Nama kelompok : B4
2021
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Rambut yang sehat dan indah dambaan setiap orang. Namun, kenyataannya
rontok, bahkan sampai kebotakan. Melalui perawatan secara teratur dan benar,
gangguan rambut tersebut bisa diatasi. Merawat keindahan dan kesehatan rambut
biasanya diawali dari kebersihan rambut, yaitu dengan mencuci rambut setiap dua
atau tiga kali seminggu dengan shampo yang sesuai dengan jenis rambut seseorang.
Rambut merupakan hiasan kepala, yang dapat membuat wajah jadi lebih
menarik, terutama bagi kaum wanita. Rambut juga merupakan mahkota yang dapat
dibanggakan dan dikagumi oleh setiap insan yang memandangnya. Oleh sebab itu,
anda merawat rambut agar tetap subur, lebat, dan teratur, itulah ungkapan yang sering
kita dengar untuk melukiskan betapa pentingnya rambut yang sehat. Tidak mudah
memiliki rambut yang indah dan sehat karena sering kali rambut yang bermasalah.
menjadi pusing. Seperti halnya ketombe, ketombe merupakan masalah yang sering
kotoran dari rambut dan kulit kepala, membuat rambut mudah ditata dan tampak
sehat.
seperti minyak dan kotoran lain, dan juga dapat memperindah rambut dan tanpa
1
pengelupasan sebum yang berlebihan karena dapat menyebabkan rambut semakin
sulit diatur. Tumbuhan mengandung metabolit sekunder yang lebih aman digunakan
dengan bahan sintetik, sehingga sangat berguna untuk formulasi shampo dari bahan
alam.
tidak memerlukan lahan yang luas. Jeruk nipis dapat digunakan sebagai bumbu
mengandung minyak atsiri limonen. Kandungan limonen tertinggi terdapat pada jeruk
nipis yang berumur berumur kurang lebih kurang lebih 3,5 bulan saat
buah berwarna hijau deng berwarna hijau dengan kadar 70-85% an kadar 70-
85%(1,2) .
B. Tujuan Praktikum
2
BAB II
DASAR TEORI
1. Landasan Teori
▪ Shampoo
Kosmetik pembersih rambut dan kulit kepala atau shampo tujuan penggunaan
shampo salah satu untuk membersihkan rambut dan kulit kepala dari segala macam
kotoran, baik yang berupa minyak, debu, sel-sel yang sudah mati dan sebagainya
secara baik dan aman. Dan biasanya pada kulit kepala juga sering terjadi
pengelupasan kulit mati secara berlebihan dan disertai gatal-gatal dan peradangan
halus, kering, berlapis-lapis, sering mengelupas sendiri, serta rasa gatal dengan
Malassezia sp. Merupakan flora normal kulit kepala, tetapi bermacam keadaan
(wetting), memiliki sifat dapat membuat busa (foaming), dapat membersihkan dan
menyehatkan kulit kepala, mudah dicuci atau dibilas kembali, membuat rambut
lebih mudah disisir dan dikepala, membuat rambut lebih cemerlang, mungkin
3
peru menganddung bahan aktif untuk mengatasi penyakit pada rambut dan kulit
kepala (meticadet shampo), aman untuk dipakai, tidak mengiritasi mata dan tidak
▪ Rambut
Rambut adalah mahkota bagi semua orang karena rambut berfungsi selain
berkilau, tidak kusut dan tidak rontok menjadi kebutuhan semua orang. Rambut
terdapat hampir pada seluruh bagian tubuh dan memiliki berbagai fungsi, antara lain
fungsi estetika bagi manusia. Rambut terdiri atas akar dan tangkai rambut. Akar
rambut dialiri darah melalui syaraf. Oleh karena itu, rambut sensitif terhadap
lingkungan, cuaca atau zat-zat kimia yang digunakan untuk tata rias rambut. Rambut
tumbuh di atas kulit dan akarnya tertanam di dalam kulit, perubahan biologis rambut
terdapat dalam akar yang menentukan pertumbuhan dan perontokkan rambut. Reaksi
(Dawber, 2004).
Rambut rontok (hair loss) terjadi pada banyak orang, sehingga dapat
mengurangi fungsi perlindungannya terhadap tubuh dan kepala dari lingkungan. Ini
tidak mengancam nyawa, tapi memengaruhi kepercayaan diri bahkan dapat menjadi
stressor psikologis. Rambut rontok (hair loss) adalah suatu kelainan di mana jumlah
rambut lebih sedikit atau terlepas lebih banyak dari normal, dengan atau tanpa
penipisan yang tampak. Jumlah folikel rambut kepala normalnya sekitar 100.000, dan
disebut sebagai kelainan jika jumlahnya hanya mencapai 50% yang berarti sekitar
Kerontokan rambut dapat dicegah dengan pengobatan dari luar maupun dari dalam.
4
Pengobatan dari luar dapat dilakukan dengan cara menggunakan salep/larutan
perawatan rambut. Sedangkan pengobatan dari dalam dapat dilakukan dengan cara
Pada praktikum pembuatan sahmpoo kali ini kami menggunakan perasan jeruk
nipis sebagai zat aktif dalam sediaan ini. Adapun klasifikasi jeruk nipis adalah sebagai
berikut :
• Jeruk Nipis
pohon kecil dengan cabang yang lebat tetapi tidak beraturan dan tinggi berkisar antara
1,5 sampai 5 meter (Gambar 1). Perakaran tanaman kuat, cukup dalam, dan dapat
tumbuh dengan baik pada segala jenis tanah. Cabang dan rantingnya berduri pendek,
Buah jeruk nipis (Gambar 2C) memiliki rasa yang sangat asam, berbentuk
bulat sampai bulat telur, dan berkulit tipis. Diameter buahnya sekitar 3 sampai 6 cm
dan permukaannya memiliki banyak kelenjar. Buah jeruk nipis memerlukan waktu 5-
6 bulan untuk berkembang. Buah yang masak pohon akan berubah warna dari hijau
menjadi kuning dan jeruk akan jatuh ke tanah setelah mencapai tahap masak penuh
(Sarwono, 2001).
Jeruk nipis tumbuh baik pada iklim tropis. Temperatur optimal untuk tanaman
ini adalah 25 sampai 30oC dan kelembaban yang ideal adalah 70 sampai 80%. Di
Indonesia, jeruk nipis dapat berbunga dan berbuah secara serentak, serta dapat
berbagai penyakit, antara lain batang, bunga, buah, dan daunnya. Getah batang jeruk
5
nipis yang ditambahkan sedikit garam dapat digunakan sebagai obat sakit
tenggorokan. Buah jeruk nipis banyak digunakan untuk menurunkan panas, obat
dan obat jerawat (Kharismayanti, 2015). Daun dan bunga jeruk nipis dapat digunakan
untuk pengobatan hipertensi, batuk, lendir tenggorokan, demam, panas pada malaria,
asam sitrat, asam amino, minyak atsiri, damar, glikosida, asam sitrun, lemak, kalsium,
fosfor, besi, belerang vitamin B1 dan C (Lauma dkk., 2015). Daunnya sendiri juga
yang menyebabkan daun jeruk nipis mempunyai sifat antibakteri, antara lain dengan
cara merusak dinding sel, merusak membran sitoplasma sel, mengubah struktur
molekul protein dan asam nukleat, serta menghambat kerja enzim bakteri (Pelczar dan
Chan, 1986). Senyawa fenol dan flavonoid juga dapat bersifat sebagai antioksidan
(Fajarwati, 2013). Daun jeruk nipis bermanfaat untuk mengobati influenza dan
(timbulnya warna kuning pada kulit dan bagian putih mata karena tingginya kadar
(Kharismayanti, 2015).
a. Taksonomi
Kerajaan : Plantae
Divisi : Spermatophyta
6
Subdivisi : Angiospermae
Kelas : Dicotyledonae
Bangsa : Rutales
Suku : Rutaceae
Marga : Citrus
b. Morfologi
1. Akar
lembaga tumbuh terus menjadi akar pokok yang bercabang – cabang menjadi
akar-akar yang kecil. Akarnya memiliki cabang dan serabut akar. Ujung akar
tanaman jeruk terdiri dari sel-sel muda yang senantiasa membelah dan
merupakan titik tumbuh akar jeruk. Ujung akar terlindung oleh tudung akar
yang bagian luarnya berlendir sehingga ujung akar mudah menembus tanah
(Liana 2017).
2. Batang
Batang yang tergolong dalam batang berkayu (lignosus), yaitu batang yang
biasanya keras dan kuat, karena sebagian besar tergolong kayu. Batangnya berbentuk
bulat (teres), berduri (spina) pendek, kaku dan juga tajam. Selain itu, arah tumbuh
yaitu batang pokok selalu tampak jelas, karena lebih besar dan lebih panjang
3. Daun
Daunnya berwarna hijau dan jika sudah tua warna kulitnya menjadi
kuning. Helain daun berbentuk jorong, pangkal bulat, ujung tumpul, tepi
7
beringgit, permukaan atas berwarna hijau tua mengkilap, permukaan daun
bagian bawah berwarna hijau muda, daging daun seperti kertas, Panjang 2,5 –
9 cm, lebar 2,5 cm, 9 sedangkan tulang daunnya menyirip dengan tangkai
4. Bunga
masih muda. Setelah pucuk daun tumbuh, beberapa hari kemudian akan
disusul putikputik bunga. Bunga jeruk nipis berwarna agak kemerahan hingga
5. Buah
Buah jeruk nipis berbentuk bola bewarna kuning setelah tua atau
masak dan bewarna hijau ketika masih muda dengan diameter 3,5-5 cm. Kulit
buah pada jeruk nipis mengandung semacam minyak atsiri yang pahit rasanya.
Minyak atsiri adalah sejenis minyak yang mudah sekali menguap pada suhu
kamar tanpa mengalami penguraian terlebih dahulu, dan baunya sesuai dengan
alkohol, eter dan minyak lemak, tetapi sulit larut dalam air (Liana 2017).
c. Manfaat
Jeruk nipis (Citrus aurantifolia s.) adalah salah satu tanaman toga yang
(Razak, Djamal, dan Revilla 2013). Dalam bidang medis, jeruk nipis
antiinflamasi, antibakteri dan diet (Prastiwi dan Ferdiansyah 2013). Selain itu
secara empirik jeruk nipis juga dapat digunakan sebagai obat batuk,
8
meluruhkan dahak, influenza, dan jerawat (Lauma, Pangemanan, dan
Hutagalung 2015).
Selain itu jeruk nipis juga memiliki aktivitas larvasida dan anthelmintik.
Berbagai aktivitas yang dimiliki oleh tanaman jeruk nipis diduga berasal dari
terdapat dalam tanaman jeruk nipis. Senyawa mayor yang terdapat dalam daun
dan kulit buah jeruk nipis adalah limonen dan β-pinen. Jeruk nipis dapat
itu, jeruk nipis dapat digunakan sebagai larvasida alami yang memiliki
senyawa tanin yang serupa dengan fenol sintetik yang terbukti dapat
2. Monografi Bahan
Surfaktan merupakan molekul amfifilik yang memiliki bagian non polar atau
hidrofobik, dimana bagian ini melekat pada bagian yang polar atau hidrofilik.
zwitterionik (amfolitik) atau non ionic. Contoh surfaktan anionik yang paling
9
Sodium Lauryl Sulfate merupakan komponen yang banyak terdapat dalam
kepala dan menghilangkan beberapa komponen lipid dari kutikula rambut. Untuk
membuat shampoo yang menggunakan alkil sulfat menjadi lebih lembut, alkil
sulfat digunakan bersamaan dengan alkil eter sulfat atau surfaktan amfoterik yang
Secara umum, sodium lauryl sulfat merupakan pembusa yang baik, terlebih
pada air sadah, karakteristik pembusa yang baik diperoleh pada panjang rantai
antara C12 hingga C14. Sodium Lauryl Sulfate memilik panjang rantai 12 atom
karbon dan merupakan satu dari sekian banyak surfaktan yang umum digunakan.
kompatibilitas dengan kulit sementara tetap menghasilkan busa yang baik (Barel,
2009).
Natrium lauril sulfat memiliki nama lain Sodium Lauryl Sulfate, SLS,
Dodecyl sodium sulfat, Sodium monolauril sulfat. Berat molekul natrium lauril
sulfat 288,38 g/mol. Rumus molekul SLS adalah C12H25NaO45. SLS memiliki
range pH 6-9. Berbentuk serbuk atau hablur putih atau kuning pucat dengan bau
lemah atau bau khas. SLS memiliki kelarutan dalam air dan praktis larut dalam
kloroform dan eter. Penyimpanan dalam wadah tertutup rapat dan terlindung dari
cahaya. Keamanan SLS secara luar digunakan dalam kosmetik dan sediaan oral
serta produk kosmetik. Apabila toksik bahannya cukup beracun dan bisa
menyebabkan iritasi akut pada kulit, mata, selaput lendir, saluran pernapasan
10
2. Cocamide DEA
Cocamide DEA diproduksi dari minyak kelapa. Minyak nabati seperti kelapa
yang mengandung fatty acid. Minyak ini mudah dihidrolisa dengan menggunakan
bahan-bahan untuk membentuk sabun alkali dan gliserin. Proses acidification dari
sabun kemudian dihasilkan fatty acid. Selanjutnya proses reaksi fatty acid dengan
3. Aqua destillata
rasa.
Stabilitas : Air secara kimiawi stabil dalam semua keadaan fisik. Air untuk
Inkompatibilitas : Air dapat bereaksi dengan obat-obatan dan eksipien lain yang
2006:804).
4. Na CMC
10% zat bersifat mudah disebarkan, konsistensinya plastis. Untuk membuat salap,
hanya sambil diaduk kontinyu, sedikit tergantung dari suhu. Na CMC bisa larut
baik di dalam air dingin maupun air panas. Larutan dalam aimya stabil terhadap
11
suhu dan tetap stabil dalam waktu lama pada suhu 100° C, tanpa mengalami
Na CMG digunakan secara juas untuk formulasi sediaan farmasi oral dan
topikal, terutama karena tingkat viskositas yang dimilikinya. Pada konsentrasi yang
lebih tinggi, biasanya 3-6 %, digunakan sebagai basis dalam pembuatan gel dan
pasta, glikol sering kali dimasukkan untuk mencegah penguapan. Bobot molekul
5. Metil paraben
Metil paraben memiliki ciri-ciri serbuk hablur halus, berwarna putih, hampir
tidak berbau dan tidak mempunyai rasa kemudian agak membakar diikuti rasa tebal
(Anonim, 1979).
kosmetik, produk makanan, dan formulasi farmasi serta digunakan baik sendiri
atau dalam kombinasi dengan paraben lain ataupun dengan antimikroba lain. Pada
kosmetik, metil paraben adalah pengawet pada kisaran pH yang luas dan memiliki
dengan panjangnya rantai alkil, namun dapat menurunkan kelarutan terhadap air,
6. Propil Paraben
Pemerian serbuk hablur putih, tidak berbau, tidak berasa. Kelarutan sangat
sukar larut dalam air, larut dalam 3,5 bagian etanol(95%) P, dalam 3 bagian aseton
P, dalam 140 bagian gliserol P dan dalam 40 bagian minyak lemak, mudah larut
12
(Depkes RI, 1979).
7. Menthol
Pemerian : bentuk hablur jarum 0,4 atau priisma, bau tajam seperti minyak
Kelarutan : sukarlarut dalam air, sangat mudah larut dalam etanol (95%), dalam
kloroform P dan dalam eter P, mudah larut dalam parafin cair P dan
13
BAB III
A. Alat
- Gelas beaker
- Gelas ukur
- Kaca arloji
- Sendok tanduk
- Batang pengaduk
- Sudip
- Pipet tetes
- Kertas Ph
- Waterbatch
B. Bahan
3. Cocamide DEA
4. Na CMC
5. Propil paraben
6. Metil paraben
7. Menthol
8. Aquadest
14
C. Formulasi
1. Formula
Cocamide DEA 4%
Na CMC 1%
Menthol 0,25 %
Aquadest ad 100 ml
2. Fungsi
Na CMC : basis
Menthol : perasa
Aquadest : pelarut
D. Perhitungan Bahan
b. Sls 2% = 2% x 100 ml = 2 g
d. Na CMC 1% = 1% x 100 ml = 1 g
15
e. Propil paraben 0,2% = 0,2% x 100 ml = 0,2 g
h. Aquadest + Na CMC = 20 x 1 = 20 ml
= 20 ml + 9,13 g
= 29,13 ml
= 100 ml – 29,13 ml
= 70,87 ml
= 71 ml
E. Penimbangan Bahan
b. Sls = 2 g
c. Cocamide DEA = 4 g
d. Na CMC = 1 g
g. Menthol = 0,25 g
h. Aquadest = 71 ml
F. Cara Kerja
c. Dimasukkan Na CMC yang telah ditimang kedalam air panas, biarkan beberap
16
d. Dilarutkan menthol dengan etanol 70 % secukupnya lalu aduk hingga larut,
f. Dilarutkan SLS dan metil paraben (massa 3) dilakukan diatas penangas air,
G. Evaluasi Sediaan
1. Uji organoleptis
2. Uji pH
Syarat : 5,0-9,0
- Diukur dengan kertas indikator universal dan pH harus sesuai dengan syarat
Syarat : 1,3 – 22 cm
- Dilakukan pengocokan ke dua arah, yakni kanan dan kiri selama sepuluh kali.
Jalankan stopwatch ketika pengocokan dihentikan. Lalu diukur volume busa awal
17
Stabilitas busa = H x 100 %
Ho
4. Uji homogenitas
18
BAB IV
A. Hasil
a. Uji organoleptis
- Bau :
- Warna :
- Bentuk
b. Uji Ph
Replikasi 1 = 6
Replikasi 2 = 6
Replikasi 3 = 6
19
d. Homogenitas
Replikasi 1 = homogen
Replikasi 2 = homogen
Replikasi 3 = homogen
B. Pembahasan
Pada praktikum kali ini mahasiswa akan melakukan pembuatan sediaan shampo dari
perasan jeruk nipis. Praktikum kali ini bertujuan agar mahasiswa mampu mengetahui
bahan yang digunakan dalam formula shampo, mengetahui dan memahami cara membuat
shampo serta evaluasinya. Sediaan shampo ini dibuat menggunakan air perasan jeruk
nipisl. Shampo adalah produk perawatan rambut yang digunakan untuk menghilangkan
Dalam penelitian ini digunakan formula dasar shampo yang terdiri dari sodium
lauryl sulfat, cocamide DEA, Na CMC, propil paraben, metil paraben, menthol dan
aquadest. Pengujian yang dilakukan yaitu uji organoleptik, uji pH,uji kestabilan busa, dan
uji homogenitas. Pengujian ini dilakukan dengan tujuan agar diketahui kelayakan dari
Pada uji organoleptik dilakukan pengamatan bau, warna dan bentuk sediaan ,pengaata
dilakukan sebanyak 3 kali replikasi. Sediaan shampo memiliki rasa khas mentol. Dari segi
warna sediaan tidak berwarna dan untuk bentuk sediaan ini memiliki bentuk semi solid.
untuk mengukur derajat keasaman sediaan, pH yang didapat dari 3 replikasi sama yaitu 6.
Uji kestabilan busa memiliki syarat yang baik yaitu 1,3 – 22 cm, uji kestabilan busa
20
lalu ditambahkan air hingga 10 ml, dan dilakukan pengocokan dua arah yaitu kanan dan
kirir selama 10 kali, diukur volume busa awal dan didapatkan hasil yaitu 11,5 cm dn hasil
akhir setelah 5 menit yaitu 8 cm , uji kestabioan busa yang didapat adalah 69,5 %
Uji homogenitas dilakukan dengan 3 kali replikasi dengan cara megamati sediaan
pada latar putih untuk mengetahui apakah terdapat gumpalan hitam dan mengamati
sediaan pada latar hitam untuk mengetahui apakah terdapat gumpalan putih didalam
sediaan, hasil yang didapat pada uji homogenitas yaitu sediaan shampo sesuai dengan
syarat homogentitas yaitu tidk terdapat gumpalan dan butiran kasar, jadi sediaan shampo
termasuk homogen .
21
BAB V
1. Kesimpulan
1. Hasil uji organoleptis shampo pada 3 replikasi hasil baunya khas mentol, bentuk
3. Uji kestabilan busa untuk tinggi memenuhi syarat yaitu 11,5 dan 8 cm
2. Saran
2. Perlu dilakukan penelitian lebih lanjut untuk meneliti efek jangka panjang dari
22
DAFTAR PUSTAKA
Universitas Pancasila
Gayatri. 2011. Buku Cerdas Untuk Perempuan Aktif. Jakarta: Gugus Media
Press
Sari,K.2013. Teknologi Hasil Penelitian Ekstraksi Pati Resisten Dari Tiga Variėtas
Prebiotik.Kalimantan:Universitas Jember
23
Sprowls,B,J. 1970. Prescription Pharmacy Edition. Lipincott Company:Philadelphia
Tungadi, R. 2014. Teknologi Sediaan Liquida dan Semisolid. Jakarta: CV. Sagung
Seto
LAMPIRAN
a. LKH yang sudah di acc
24
b. Proses pembuatan sediaan
25
c. Uji ph
26
d. Uji stabilitas busa
e. Kemasan
27