VASODILATOR
Vasodilator adalah senyawa yang dapat menyebabkan vasodilatasi pembuluh darah. Efek
ditunjukan terutama pada pembuluh darah jantung atau pada bagian tertentu system vascular.
Vasodilator bekerja dengan menurunkan tonus otot polos vascular sehingga terjadi dilatasi arteri
dan vena.
Pada Gambar 11.8 terlihat bahwa sisi reseptor spesifik untuk nitrat dan nitrit (N), senyawa
pemblok β-adrenergik (A) dan natrium nitroprusid (S), menimbulkan efek vasodilatasi melalui
sisi vasodilator yang umum (V). papaverin, teofilin dan turunannya, menghambat enzim
fosfodiesterase (PDE), mengubah Camp MENJADI 5”-AMP.
Asam etakrinat (EA), mencegah vasodilatasi oleh turunan nitrat, β-bloker, turunan papaverin,
teofilin dan natrium nitroprusid pada sisi vasodilator V.
Relaksasi otot polos terjadi sebagai akibat peningkatan kadar siklik adenosine monofosfat
(cAMP) didalam sel karena peningkatan aktivitas katalitik enzim adenilat siklase. Enzim ini
diaktifkan oleh β-bloker yang berinteraksi dengan β-adrenoseptor pada membran otot polos.
Obat vasodilator dibagi menjadi tiga kelompok yaitu vasodilator koroner, vasodilator sistemik
serta vasodilator serebral dan perifer. Vasodilator koroner dan sistemik juga digunakan sebagai
obat antiangina, dengan mekanisme kerja serupa dengan obat antiangina.
1. Vasodilator koroner
Vasodilator koroner digunakan untuk pengobatan payah jantung kongestif kronik yang sulit
disembuhkan., dengan cara mengembangkan fungsi miokardial tanpa meningkatkan
kebutuhan energi. Beberapa diantaranya juga digunakan sebagai antiangina.
Berdasarkan lama pengobatan vasodilator koroner dibagi menjadi dua, yaitu:
a. untuk pengobatan jangka pendek, contoh : salbutamol, eritritil tetranitrat, gliseril trinitrat
dan natrium nitroprusid.
b. untuk pengobatan jangka panjang, contoh : kaptopril, diltiazem, dipiridamol, enalapril,
hidralazin HCl, isosorbid dinitrat, minoksidil, nifedipin, oksifedrin, pentaeritritol, prazosin
HCl dan verapamil HCl.
2. vasodilator sistemik
Vasodilator sistemik atau vasodilator umum adalah senyawa yang dapat menimbulkan efek
vasodilatasi pada semua bagian sistem peredaran darah.
Contoh : amil nitrit, buflomedil di HCl, etofilin nikotinat, flunarizin, iproksamina, isoksuprin
HCl, naftidrofuril oksalat, nikardipin, nisergolin, pentaeritritol tetranitrat, pentoksifilin dan
pindolol.
a. Isoksuprin HCl (Duvadilan, Vasoplex), adalah antagonis reseptor α dan agonis reseptor β,
bekerja langsung secara selektif dengan cara relaksasi otot polos pembuluh darah.
Isoksuprin dapat meningkatkan persediaan darah dengan meringankan spasma vascular
sehingga digunakan untuk pengobatan gangguan pada peredaran darah seperti
ketdakcukupan persediaan darah pada vascular perifer. Isoksuprin juga relaksan uterus
yang kuat, digunakan untuk menurunkan pergerakan uterus yang berlebihan dan pada
dismenorhu. Senyawa diabsorpsi dengan baik dalam saluran cerna, kadar plasma tertinggi
obat dicapai dalam 1 jam setelah pemberian oral, waktu paro eliminasi 1,5 jam. Dosis : 20
mg 3 – 4 dd, sesudah makan.
b. Nafronil oksalat (Dusodril), dapat meningkatkan aliran darah serebral dan perifer, serta
memperbaiki kondisi metabolic jaringan yang dipengaruhi oleh iskemia. Mekanisme
kerjanya ada tiga yaitu neurotropik ganglioplegik, penghambatan spasmolitik
postganglionic dan muskulotropik. Naftidrofuril digunakan untuk gangguan nutrisi serebral
atau perifer dan gangguan pada aliran darah. Kadar plasma tertinggi obat dicapai dalam 30
-45 menit setelah pemberian oral. Dosis : 50 – 100 mg 3 dd.
c. Pentoksifilin (Trental), bekerja dengan meningkatkan kelenturan eritrosit sehingga
memberikan mikrosirkulasi aliran darah dan meningkatkan oksigenasi dan nutrisi jaringan
iskemik. Efek ini dapat digunakan untuk pengobatan penyakit arteri perifer dan gangguan
peredaran arteri dan vena sepert aterosklerosis, kondisi distropik dan angineuropati.
Pentoksifilin juga meningkatkan 3’5’ – siklik AMP jaringan otak sehingga dapat
memerbaiki fungsi otak. Efek ini digunakan untuk pengobatan gangguan peredaran
serebral. Waktu paro plasma pentoksifilin ± 1 jam. Dosis : 400 mg 2-3 dd, sesudah makan.