“HIPERTENSI”
OLEH :
NAMA : MUH.RIDWAN
NIM : 18021
KELAS : STF D3 A 018
Klasifikasi Sirsak
Kerajaan: Plantae
Morfologi Tumbuhan Sirsak (Annona muricata
L.)
(tanpa Angiospermae
Sirsak merupakan pohon yang tinggi dapat
takson): mencapai sekitar 3-8 meter. Daun memanjang,
bentuk lanset atau bulat telur terbalik, ujung
meruncing pendek, seperti kulit, panjang 6-18
(tanpa Magnoliids
cm, tepi rata. Bunga berdiri sendiri berhadapan
takson): dengan daun dan baunya tidak enak.
KINGDOM : Plantae
SUB KINGDOM : Viridiplantae
INFRA KINGDOM : Streptophyta
SUPER DIVISI : Embryophyta
DIVISI : Tracheophyta
SUB DIVISI : Spermatophytina
KELAS : Magnoliopsida
SUPER ORDO : Asteranae
ORDO : Apiales
FAMILI : Apiaceae
GENUS : Apium L.
SPESIES : Apium graveolens L.
VARIETAS : Apium graveolens var. dulce (Mill.) DC.
Genus: Medicago
Spesies: M. sativa
Kedalaman akar alfalfa dapat mencapai 2-4 meter. Saat memulai
perkembangan batang, tunas aksiler di bagian bawah ketiak daun akan
membentuk batang sehingga mahkota pada bagian dasar menjadi
pangkal dan tunas aksiler di atas tanah membentuk percabangan.
Perbungaan tersusun pada tandan yang padat dengan bunga kecil
berwarna kuning. Tumbuhan ini mampu hidup hingga 30 tahun,
bergantung dari keadaan lingkungan.[6] Alfalfa juga memiliki bintil (nodul)
akar yang mengandung bakteri Rhizobium meliloti sehingga dapat
menambat atau mengikat nitrogen dari atmosfer untuk keperluan
tumbuhan.
Tanaman daun salam ini dikenal sebagai salah satu dari jenis
tanaman yang sangat berkhasiat sebagai obat serta rempah-rempah yang
ada di Indonesia.
1. Batang
Sebagai salah satu jenis tumbuhan perdu, maka tanaman daun
salam ini tumbuh dengan tinggi sekitar 18 meter sampai dengan 27 meter.
Biasanya untuk tumbuhan ini akan hidup secara liar berada di hutan
dengan arah pertumbuhan batang yang tegak lurus. Bentuk dari
batangnya bulat dengan bagian dari permukaan beralur serta batangnya
yang bersifat kuat dan keras Sementara itu, bentuk dari percabangan
tumbuhan salam ini diketahui bersifat monopodial. Sifat ini akan membuat
batang pokoknya tampak terlihat sangat jelas, sehingga cukup mudah
dibedakan antara batang dan juga cabangnya. Sifat monopodial ini juga
yang nantinya akan menjadikan arah tumbuh dari batang selalu tegak
lurus.
2. Daun
Daun tanaman daun salam ini berbentuk lonjong, elips, ataupun
bentuk bulat telur yang tumbuh terlihat secara sungsang. Pangkal dari
daun ini berbentuk lancip, sedangkan untuk bagian ujung daunnya
tergolong tumpul. Secara keseluruhan untuk panjang daun ini berkisar
antara 50 mm sampai dengan 150 mm dengan lebar sekitar 35 mm
sampai 65 mm.
3. Bunga
Pohon salam ini memiliki bunga yang bersifat ‘banci’, artinya
mempunyai 2 jenis kelamin sekaligus, yaitu kelamin jantan dan kelamin
betina. Jumlah kelopak bunga salam ini 4 sampai 5 helai dengan mahkota
bunga yang diketahui berjumlah sama. Kadang-kadang untuk mahkota
bunga dari pohon salam ini akan tumbuh secara berlekatan. Bunga salam
mempunyai banyak benang sari dengan tangkai sari yang memiliki warna
cerah. Pada beberapa kondisi dari tangkai sari ini akan tumbuh melekat
pada bunga. Bakal buahnya terlihat terletak agak tenggelam serta
mempunyai tangkai putik. Jumlah bijinya yaitu sekitar 1 sampai 8 dan
mengandung sedikit zat endosperma, bahkan ada pula yang tidak
memiliki endosperm sama sekali.
4. Buah
Buah salam ini memiliki tekstur serta bentuk yang sangat
menyerupai buah buni, yaitu dalam pengertian botani hal ini merupakan
buah berdaging yang terbentuk dari sebuah bakal buah atau ovarium
tunggal. Diameter dari buah pohon salam ini antara 8 sampai 9 mm.
Ketika masih muda maka buah salam ini berwarna hijau serta ketika
sudah masak maka warnanya akan berubah menjadi merah gelap. Jika
sudah dicicipi, maka rasa buah salam terasa agak sedikit sepat.
Klasifikasi Timun
Kingdom : Plantae
Divisi : Magnoliophyta
Kelas : Magnoliopsida
Ordo : Curcubitales
Famili : Curcubitaceae
Genus : Cucumis
Spesies : Cucumis sativus L
Bunga
Bunga mentimun berwarna kuning dan berbentuk terompet,
tanaman ini berumah satu artinya, bunga jantan dan bunga betina
terpisah, tetapi masih dalam satu pohon. Bunga betina mempunyai bakal
buah berbentuk lonjong yang 3 membengkok, sedangkan pada bunga
jantan tidak mempunyai bakal buah yang membengkok. Letak bakal buah
tersebut di bawah mahkota bunga (Kalie, 2001).
Buah dan Biji
Buah mentimun menggantung dari ketiak antara daun dan batang.
Bentuk ukuranya bermacam-macam antara 8-25 cm dan diameter 2,3-7
cm, tergantung varietasnya. Kulit buah mentimun ada yang berbintik-
bintik, ada pula yang halus. Warna kulit buah antara hijau keputih-putihan,
hijau muda dan hijau gelap sesuai dengan varietas. Biji mentimun
berbentuk pipih, kulitnya berwarna putih atau putih kekuning-kuningan
sampai coklat. Biji ini dapat digunakan sebagai alat perbanyakan tanaman
(Sumadi, 2002).
2. Batang
Ciri batang mengkudu adalah berkayu, arah tumbuh batangnya
tegak lurus, bentuk batang bulat, memiliki cabang pada batangnya
termasuk kedalam jenis monopodial, tekstur permukaan batang
mengkudu mudah melupas dan warna batang coklat keabu-abuan.
Batang mengkudu bisa dimanfaatkan sebagai bahan kayu bakar untuk
memasak.
3. Daun
Posisi pada tanaman daun mengkudu ini berhadapan bersilang,
melekat pada batang, jenis daun mengkudu ini termasuk kedalam daun
tunggal, detail daun berbentuk bangun jorong, tepi daunnya rata dengan
pangkal, ujung daun runcing, permukaan daun licin mengkilat, pertulangan
daun menyirip, peruratan daun yaitu tulang daun mencapai tepi daun,
tekstur keras, dan warna hijau tua.
Manfaat daun mengkudu sebagai berikut:
Melawan kanker, zat antioksidan dalam daun mengkudu dapat membunuh
virus penyebab kanker serta meningkatkan sistem imun dalam tubuh agar
terhindar dari berbagai virus penyakit. Zat antioksidan ini dapat
memperlambat penuaan dini yang memberikan nutrisi pada jaringan sel-
sel kulit, melawan radikal bebas. Mengatasi peradangan, zat anti inflamasi
dapat membasmi bakteri, virus penyebab peradangan sehingga lebih
mudah disembuhkan.
4. Bunga
Jenis bunga mengkudu yaitu bunga bonggol dengan jumlah tak
terbatas, memiliki warna putih bersih terdiri dari 5-6 kelopak bunga, serta
satu lingkaran mahkota. Pada masyarakat jawa bunga mengkudu (pace)
ini sering dijadikan sebagai masakan seperti, tumisan, tambahan urab.
Meskipun rasanya pahit namun tetap digemari.
5. Buah
Buah mengkudu termasuk jenis buah majemuk, terbentuk dari
bakal-bakal buah yang menyatu serta bongkol di bagian dalamnya,
berdiameter 7,5-10 cm, permukaan buah berbintik-bintik dan berkutil.
Warna hijau buah mengkudu masih mentah, ketika sudah mulai masak
warna berubah menjadi putih kekuningan, untuk sudah benar masak buah
mengkudu berwarna putih pucat, daging buah lunak, memiliki aroma
seperti keju busuk
2. Bunga
Jintan hitam ini merupakan salah satu tanaman yang memiliki
bunga. Bunga yang terdapat dalam tanaman jintan hitam memiliki bentuk
yang beraturan dengan warna bunganya antara lain biru pucat bahkan
hampir terlihat putih, merah muda, ungu muda, dan kuning. Setiap
bunganya memiliki 5 – 10 mahkota/ kelopak bunga. Bunga jintan hitam
memiliki panjang sekiatr 2,0 – 2,5 cm.
3. Daun
Jintan hitam memiliki daun yang terbagi dua dengan segmen daun
yang linear. Bentuknya runcing, bercabang dan bergaris. Panjang daun
bisa mencapai 2,5 – 5,0 cm. Daun jintan ini bisa terkadang merupakan
daun tunggal ataupun daun majemuk dengan posisinya bisa tersebar
maupun saling berhadapan. Di permukaan daun jintan juga terdapat bulu
yang halus.
4. Buah
Tanaman jintan hitam memilikibuah yang berbentuk bumbung atau
buah kurung dan memiliki bentuk bulat panjang. Buah jintan ini memiliki
tekstur yang keras seperti buah buni, bentuknya agak besar,
menggembung dan berisi sekitar 3 – 7 unit folikel yang mana masing-
masingnya berisi banyak sekali biji dan benih. Buahnya juga memiliki rasa
pahit yang sangat tajam.
5. Biji
Biji jintan hitam berada didalam buah. Bila telah matang, maka
buah akan terbuka dan bijinya akan terkena udara sehingga akan berubah
warna menjadi hitam. Biji ini berukuran kecil, bentuknya lonjong dan
bersudut dengan panjang 2 – 3,5 mm, dan mempunya lebar berkisar 1 – 2
mm. Permukaan dari biji jintan ini rata dengan bau sedikit aromatic,
namun bagian dalam bijinya ini berminyak dan rasanya sangat pahit.
Bab III
Penutup
III.1 KESIMPULAN
Sebagian besar pasien hipertensi menggunakan obat bahan
alam selain obat hipertensi konvensional. Seluruh pasien
menggunakan obat bahan alam yang secara teori memang
terbukti menurunkan tekanan darah. Namun demikian hanya15,2%
pasien yang menggunakan obat bahan alam sesuai dengan
peraturan BPOM tentang kriteria jamu. Hasil penelitian ini
menunjukkan masih perlunya edukasi penggunaan obat bahan alam di
masyarakat sebagai terapi komplementer untuk hipertensi.
III.2 SARAN
Semoga kedepannya dosen dapat mendampingi dalam penyusunan
makalah
DAFTAR PUSTAKA