Anda di halaman 1dari 46

KASUS FARMAKOTERAPI

DEPRESI
KELOMPOK 4
KELAS S1-VC

TRIA ANDRIANI (1701


WINA YUSTISIA (1701134)
WINDA RAHMA NINGSIH (1701135)
WINDA YUSMA AMELIAH (1701136)
YAYANG NURLIH H (1701137)
YULIA PERMATA SARI (1701138)
MARHAMATUL LAIYINAH (1701140)
SOUFIE ARYANI (1801134)
SYA’BANI USWATUN. H (1801135)
WARDATUL JANNAH (1801136)
WIDIA AZIATI (1801137)

DOSEN PENGAMPU
FINA ARYANI, M.Sc., Apt
DEPRESI

Suatu gangguan mood yang


bersifat searah (unipolar),
yaitu berupa suatu emosi
yang meresap dan menetap
berupa perasaan tertekan,
yang dalarn kondisi ekstrim,
sangat mempengaruhi
persepsi seseorang terhadap
dunia.
EPIDEMIOLOGI
EPIDEMIOLOGI
EPIDEMIOLOGI
Etiologi

Pasien depresi menunjukkan adanya


perubahan neurotransmiter otak antara
lain: norepinefrin, 5-HT, dopamin.
ketidak-seimbangan neurotrasmiter
tersebut diketahui dapat disebabkan
oleh berbagai hal, seperti di bawah ini :
Keturunan Kepribadian Situasi/lingku
genetic ngan

Kondisi Penggunaan Penyalahgun


medic Obat aan Zat
Gejala dan Tanda depresi

 Gejala emosional : berkurangnya kemampuan untuk


merasakan kesenangan, kehilangan minat terhadapt
aktivitas yang biasa dilakukan, kesedihan, kelihatan
pesimis, sering menangis, putus harapan,
 Gejala fisik : keletihan, kesakitan (terutama sakit
kepala), gangguan tidur, gangguan pada nafsu makan
(menurun atau meningkat), kehilangan minat seksual
dan keluhan mengenai saluran cerna dan kardiovaskular
 Gejala intelektual atau kognitif : penurunan
kemampuan untuk berkonsentrasi atau keterlambatan
proses berpikir, ingatan yang lemah terhadap kejadian
yang baru terjadi, kebingungan dan ketidakyakinan.
 Ganguan psikomotor : retardasi psikomotor
(perlambatan gerakan fisik, proses berpikir, dan
berbicara) atau agitasi psikomotor
b. Tanda- tanda depresi
Adapun tanda-tanda gangguan depresi yaitu:

Pola tidur yang abnormal

kegelisahan dan mimpi buruk

Sulit konsentrasi pada setiap kegiatan


sehari-hari

Selalu khawatir, mudah tersinggung dan


cemas

Aktivitas yang tadinya disenangi


menjadi makin lama makin dihentikan

Bangun tidur pagi rasanya malas


Klasifikasi Berdasarkan tingkat keparahan depresinya

Depresi mayor/depresi berat

Depresi atipikal

Dysthymia

Depresi psikotik
Depresi mayor/depresi berat Depresi atipikal

Depresi mayor Penderita kadang-kadang


dapat mengalami
merupakan salah satu
kebahagiaan dan saat-saat
bentuk yang paling kegembiraan. Gejala depresi
umum dari depresi. atipikal termasuk kelelahan,
Ketika orang banyak tidur, makan terlalu
menggunakan istilah banyak dan berat badan
meningkat. Orang yang
depresi atau depresi
menderita depresi atipikal
klinis, mereka percaya bahwa peristiwa
umumnya mengacu yang mereka alami terjadi
pada gangguan diluar kendali suasana hati
depresi mayor. mereka.
Dysthymia Depresi psikotik

Banyak orang tampak


terteka, sedih, atau
Depresi psikotik
melankolis, dan mereka
mengalami demikian adalah depresi yang
hampir pada sepanjang disertai dengan gejala
hidupnya. Suatu kondisi psikotik. Penderita
yang orang bahkan depresi psikotik
mungkin tidak menyadari
seringkali mengalami
dan hanya menjalaninya
sehari-hari. Mereka halusinasin dan atau
menjalani kehidupan delusi, yang
dengan rasa tidak penting, umumnya terjadi
tidak puas, takut dan sama pada seseorang yang
sekali tidak menikmati
menderita skizofrenia.
kehidupan mereka.
Klasifikasi Berdasarkan waktu terjadi
depresinya

Depresi postpartum

Premenstrual Dysphoric
Disorder

Depresi musiman
(seasonal affective
disorder)
Depresi Premenstrual
Dysphoric Disorder
postpartum

Kehamilan dapat Depresi juga dapat terjadi pada masa


membawa banyak menjelang menstruasi, yang disebut
perubahan Premenstrual Dysphoric Disorder.
hormonal. Gejala yang paling sering dilaporkan
dari premenstrual syndrome (PMS) ini
Pergeseran dramatis
antara lain lekas marah, kelelahan,
kadang dapat kegelisahan, ketegangan syaraf,
mempengaruhi perubahan suasana hati, depresi,
suasana hati. Hal ini merasa kewalahan atau diluar kendali,
umumnya dikenal selain gejala fisik seperti
dengan istilah “blue pembengkakan atau kembung pada
baby sindrome.” perut atau kaki, perubahan nafsu
makan dan payudara terasa sakit.
Depresi musiman
(seasonal affective
disorder)

Depresi ini umunya terjadi pada


negara-negara empat musim,
dimana depresi kambuh pada musim
dingin, dan akan membaik kembali
pada musim semi atau panas.
Hipotesis Mengenai
Patofisiologi

1. Hipotesis amin biogenik (biogenic amine hypothesis)

Hipotesis ini menyatakan bahwa depresi disebabkan oleh


kekurangan dalam senyawa katekolamin, yaitu norepinefrin
(NE), dan serotonin (5-HT). ini menyiratkan bahwa perubahan
biokimia dari sistem ini ditentukan secara genetik.

2. Hipotesis permisif (Permissive hypothesis)

Hipotesis permisif yang menyatakan bahwa berkurangnya


5-HT menyebabkan depresi karena “mengijinkan” turunnya kadar
NE.
3. Hipotesis sensitifitas reseptor

Teori ini menyatakan bahwa reseptor yang


berada di syaraf pasca sinaptik dapat
mengalami
supersensitivitas.Supersensitivitas
merupakan respon yang merupakan
kompensasi dari syaraf pasca sinaptik saat
menerima stimulasi yang terlalu sedikit.

4. Atrofi hippocampus
Depresi unipolar mengalami penurunan
volume hippocampus (bagian dari otak
dimana terdapat progenitor sel syaraf
yang terus membelah dan membentuk
sel syaraf baru),
PROGNOSIS DEPRESI
Pemulihan spontan dapat Hasil terapi yang jelek
memakan waktu berbulan umumnya disebabkan
bulan dan selama waktu itu oleh
pasien pengobatan yang tidak
beresiko besar terhadap Kebanyakan individu memadai, gejala awal
terjadinya komplikasi. dengan episode depresi yang
Menurut DSM-IV-TR, risiko berat akan berat (termasuk
kekambuhan sekitar 70% membaik dan berespon psikosis), onset pada
pada 5 tahun dan minimal positif terhadap usia dini, banyaknya
80% pada 8 tahun. Pasien sedikitnya satu obat jumlah episode
dengan depresi berat, 76% antidepresan. Individu sebelumnya,
diantaranya bisa juga pemulihan yang
pulih dengan antidepresan, dapat mengambil kurang
dibandingkan dengan 18% manfaat dari psikoterapi sempurna setelah 1
pada pemberian plasebo tahun
atau pengobatan dan faktor
psikoterapi. lainnya.
TERAPI
DEPRESI
Tujuan Terapi :
Mengurangi
gejala depresi,
meminimalkan
efek samping,
Terapi memastikan
kepatuhan
terhadap
regimen yang
ditentukan,
Non Farmakologi memfasilitasi
Farmakologi kembali ke fungsi
pra-morbid dan
mencegah
episode depresi
lebih lanjut.
1. TERAPI NON FARMAKOLOGI

Digunakan untuk kasus depresi


Non Farmakologi

ringan, tidak efektif untuk depresi


PSIKOTERAPI mayor yang parah dan depresi
psikotik

Terapi dengan mengalirkan arus


ECT (Electro Convulsive listrik ke otak, terapi ini biasa
Therapy) digunakan untuk depresi berat yang
mempunyai resiko bunuh diri
2. TERAPI FARMAKOLOGI

Antidepresan adalah
obat yang digunakan
untuk mengobati kondisi
serius yang dikarenakan
depresi berat. Kadar NT
Rendahnya kadar NE
(nontransmiter) terutama
dan serotonin di dalam
NE (norepinefrin) dan otak inilah yang
serotonin dalam otak menyebabkan gangguan
sangat berpengaruh depresi, dan apabila
terhadap depresi dan kadarnya terlalu tinggi
menyebabkan mania.
gangguan SSP
Selective Serotonin Reuptake
Inhibitor (SSRI).

Antidepresan Trisiklik (TCA)

TERAPI FARMAKOLOGI
Mono Amin Oxidase Inhibitor
( MAOI )

Antidepresan Triazolopiridin

Antidepresan Aminoketon

Serotonin /Norepinephrin
Reuptake Inhibitor (SNRI)
1. Selective Serotonin 2. Antidepresan Trisiklik
Reuptake Inhibitor (TCA)
(SSRI).
Selective Serotonin Reuptake
Inhibitor adalah obat Antidepresan trisiklik
antidepresan yang mekanisme (TCA) menghambat
kerjanya menghambat pengambilan kembali
pengambilan serotonin yang amin biogenik seperti
telah disekresikan dalam sinap
norepinerin (NE), Serotonin
(gap antar neuron), sehingga
kadar serotonin dalam otak ( 5 – HT) dan dopamin
meningkat didalam otak

Obat : Citalopram, Escitalopram, Obat : Amitripilin, Clomipramine,


Fluoxetine, Fluvoxamine, Doxepin, Imipramine, Desipiramine,
Paroxetine, dan Sertraline Nortriptyline.
3. Inhibitor monoamine 4. Antidepresan
oksidase Triazolopiridin

Inhibitor monoamine oksidase


meningkatkan konsentrasi
norepinefrin, 5-HT dan Mekanisme kerjanya
dopamine dalam sinaps
neuron melalui penghambatan bertindak sebagai
monoamine oksidase. antagonis 5 – HT2 dan
monoamine oksidase penghambat 5 – HT, serta
merupakan enzim yang dapat meningkatkan 5 –
bekerja sebagai dekomposisi HT1A
(penguraian) amin biogenk
(norepinefrin, epinefrin,
dopamine, dan serotonin)

Obat : Phenelzine, Tranylcypromine,


Obat : Trazodone dan Nefazodone
dan Selegiline
6. Serotonin /Norepinephrin
5. Antidepresan Aminoketon Reuptake Inhibitor (SNRI)

mekanisme kerjanya
Bupropion merupakan mengeblok monoamin dengan
satu – satunya obat lebih selektif daripada
golongan aminoketon. antidepresan trisiklik, serta
Bupropion aminoketon tidak menimbulkan efek yang
tidak ditimbulkan antidepresan
menghambat trisiklik Antidepresan golongan
pengambilan kembali SNRI memiliki aksi ganda dan
dopamine dan pada efikasi yang lebih baik
tingkat lebih rendah, dibandingkan dengan SSRI dan
norepinefrin. TCA dalam mengatasi remisi
pada depresi parah.

Obat : Bupropion Obat : Venlafaxine dan Duloxetine.


KASUS

Tn. AD, 42 tahun, pendidikan terakhir tamat S1, bekerja sebagai guru, sudah menikah,
merupakan anak ke-3 dari 7 bersaudara. Pasien dikonsulkan dari bagian Neurologi
pada
tanggal Oktober 2018 dengan diagnosis completed stroke, dyslipidemia, hipertensi
grade 1, dikonsulkan dengan suspect depresi post stroke. Pasien mengatakan merasa
sedih
karena tidak kunjung sembuh dari sakitnya. Sesekali dalam bercerita pasien
mencucurkan air mata. Pasien mengatakan sudah 3 tahun yang lalu menderita
stroke. Pasien menyadari sakit yang dideritanya murni penyakit medis. Satu tahun
kemudian pasien tidak bisa berjalan.
Awalnya pasien rajin berobat baik berobat ke medis maupun alternatif. Akan tetapi
kira-kira 1 tahun ini pasien tidak mau berobat dikatakan karena merasa putus asa,
mengaku merasa bersalah karena sering merepotkan istrinya dan menjadi beban bagi
keluarganya. Pasien juga
mengatakan merasa tidak berguna karena tidak dapat mengerjakan apa-apa, tidak
dapat
menjaga anak, dan tidak bisa bekerja padahal pasien memiliki tanggungan terhadap 4
orang anak, 1 istri dan 1 adik perempuannya yang masih kuliah.
Tiga bulan yang lalu pasien mengatakan mendapat serangan stroke lagi
sampai pasien tidak dapat berbicara. Pasien mengatakan “saat 3 bulan yang
lalu saya
tiba-tiba tidak bisa berbicara, saat itu saya sempat berfikir untuk mengkahiri
hidup dan merasa tambah putus asa, penyakit saya tidak sembuh-sembuh
justru tambah parah “. Saat mengatakan hal tersebut tiba-tiba air mata pasien
bercucuran dari matanya dan sesekali pasien mengusap pipinya dengan
menggunakan tangannya. Hal ini diperberat pula karena sejak 6 bulan
terakhir
istri pasien mulai memarahi pasien dikarnakan pasien tidak mau berobat dan
berusaha untuk mencoba berjalan. Pasien mengatakan tidak bisa berjalan,
menulis bahkan berbicara sehingga membuat pasien merasa kehilangan
minat untuk melakukan aktifitas. Waktu pasien banyak dihabiskan dirumah
dan tidak melakukan apa-apa. Semenjak 3 bulan ini nafsu makan pasien
dikatakan
menurun dan sering tebangun saat tengah malam dan kadang sampai tidak
bisa tidur lagi.
Pasien juga mengatakan memiliki riwayat merokok akan tetapi sudah 4 tahun ini
tidak melakukannya lagi. Riwayat keluarga yang menderita gangguan jiwa tidak
ada. Riwayat penyakit kencing manis, asma, jantung, kejang disangkal oleh pasien.
Pada pemeriksaan fisik didapatkan tanda vital :
HT : 144/87 mmHg
N : 80 x/menit
P : 20 x/menit
GCS : E4V5M6

Hemiparesis spastic grade 4 dekstra


Pemeriksaan laboratorium :
HbA1c : 6,5%
LDL : 180 mg/dL
TG : 256 mg/dL
HDL : 40 mg/dL
Kolesterol Total : 289 mg/dL
Terapi : Valsartan 80 mg/d; furosemid 40 mg bid; atorvastatin 10
mg/d; Tromboaspilet 160 mg/d;
ANALISA
KASUS
1. SUBJEKTIF

Nama : TN. AD
Umur : 42 tahun
Jenis kelamin : Laki-laki
Pekerjaan : Guru
Keluhan : Sudah 3 Tahun mengalami stroke, 1 tahun
ini pasien tidak mau berobat karena merasa putus asa, merasa
bersalah, merasa kehilangan minat untuk beraktivitas. 3 bulan
lalu kembali stroke, pasien tidak bisa bicara dan sempat berfikir
ingin mengakhiri hidupnya dan semakin putus asa dilanjutkan
dengan kondisi pasien yang nafsu makan pasien menurun,
sering bangun tengah malam,
Riwayat penyakit : Riwayat penyakit kencing manis, asma,
jantung, kejang disangkal oleh pasien

Riwayat pengobatan: Valsartan 80 mg/d; furosemid 40 mg bid;


atorvastatin 10 mg/d; Tromboaspilet 160 mg/d;
2. OBJEKTIF

Pemeriksaan fisik :

Pemeriksaan Hasil pasien Normal Keterangan

HT 144/87 mmHg <120/80 mmHg Tidak Normal

N 80x/menit 60-100x/menit Normal

P 20x/menit 15-24x/menit Normal


Pemeriksaan Laboratorium :

Pemeriksaan Hasil pasien Normal Keterangan

Hba1c 6,5 % <6,5 % Normal

LDL 180 mg/dL <130 mg/dL Tidak normal

HDL 40 mg/dL >60 mg/dL Tidak normal

Trigliserida 256 mg/dL <200 mg/dL Tidak normal


3. ASSESMENT

1. Berdasarkan gejala-gejala depresi yang ditunjukkan oleh pasien,


pasien mengalami merasa tidak berguna, keputusasaan, dan rasa
ingin bunuh diri. Pasien belum mendapatkan terapi untuk
mengobati gejala depresi tersebut sehingga Perlu adanya
pemberian obat untuk mengobati gejala-gejala depresi tersebut.

2. Riwayat terapi antihipertensi yang digunakan adalah valsartan dan


furosemid. kurangnya kefektivitasan terapi maka apoteker
menyarankan untuk mengganti terapi pengobatan.
4. PLAN

TERAPI FARMAKOLOGI

A.Tujuan terapi
1. Untuk mengobati gejala-gejala depresi
 Mengurangi atau menghilangkan yang dilami oleh pasien diberikan
gejala-gejala depresi escitalopram 10 mg/hari
 Mengurangi resiko kekambuhan 2. Untuk mengobati kolesterol diberikan
dan mempermudah pengendalian atorvastatin dengan dosis awal 20 mg/hari,
terhadap pola pikiran dosis dapat diturunkan atau ditingkatkan
 Meningkatkan kembali semangat sesuai kadar kolesterolnya.
hidup pasien yang menurun. 3. Diberikan obat anti platelet yaitu
 Mencegah kekambuhan stroke tromboaspilet 160 mg/hari, sebagai obat
 Menormalkan tekanan darah pemeliharaan kondisi stroke pasien.
pasien. 4. Diberikan obat ACEI+Diuretik, ACEI yaitu
 Menormalkan kadar LDL,HDL dan Ramipril dengan dosis 5 mg/hari dan
Trigliserida dengan meningkatkan furosemide 40 mg/ hari untuk
dosis dari atorvastatin menormalkan tekanan darah pasien.
5. Obat-obat terapi yang diberikan tidak
menyebabkan interaksi satu sama lain.
Non Farmakologi

PSIKOTERAPI ECT (Electro Convulsive


Therapy)

Digunakan untuk kasus depresi ringan, Terapi dengan mengalirkan arus listrik
tidak efektif untuk depresi mayor yang ke otak, terapi ini biasa digunakan
parah dan depresi psikotik untuk depresi berat yang mempunyai
resiko bunuh diri
Pemilihan Obat Rasional

Pemilihan obat tradisional didasarkan pada :


1. Tepat indikasi
2. Tepat obat
3. Tepat pasien
4. Tepat dosis
5. Waspada efek samping
PEMILIHAN OBAT YANG RASIONAL
TEPAT INDIKASI
Nama Obat Indikasi Mekanisme Aksi Keterangan
Escitalopram Depresi (SSRI) Escitalopram merupakan antidepresan golongan Selective Tepat indikasi
Serotonin Reuptake Inhibitor (SSRI),yang digunakan untuk
mengobati depresi sedang sampai berat.Golongan SSRI bekerja
memblokir serotonin agar tidak diserap kembali oleh sel saraf
sehingga meningkatkan konsentrasi serotonin yang dapat
meningkatkan mood dan kembali menumbuhkan minat.

Atorvastatin Obat penurun Tepat Indikasi


kolesterol Menghambat aktivitas enzim 3-hidroksi-3-metilglutaril koenzim
golongan statin A reduktase (HMG CoA) di hati. Inhibisi enzim HMG CoA ini
menyebabkan penurunan kadar kolesterol total dan
meningkatkan pembentukan reseptor LDL di permukaan sel
hepatosit sehingga terjadi peningkatan transport LDL dari
pembuluh darah ke sel hati.

Ramipril dan Antihipertensi • Ramipril bekerja menghambat hormone yang mengubah Tepat Indikasi
Furosemide angiotensin I menjadi angiotensin II. Angiotensin II
merupakan zat yang membuat pembuluh darh menyempit.
• Furosemide bekerja pada glomerulus ginjal untuk
menghambat penyerapan kembali zat Na oleh sel tubulus
ginjal.
TEPAT OBAT

Nama Obat Alasan pemilihan Keterangan


Escitalopram Merupakan salah satu golongan SSRI yg merupakan Tepat Obat
pilihan utama sebagai terapi depresi, Tidak ada
interaksi dengan obat lain yang digunakan dan efek
samping nya lebih rendah dibandingkangolongan SSRI
lainnya.
Atorvastatin Selain berfungsi untuk menurunkan kolesterol LDL, statin Tepat Obat
juga mempunyai efek meningkatkan kolesterol HDL dan
menurunkan TG. Jenis statin dapat menurunkan kolesterol
LDL 18-55%, meningkatkan kolesterol HDL 5-15%, dan
menurunkan TG 7-30%
Ramipril dan Merupakan obat pilihan antihipertensi untuk penderita Tepat Obat
Furosemide stroke yaitu golongan ACEI+ Diuretik.
TEPAT DOSIS
Nama Obat Dosis awal Dosis yang Tepat dosis
diberikan
Escitalopram Dosis awal: 10 mg oral sekali Pemberian Tepat
sehari, tingkatkan setidaknya 1 escitalopram 10
minggu pengobatan sampai 20 mg mg/hari
sekali sehari.
Dosis maksmimal : 20 mg/hari
Atorvastatin Dosis awal adalah 10-20 mg/hari. 20 mg/hari Tepat
Dosis dapat disesuaikan tiap 4
minggu. Dosis dapat ditambah
menjadi 40 mg, sekali sehari.
Dosis maksimal 80 mg/hari
Ramipril dan • Ramipril : dosis awal 2,5 mg • Ramipril 5 Tepat
Furosemide dua kali sehari. Dosis dapat mg/hari
ditingkatkan hingga 5 mg. • Furosemide 40
maksimal 19 mg/hari mg/hari
• Furosemide : dosis awal 20-80
mg
Waspada Efek Samping

Nama Obat Efek Samping Saran


Escitalopram Pusing, mual, perubahan berat badan, Istirahat yang cukup dan teratur
dan berkurangnya dorongan seks.

Atorvastatin Muntah, sakit perut, Merasa sangat Istirahat yang cukup dan teratur.
lelah Berikan domperidone jika muntah
Urine berwarna gelap seperti teh, Mata tidak teratasi. Banyak
dan kulit menguning mengkonsumsi air putih.

Ramipril dan Ramipril : pembengkakan jaringan Pembengkakan jaringan dibawah


Furosemide dibawah kulit, hipotensi, sakit kepala kulit dapat diatasi dengan
Furosemide pemberian diuretic yaitu pemberian
Furosemide: pusing, vertigo, mual dan furosemide, dan istirahat yang
muntah. cukup.
Monitoring Dan Follow Up

Memonitoring kepatuhan pasien dalam mengkonsumsi obat

Pemeriksaan tekanan darah menggunakan alat


sphymomanometer,pemeriksaan glukosa darah dan
pemeriksaan kolestrol.

Pemantauan secara ketat terhadap penyebab timbulnya


stroke yang berulang dan gejala-gejala depresi yang timbul.

Menjaga pola makan yang dapat menyebabkan stroke.


Komunikasi, Informasi Dan Edukasi

Memberikan informasi tentang obat kepada keluarga dan pasien

Memberikan informasi kepada pasien dan keluarga pasien mengenai


faktor penyebab depresi

Memberikan informasi, instruksi dan peringatan kepada pasien tentang


efek terapi obat dan efek samping yg mungkin timbul selama
pengobatan.

Memberikan informasi kepad pasien dan keluarga pasien mengenai


kepatuhan pasien terhadap obat
THANK YOU

Anda mungkin juga menyukai