Anda di halaman 1dari 31

DISUSUN OLEH :

KELOMPOK 3
DYAN PUTRI W
ERMILYA RESTIANI

DIURETIK
INTAN
NURMALASARI
NISA ANNISA

OSMOSIS
ARFIYANTI
SALMA NURAFIAH
TANIA ASDA JAINA
PENGERTIAN DIURETIK

 Diuretik adalah obat yang dapat menambah


kecepatan pembentukan urin. Istilah diuresis
mempunyai dua pengertian, pertama menunjukkan
adanya penambahan volume urin yang diproduksi
dan yang kedua menunjukkan jumlah pengeluaran
zat-zat terlarut dalam air. Fungsi utama diuretik
adalah untuk memobilisasi cairan udem, yang
berarti mengubah keseimbangan cairan sedemikian
rupa sehingga volume cairan ekstra sel kembali
menjadi normal (Ahmad, 2009).
•DIURETIK PENGHAMBAT ENZIM
KARBONAT
•DIURETIK OSMOSIS
•DIURETIK MERKURUM
•DIURETIK HEMAT KALIUM
•DIURETIK TIAZID
•DIURETIK KUAT
KLASIFIKASI DIURETIK :
DIURETIK OSMOSIS
PENGERTIAN DIURETIK
OSMOSIS
Istilah diuretic Osmotik biasanya dipakai untuk zat bukan
elektrolit yang mudah dan cepat diskskresi oleh ginjal. Suatu zat
dapat bertindak sebagai diuretic osmotic apabila memenuhi 4
syarat:
1. Difiltrasi secara bebas oleh glomerulus.

2. Tidak atau hanya sedikit direbasorbsi sel tubulus ginjal.

3. Secara farmakologis merupakan zat yang inert, dan

4. Umumnya resisten terhadap perubahan-perubahan metabolic 


(Katzung, 1998). 

Dengan sifat-sifat ini, maka diueretik osmotic dapat diberikan


dalam jumlah cukup besar sehingga turut menentukan derajat
osmolalitas plasma, filtrate glomerulus dan cairan tubuli (Aidan,
2008).
Diuretik osmotik mempunyai
tempat kerja :
a. Tubuli proksimal
Diuretik osmotik ini bekerja pada tubuli proksimal dengan
cara menghambat reabsorpsi natrium dan air melalui daya
osmotiknya.
b. Ansa enle
Diuretik osmotik ini bekerja pada ansa henle dengan cara
menghambat reabsorpsi natrium dan air oleh karena
hipertonisitas daerah medula menurun.
c. Duktus Koligentes
Diuretik osmotik ini bekerja pada Duktus Koligentes
dengan cara menghambat reabsorpsi natrium dan air
akibat adanya papillary wash out, kecepatan aliran filtrat
yang tinggi, atau adanya faktor lain(Aidan, 2008).
Cara kerja obat diuretik osmotik

 Dengan meningkatkan tekanan osmotik


dalam lumen tubular. Peningkatan tekanan
osmotik ini menyebabkan ekskresi air dan
elektrolit meningkat. Elektrolit tersebut yaitu
Na, K, Ca, Mg, HCO3 dan fosfat.
Indikasi pemberian:
 glaukoma dan edema otak
 Sindroma disekuilibrium
 profilaksis pada penyakit nekrosis tubular

akut (ATN) akibat bedah, trauma atau


pemberian media kontras pada pemeriksaan
radiologi ginjal.
Kontraindikasi
(keadaan dimana obat ini tidak boleh diberikan):

 gagal ginjal dengan anuria


 edema paru dan dehidrasi
 perdarahan intrakranial karena obat ini

menarik air dari cairan otak


Efek samping:
 Resiko pada penyakit gagal jantung dan
edema paru karena peningkatan volume
plasma pada awal pemberian
 hiponatremia dan hipovolemia
 reaksi hipersensitivitas
 Trombosis vena, hiperglikemia dan glikosuria

(pemberian gliserin)
Contohnya
Mannitol (paling
adalah umum)

Urea

Gliserin

Isosorbid

Pemberian manitol dan urea adalah secara intravena,


sedangkan gliserin dan isosorbid dapat diberikan per oral.
Gliserin paling banyak dimetabolisme yaitu sebesar 80% dan
manitol 20%. Urea dan isosorbid tidak dimetabolisme. Semua
obat ini diekresi melalui ginjal.
MANNITOL
MANNITOL

  Mannitol adalah alkohol gula yang terdapat


dalam tumbuh-tumbuhan dan getahnya.
Efek diuresisnya pesat tetapi singkat an
dapat melintasi glomeruli secara lengkap,
praktis tanpa reabsorpsi pada tubuli,
sehingga penyerapan kembali air dapat
dirintangi secara osmotik. Terutama
digunakan sebagai infus untuk menurunkan
tekanan intraokuler pada glaucoma (Aidan,
2008).
Mekanisme aksi dari kerja
Manitol
1. Menurunkan Viskositas darah dengan mengurangi
haematokrit, yang penting untuk mengurangi tahanan
pada pembuluh darah otak dan meningkatkan aliran
darahj keotak, yang diikuti dengan cepat vasokontriksi
dari pembuluh darah arteriola dan menurunkan volume
darah otak. Efek ini terjadi dengan cepat (menit).
2. Manitol tidak terbukti bekerja menurunkan kandungan
air dalam jaringan otak yang mengalami injuri, manitol
menurunkan kandungan air pada bagian otak yang yang
tidak mengalami injuri, yang mana bisa memberikan
ruangan lebih untuk bagian otak yang injuri untuk
pembengkakan (membesar).
3. Cepatnya pemberian dengan Bolus intravena lebih
efektif dari pada infuse lambat dalam menurunkan
Peningkatan Tekanan intra cranial.
4. Terlalu sering pemberian manitol dosis tinggi bisa
menimbulkan gagal ginjal. ini dikarenakan efek
osmolalitas yang segera merangsang aktivitas tubulus
dalam mensekresi urine dan dapat menurunkan
sirkulasi ginjal.
5. Pemberian Manitol bersama Lasik (Furosemid)
mengalami efek yang sinergis dalam menurunkan PTIK.
Respon paling baik akan terjadi jika Manitol diberikan
15 menit sebelum Lasik diberikan. Hal ini harus diikuti
dengan perawatan managemen status volume cairan
dan elektrolit selama terapi Diuretik(Aidan, 2008).
Farmakokinetik
 Diuretik osmotik sulit diabsorpsi. Sehingga
obat ini harus diberikan secara parenteral.
Jika diberikan peroral, manitol menyebabkan
diare osmotik. Manitol tidak dimetabolisme
dan diekskresi melalui filtrasi glomerulus
dalam waktu 30-60 menit, tanpa adanya
reabsorpsi ataupun sekresi tubular yang
berarti (Katzung BG, 2010).
Farmakodinamik
 Diuretik osmotik terutama bekerja di tubulus kontortus
proksimal dan ansa henle cabang desenden. Melalui efek
osmotik, diuretik ini melawan kerja ADH di tubulus
koligen renalis. Adanya bahan yang tidak dapat
direabsorpsi, seperti manitol mencegah absorpsi normal
air dengan menimbulkan tekanan osmotik yang melawan
keseimbangan. Akibatnya, volume urin meningkat.
Peningkatan laju aliran urin menurunkan waktu kontak
antara cairan dan epitel tubulus sehingga menurunkan
reabsorpsi Na+ dan juga reabsorpsi air. Natriuresis yang
terjadi kurang berarti dibandingkan dengan diuresis air,
yang kemudian menyebabkan kehilangan banyak cairan
tubuh dan hipernatremia (Katzung BG, 2010).
Indikasi dan Kontraindikasi
Mannitol
1. MANITOL

Indikasi
Digunakan misalnya untuk :
1. Profilaksis gagal ginjal akut, suatu keadaan yang dapat timbul akibat
operasi jantung, luka traumatik berat, atau tindakan operatif dengan
penderita yang juga menderita ikterus berat
2.  Menurunkan tekanan maupun volume cairan intraokuler atau cairan
serebrospinal
3.  Meningkatkan volume urine
4.  Menurun

Kontraindikasi
Manitol dikontraindikasikan pada penyakit ginjal dengan anuria, kongesti
atau udem paru yang berat, dehidrasi hebat dan perdarahan intrakranial
kecuali bila akan dilakukan kraniotomi. Infus manitol harus segera
dihentikan bila terdapat tanda-tanda gangguan fungsi ginjal yang
progresif, payah jantung atau kongesti paru.
DOSIS DAN CARA
PEMBERIAN MANITOL
 Manitol hanya bisa diberikan melalui infus
oleh dokter dan petugas medis. Dokter akan
mempertimbangkan jenis kondisi yang
diidap, riwayat kesehatan, usia, serta berat
badan pasien sebelum memberikan obat ini.

 Secara umum, dosis infus manitol untuk


pasien dewasa dan remaja adalah 500 hingga
2.000 ml per hari. Dosis maksimal dalam
sekali pemberiannya adalah 500 ml.
Bagi pasien yang mengalami oliguria atau
gangguan ginjal, dokter akan memberikan
dosis manitol sebanyak 2 ml per kg berat
badan selama 3-5 menit. Dosis awal ini
bertujuan untuk menguji reaksi tubuh pasien
terhadap obat. Bila hasil tampungan urine
setelah minum obat ini masih dengan volume
normal, maka sisa obat akan diberikan.
 Untuk penderita dengan oligouria hebat
diberikan dosis percobaan yaitu 200 ml/kg
BB yang diberikan melalui infus selama 3 – 5
menit. Bila dengan 1 – 2 kali dosis percobaan
diuresis masih kurang dari 30 ml/jam dalam
2 – 3 jam, maka status pasien harus
dievaluasi kembali sebelum pengobatan
dilanjutkan
 Untuk pencegahan gagal ginjal akut pada

tindakan operasi atau untuk mengatasi


oligouria, dosis total manitol untuk orang
dewasa ialah 50 – 100 gr.
DOSIS PENDERITA
GLAUKOMA
 Untuk menurunkan tekanan intrakranial yang
meninggi, menurunkan tekanan intraokuler
pada seorang akut glaukoma kongestif, atau
sebelum operasi mata, digunakan manitol 1,5
– 2 gr/kg BB sebagai larutan 15 – 20%, yang
diberikan melalui infus selama 30 – 60 menit.
(2,3)
CARA PEMBERIAN MANITOL
 Sebelum digunakan manitol dihangatkan
terlebih dahulu untuk melarutkan kristal-
kristalnya.(3) Untuk suntikan intravena
digunakan larutan 5 – 25% dengan volume
antara 50 – 1000 ml. Dosis untuk
menimbulkan diuresis ialah 50 – 200 gr yang
diberikan dalam cairan infus selama 24 jam
dengan kecepatan infus sedemikian,
sehingga diperoleh diuresis sebanyak 30 – 50
ml/jam.
EFEK SAMPING DAN
PERHATIAN
 Infus maniotol harus segera dihentikan jika
terdapat tanda-tanda gangguan fungsi ginjal yang
progresif, payah jantung, atau kongesti paru.
Keracunan akut dapat menyertai pada pemberian
intravena manitol jika aliran ginjal tidak adekuat.
 Manitol adalah larutan hiperosmolar, larutan ini
tidak boleh dicampur dengan produk lain.
Larutan hiperosmotik manitol harus diberikan
dengan pelan-pelan secara injeksi intravena dan
tidak boleh dicampur dengan darah dalam
peralatan transfusi.
EFEK SAMPING DAN
PERHATIAN
 Hiperkalemia juga dapat timbul, dimana kadar
potasium meningkat dalam darah. Pasien
harus segera diobservasi untuk tanda-tanda
ketidakseimbangan elektrolit dan cairan ini
dengan pemeriksaan elektrolit darah.
 Reaksi anafilaksis atau alergi bisa terjadi yang
menyebabkan kardiak output dan tekanan
arterial gagal drastis. Destruksi eritrosit yang
ireversibel juga dapat terjadi pada pemberian
manitol
Pencegahan dan Penanganan
Tidak semua orang mengalami efek samping diatas. Mungkin
ada beberapa efek samping yang tidak disebutkan di atas.
1. Jika Anda khawatir tentang efek sampingnya, silakan
konsultasikan dengan dokter atau apoteker Anda.
Sebelum menggunakan obat ini, katakan kepada dokter
:
•memiliki penyakit ginjal parah atau berkepanjangan
•memiliki bengkak atau penyumbatan dalam paru- paru
•memiliki perdarahan dalam otak yang tidak berhubungan
dengan operasi
•memiliki dehidrasi berat
•jika ginjal Anda telah mati dan Anda sulit untuk buang
air kecil.
Pencegahan dan Penanganan
2. Dilakukan pemeriksaan terhadap reaksi
alergi terhadap obat
3. Penggunaan Manitol berlebihan tanpa
disertai pergantian air yang cukup dapat
menimbulkan dehidrasi berat, kehilangan
air dan hipernatremia. Komplikasi ini dapat
dihindari dengan memperhatikan ion serum
dan keseimbangan cairan.
4. tepat dan pengawasan atau monitoring
respon klien yang benar dan adekuat.
TERIMAKASIH

Anda mungkin juga menyukai