Anda di halaman 1dari 10

LUBRIKAN

TEKNOLOGI FARMASI SEDIAAN SOLIDA

Kelompok 3/D Semester VI

Nensa Komalasari (24041115181)


Priangga Galang Wicaksana (24041115183)
Amelia
Echa
Faujiatul
Fitri
Fuji
Gina B
Lilis
Nena
Nyimas
Pipit
Santi
Sarah citra
Yenira

PROGRAM STUDI S1 FARMASI


FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS GARUT
2019
A. Pengertian

Lubrikan adalah zat tambahan yang sering digunakan untuk pembuatan


tablet. Lubrikan disebut juga sebagai lubrikan sejati/ pelincir / pelumas.
lubrikan berfungsi untuk mengurangi gesekan antara permukaan sisi tablet
dengan dinding ruang cetakan (die) dan antara dinding die dengan dinding
punch selama proses pencetakkan sehingga tablet mudah dikeluarkan dari
cetakkan mesin tablet.

Lubrikan berfungsi mengurangi gesekan selama proses pengempaan


Tablet dan juga berguna untuk mencegah masa tablet melekat pada cetakan
(Drs. H.A. Syamsuni,Apt.2012.Ilmu Resep).

Fungsi utama dari lubrikan dalam formulasi tablet adalah untuk mencegah
pelengketan tablet pada permukaan “Punch” dan untuk mereduksi friksi antara
dinding”die” dan tablet selama pengempaan dan pengeluaran tablet dari
“die”. (Goeswin Agoes.2013.pengembangan sediaan farmasi(SFI-1).

Lubrikan biasanya ditambahkan pada pencampuran akhir (final mixing).


Lubrikan sering digunakan sebagai fase luar dalam pembuatan sediaan tablet.
Dalam sediaan farmasi lubrikan digunakan dalam konsentrasi yang sangat
kecil (biasanya 0,25% sampai 5,0% b/b). Bagi aliran serbuk, lubrikan dapat
meningkatkan kemampuan alir serbuk tesebut.

Lubrikan dapat menyebarkan tekanan saat pengempaan pencetakan dan


meningkatkan bobot jenis partikel secara keseluruhan. Semakin kecil ukuran
granul, dibutuhkan lubrikan yang semakin banyak. Secara umum lubrikan
dapat memperlama waktu hancur tablet dan menurunkan kecepatan disolusi
karena sifatnya yang hidrofob
B. Mekanisme Kerja Lubrikan
Lubrikan dapat bekerja dengan dua mekanisme, yaitu : .
a. Fluid lubrication
Fluid lubrication bekerja dengan memisahkan kedua permukaan
granul dan dinding lubrikan ini termasuk lubrikan jenis cairan
(hydrodynamic lubrication) contoh : senyawa hidrokarbon seperti
minyak mineral. Pada lubrikan ini membentuk lapisan cair antara
massa cetak dengan logam cetakan. Dapat meninggalkan noda
pada tablet Untuk menghilangkan noda minyak pada permukaan
tablet, perlu dilakukan atomisasi dispersi halus.
b. boundary lubrication
boundary lubrication (lubrikan tapal batas) bekerja karena adanya
penempelan dari bagian polar molekular yang mempunyai rantai
karbon panjang, ke permukaan logam dari dinding cetakan. Tipe
lubrikan ini memiliki adheren terhadap cetakan lebih baik.
Contohnya magnesium stearat.
C. Jenis-jenis Lubrikan
Jenis-jenis lubrikan dapat digolongkan berdasarkan kelarutannya
dalam air, berikut jenis-jenis lubrikan antara lain :
a. Water soluble (lubrikan larut air): Lubrikan larut air digunakan untuk
tablet yang harus larut sempurna dalam air, dan tergantung dari
karakteristik disolusi yang diinginkan. lubrikan ini banyak digunakan
untuk tablet/serbuk effervescent. Beberapa contoh senyawa yang dapat
digolongkan sebagai lubrikan larut air antara lain : natrium benzoat,
natrium asetat, natrium klorida, natrium oleat, natrium lauril sulfat,
magnesium lauril sulfat, asam borat, Karbowax 4000, Karbowax 6000,
polietilenglikol
b. Water insoluble (lubrikan tidak larut air) : paling banyak dan
digunakan konsentrasi rendah. Lubrikan tidak larut air memiliki
efektivitas yang lebih tinggi daripada lubrikan larut air. Beberapa
contoh senyawa yang daoat digolongkan sebagai lubrikan tidak larut
air : magnesium stearat, kalsium stearat, natrium stearat, asam stearat,
Sterotex, talk, lilin, Stearowet.

D. Hal-Hal yang Harus diperhatikan dalam pemilihan Lubrikan:

1. Cara pemberian dan jenis tabet yang akan dibuat


2. Sifat disintegrasi dan disolusi yang dipersyaratkan
3. Masalah lubrikasi dan aliran
4. Sifat granul dan serbuk yang akan dikempa
5. Kompatibilitas zat aktif
6. Harga
E. Aplikasi lubrikan dalam sediaan tablet
a. Lubrikan ditambahkan saat granulasi
Lubrikan ditambahkan saat granulasi akan membentuk lapisan
di sekitar granul sehingga dapat mengurangi kerusakan tablet setelah
dikempa. Pembentukan lapisan ini juga akan menyebabkan tablet
menjadi labih berpori, elastik, mudah melar, dan memberikan hasil
tablet yang lebih besar sehingga tablet mudah pecah.

b. Lubrikan ditambahkan pada pencampuran tahap akhir


Lubrikan ditambahkan pada pencampuran tahap akhir (fase
luar), setelah bahan – bahan lainnya tercampur homogen. Waktu
pencampuran lubrikan disarankan sekitar dua sampai lima menit.
Pencampuran yang terlalu lama atau overblending dapat
memperlambat disintegrasi dan menurunkan disolusi, serta dapat
mengurangi kohesivitas matriks tablet.
Metode penambahan lubrikan di akhir (sebagai fasa luar-
setelah granul dibentuk) memberikan hasil yang lebih baik terhadap
kekerasan tablet dan kemudahannya untuk dikeluarkan dibandingkan
dengan metode penambahan lubrikan saat dilakukan granulasi

Lubrikan yang berbentuk serbuk tidak dianjurkan untuk ditambahkan


sebelum dilakukan granulasi basah karena lubrikan dapat terdistribusi ke
seluruh bagian granul, tidak hanya di permukaan.

. Pemakaian lubrikan dan waktu pencampurannya yang tidak tepat dapat


menurunkan efektivitas disintegran. Lubrikan hidrofobik seperti magnesium
stearat akan membentuk film hidrofobik yang tipis di sekeliling eksipien tablet
sehingga mencegah penetrasi air melewati pori tablet dan menunda
disintegrasi tablet, dan biasanya hal ini dapat berpengaruh pada kecepatan
disolusi zat aktifnya. Karena itu pemakaian lubrikan harus dalam jumlah yang
tepat dan waktu pencampurannya dengan seluruh eksipien (serta zat aktif)
harus dalam waktu yang tepat pula agar tidak berpengaruh secara signifikan
terhadap waktu hancur dan disolusi zat aktifnya. Sebaliknya Natrium
Laurilsulfat bila digunakan sebagai lubrikan akan meningkatkan kecepatan
disolusi zat aktif. Hal ini terutama karena natrium lauril sulfat meningkatkan
pembasahan dan penetrasi pelarut ke dalam tablet dan granul sebagai akibat
dari turunnya tegangan permukaan antara permukaan partikel tablet dan
pelarut (media disolusi).

Umumnya dengan evaluasi berbagai faktor, golongan logam stearat


(magnesium/kalsium/natrium) paling baik digunakan sebagai lubrikan asalkan
dalam jumlah kecil (<1%) dan dicampur dengan matriks (bahan-bahan) tablet
dalam waktu yang cukup singkat. Tetapi bila bila karakteristik disolusi dari
zat aktif yang hidrofobik sangat ingin ditingkatkan maka bisa digunakan
surfaktan seperti natriun lauril sulfat sebagai lubrikan.

Disintegran dan lubrikan tidak boleh ditambahkan secara bersamaan


karena dapat mengurangi porositas disintegran sehingga efektivitas
disintegrasinya dapat berkurang. Hendaknya lubrikan diayak dengan ayakan
100 – 300 mesh sebelum digunakan. Dengan memperkecil ukuran partikel
lubrikan, berarti meningkatkan luas permukaan lubrikan sehingga efektivitas
penyalutan lubrikan pada granul atau serbuk bertambah.

F. Contoh lubrikan dan konsentrasi yang digunakan

lubrikan Konsentrasi (%) pada campuran


akhir

Kalsium stearat 0,2-2,0

Lemak dihidrogenasi 2,0-5,0

Mg stearat 0,2-2,0

Minyak mineral 1,0-3,0

PEG 2,0-5,0

Asam stearat 1,0-40

Na-stearil fumarat 0,5-2,0

1. Magnesium setearat
Magnesium stearat merupakan lubrikan yang paling efektif dan
digunakan secara luas. Bahan berasal dari sumber hewan yang
merupakan campuran berpareasi dari stearat dan falimilat dan
menunjukan morfologi terbaik sebagai lubrikan jika dibuat melalui
presipitasi. Magnesium stearat yang berasal dari sumber tanaman
mengandung lebih dari 90% stearat dan tidak seefektif lubrikan yang
berasal dari hewan.
Konsentrasi efektif Magnesium stearat antara 0,2-2%. Biasanya
dicampur dengan serbuk atau campuran granul untuk waktu relatif
singkat (tidak melebihi 5 menit), karena akan menimbulkan efek
berlawanan pada pengempaan dan disolusi in vitro pada kebanyakan
formulasi.
2. Kalsium stearat
Walaupun kalsium stearat menunjukan sifat hampir bersamaan dengan
magnesium stearat, penggunaannya dalam tablet terbatas.
3. Asam stearat
Sifat sebagai lubrikan asam stearat lebih rendah dari magnesium dan
kalsium stearat.
Asam stearat digunakan sebagai lubrikan jika magnesium stearat tidak
dapat igunakan akibat masalah inkompatibilitas fisika dan kimia.
Asam stearat sering dianggap sebagai lubrikan untuk dinding”die’’,
sedangkan logam stearat sebagai lubrikan permukaan punch.
4. Na-stearil fumarat
Na-stearil fumarat menunjukan sifat sebagai lubrikan yang baik, akan
tetapi tidak sepopuler magnesium stearat. Na-stearil fumarat kurang
peka terhadap pencampuran secara berlebihan, dan tidak
mempengaruhi keterkempaan.
5. Lemak tanaman dihidrogenasi
Lemak tanaman yang dihidrogenasi merupakan lemak seperti malam.
Serbuk dihasilkan secara semprot dingin. Ukuran partikel relatif besar
dan sifatnya sedang sebagai lubrikan.
6. Minyak mineral (parafin solidum)
Parafin solidum merupakan lubrikan yang baik. Tidak terlalu populer
karena sulit mendapatkan campuran dengan serbuk dan granul yang
homogen.
7. PEG
PEG BM tinggi yang berbentuk pada suhu kamar, dapat digunakan jika
masalah kelarutan lubrikan merupakan pertimbangan penting. PEG
merupakan lubrikan yang tidak selalu efektif.

G. Kekurangan dan Kelebihan Lubrikan

a. Kekurangan Lubrikan

Pemberian lubrikan harus sesuai jumlahnya. Kekurangan lubrikan


yang relatif banyak dalam formulasi menyebabkan mesin tablet bekerja
‘terpaksa‘, kerusakan punch bawah, terbentuknya lapisan film di
permukaan dies karena ada komponen tablet yang melekat, tablet sukar
dikeluarkan dari lubang kempa sehingga terdapat goresan terutama di
bagian samping tablet (sticking), permukaan tablet tidak halus dan tidak
mengkilap, ditemukan keretakan di bagian tepi tablet, bahkan dapat
menimbulkan retakan atau fragmentasi tablet saat tablet keluar dari lubang
kempa,

b. Kelebihan Lubrikan

Kelebihan lubrikan dapat menyebabkan tablet pecah berkeping-keping


saat dikeluarkan dan dapat menyebabkan capping. Capping adalah bagian
atas tablet terpisah dari bagian utamanya.
Cara menanggulangi kerusakan-kerusakan tersebut dapat dilakukan
dengan cara mengganti jenis lubrikan, mengurangi atau menambahkan
atau meningkatkan konsentrasi lubrikan.
Dapus

Agoes, W., 2008, Pengembangan Sediaan Farmasi

Lieberman, H.A. dan Lachman L., 1980, Pharmaceutical Dosage Forms : Tablets
Volume I

Siregar, C.J.P., 2010, Teknologi Farmasi Sediaan Tablet Dasar – Dasar Praktis

http://dunia-berbagi-ilmu.blogspot.com/2012/03/lubrikan.html?m=1

Anda mungkin juga menyukai