Anda di halaman 1dari 4

TUGAS FITOKIMIA 2

“ALKALOIDA”
Dosen : Subaryanti, Dra.M.Si.Apt.

NAMA : KADEK GITA DWI ANGGRAINI


NIM : 19330713
KELAS :B

INSTITUT SAINS DAN TEKNOLOGI NASIONAL


PROGRAM STUDI FARMASI
JAKARTA
2020
1. Apa yang saudara ketahui tentang alkaloid INDOL, sebutkan spesies tanaman, kandungan
dan khasiatnya!
2. Apa perbedaan alkaloid KUINOLIN dan ISOKUINOLIN, sebutkan spesies tanaman,
kandungan dan khasiatnya!
3. Apa yang saudara ketahui tentang ERGOT, sebutkan keuntungan dan kerugian bagi
manusia.
4. Apa yang saudara ketahui tentang alkaloid PURIN, sebutkan spesies tanaman, kandungan
dan khasiatnya.

JAWAB:
1. Alkaloid indol adalah kelas alkaloid yang mengandung bagian struktural indol merupakan
kelas tunggal yang terbesar dari senyawa alkaloid. Setidaknya 4100 senyawa telah
diisolasi (Halimatussakdiah, 2016). Indol merupakan senyawa heterosiklik aromatik
dengan struktur bisiklik. Alkaloid indol mempunyai 2 cincin karbon dengan 1 cincin
indol. Sebagian besar alkaloid indol dari Apocynaceae berasal dari triptofan (tryptamine)
dan Secologanine. Alkaloid indol dibedakan menjadi dua yaitu isoprenoid dan non-
isoprenoid. Indol alkaloid mempunyai efek farmakologi yaitu sebagai analgesik,
antialergi, antikonvulsan, antijamur, antihistamin, antiinflamasi, antikanker,
antihipertensi, kardiovaskular, antioksidan, serta sebagai antibakteri gram positif dan
negative (Surahmaida dkk, 2018).
Contoh spesies tanaman yang mengandung alkaloid indol:
Catharanthus roseus (L.) G. Don (tapak dara) merupakan tanaman penting sumber
senyawa alkaloid golongan alkaloid indol. Kandungan bahan kimia nya adalah tanin,
triterpenoid, alkaloid (seperti vincristine, vinblastine, reserpine, ajmalicine, dan serpentin)
serta flavonoid. Tanaman tapak dara berkhasiat sebagai antihipertensi, antikanker,
penenang (sedatif), menghentikan perdarahan (hemostatis), menetralkan panas, dan
mengobati diabetes. Tapak dara juga dimanfaatkan sebagai tanaman obat untuk
mengobati penyakit tumor ganas dan leukimia pada anak-anak, kanker payudara, kanker
limposit, dan kanker uterus (Pitoyo dkk, 2003).

2. Alkaloid golongan KUINOLIN, yaitu alkaloid yang mengandung inti kuinolian dalam
struktur kimianya. Kuinolin adalah senyawa organik aromatik heterosiklik. Alkaloid
kuinolin mempunyai 2 cincin karbon dengan 1 atom nitrogen. Contoh alkaloid kuinolin
adalah kinina, kinidina, sinkonidin, sinkonidina. Senyawa ini pada umumnya berguna
sebagai antimalaria, alkaloid ini terdapat pada kutit batang (cotex) dari tumbuhan
Cinchona succirubra. Sedangkan Alkaloid golongan ISOKUINOLIN, yaitu alkaloid yang
mengandung inti isokuinolin dalam struktrur kimianya seperti hidrastina, tubokurarina,
emetine, dan alkaloid opium (tebain, kodein, morfin). Alkaloid isokuinolin mempunyai 2
cincin karbon mengandung 1 atom nitrogen. Banyak ditemukan pada family Fanbaceae
(Endarini, 2016).
Contoh spesies tanaman yang mengandung alkaloid kuinolin adalah:
Cinchona succirubra kandungan kimia dalam tanaman Cinchona succirubra adalah
alkaloid kuinolin (kuinin, kuinidin, sinkonin, sinkonidin) 4-120%, asam kuinat, asam
sinkotanat, kuinovin. Khasiat dan penggunaan sebagai antimalaria (kuinin, sinkonin,
sinkonidin), antiaritmia (kuinidin), antipiretik dan analgesic (Endarini, 2016).
Contoh spesies tanaman yang mengandung alkaloid isokuinolin adalah:
Hydratis Canadensis Linne. Tanaman ini tumbuh didaerah Amerika Serikat dan Kanada.
Kandungan utamanya adalah alkaloida hidrastina, berberina, dan kanadina. Dengan kadar
tertinggi adalah kandungan hidrastina 1,5-4,5%. Khasiat dan kegunaannya adalah untuk
astrigensia pada inflamasi dari membrane mukosa (Endarini, 2016).
Papaver somniferum. Kandungan dari opium adalah lebih dari 30 jenis alkaloida, tetapi
kandungan utamanya adalah morfina (4-21%), kodeina (0,8-2,5%), papaverina (0,5-
2,5%), noskapina (4-8%) dan tebina (0,5-2%). Khasiat morfina adalah sebagai sedative-
hipnotik dan analgesic yang kuat, kodeina sebagai obat batuk, papaverina sebagai
spasmolitikum, sedangkan noskapina dan tebaina sebagai obat batuk (Endarini, 2016).

3. Ergot atau secale cornutum adalah simplisia dari sklerosium kering dari jamur Claviceps
purpurea yang tumbuh pada tumbuhan Secale cereal secara paristik atau samprotik. Ergot
ini banyak dibududayakan di Eropa dan Amerika. Penyebaran sporanya dilakukan oleh
angina atau serangga sehingga dapat menempel langsung pada kepala putik, kemudia
membentuk jaringan padat berwarna ungu dan menjadi keras yang disebut sklerosium, dan
sklerosium inilah sebagai sumber alkaloida ergot. Kandungan alkaloid ergot utama, antara
lain adalah ergonovin, ergotamine, dan campuran ergokristin, ergokriptin, ergokornin yang
dalam perdangan telah dikenal sebagai ergotoksin (Endarini, 2016).
Keuntungan alkaloid ergot bagi manusia adalah dapat digunakan sebagai uterotonik
(meningkatkan kontraksi uterus) (Endarini, 2016).
Kerugian alkaloid ergot bagi manusia adalah dapat mengakibatkan keguguran
(Endarini, 2016).
4. Alkaloid purin adalah alkaloid yang mempunyai struktur inti purina, seperti kafeina dan
teofilina. Mempunyai 2 cincin karbon dengan 4 atom nitrogen. Purin sendiri tidak
terdapat dalam alam, tetapi banyak turunannya mempunyai aktivitas biologi berarti
(Endarini, 2016).
Contoh spesies tanaman yang mengandung alkaloid purin adalah:
Camelia sinensis. Famili Theaceae kandungan kafeina daun the adalah sebesar 4%, selain
itu juga mengandung teofilina, teobromina, tanin, atau polifenol. Khasiat dan kegunaan
teofilina adalah sebagai muscle relaxant untuk kasus asma, sedangkan kafeina sebagai
CNS stimulant dan diuretic (Endarini, 2016).
Coffea Arabica atau Coffea Liberia dari family Rubiaceae. Biji kopi mengandung 1-2%
kafeina, 3-5% tanin,15% glukosa dan dextrin, 13 minyak lemak. Khasiatnya sebagai CNS
stimulant dan diuretic (Endarini, 2016).

DAFTAR PUSTAKA

Endarini, H. L. 2016. Farmakognosi dan Fitokimia. Jakarta. Pusdik SDM kesehatan Badan
Pengembangan dan Pemberdayaan Sumber daya Manusia Kesehatan.

Halimatussakdiah, Amna, Ulil. 2016. Isolasi Senyawa Alkaloid Indol dari Ekstrak Akar
Kopsia singapurensis Ridl (Apocynaceae). Fakultas Teknik Universitas Samudra.

Pitoyo, A., Solichatun., Anggarwulan, E. 2003. Optimalisasi Produksi Alkaloid Indol


Terpenoid pada Kultur Kalus dan Suspensi Sel Catharanthus roseus (L) G. Don. dengan
Pemberian HCl dan Variasi Triptofan dalam Media Kultur. Surakarta. Jurusan Biologi
FMIPA UNS Surakarta. Vol 5 No 1.

Surahmaida., Sudarwati, T.P.L., dan Junairiah. 2018. Analisis GCMS Terhadap Senyawa
Fitokimia Ekstrak Metanol Ganoderma Lucidum. Surabaya. Departemen Biologi Fakultas
Sains dan Teknologi, Universitas Airlangga. Vol.3. No.2.

Anda mungkin juga menyukai