Anda di halaman 1dari 8

NAMA : CINDY ARTIKASARI ACHMAD

STAMBUK : 1502190062

KELAS : Fitoterapi C6

TUGAS MP-6 (PENJELASAN TUMBUHAN NO 10-14)

Kelopak Bunga Rosela (Hibiscus Sabdariffae Calyx)

Tanaman Asal : Hibiscus sabdarifa Linn. (Kemenkes RI, 201)

Family : Malvaceae (Kemenkes RI, 2016)

Deskripsi:

Tumbuhan berupa semak, tumbuh tegak tinggi dapat mencapai 3 m. Batang berbentuk bulat,
berkayu lunak, tegak bercabang-cabang berwarna merah. Daun bentuk bulat telur dengan ujung
tumpul dan tepi daun bergerigi. Tangkai bunga keluar dari ketiak daun. Bunga tunggal, kelopak
bunga bentuk lanset, berdaging tebal, berwarna merah tua. (Kemenkes RI, 2016)

Kandungan kimia:

Kelopak bunga mengandung senyawa antosianin, vitamin C, dan B. Kandungan lainnya adalah
kalsium, beta karoten serta asam amino esensial. Rosela memiliki banyak unsur kimia yang
menunjukkan ektivitas farmakologis. Sebanyak 15-20% merupakan asam-asam tumbuhan yang
meliputi asam sitrat, asam malat, asam tartar dan asam (+)-allo-hidroksisitrat. (Kemenkes RI,
2016)

Farmakologi:

Rosella (Hibiscus sabdariffa L.) merupakan tanaman yang memiliki banyak aktivitas
farmakologi seperti antioksidan, antibakteri, antihipertensi, antihiperlipidemia, antidiabetes,
antinociceptive dan antiinflamasi yang dapat digunakan sebagai pengobatan alternatif untuk
meningkatkan kesehatan dan kualitas hidup masyarakat. (Oktaviani, T., 2018)

Mekanisme kerja:

Antosianin merupakan salah satu senyawa yang banyak terdapat dalam ekstrak air Hibiscus
sabdariffa dan antosianin dapat menjadi senyawa bioaktif sebagai antihipertensi dengan
mekanisme menghambat enzim yang akan merubah angiotensin I menjadi angiotensin II
(Meunier et al., 1987). Selain itu, penggunaan ekstrak air Hibiscus sabdariffa dalam jangka
waktu yang panjang tidak akan memberikan efek samping pada penderita hipertensi (Herrera-
Arellanoa, 2004). (Oktaviani, T., 2018)

Keamanan:

- Peringatan

Gastritis erosif berdasarkan laporan kasus, karena bersifat sangat asam. Pemberian pada dosis
tinggi harus hati-hati.

- Efek Samping

Walaupun rosela sering digunakan sebagai teh, data keamanan yang dilaporkan masih terbatas.

- Interaksi

Menurunkan kadar klorokuinolon sehingga tidak berefek. Asetaminofen ditambah dengan


pemberian rosela dapat mengubah waktu paruh obat asetaminofen pada sukarelawan. Rosela
memiliki aktivitas estrogen meskipun belum ada perubahan klinis yang jelas. Interaksi dapat
terjadi dengan senyawa estrogen lain.

(Kemenkes RI, 2016)

Literatur:

Kemenkes RI. 2016. PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 6


TAHUN 2016 TENTANG FORMULARIUM OBAT HERBAL ASLI INDONESIA

Oktaviani, T., dkk. 2018. REVIEW: AKTIVITAS FARMAKOLOGI EKSTRAK ROSELLA (Hibiscus
sabdariffa L.). Farmaka Suplemen Volume 16 Nomor 1

Daun Alpukat (Perseae Americanae Folium)

Tanaman asal : Persea americana Mill., P. gratissima Gaertn. (Kemenkes RI, 2016)

Family : Lauraceae (Kemenkes RI, 2016)

Deskripsi:

Pohon tinggi + 10 m, berkayu, bulat, bercabang berwarna coklat kotor. Daun tunggal bulat telur,
berwarna hijau, bertangkai letak tersebar, ujung dan pangkal runcing, berbulu, panjang 10-20 cm,
lebar 3-10 cm. Bunga majemuk, bentuk malai, tumbuh diujung ranting, mahkota berambut, putih
kekuningan. Buah buni bulat telur, 5-20 cm, berbintik-bintik atau gundul, daging buah bila sudah
masak lunak, keping biji coklat kemerahan. Akar tunggang bulat berwarna coklat. (Kemenkes RI,
2016)

Kandungan kimia:
Daun mengandung minyak atsiri 0.5%, dengan methyl-chavicol, d-d-pinene dan paraffin,
isorhamnetin, luteolin, rutin, quercetin dan apigenin. Biji mengandung saponin, tannin, flavonoid
dan alkaloid. (Kemenkes, 2016)

Farmakologi:

Daun alpukat salah satu terapi pengobatan farmakologi yang memiliki kandungan Flavonoid
berfungsi untuk mencegah penyumbatan pada pembuluh darah, antioksidan yang dapat
menyangkal radikal bebas dalam tubuh, meningkatkan sistem imun dalam tubuh, dapat
dijadikan obat anti inflamasi, dan dapat mencegah terjadinya osteoporosis. Querstin juga
bermanfaat untuk melindungi tubuh dari berbagi penyakit dengan cara mencegah proses
peroksidasi (Margowati et al., 2016). (Irawati, 2015)

Mekanisme kerja:

Senyawa kimia dalam daun alpukat yang telah diketahui berperan aktif dalam mekanisme
antihipertensi antara lain flavonoid, saponin dan alkaloid. Flavonoid merupakan salah satu
golongan fenol terbesar yang berada di alam. Senyawa tersebut dapat melindungi tubuh dari
radikal bebas melalui mekanisme antioksidan.

Flavonoid mampu memperbaiki fungsi endotel dan menghambat agregasi platelet. Efek ini
merupakan keuntungan flavonoid pada resiko penyakit kardiovaskuler. Flavonoid akan
mempengaruhi kerja dari Angiotensin Converting Enzym (ACE). Penghambatan ACE akan
menginhibisi perubahan angiotensin I menjadi angiotensin II, yang menyebabkan vasodilatasi
sehingga tahanan resistensi perifer turun dan dapat menurunkan tekanan darah. Efek lainnya
dapat menyebabkan penurunan retensi air dan garam oleh ginjal, sekresi aldosteron, dan
sekresi Anti Diuretic Hormone (ADH) oleh kelenjar hipopituitari. Sekresi aldosteron yang
menurun berefek terhadap penurunan retensi air dan garam oleh ginjal, sedangkan penurunan
sekresi ADH menyebabkan penurunan absorpsi air. Penurunan retensi air dan garam serta
absorpsi air menyebabkan volume darah menurun, sehingga tekanan darah menurun.

Saponin memiliki khasiat diuretik dengan menurunkan volume plasma dengan cara
mengeluarkan air dan elektrolit terutama natrium, sehingga pada akhirnya cardiac output
menurun. Natrium dan air juga dapat mempengaruhi resistensi perifer.

Secara umum alkaloid sering digunakan dalam bidang pengobatan. Alkaloid dapat berfungsi
sebagai zat antioksidan yang didukung oleh penelitian uji antioksidan. Alkaloid berfungsi sama
dengan obat -obatan β-blocker mempunyai khasiat inotropik negatif dan kronotropik negatif
terhadap jantung. Akibatnya adalah penurunan curah jantung, turunnya denyut jantung dan
kurangnya kekuatan kontraksi dari miokardium. Resistensi perifer terkadang naik, terkadang
juga tetap. Pengurangan cardiac output yang kronik menyebabkan resistensi perifer menurun.
Hal tersebut menyebabkan penurunan tekanan darah.

(Irawati, 2015)
Keamanan:

- Peringatan

Belum diketahui

- Efek Samping

Alergi lateks, pisang, melon, dan pir mungkin sensitif silang dengan alpukat

- Interaksi

Penurunan efek warfarin dilaporkan pada 2 pasien

(Kemenkes RI, 2016)

Literatur:

Kemenkes RI. 2016. PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 6


TAHUN 2016 TENTANG FORMULARIUM OBAT HERBAL ASLI INDONESIA

Irawati, N. A. V. 2015. [ARTIKEL REVIEW] ANTIHYPERTENSIVE EFFECTS OF AVOCADO LEAF


EXTRACT (Persea americana mill). J MAJORITY | Volume 4 Nomor 1|

Buah Cabe Jawa (Piperis Longi Fructus)

Tanaman asal : Piper retrofractum Vahl. (Kemenkes RI, 2016)

Family : Piperaceae (Kemenkes RI, 2016)

Deskripsi:

Perawakan semak berkayu, dibagian pangkal batang, memanjat dengan akar pelekat pada
batang pohon, membelit atau merayap dipermukaan tanah, tinggi atau panjang batang dapat
mencapai 10 m. Daun tunggal, letak daun tersebar, helaian daun berbentuk bulat telur sampai
lonjong, pangkal daun berbentuk jantung atau membulat, ujungb daun runcing, bintik-bintik
kelenjar tenggelam di permukaan bawah, panjang helai daun 8,5-30 cm, lebar 3-13 cm, panjang
tangkai daun 0,5-3 cm. Perbungaan berupa bunga mejemuk untai tegak atau sedikit
mengangguk, panjang tangkai 0,5-2 cm, daun pelindung berbentuk bulat telur, panjang 1,5-2 mm,
berwarna kuning waktu bunga mekar. Bulir jantan: panjang 2,5-8,5 cm, benang sari 2 kadang-
kadang 3, pendek. Bulir betina: panjang ,5-3 cm, putik berjumlah 2-3 buah. Bunga berbentuk
bulat, lonjong, berwarna merah cerah. Biji berukuran 2-2,5 mm. (Kemenkes RI, 2016)

Kandungan kimia:

Buah cabe jawa mengandung minyak atsiri 0,9%, zat pedas piperin 4-6%, resin (kavisin), asam
palmitik, 1-undecylenyl-3-4-methylenedioxy benzen, piperidin, sesamin. Senyawa lain adalah
asam palmitat, asam tetrahidropiperat, N-isobutyl decatrans-2. (Kemenkes RI, 2016)

Farmakologi:

Efek farmakologi yang diketahui dari tanaman cabe jawa salah satunya adalah sebagai stimulan
terhadap sel saraf yang dapat menaikkan stamina tubuh. Selain itu cabe jawa memiliki khasiat
secara hormonal yaitu sebagai afrodisiak. Afrodisiak adalah senyawa yang dapat memberikan
efek androgenik dan anabolit juga dapat meningkatkan kadar testosteron pada pria dengan
penyakit hipogonad. Senyawa dalam cabe jawa yang memberikan efek afrodisiak antara lain
turunan steroid, alkaloid, tannin yang dapat memperlancar peredaran darah (Muslisah, 2001).
Bagian yang dimanfaatkan sebagai afrodisiak adalah buahnya karena terdapat senyawa aktif
yang berkhasiat afrodisiak di dalam buahnya yaitu senyawa piperin (Moeloek, 2010).

Khasiat lain yang diketahui dari tamanan cabe jawa adalah karminatif (pembuang angin),
analgetik, sedatif, antelmintik (obat cacing) (Evival, 2013).

(Zuhrotun, 2018)

Mekanisme kerja:

Golongan senyawa alkaloid (piperine) berfungsi sama dengan golongan obat antihipertensi β-
blocker yang memiliki kemampuan menurunkan daya kontraksi otot jantung dan menurunkan
denyut jantung, dengan begini akan mengalami pengurangan output dan menurunkan retensi
perifer menurun (Moerdowo,1984). (Zuhrotun, 2018)

Keamanan:

- Peringatan

Reaksi anafilaksis pada orang yang alergi

- Efek samping

Dapat menimbulkan respiratory distress syndrome bila terinhalasi.

- Interaksi

Dapat meningkatkan absorpsi dan kadar obat fenitoin, propranolol dan teofilin dalam darah
apabila obat tersebut digunakan bersama dengan herbal ini.

(Kemenkes RI, 2016)

Literatur::

Kemenkes RI. 2016. PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 6


TAHUN 2016 TENTANG FORMULARIUM OBAT HERBAL ASLI INDONESIA.
Zuhrotun, R. K. B. A., 2018. REVIEW ARTIKEL : POTENSI KHASIAT OBAT TANAMAN MARGA
PIPER : Piper nigrum L., Piper retrofractum Vahl., Piper betle Linn., Piper cubeba L. dan Piper
crocatum Ruiz & Pav. Farmaka Suplemen Volume 16 Nomor 3

Akar Pule Pandak (Rauwolfiae Radix)

Tanaman asal : Rauwolfia serpentina L. (Sitompul, 2022)

Family : Apocynaceae (Sitompul, 2022)

Deskripsi:

Perdu rendah, tingginya 30-50 cm. Daun tunggal berbentuk anak tombak berujung lancip. Pada
masa vegetatif, satu ruas terdiri dari 3 daun. Mahkota bunga bagian luar putih, bagian dalam
beralur kemerahan, membentuk tabung kecil dengan bagiantengah berbentuk pundi-pundi.
Membentuk karangan dipuncak batang, tapi pada masavegetatif selanjutnya karangan bunga
terdesak ke samping oleh kuncup hingga yang mula-mula terminalis akan berubah axialis. Buah
batu berbiji dua yang menonjol, tampak dari luar,mula-mula hijau lalu merah dan akhirnya hitam
mengkilat. (Kemenkes RI, 2016)

Kandungan kimia:

Rauwolfia serpentina L. mengandung beberapa senyawa kimia seperti alkaloid (reserpin,


serpentin, ajmalin, dan ajmalisin), saponin, flavonoid, dan polifenol. (Sitompul, 2022)

Farmakologi:

Akar: rasa pahit, dingin, sedikit beracun. Penenang dan penuruntekanan darah, melancarkan
sirkulasi, menghilangkan sakit, penurun panas dalam dan panasliver, anti radang. Batang dan
Daun: Pahit, manis, sejuk. Menolak angin, menurunkantekanan darah, melancarkan darah beku.
(Kemenkes RI, 2016)

Mekanisme kerja:

Efek antihipertensi ekstrak etanol 96% akar R. serpentina berasal dari senyawa golongan
alkaloid, yaitu reserpin yang dapat mengobati hipertensi ringan hingga sedang (Kumar, Kumar,
Bajpai, & Madhusudanan, 2020). Sifat antihipertensi dari reserpin adalah karena aksi
depresannya pada sistem saraf pusat dan sistem saraf tepi. Reserpin mencegah penyimpanan
serotonin dan katekolamin. Selain itu, reserpin juga mengganggu fungsi sistem saraf otonom
dengan menipiskan katekolamin dari neuron adrenergik dan mengaktifkan sistem parasimpatis.
Salah satu efek yang ditimbulkan adalah penurunan tekanan darah (antihipertensi) (Agrawal,
2019). (Sitompul, 2022)

Keamanan:
- Peringatan

Penggunaan > 9 g/kg BB menyebabkan gangguan refleks. Penggunaan dosis berlebihan dapat
membahayakan kerja jantung.

- Efek Samping

Pada dosis tinggi dapat menyebabkan gangguan jantung dan hipotensi berat karena kandungan
reserpin.

- Interaksi

Obat antihipertensi

(Kemenkes RI, 2016)

Literatur:

Kemenkes RI. 2016. PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 6


TAHUN 2016 TENTANG FORMULARIUM OBAT HERBAL ASLI INDONESIA.

Sitompul, M. D., dkk. 2022. UJI EFEK ANTIHIPERTENSI EKSTRAK ETANOL 96% AKAR PULE
PANDAK (RAUVOLFIA SERPENTINA (L.) BENTH. EX KURZ.) PADA MENCIT (MUS MUSCULUS).
Syntax Literate: Jurnal Ilmiah Indonesia p–ISSN: 2541-0849 e-ISSN: 2548-1398, Vol. 7, No. 2

Daun salam (Syzygii Polyanthi Folium)

Tanaman asal : Syzygium polyanthum Weight (Kemenkes RI, 2016)

Family : Myrtaceae (Kemenkes RI, 2016)

Deskripsi:

Pohon, bertajuk rimbun, tinggi sampai 25 meter. Daun tunggal, bila diremas berbau harum,
bertangkai pendek, panjang tangkai daun 5-10 mm. helai daun berbentuk jorong memanjang.
Panjang 7-15 cm, lebar 5-10 cm. Ujung dan pangkal daun meruncing, tepi rata. Permukaan atas
berwarna cokelat tua. Tulang daun menyirip dan menonjol pada permukaan bawah. Tulang
cabang halus. Perbungaan berupa malai, keluar dari ranting, berbau harum. (Kemenkes RI, 2016)

Kandungan kimia:

Kandungan kimia dalam daun salam yang diduga berperan terhadap penurunan tekanan darah
adalah flavonoid, minyak atsiri, Kalium dan alkaloid yang bersifat deuretik. (Aris, 2018)

Farmakologi:
Daun salam (Syzigium Polyanythum (Wight) Walp.) bagian daunnya berkhasiat guna mengatasi
antihipertensi, imunomodulator, dan diabetes. (Aris, 2018)

Mekanisme kerja:

Senyawa flavonoid pada daun salam dapat melancarkan peredaran darah keseluruh tubuh dan
mencegah terjadinya penyumbatan pada pembuluh darah (atherosklerosis), selain itu senyawa
flavonoid juga dapat menurunkan Systemic Vascular Resisten (SVR), menyebabkan vasodilatasi
dan mempengaruhi kerja ACE inhibitor yang mampu menghambat terjadinya perubahan
angiotensin I menjadi angiotensin II. Efek vasodilatasi dan ACE inhibitor dapat menurunkan
tekanan darah (Junaedi, 2013). Minyak atsiri yang terkandung pada daun salam menghasilkan
aroma khas yang memberikan efek relaks dan dapat menurunkan tingkat stres yang menjadi
faktor pendorong timbulnya hipertensi (Winarto, 2008). Sedangkan zat kimia alami seperti
kalium dan alkaloid yang bersifat deuretik yaitu membantu ginjal mengeluarkan kelebihan cairan
dan garam dari dalam tubuh (Vania, 2012). (Aris, 2018)

Keamanan:

- Peringatan

Tidak dianjurkan pada kelainan hepar dan ginjal

- Efek Samping

Belum diketahui

- Interaksi

Belum diketahui

(Kemenkes RI, 2016)

Literatur:

Aris, A. 2018. PENGARUH PEMBERIAN REBUSAN DAUN SALAM (SYZYGIUM POLYANTHUM)


TERHADAP PENURUNAN TEKANAN DARAH TINGGI DI DESA PLOSOWAHYU KECAMATAN
LAMONGAN KABUPATEN LAMONGAN. ISBN 978-602-6988-58-4

Kemenkes RI. 2016. PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 6


TAHUN 2016 TENTANG FORMULARIUM OBAT HERBAL ASLI INDONESIA.

Anda mungkin juga menyukai