Anda di halaman 1dari 6

PREFORMULASI

1. Deskripsi Umum Senyawa Aktif Paracetamol (FI III Hal 32, FI IV Hal 650 , Codex

Hal 988-989)

a. Struktur Molekul

b. Rumus Molekul : C8H9NO2

c. Nama Lain : Acetaminophenum, Acetaminofen

d. Nama Kimia : 4-hidroksiasetanilid

e. Bobot Molekul (BM) : 151,6

f. Pemerian : Hablur atau serbuk putih , tidak berbau, rasa pahit

g. Kelarutan : Larut dalam 70 bagian air, dalam 7 bagian etanol

(95%) P, dalam 13 bagian aseton P, dalam 40 bagian

gliserol P dan dalam 9 bagian propilenglikol P, larut

dalam larutan alkali hidroksida.

h. Wadah dan Penyimpanan : Dalam wadah tertutup rapat, terlindung dari cahaya

i. pH : Antara 5,3 dan 6,5

j. Titik didih / titik leleh : ≥ 500 ⁰C / 169 – 170 ⁰C

k. Stabilitas : - Terhidrolisis pada ph minimal 5

- Stabil pada temperatur 45⁰C (dalam bentuk

serbuk)

- Dapat terdegradasi oleh quinominim dan

terbentuk warna pink,coklat dan hitam


- Relatif stabil terhadap oksidasi

- Menyerap uap air dalam jumlah tidak signifikan

pada suhu 25⁰C dan kelembaban 90%

l. Inkompabilitas : Terhadap permukaan nylon dan rayon

2. Penggolongan Obat

Berdasarkan SK Menkes RI No 949/Menkes/Per/VI/2000 tentang penggolongan

obat, paracetamol digolongkan kedalam obat bebas.

3. Farmakologi Paracetamol

a. Nama Obat dan Sinonim

Paracetamol memiliki sinonim asetaminophen atau 4-hidroksi dan secara

farmakologi termasuk k dalam golongan analgetik dan antipiretik.

b. Mekanisme Kerja Obat

 Efek farmakologi

Paracetamol dalam bentuk tablet digunakan sebagai analgesik-antipiretik

mengatasi nyeri sampai sedang,demam (Ioni 2000, hlm 185 )

 Mekanisme Kerja

Menghambat kerja enzim siklooksigenasi (COX) yang berperan pada

pembentuk prostaglandin yaitu senyawa penyebab nyeri. Dengan dihambatnya

kerja enzim ini, maka jumlah prostaglandin pada sistem saraf pusat menjadi

berujung sehingga respon tubuh terhadap nyeri berkurang. Paracetamol

menurunkan suhu tubuh dengan cara menurunkan hipotalamus set point di pusat

pengendalian suhu tubuh di otak.


c. Nasib Obat Didalam Tubuh

 Absorpsi

Paracetamol cepat diabsorpsi bergantung pada kecepatan pengosongan

lambung dan kadar puncak dalam darah biasanya tercapai dalam waktu 30-

60 menit yang diberikan secara oral. Makanan dapat menunda kecepatan

penyerapan.

 Distribusi

Paracetamol cepat didistribusikan kesebagian besar jaringan tubuh sekitar

25%. Paracetamol dalam darah terikat pada protein plasma.

 Metabolisme

Paracetamol dimetabolisme oleh enzim mikrosom hati dan diubah menjadi

acetaminophen sulfat dan glikoronida, yang secara farmakologi tidak

efektif.

 Eliminasi

Paracetamol dieksresikan dalam urin sebagai konjugat dalam bentuk tidak

berubah.eliminasi parasetamol memiliki waktu paruh plasma 1,25 sampai 3

jam.

d. Indikasi dan Dasar Pemilihannya

Parasetamol bekerja untuk:

1. Nyeri ringan sampai sedang (termasuk sakit kepala, keluhan sesudah

tonsilekton)

2. Menurunkan demam yang menyertai infeksi bakteri dan virus

3. Nyeri otot

4. Sakit gigi

5. Demam tipoid oleh styphi (DOI Edisi 10 thn 2002)


e. Kontra indikasi dan Alasannya

Penggunaan paracetamol di kontra indikasikan pada penderita :

1. Penyakit atau kerusakan hati

2. Neuropati

3. Infuse

f. Dosis dan Perhitungan Dosis

1. Dosis untuk orang dewasa : 500 – 1000 mg setiap 6 jam

2. Dosis untuk anak 6 – 12 tahun : 125 – 200 mg, 3 – 4 kali sehari (DOI edisi

10 tahun 2002).

g. Efek Samping

 Efek samping yang sering di jumpai : Ruam kulit, kelainan darah,

pankrearitis akut.

 Efek samping yang jarang di jumpai : kerusakan ginjal, kerusakan hati

h. Toksisitas

Sebanyak 6 – 10 g paracetamol sekaligus dapat menimbulkan kerusakan hati

yang total

i. Interaksi Obat

Paracetamol + alcohol meningkatkan resiko hepatotosik

Paracetamol + Isoniazid meningkatkan resiko hepatotosik

j. Penggunaan pada kondisi khusus

Paracetamol yang di anggap aman bagi wanita hamil dan menyusui walaupun

dapat mencapai air susu.


k. Pengobatan dan Perhatian

Pembuatan dosis paracetamol terhadap anak berdasarkan bobot badan masing

– masing anak. Harus berhati – hati dengan pemberian obat yang mengandung

paracetamol karena dapat berpotensi overdosis.

l. Cara Penyimpanan

Wadah tertutup rapat dan terlindung dari cahaya.

4. Pendekatan Formulasi

Bentuk sediaan yang akan dibuat adalah tablet konvensional dengan kekuatan sediaan

500 mg per tablet. Formulasi sediaan tablet paracetamol :

a. Fase Dalam (92%)

Paracetamol 500 mg

Amprotab 10% 75 mg

PVP 5% 37,5 mg

Laktosa 77,5 mg

b. Fase Luar (8%)

Mg Stearat 1%

Talk 2%

Amprotab 5%

5. Alasan Pemilihan Eksipien

a. Amprotab : dijadikan eksipien karena mampu menjadi desintegran yang baik

dalam tablet.

b. Laktosa : dijadikan sebagai filter atau pengisi tablet dan menjaga konsistensi

bobot tablet.
c. Talk : bertindak sebagai glidan dapat memperbaiki dengan aliran dari bahan–

bahan dalam pembuatan tablet

d. Mg Stearat : digunakan sebagai lubrikan yang tidak higroskopik

6. Kesimpulan Formula

R/ Paracetamol 500 mg

Amprotab 10% 75 mg

PVP 5% 37,5 mg

Laktosa 77,5 mg

Mg Stearat 7,5 mg

Talk 15 mg

Amprotab 37,5 mg

Anda mungkin juga menyukai