung,usus halus, usus
besar, rektum dan anus. Sistem pencernaan juga meliputi organ-organ yangterletak diluar saluran
pencernaan,yaitu pankreas, hati dan kandung empedu. Pencernaan dapat berlangsung secara
mekanik dan kimia. Proses-proses dalam kegiatan pencernaan adalah sebagai berikut :
1. Ingesti : masuknya makanan kedalam mulut.
2. Pemotongan dan penggilingan makanan dilakukan secara mekanik oleh gigi, makanan
kemudian bercampur dengan saliva sebelum ditelan.
3. Peristaltis : gelombang kontraksi otot polos involunte yang menggerakkan makanan
tertelan melalui saluran pencernaan.
4. Digesti: hidrolisis kimia (penguraian) molekul besar menjadi molekul kecil
sehingga absorbsi dapat berlangsung.
5. Absorbsi: pergerakan produk akhir pencernaan dari lumen selauran pencernaan ke
dalam sirkulasi darah dan limfatik sehingga digunakan oleh sel tubuh.
6. Egesti (defekasi): proses eliminasi zat-zat sisa yang tidak tercerna, juga bakteri
dalam bentuk feses dari saluran pencernaan.
(Pratiwi dkk, 2018)
2.1.1. Rongga mulut
Di dalam rongga mulut terdapat beberapa alat pencernaan yaitu gigi, lidah, dan kelenjar
ludah. Pencernaan mekanik terjadi pada rongga mulut saat makanan diubah menjadi
bolus.

Gambar 2.2. Rongga Mulut


a. Gigi
Terdapat empat macam gigi, yaitu gigi seri (insisor = I) , gigi taring (caninus =C),
geraham depan (premolar = Pm), dan geraham belakang (molar = M). Makanan dipotong
dengan gigi seri, dirobek gigi dengan taring dan dikunyah dengan gigi geraham. Pada
orang dewasa, gigi yang lengkap terdiri atas 32 buah.
Gigi memiliki tiga bagian utama meliputi:
1. mahkota gigi yang terletak menonjol di atas tulang;
2. leher gigi;
3. akar gigi, tertanam di dalam tulang rahang.
Sebagian besar gigi tersusun atas tetapi mahkota gigi dilapisi email yang sangat keras.
Rongga pada gigi (pulpa) berisi pembuluh darah dan pembuluh saraf. Bagian yang
menutup dan mengelilingi leher gigi disebut gusi.
b. Lidah
Lidah sebagian besar terdiri atas otot. Pada permukaan atas lidah banyak terdapat
ribuan tonjolan kecil yang disebut dengan papilla, yang banyak terdapat rangkaian
kompleks saraf yang membentuk alat indra pengecap dan peraba. Pada permukaan atas
papilla terdapat selaput lendir. Lidah seseorang berbentuk bulat memanjang. Lidah
berfungsi untuk mengaduk makanan di dalam rongga mulut dan membantu mendorong
makanan (proses penelanan) serta menghasilkan kelenjar ludah. Selain itu, lidah juga
berfungsi sebagai alat pengecap yang dapat merasakan manis, asin, pahit, dan asam.
Lidah dibagi menjadi dua bagian yang lateral simetris oleh septum median yang
berada disepanjang lidah. Lidah menempel pada tulang hyoid pada bagian inferior,
prosesus styloid dari tulang temporal dan mandibula (Tortorra et al., 2009; Marieb and
Hoehn, 2010; Adil et al., 2011). Setiap bagian lateral dari lidah memiliki komponen otot-
otot ekstrinsik dan intrinsik yang sama. Otot ekstrinsik lidah terdiri dari otot hyoglossus,
otot genioglossus dan otot styloglossus. Otot-otot tersebut berasal dari luar lidah
(menempel pada tulang yang ada di sekitar bagian tersebut) dan masuk kedalam jaringan
ikat yang ada di lidah. Otot-otot eksternal lidah berfungsi untuk menggerakkan lidah dari
sisi yang satu ke sisi yang berlawanan dan menggerakkan ke arah luar dan ke arah dalam.
Pergerakan lidah karena otot tersebut memungkinkan lidah untuk memosisikan makanan
untuk dikunyah, dibentuk menjadi massa bundar, dan dipaksa untuk bergerak ke belakang
mulut untuk proses penelanan.

Gambar 2.3. Anatomi Lidah

c. Kelenjar Ludah
Kelenjar ludah menghasilkan ludah atau air liur ( saliva). Kelenjar ludah dalam mulut
ada tiga pasang, yaitu:
1) Kelenjar parotis, terletak di bawah telinga. Kelenjar parotis menghasilkan ludah yang
berbentuk cair.
2) Kelenjar submandibularis, terletak di rahang bawah.
3) Kelenjar sublingualis, terletak di bawah lidah. Kelenjar submandibularis dan kelenjar
sublingualis menghasilkan getah yang mengandung air dan lendir.
Ludah berfungsi untuk memudahkan penelanan makanan, membasahi, dan melumasi
makanan sehingga mudah ditelan. Selain itu, ludah juga melindungi selaput mulut
terhadap panas, asam, dan basa. Di dalam ludah terdapat enzim ptialin (amilase) yang
berfungsi mengubah makanan dalam mulut yang mengandung zat karbohidrat ( amilum)
menjadi gula sederhana jenis maltosa. Enzim ptialin bekerja dengan baik pada pH antara
6.8 – 7 dan suhu 37 °C.
2.1.2. Kerongkongan
Kerongkongan merupakan saluran penghubung antara mulut dengan lambung.
Melalui kerongkongan makanan didorong masuk ke dalam lambung dengan gerak
peristaltik. Makanan hanya membutuhkan waktu 6 detik untuk sampai ke dalam lambung
dari mulut. Sebelum ke kerongkongan, pada pangkal tenggorokan (laring) terdapat bagian
yang memiliki katup dinamakan epiglotis. Epiglotis berfungsi mengatur masuknya
makanan dan udara ke dalam tubuh. Saat kita menelan makanan, laring bergerak ke atas
sehingga tertutup oleh epiglotis dan tidak ada makanan yang masuk ke dalam batang
tenggorokan (trakea). Namun, terkadang partikel kecil makanan atau air dapat masuk ke
dalam laring atau trakea. Akibatnya, secara otomatis kita akan mengalami batuk atau
tersedak.
Kerongkongan merupakan organ yang berperan sebagai tempat jalannya makanan
menuju lambung. Panjangnya sekitar 25 cm dan berbentuk tabung dengan diameter 2 cm.
Dinding kerongkongan tersusun atas epitelium berlapis pipih. Selain itu, pada
kerongkongan terdapat pula beberapa otot, yakni otot melingkar dan otot longitudinal.
Apabila otot tersebut berkontraksi, kerongkongan akan bergerak. Gerakan demikian
disebut gerak peristaltik. Gerak peristaltik pada kerongkongan ialah gerakan mendorong
dan mere mas-remas makanan menuju lambung. Gerak an ini terdiri atas fase kontraksi
dan relaksasi.
2.1.3. Lambung
Lambung terletak di dalam rongga perut bagian atas di bawah diafragma. Lambung
berukuran sekepal tangan dan terletak di dalam rongga perut sebelah kiri, di bawah sekat
rongga badan. Dinding lambung sifatnya lentur, dapat mengembang apabila berisi
makanan dan mengempis apabila kosong. Sehingga dapat menyimpan makanan dengan
kapasitas 2–4 liter. Makanan dicerna didalam lambung kurang lebih 6 jam, setelah itu
chyme meninggalkan lambung menuju usus halus.
Dinding lambung tersebut berwarna merah muda dan mengkilap. Otot penyusun
lambung terdiri atas otot memanjang yang terletak di bagian luar, otot melingkar yang
terletak di bagian tengah, dan otot miring yang terletak di bagian dalam. Pada bagian atas
terdapat otot lingkaran yang disebut sfinkter kardial yang tetap menutup kecuali bila ada
makanan yang mendekatinya. Di dekat pilorus terdapat sfinkter yang disebut sfinkter
pilori. Otot ini merupakan otot-otot polos, sehingga bekerja tanpa disadari. Otot-otot
lambung bekerja dengan cara berkontraksi sehingga dapat menekan dan memeras
makanan dalam lambung dan mencampurnya dengan getah pencernaan dalam lambung.
Lambung terdiri atas tiga bagian berikut.
a. Kardiaks, merupakan bagian atas sebagai pintu masuk makanan dari
kerongkongan.
b. Fundus, adalah bagian tengah lambung, tempat makanan ditampung dan
mengalami perlakuan kimiawi.
c. Pilorus, merupakan bagian bawah lambung sebagai pintu keluar makanan dan
berhubungan langsung dengan usus dua belas jari. Pilorus ini bekerja atas
pengaruh pH makanan. Apabila pH makanan asam, maka otot-otot pilorus
mengendor sehingga menyebabkan pintu pilorus terbuka dan sebaliknya jika
makanan basa, maka otot-otot pylorus akan berkontraksi yang menyebabkan
pilorus menutup.
Waktu mencerna berbeda-beda untuk setiap makanan atau minuman. Makanan yang
padat akan membutuhkan waktu yang lebih lama daripada zat cair (minuman) sehingga
menurut ilmu kesehatan dianjurkan mengunyah makanan 32 kali agar makanan menjadi
lebih lembut, sehingga akan meringankan beban lambung untuk melumatkan makanan
tersebut.
Semakin lumat makanan yang masuk lambung, maka semakin cepat melintasi lambung.
Jenis makanan lemak dan sayuran hijau akan lebih lama berada di dalam lambung
sehingga orang akan merasa kenyang lebih lama. Makanan yang masuk pada lambung
bertahan selama 2-5 jam. Makanan dalam lambung mengalami serangkaian proses
kimiawi oleh getah lambung, sekitar 1 – 2 liter yang dihasilkan oleh 35 juta kelenjar,
antara lain HCl, enzim pepsin, enzim renin, lipase, mukus (lendir), dan faktor intrinsik.
Enzim pepsin akan memecah molekul protein menjadi peptida, enzim renin akan
mencerna protein susu menjadi kasein, sedangkan enzim lipase akan mengemulsikan
lemak dalam makanan. Jadi, perlakuan kimiawi protein pertama kali dilakukan di dalam
lambung. Selain mendapat perlakuan kimiawi, makanan oleh enzim-enzim tersebut juga
ada HCl yang membantu dalam proses-proses pencernaan.
Lambung yang dijelaskan di atas dapat juga bermasalah di antaranya adalah penyakit
maag dan kanker lambung. Penyakit maag ini dapat timbul karena kelebihan HCl.
Produksi HCl ini dapat dipicu oleh makanan dan minuman, misalnya makanan pedas,
alkohol, kopi, dan nikotin. Selain itu, juga dapat dipicu oleh tekanan pikiran (stress).
Asam lambung yang berlebihan ini dapat mengikis dinding lambung, gejala penyakit ini
biasanya nyeri di bagian dada
2.1.4. Usus halus
Usus halus merupakan tempat terjadinya pencernaan secara kimiawi dan tempat
penyerapan zat-zat makanan. Makanan yang masuk ke dalam usus halus ini bercampur
dengan enzim yang dihasilkan dari hati dan pankreas.
Usus halus terbagi atas 3 bagian, yaitu:
a. Duodenum (usus 12 jari) karena panjangnya sekitar 12 jari orang dewasa yang
disejajarkan.
b. Jejenum (usus kosong) karena pada orang yang telah meninggal bagian usus
tersebut kosong.
c. Ileum (usus penyerapan) karena pada bagian inilah zat-zat makanan diserap oleh
tubuh.
Pencernaan di dalam intestinum juga dibantu oleh pankreas. Organ ini dapat berperan
sebagai kelenjar endokrin dengan menghasilkan hormone insulin dan sebagai kelenjar
eksokrin dengan menghasilkan getah pencernaan berupa tripsin, amilase, dan lipase.
a. Insulin berfungsi untuk mempertahankan kestabilan kadar gula darah.
b. Tripsin berfungsi memecah protein menjadi pepton.
c. Amilase berfungsi mengubah amilum menjadi maltosa.
d. Lipase berfungsi mengubah lemak menjadi asam lemak dan gliserol.
2.1.5. Usus besar
Air dan makanan yang tidak tercerna selanjutnya masuk ke dalam saluran pencernaan
makanan yang disebut usus besar. Fungsi utama usus besar adalah menyerap air yang
masih ada dalam saluran pencernaan. Bagian usus besar yang terakhir disebut rectum
yang panjangnya kurang lebih 12 cm dan diakhiri dengan anus. Anus adalah lubang akhir
dari saluran pencernaan sebagai jalan pembuangan feses.
BAB III
PEMBAHASAN

3.1. GANGGUAN PADA SISTEM PENCERNAAN


Gangguan pencernaan merupakan salah satu gangguan penyakit yang terjadi pada
bagian pencernaan manusia. Gangguan pencernaan ini sendiri menyebabkan gangguan
pada aktivitas yang sedang dijalankan oleh penderitanya. Hal ini disebabkan oleh rasa
mual, mulas, tak bertenaga dan sebagainya. Penyebab penyakit gangguan
pencernaan yang paling utama ini adalah pola makan yang mungkin tidak sehat. Pada
manusia sangat banyak hal yang menyangkut berbagai organ yang terkait dengan sistem
pencernaan. Penyebabnya bermacam-macam, dapat terjadi karena luka di bagian dalam
yang terinfeksi oleh virus atau bakteri, hingga kelainan kerja fisiologis tubuh.

3.2. MACAM-MACAM PENYAKIT YANG DISEBABKAN OLEH


GANGGUAN PENCERNAAN
Di antaranya beberapa macam penyakit gangguan pencernaan adalah sebagai berikut:
1. Gastritis (suatu radang yang akut atau kronis) adalah penyakit pada sistem pencernaan
pada lapisan mukosa dinding lambung. Radang yang akut dapat disebabkan karena
produksi asam lambung yang tinggi sehingga mengiritasi dinding lambung. Selain itu,
bisa disebabkan oleh bakteri. Penderita gastritis akan merasa lambungnya terbakar.
2. Radang hati yang menular (Hepatitis) merupakan infeksi virus pada hati, sering
meluas melalui air atau makanan yang terkontaminasi oleh virus.
3. Diare dapat ditimbulkan karena adanya iritasi pada selaput dinding kolon oleh bakteri
disentri, diet yang jelek, zat-zat beracun, rasa gelisah, atau makanan yang dapat
menimbulkan iritasi pada dinding usus.
4. Sembelit yang kronis bila defekasi terlambat, usus besar mengabsorpsi air secara
berlebihan dari feses dan menyebabkan feses menjadi kering dan keras. Bila hal ini
terjadi, pengeluaran feses menjadi sulit. Menahan buang air besar pada waktu-waktu
yang normal dapat menyebabkan sembelit. Semebleit dapat juga disebabkan emosi
seperti rasa gelisah, cemas, takut atau stress.
5. Kanker lambung, yaitu gejala-gejala permulaan dari kanker lambung hampir sama
dengan gejala-gejala yang disebabkan gangguan lain pada alat pencernaan, antara lain
merasa panas, kehilangan nafsu makan, ketidaksanggupan mencerna (salah cerna)
berlangsung terus menerus, sedikit rasa muak, rasa gembung dan rasa gelisah sesudah
makan, dan kadang-kadang timbul rasa nyeri pada lambung.
6. Radang usus buntu, bila usus buntu (umbai cacing) meradang, membengkak dan terisi
oleh nanah. Kondisi ini disebut radang usus buntu atau apendistis.
7. Hemaroid, adalah pembengkakkan vena didaerah anus. Hemaroid cenderung
berkembang pada orang-orang yang terlalu lama duduk terus menerus atau pada orang
yang menderita sembelit. Hemaroid juga sering terjadi pada wanita hamil dan orang-
orang yang terlalu gemuk. Gejala-gejala hemaroid meliputi rasa gatal-gatal, nyeri dan
pendarahan.
8. Apendisitis, merupakan gangguan sistem pencernaan yang mana umbai cacing atau
usus buntu mengalami peradangan. Apendisitis ini biasanya terjadi ketika ada sisa-
sisa makanan yang terjebak serta tidak bisa keluar di umbai cacing. Sehingga lama
kelamaan umbai cacing tersebut akan menjadi busuk serta akan menimbulkan
peradangan yang menjalar ke usus buntu. Jika umbai cacing tidak segera dibuang,
maka lama kelamaan akan pecah. Dimana peradangan usus buntu ini biasanya
ditandai dengan terdapatnya nanah. Bila gangguan atau penyakit ini tidak terawat,
maka akan menyebabkan angka kematian yang cukup tinggi.
9. Keracunan makanan, umumnya disebabkan oleh bakteri yang terdapat dalam
makanan. Bakteri dalam makanan dapat membahayakan atau menghasilkan racun
yang membahayakan tubuh. Geajala-gejala keracunan makanan meliputi muntah-
muntah, diare, nyeri (sakit) rongga dada dan perut serta demam.
10. Sariawan, Seperti yang kita ketahui, sariawan merupakan gangguan sistem
pencernaan yang biasanya muncul di sekitar mulut.  Ketika kita mengalami gangguan
ini maka ketika makan akan merasakan perih. Sariawan terjadi karena panas dalam
pada rongga lidah atau rongga mulut. Dimana penyebab yang paling mendasar dari
penyakit ini yaitu kurangnya vitamin C.
11. Kolik, merupakan suatu rasa nyeri yang muncul pada perut, dimana rasa nyeri ini
akan hilang dan timbul. Rasa nyeri yang timbul biasanya disebabkan karena saluran di
dalam rongga perut tersumbat, seperti misalkan usus, saluran kencing, empedu dan
saluran telur pada wanita. Salah satu penyebab gangguan ini yaitu karena
mengkonsumsi makanan yang terlalu pedas, asam atau makan terlalu banyak.
12. Gastroesophageal reflux disease (GERD) atau penyakit asam lambung terjadi ketika
asam lambung naik menuju kerongkongan. Kondisi ini disebabkan oleh melemahnya
katup (sfingter) yang terletak di dalam saluran kerongkongan bagian bawah.
Pada orang sehat, katup tersebut akan berkontraksi dan menutup saluran
kerongkongan setelah makanan turun ke lambung. Namun pada penderita GERD,
katup yang lemah menyebabkan kerongkongan tetap terbuka, sehingga asam lambung
naik ke kerongkongan. Beberapa gejala penyakit asam lambung adalah:
a. Rasa perih dan sensasi seperti terbakar di dada, yang bertambah parah
setelah makan atau saat berbaring.
b. Rasa asam di belakang mulut.
c. Sakit saat menelan.
d. Adanya rasa mengganjal di kerongkongan.
e. Batuk tanpa dahak.
f. Radang tenggorok, jika asam lambung mengiritasi tenggorokan.
13. Esofagitis, adalah peradangan di lapisan kerongkongan yang dapat menimbulkan
nyeri, sulit menelan, dan nyeri di bagian dada. Apabila dibiarkan tidak tertangani,
esofagitis dapat menyebabkan penyempitan pada kerongkongan. 
14. Maag, adalah gangguan sistem pencernaan yang gejala umumnya berupa nyeri pada
lambung dan sakit ulu hati. Orang awam lebih akrab menyebut kondisi ini dengan
istilah maag. Maag atau dispepsia itu sendiri bukan penyakit, melainkan sekumpulan
gejala gangguan pencernaan. Gaya hidup dan pola makan yang buruk, obat-obatan,
hingga masalah kesehatan tertentu dapat menyebabkan kondisi ini.
Gejala maag atau dispepsia antara lain:
a. Kembung
b. Mual
c. Bersendawa
d. Dada bawah atau perut bagian atas rasanya tidak nyaman
Gejala ini umumnya terjadi setelah makan atau minum sesuatu. Dispepsia dapat
menyebabkan perut terasa penuh dan kembung atau tidak nyaman walaupun Anda
tidak baru saja makan banyak. Anda juga dapat mengalami beberapa gejala yang
bersamaan.  
15. Organ liver atau hati berfungsi penting untuk mencerna makanan dan membersihkan
tubuh Anda dari zat beracun. Penyakit yang menyerang sistem pencernaan hati dapat
disebabkan karena keturunan atau genetik. Selain itu, virus dan konsumsi alkohol
berlebih juga dapat menjadi faktor penyebabnya. Tanda dan gejala penyakit hati
antara lain:
a. Kulit dan mata yang tampak kekuningan (akibat jaundice)
b. Perut terasa nyeri dan bengkak
c. Bengkak di kaki dan pergelangan kaki
d. Kulit gatal
e. Warna urin gelap
f. Warna tinja pucat, menghitam, atau terkontaminasi darah
g. Mengalami kelelahan kronis
h. Mual atau muntah
i. Kehilangan selera makan
j. Cenderung mudah memar
Seiring berjalannya waktu, gangguan pada sistem pencernaan liver dapat
menyebabkan luka dan jaringan parut (sirosis hati). Sakit liver merupakan kondisi
yang dapat mengancam jiwa. Kondisi ini dapat menyebabkan gagal fungsi hati jika
tidak ditangani.

3.3. FAKTOR-FAKTOR YANG DAPAT MENYEBABKAN GANGGUAN


PENCERNAAN
Gangguan pencernaan dapat disebabkan berbagai faktor. Seringkali, gangguan
pencernaan berhubungan dengan gaya hidup dan dapat dipicu oleh makanan,
minuman atau obat-obatan. Penyebab umum gangguan pencernaan meliputi:
a. Pola makan yang salah
b. Infeksi dari bakteri, mikroba lainnya atau cacing.
c. Makan terlalu banyak atau makan terlalu cepat
d. Makanan berlemak, berminyak atau pedas
e. Terlalu banyak kafein, alkohol, cokelat, atau minuman berkarbonasi
f. Merokok
g. Rasa cemas, stres, dan kelelahan
h. Obat-obatan, antibiotik tertentu, penghilang rasa sakit dan suplemen zat
besi
i. Penyakit pencernaan seperti ulserasi, GERD (gastroesophageal reflux
disease),  kanker lambung, infeksi perut, penyakit tiroid, atau kehamilan

3.4. CARA MENGATASI MASALAH YANG DISEBABKAN OLEH


GANGGUAN PENCERNAAN
Prinsip pencegahan gangguan pencernaan dilakukan dengan menghindari makanan
dan situasi yang menyebabkan gangguan tersebut. Beberapa hal yang dilakukan
untuk mencegah gangguan pencernaan yaitu:
a. Makan dalam porsi kecil dan perlahan.
b. Hindari makanan yang mengandung banyak asam, seperti buah jeruk dan
tomat.
c. Kurangi atau hindari makanan dan minuman yang mengandung kafein,
rokok, dan alkohol.
d. Kelola stres dengan melakukan relaksasi dan meditasi.
e. Hindari penggunaan pakaian ketat, karena cenderung menekan perut,
yang dapat menyebabkan isi perut memasuki kerongkongan.
f. Jangan berolahraga saat perut penuh.
g. Jangan berbaring tepat setelah makan. Tunggu setidaknya 3 jam setelah
makan untuk tidur.
h. Tidur dengan posisi kepala lebih tinggi dari kaki dan gunakan bantal
untuk menopang diri. Hal ini akan membantu membiarkan cairan
pencernaan mengalir ke usus daripada ke kerongkongan
BAB IV
KESIMPULAN DAN SARAN

4.1. KESIMPULAN
4.1.1. Gangguan pencernaan merupakan salah satu gangguan penyakit yang terjadi pada
bagian pencernaan manusia. Gangguan pencernaan ini sendiri menyebabkan
gangguan pada aktivitas yang sedang dijalankan oleh penderitanya.
4.1.2. Penyakit yang dapat ditimbulkan dari gangguan pencernaan antara lain gastritis,
radang hati, diare, sembelit, kanker lambung, radang usus buntu, hemoroid,
apendisitis, keracunan makanan, sariawan, kolik, GERD, esophagitis, maag, organ
liver, dan lain-lain.
4.1.3. Faktor-faktor yang dapat menyebabkan gangguan pencernaan antara lain pola
makan yang salah, infeksi bakteri, stress, emosi, penyakit pencernaan, dan lain-
lain.
4.1.4. Cara mengatasi masalah yang disebabkan oleh gangguan pencernaan antara lain
menjaga pola makan, hindari stress, hindari makanan yang mengandung banyak
asam dan pedas, dan lain-lain.

4.2. Saran
Saluran pencernaan sangat penting sehingga perlu dijaga agar tidak menimbulkan
gangguan pada sistem pencernaan yang dapat menimbulkan penyakit.
DAFTAR PUSTAKA

Pratiwi. S. S., Tursina., Pratiwi, S. H. 2018. Case Based Reasoning Diagnosis Gangguan
Pencernaan pada Anak Menggunakan Metode Similarity Cosine Coefficient. Pontianak.
Program Studi Informatika Fakultas teknik, Universitas Tanjungpura. Vol. 6 No 4.

Runtulalu, D., Liliana., Purba, R. K. Media Interaktif Pembelajaran Sistem Pencernaan.


Surabaya. Fakultas Teknologi Industri, Universitas Kristen Petra.

Megawati, A., Nosi, Hj. Asna. 2014. Beberapa Faktor yang Berhubungan Dengan Kejadian
Gastritis Pada Pasien yang Di Rawat Di RSUD Labuang Baji Makasar. Makasar. STIKES
Nani Hassanudin Makasar.

Istiqomah, N.Y., Fadlil. A. 2013. Sistem Pakar Untuk Mendiangnosa Penyakit Saluran
Pencernaan Menggunakan Metode Dempster Shafer. Yogyakarta. Universitas Ahmad
Dahlan.

Anda mungkin juga menyukai