Anda di halaman 1dari 10

Herbal Medicine

Tumbuhan toksik halusigenik


alergen dan teratogenik
Dosen Pengampu :Apt Tri
Yanuarto.M.,Farm
Herbal Medicine

Kelompok 2
Ana Hikma Monicha
Marzenta
Rizma Nur Laila
Khairunnisa
Qori efendi
Fevi Annisa
BROTOWALI (Tinospora crispa L.)
Daun dan batang brotowali mengandung alkaloid, saponin dan tannin,
sedangkan batangnya mengandung flavanoid (Supriadi, 2001). Batang
Tinospora crispa L. mengandung senyawa alkaloid 2,22 %, barberin, zat
pahit, kolumbin, glukosid dan pikokarotin (Dweck, 2006).
Sifat estrogenik dari senyawa yang dikandung brotowali dapat
mempengaruhi sistem hormonal serta diduga menyebabkan gangguan
pada proses ovulasi dan fertilisasi.
Minum Brorowali sehari dua kali, Aturan minumnya 1 gelas per sekali
minum dan diminum setelah makan.
Brotowali yang dikonsumsi berlebihan bisa menyebabkan keracunan
hati dan ginjal.
AKAR MENTAWA (Artocarpus anisophyllus)
menurut penelitian Arung dkk. (2009), menghubungkan potensi tumbuhan yang
mengandung flavonoid terprenilasi sebagai antikanker. Beberapa hasil riset dari
spesies Artocarpus yang mengandung flavonoid terprenilasi menunjukkan aktivitas
sitotoksik terhadap sel kanker.
Kajian fitokimia beberapa spesies Artocarpus menunjukkan jenis ini mengandung
senyawa metabolit sekunder seperti terpenoid, dan flavonoid (stilbenoid,
arilbenzofuran, neolignan, adduct Diels- Alder). Kelompok flavonoid merupakan
senyawa yang banyak diteliti dari tumbuhan Artocarpus (Hakim, 2010). Senyawa
turunan flavonoid seperti flavonoid terprenilasi yang memiliki manfaat secara luas
dalam bidang kesehatan. Beberapa penelitian menunjukkan aktivitas anti kanker
terhadap berbagai jenis sel kanker dari Artocarpus seperti A. heterophylus, A. elasticus,
A. lanceifolius, A. champeden dan A. lakoocha (Arung dkk., 2009).
Buah Kecubung (Datura metel L.)
Kandungan yang terdapat dalam tumbuhan kecubung sebagai sumber insektisida botani yang
potensial (Idris, 2015).
Semua bagian tumbuhan kecubung diketahui memiliki senyawa aktif yang dapat menjadi racun.
Kandungan alkaloid terdapat pada semua bagian tumbuhan seperti dalam akar dan biji
0,4%-0,9%, daun dan bunga 0,2%-0,3% (Idris, 2015). Menurut penelitian Elvira dan Susanti (2017)
bahwa skrining fitokimia ekstrak buah kecubung positif mengandung senyawa aktif yaitu
alkaloid, flavonoid, polivenol, dan saponin. Alkaloid pada tumbuhan kecubung bersifat racun dan
mengandung crystalline methyl compound. Kandungan senyawa alkaloidnya yang mempunyai
efek relaksasi terhadap otot lurik.
Senyawa aktif dalam tumbuhan kecubung dapat diperoleh dari proses ekstraksi. Ekstrak tanpa
proses purifikasi masih mengandung kotoran-kotoran seperti metabolit primer (klorofil,
polisakarida, lemak, karbohidrat) yang tidak dibutuhkan untuk menguji mortalitas larva nyamuk
Aedes aegypti. Sehingga diperlukan proses lebih lanjut yaitu pembuatan ekstrak terpurifikasi.
Pembuatan ekstrak terpurifikasi bertujuan untuk menghilangkan pengotor yang tidak
diperlukan dan mendapatkan kandungan senyawa
Cermai (Phyllantus acidus)
Cermai telah digunakan untuk pengobatan beberapa penyakit termasuk gangguan yang
berhubungan dengan inflamasi seperti ruam kulit, kulit psoriasis, radang selaput lendir hidung
dan gangguan pernapasan seperti asma. Buah cermai mengandung asam asorbat, flavonoid,
adenosin dan kalsium yang dapat berperan sebagai anti inflamasi yang mencegah sekresi
histamin dan menurunkan IgE sehingga bermanfaat untuk mengurangi kejadian asma.
Cermai mengandung flavonoid dapat menghambat influx Ca2+ yang berperan dalam mencegah
terjadinya degranulasi dari sel mast. Dengan dihambatnya degranulasi sel mast maka sekresi amin
vasoaktif, seperti histamin, mediator lipid serta sitokin yang berperan dalam proses inflamasi pada
peristiwa alergi berkurang (Burgos et al, 2000).
Flavonoid juga meningkatkan sistem imun alami (didapat) dan sistem imun spesifik (adaptif) yang
berperan sebagai antiinflamasi, antialergi, antidiabetes dan menghambat pertumbuhan tumor
(Guntur, 2004).
Potensi anti-inflamasi ekstrak daun metanol cermai secara signifikan (p <0,01) menghambat
produksi oksida nitrat (NO) yang diperantarai LPS, menghambat produksi PGE2 yang diinduksi
LPS. Ekstrak daun (300 ug/mL) secara signifikan menekan produksi sitokin pro-inflamasi yang
diinduksi LPS termasuk interleukin (IL)-1β, IL-6, dan tumor necrosis factor-α (TNF-α). Produksi NO
ditekan
DAUN SIRSAK (Annona muricata L)
Sirsak mengandung alkaloid, asetogenin, minyak atsiri yang memiliki sifat sitotoksik yang
digunakan untuk pengobatan sel tumor dan aktivitas molusisidal. Ekstrak daun sirsak
memiliki sifat antioksidan (Kossuch et al., 2007).
Annona muricata mengandung senyawa Annonaceous acetogenins yang merupakan
prekursor penyebab terjadinya gangguan pada susunan syaraf. Sirsak telah digunakan
untuk pengobatan kanker. Senyawa yang berefek anti kanker umumnya bekerja pada sel-
sel yang sedang aktif membelah dan jaringan yang berprolireferasi cepat termasuk sel-sel
pada proses embriogenesis (Tuchman, et.al 1975). Oleh sebab itu, penggunaan ekstrak
etanol daun sirsak yang luas di masyarakat memerlukan pengajian terhadap keamanan
tanaman tersebut khususnya pada janin.
Contoh Produk
Contoh Produk
Terima Kasih

Anda mungkin juga menyukai