Anda di halaman 1dari 35

HEPATITIS

Hepatitis
 Hepatitis adalah suatu proses peradangan pada
jaringan hati (hepar) yang memberikan gejala
lemah badan, mual, warna urin spt warna air teh,
disusul dengan mata dan badan menjadi kuning
(ikterik).
 Tidak semua penyakit hepatitis memiliki bentuk
klasik seperti itu. Ada yg anikterik, bentuk jinak
(benigna), ganas (fulminan), tidak nyata
(inapparent hepatitis)
 Penyebab : terbanyak disebabkan oleh virus,
bakteri (spt Salmonella), obat-obatan, racun
(hepatotoksik), dan alkohol
 Berdasarkan perjalanan penyakitnya hepatitis
terbagi dua, yaitu :
1. Hepatitis akut, bila perjalanan penyakit < 3 bulan
2. Hepatitis kronis, bila perjalanan penyakit > 3
bulan
 Hepatitis kronis dapat disebabkan oleh virus, reaksi
autoimun, obat, alkohol. Hepatitis virus yg sering
menjadi kronis adalah hepatitis B, C, G, dan
koinfeksi HBV-HDV.
 Sebagian hepatitis sembuh sempurna, tetapi yg lain
akan berkembang menjadi kronis, sirosis hati, dan
kanker hati
Hepatitis virus
 Adalah hepatitis yg disebabkan oleh virus hepatitis.
Saat ini dikenal 6 macam virus penyebab hepatitis
yaitu virus hepatitis A (HAV), HBV, HCV, HDV, HEV,
HGV.
 HFV jarang dibicarakan, dimana HFV merupakan
bentuk mutan dari HBV
 Umumnya hepatitis virus ini sama tapi berbeda dalam
perkembangan penyakitnya. Hepatitis A dan E bersifat
akut biasanya sembuh sempurna, mortalitas rendah
(0,1-0,2%); sementara hepatitis B, C, D kemungkinan
mjd kronis tinggi
Risk Factors IDU/snorting
(51%)
No RF identified
(23%)

Incarceration (3%)

Transfusion/dialysis
blood contact (4%) HCV-infected household
member/sexual partner
Hospitalization Tattooing (7%)
dental work piercing
(6%) (6%)

Source: Health Canada Enhanced Surveillance, Oct 98-Oct 99, Calgary, Edmonton, Winnipeg, Ottawa
Hepatitis symptoms

 Kekuningan pada kulit dan


mata.
 Peningkatan suhu
 Nafsu makan menurun
 Warna urine kuning gelap
 Kadar Transaminase, alkaline
phosphatase meningkat
Viral Hepatitis
5 types:
A: fecal-oral transmission
B: sexual fluids & blood to blood
C: blood to blood
Vaccine
D: travels with B Preventable
E: fecal–oral transmission
Adapted from Corneil, 2003
Hepatitis A
 Virus hepatitis A adalah virus RNA rantai tunggal, tanpa
selubung lipid, termasuk famili picornaviridae genus
enterovirus 72.
 Virus hepatitis A tidak memiliki selubung lipid pd
permukaannya (naked)  tidak dicerna oleh lipase + garam
empedu  stabil saat diekskresikan sel hati yg terinfeksi ke
dalam empedu kemudian ke usus  dikeluarkan lewat feses
dapat mencemari makanan atau air minum  menginfeksi
individu yg sehat (penularan secara fekal-oral)
 Periode inkubasi 2-6 minggu dan fase adanya virus
di dalam darah sangat pendek (5-7 hari) shg
transmisi parenteral jarang tjd
 Di negara berkembang dgn sanitasi rendah, insiden
hepatitis A mendekati 100%, dan biasanya diderita di
masa kanak-kanak. Di Eropa atau Amerika, hepatitis
A diderita dewasa muda saat bepergian ke daerah
dgn insiden hepatitis A tinggi
 HAV adalah salahsatu penyebab hepatitis akut,
tidak dilaporkan adanya hepatitis A kronis.
Umumnya pasien sembuh sempurna dalam bbrp
minggu (jika pertahanan tubuh bagus)
 HAV diekskresikan ke dalam feses menjelang akhir
masa inkubasi, kemudian antibodi spesifik muncul,
sebagian menetap dlm sirkulasi memberikan
kekebalan seumur hidup
 Diagnosis ditegakkan dng mendeteksi :
- IgM antiHAV, terbentuk saat muncul gejala klinis
dan akan hilang 1-2 bln kemudian
- IgG antiHAV, bertahan seumur hidup, menunjukkan
infeksi HAV di masa lampau dan adanya kekebalan
thd HAV
- Adanya HAV pada feses, menunjukkan infeksi akut.
Tapi tidak semua penderita mengekskresikan HAV
pada fesesnya
 Gejala klinis hepatitis A tidak spesifik dan tergantung
usia. Pada anak-anak tampak spt influenza tanpa
ikterik, pada dewasa dpt tjd ikterik. Ikterik terjadi
jika kadar bilirubin serum >25-30mg/dL.
 Dapat terjadi peningkatan aktivitas transaminase
serum dan ALP (alkaline phosphatase)
Hepatitis B
 Hepatitis B disebabkan oleh virus DNA
kelas hepadnaviridae yg mrpk penyebab
hepatitis akut maupun kronis yg
bereplikasi di hati dan termasuk virus
onkogen
 Partikel virus tersusun atas :
- ‘Outer lipoprotein coat’ dan hepatitis B
surface Antigen (HBsAg)
- Bagian inti mgd HBcAg (c= core), double
strand DNA (dsDNA), HBeAg, dan DNA
polimerase
 Dapat terjadi mutasi gen HBV (disebut
HFV) shg insiden infeksi hepatitis B tinggi
dgn keparahan, prognosis dan kronisisitas
yg lebih buruk
 Hepatitis B tidak ditularkan secara fekal oral krn partikel
HBV mmlk selubung lipid shg cepat diinaktivasi empedu.
 Hepatitis B ditularkan secara parenteral, seksual, dan
perinatal. Periode inkubasi 1-6 bln dan hanya 1/3 dari semua
infeksi menunjukkan ikterik. Sebagian besar kasus anikterik
bahkan tanpa gejala. Jika ada gejala berupa lemah,
anoreksia, ikterik dan tjd peningkatan ALT.
 Pada dewasa muda yg sehat scr imunologis, hepatitis B
dapat sembuh pd 90% kasus, dimana pada 5-10% pasien virus
menetap di hati yg beresiko mjd karsinoma. Pada neonatus,
hepatitis B mjd kronis >90% kasus
 Diagnosis bisa dengan mendeteksi :
- HBsAg dan anti HBs
- antiHBc dan IgM antiHBc
- HBeAg dan antiHBe
- HBV DNA
 HBsAg positif menunjukkan adanya virus dlm hati,
ditemukan pd hepatitis B akut maupun kronis,
walau 5% penderita tdk menunjukkan adanya
HBsAg. Merupakan petanda pertama tjd infeksi
hepatitis B.
 HBsAg akan hilang 4-8 minggu kemudian, dan
infeksi dianggap kronis jika HBsAg menetap > 6 bln
dlm sirkulasi.
 AntiHBs akan muncul segera setelah Ag
menghilang, menunjukkan virus telah dieliminasi
dari hati, menandai akhir infeksi dan adanya
imunitas
 AntiHBc terbentuk saat muncul gejala klinis,
ditemukan selama infeksi akut maupun kronis.
Deteksi IgM antiHBc satu-satunya sarana diagnostik
pada ‘window period’ ketika HBsAg sudah negatif
tapi antiHBs belum terbentuk
 IgM antiHBc menunjukkan replikasi virus dan
stadium infeksi aktif. Bila menetap > 6 bln
menunjukkan hepatitis B kronis. Menghilangnya
IgM antiHBc menunjukkan penyembuhan
 HBeAg dapat dideteksi selama infeksi akut yg
akan dieliminasi oleh antiHBe yg umumnya
menetap selama bbrp thn. Adanya HBeAg dan
HBV DNA menunjukkan replikasi virus dan
penderita pd stadium sangat infeksius.
Adanya antiHBe menunjukkan proses
penyembuhan
Hepatitis C  Virus hepatitis C (HCV) termasuk
kelas flaviviridae, mrpk virus
enveloped RNA berantai tunggal
 HCV mrpk penyebab masalah
kesehatan yg serius di dunia
disamping HBV. Diperkirakan ada
100 juta orang di dunia menderita
hepatitis C kronik
 Infeksi terutama terjadi setelah
transfusi darah dan pemberian
faktor koagulasi yg tercemar
 Penularan secara parenteral, tdk
secara fekal oral karena HCV juga
memiliki selubung lipid shg mudah
diinaktivasi oleh empedu
 Masa inkubasi  22 minggu. 80-90% penderita
hepatitis C menjadi kronis dan 20% dari
penderita kronis menjadi sirosis
 Gejala infeksi HCV biasanya ringan, lesu,
lemah, dan < 25% penderita menderita ikterik.
Infeksi HIV dengan HCV memberikan gejala yg
lebih parah. Sebagian besar penderita
mengalami infeksi kronik (Chronic Active
Hepatitis = CAH atau sirosis)
 Diagnosis bisa dilakukan dengan mendeteksi:
1. IgM antiHCV untuk mendiagnosis infeksi akut HCV,
infeksi kronis, dan respon penderita thd
pengobatan
2. HCV RNA :
- untuk mendeteksi infeksi akut
- menentukan prognosis,
- mengukur respon setelah pengobatan dgn
interferon (dgn menghitung penurunan jumlah
virus)
- monitoring penularan perinatal
Hepatitis D
 Virus hepatitis D (HDV) diidentifikasi tahun 1977, pertama
ditemukan pada inti hepatosit pasien yg terinfeksi HBV.
 HDV merupakan virus RNA yg tidak lengkap dan memerlukan
koinfeksi dengan virus hepatitis B untuk replikasinya
 HDV berantai tunggal dengan protein internal (antigen delta)
dan selubung luar HBsAg.
 HDV sangat patogenik dan dpt menyebabkan hepatitis akut
maupun kronis
 Ada tiga bentuk infeksi oleh HDV yaitu :
1. Koinfeksi HDV-HBV akut
Ini terjadi jika pasien terinfeksi secara simultan
oleh HBV dan HDV, dengan gejala mirip infeksi
hepatitis B akut
2. Superinfeksi HDV akut
Superinfeksi HDV terjadi jika penderita hepatitis B
kronik terinfeksi HDV, yg akan memperberat
tingkat penyakitnya
3. Infeksi kronik HDV
Infeksi kronik HDV terjadi pada 5% penderita
koinfeksi akut HBV-HDV
 Marker untuk hepatitis D :
- HDV antigen dari sampel biopsi,
merupakan metode terbaik dibanding
memeriksa antiHDV
- antiHDV
Hepatitis E
 Virus hepatitis E adalah virus RNA, termasuk kelompok
caliciviridae
 Masa inkubasi sekitar 15-60 hari diikuti dgn fase praikterik yg
terjadi selama 1-10 hari dgn gejala nyeri lambung, nausea,
muntah.
 Fase ikterik kemudian berlangsung selama 12-15 hari, dan
kembali normal setelah 1 bulan. Fase ikterik umumnya terjadi
dengan peningkatan bilirubin dan enzim-enzim transaminase.
 Mortalitas rendah 1-2%, meningkat menjadi 20% pada ibu hamil
 Virus hepatitis E ditularkan secara enterik. Umumnya
infeksi HEV tidak menjadi kronis, dilaporkan adanya
kasus parah dan fatal pd wanita hamil di India.
 Infeksi HEV umumnya terjadi di daerah dengan
sanitasi dan tingkat kesehatan buruk
 Respon imunitas terhadap HEV hanya timbul
sementara. Pada masa akut IgM anti HEV meningkat
diikuti dengan peningkatan IgG antiHEV yg mulai
menurun 6 bulan setelah infeksi dan menghilang 12
bulan setelah infeksi.
 Untuk menegakkan diagnosis infeksi HEV dilakukan
pemeriksaan antiHEV
Hepatitis G
 Sejarah ditemukann ygya virus hepatitis G
(HGV) dimulai tahun 1964 ketika seorang ahli
bedah dari Chicago berinisial ‘GB’ (G. Barker)
terkena infeksi akut tanpa diketahui
penyebabnya (dikenal dgn non-A non-B virus
hepatitis)
 Thn 1995 peneliti dari Abbott Laboratories,
Genelab dan CDC berhasil mengisolasi virus
dari serum ‘GB’ yg dinamakan HGV yg
diklasifikasikan ke dalam famili flaviviridae
 Penderita hepatitis G tersebar di seluruh dunia,
dgn prevalensi 1/6 penduduk dunia
 Prevalensi tinggi pada populasi yg sering
mengalami hemodialisis, sering mengalami
transfusi darah atau produk darah, dan
pengguna obat secara intravena
 Terdapat 6 genotip dari HGV, dimana genotip 1
(Afrika), genotip 2 (Eropa, Amerika), genotip 3
(Jepang, China), genotip 4 (Asia Tenggara),
genotip 5 (Afrika Selatan), dan genotip 6
(Indonesia)
 Infeksi HGV didapatkan pada sekitar 35%
penderita hepatitis akut dan 39% hepatitis
kronik.
 Penularan utama melalui jalur parenteral
dan dilaporkan adanya koinfeksi dengan
HCV, tapi tidak menambah keparahan
infeksi HCV.
 Diagnosis ditegakkan dengan
mengidentifikasi HGV dan antiHGV
Chronic viral hepatitis (cirrhosis hepatis)
Pemeriksaan laboratorium untuk mendeteksi
hepatitis
1. Pemeriksaan imunologis-serologis (antigen atau antibodi)
untuk mencari penyebab penyakit
Contoh : HAV, HBV, IgMAntiHAV, HBsAg, dll
2. Pemeriksaan enzim-enzim hati  untuk mengetahui derajat
gangguan fungsi hati/keparahan penyakit
Contoh : ALP (alkaline phosphatase), GGT (gamma-glutamil
transferase), SGPT (Serum Glutamat piruvat transaminase)
3. Pemeriksaan parameter kimia  mengetahui derajat
gangguan fungsi hati/keparahan penyakit
Contoh : bilirubin (direk, indirek, atau total), asam/garam
empedu

Anda mungkin juga menyukai