Anda di halaman 1dari 15

FORMULASI KRIM LUKA BAKAR

DI SUSUN OLEH :

NAMA : Agung Batara Surya

NIM : NH0519003

KELAS :A

ASISTEN : A. Endang Kusuma Intan S.farm, M.Si

KEMENTRIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN

PROGRAM STUDI DIPLOMA TIGA FARMASI

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN

NANI HASANUDDIN

MAKASSAR

2020
I. Formula Asli
R/ krim luka bakar

II. Rancangan Formula


Tiap 15 gram mengandung :
Cod Liver oil 10 %
Asam stearat 14,5%
Adeps lanae 3%
Nipagin 0,1%
Nipasol 0,05%
Aquadest ad 100 %

III. Master Formula

Nama produk : Clo Ans

Jumlah produk :10 Pot @ 20 gr

No. Registrasi :DKL2054112329A1

No. Batch :A 00306202

STIKES NANI HASANUDDIN MAKASAR


Produksi :
Tgl Formula Tgl Produksi Disetujui oleh
Kelompok 1
03 juni 2020 ASISTEN
Kode
No. Nama Bahan Fungsi Bahan Per dosis Per batch
Bahan

1 CLO Cod liver oil Zat aktif 2g 20 g

2 Ast Asam stearate Emulgator 2,9 g 29 g

3 Al Adeps lanae Basis lemak 0,6 g 6g

4 NPG Nipagin Pengawet 0,02 g 0,2 g


5 NPS Nipasol Pengawet 0,01 g 0,1 g

6 AQS Aquadest Pelarut 14,47 g 144,7 g

IV. Dasar Formulasi


A. Uraian Terkait Zat Aktif
Minyak ikan memiliki sinonim Oleum Lecoris dan Lavertraan
merupakan minyak yang diperoleh dari hati segar Gadus collarias L. dan
spesies Gadus lainnya, dimurnikan dengan penyaringan pada suhu 0oC.
Potensi vitamin A tidak kurang dari 600 UI per g, potensi vitamin D
tidak kurang dari 80 UI per g. Pemeriannya dalam bentuk cairan adalah
berwarna kuning pucat, memiliki bau khas, rasanya agak manis dan
tidak tengik. Minyak ikan larut dalam etanol (95%), mudah larut
dalam kloroform, eter dan dalam eter minyak tanah (Farmakope Ed
3,1979).
Ada tiga PUFA yang dominan dalam minyak ikan yaitu
eicosapentanoic acid(EPA, C20:5ω3), docosaheksaenic acid(DHA,
C22:6ω3) dan arachidonic acid (C20:4ω6). Dalam gizi manusia, asam
lemak EPA dan DHA dianggap sebagai asam lemak esensial karena
tidak dapat disintesa oleh tubuh. EPA (Eicosapentaenoic acid) dapat
mencegah dan menyembuhkan penyakit kulit, artherosclerosis atau
sebagai faktor antithrombosis, dan DHA (Docosahexaenoic acid) berperan
dalam proses pertumbuhan sel-sel saraf, terutuma sel-sel saraf otak dan
penglihatan (Winarno, 1984). Norwegian Fisheries Research Institute
juga melaporkan bahwa kelompok utama asam dalam minyak ikan
adalah asam monoenoat 16, 18 , 20 dan 22, j umlahnya sekitar 50
persen dari semua asam lemak, sedangkan asam polyenoat utama terdapat
25-26% dari total asam lemak.Asam oleat merupakan setengah dari jumlah
asam monoenoat tersebut, sehinggakomposisi asam lemak pada minyak ikan
yang mendominasi adalah asam oleat C 18:1 (25%), diikuti oleh lima
asam C16:0 (11%), C16:1 (9%), C20:1 (11%), C20:5 (9%) dan C22: 6
(10%) (Bergen, 1965).
B. Alasan Dibuat dalam Formula tersebut
Krim adalah bentuk sediaan setengah padat, mengandung satu atau
lebih bahan terlarut atau terdispersi dalam bahan dasar yang sesuai (FI IV,
hal 6).
Istilah ini secara tradisional telah digunakan untuk sediaan
setengah padat yang mempunyai konsistensi relatif cair, diformulasi sebagai
emulsi air dalam minyak atau minyak dalam air. Sekarang batasan tersebut
lebih diarahkan untuk produk yang terdiri dari emulsi minyak dalam air atau
disperse mikrokristal asam-asam lemak atau alkohol berantai panjang dalam
air, yang dapat dicuci dengan air dan lebih ditujukan untuk penggunaan
kosmetika dan estetika. Krim dapat digunakan untuk pemberian obat melalui
vaginal (FI IV, hal 6)
Krim adalaha bentuk sediaan setengah padat berupa emulsi
mengandung air tidak kurang dari 60% dan di maksutkan untuk pemakaian
luar (Farmakope edisi III)
Krim adalah sediaan semi solid kental, umumnya berupa emulsi
M/A (krim berair) atau emulsi A/M (krim berminyak) (The Pharmaceutical
Codex 1994, hal 134)

Luka bakar(Combusto) merupakan salah satu kejadian yang sering


terjadi pada masyarakat. Menurut WHO pada tahun 2004 telah terjadi
kasus kebakaran secara tidak sengaja sebesar 7,1 juta di dunia. Pada tahun
yang sama WHO mencatat sebanyak 310.000 orang meninggal dunia akibat
luka bakar, berdasarkanRiset Kesehatan Dasar 2013, prevalensi luka bakar
yang terjadi di Indonesia sebesar 0,7%. Prevalensi ini tertingi terjadi
pada usia 1-4 tahun(Syuhar, et al., 2015).
Luka bakar adalah bentuk kerusakan dan kehilangan jaringan yang
disebabkan oleh sumber daya yang memiliki suhu yang sanggat tinggi
yaitu api, air panas, zat kimia, listrik, dan radiasi(Moenadjat, 2009).
Beban cedera akibat kasus luka bakar adalah salah satu faktor
utama yang memberikan dampak terhadap psikologis, sosial, dan
ekonomi bagi pasien maupun keluarga pasien. Secara umum cedera
luka bakar menyebabkan perawatan yang berkepanjangan, membutuhkan
biaya pengobatan yang tinggi, tata laksana yang kompleks, waktu
penyembuhan yang lama, dan timbulnya bekas luka fisik yang bersifat
perma nen juga menjadi masalah yang harus diterima oleh pasien (Peck et
al., 2009).
C. Alasan Pemilihan Zat Aktif
Oleum Iecoris Aselli atau Cod–Liver Oil berupa minyak berwarna
kuning pucat yang agak berbau ikan tetapi tidak berbau tengik. Cod-Liver Oil
merupakan sumber vitamin D dan sumber vitamin A yang baik. Juga
mengandung beberapa asam lemak tidak jenuh yang merupakan factor
esensial pada makanan dan tidak muncul jika vitamin A dan D dalam
konsentrasi tinggi. Salep Cod-Liver Oil menunjang percepatan
penyembuhan luka bakar, ulcer, luka tertekan dan superficial wounds. Untuk
itu kami membuat sediaan topical berupa krim luka bakar pada berbagai
kasus luka bakar.
D. Alasan Pemilihan Zat Tambahan Uraian Bahan
1. Asam stearat
Asam stearat adalah campuran asam organik padat yang
diperoleh dari lemak, sebagian besar terdiri dari asam
oktadekanoat C18H36O2 dan asam heksadekanoat C16H32O2.
Pemerian zat padat keras mengkilat menunjukan susunan hablur, putih
atau kuning pucat, mirip lemak lilin. Kelarutan praktis tidak larut air,larut
dalam 20 bagian etanol (95%) P,dalam 2 bagian cloroform P dan
dalam bagian3 bagian eter P. Suhu lebur tidak kurang dari 540C,
khasiat asam stearat sebagai zat tambahan, emulgator dalam sediaan
krim (Depkes RI, 1979).Asam stearat merupakan salah satu
emulsifiying agent yang digunakan dalam pembuatan vanishing
cream. Penggunaan asam stearat sebagai pengemulsi vanising cream
sebesar 1-20%. Asam stearat merupakan bahan yang stabil dan
memiliki kalarutan yang tinggi dengan 20 bagian etanol 95% (Widyastuti,
2015).
Penggunakan asam stearat sebagai emulgator pada formula
krim dapat membentuk lapisan tipis monomolekuler pada globula-
globula minyak dengan permukaan air sehingga mencegah terjadinya
koalesensi. Digunakan asam stearat gebagai emulsi krim yang stabil
dengan konsistensi yang cenderung kental (Riyandika, 2013).
2. Adeps lanae
Adeps lanae merupakan basis krim serap sebagai pembawa zat
aktif ke dalam kulit (lapisan endodermis)
Lanolin merupakan adeps lanae yang mengandung 25% air.
Berwarna kuning pucat dengan bau khas yang lemah (Anief, 2004).
Adeps lanae adalah senyawa yang terkandung dalam bulu
domba. Berwarna kuning lemah dan memiliki bau khas, serta memiliki
titik lebur 45-550C. Kelarutannya yaitu mudah larut dalam benzena,
kloroform, eter; praktis tidak larut dalam air. Digunakan dalam
sediaan topikal sebagai emolien (Rowe, et al., 2009).
3. Nipagin (metil paraben)
Metil paraben banyak digunakan sebagai pengawet
antimikroba. Konsentrasi metil paraben yang digunakan untuk sediaan
topikal, yaitu 0,02 % - 0,3 %. Zat ini dapat digunakan sendiri
atau dikombinasikan dengan zat antimikroba lainnya. Efektivitas
metil paraben sebagai anti mikroba berada pada rentang pH 4 – 8
dan lebih aktif melawan ragi atau jamur dibandingkan bakteri.
Aktivitas antimikroba metil paraben dapat ditingkatkan dengan
menggunakan kombinasi paraben seperti metil-, etil-, propil-, dan
butil paraben. Efikasinya sebagai pengawet juga dapat meningkat
dengan ditambahkannya propilen glikol (2 - 5%) (Rowe, Sheskey &
Quinn, 2009).
Dapat larut dalam fase air,merupakan pengawet yang dapat
mencegah pertumbuhan mikroorganisme yang disebabkan fase air, kadar
yang diperbolehkan rentang 0,12 – 0,18 %
Propil paraben banyak digunakan sebagai pengawet
antimikroba dalam produk kosmetik, makanan, dan farmasi. Aktivitas
antimikroba ditunjukkan pada pH antara 4 – 8. Konsentrasi propil
paraben yang digunakan untuk sediaan topikal, yaitu 0,01 % - 0,6 %
(Rowe dkk, 2009). Propil paraben memiliki rantai yang lebih panjang
dibandingkan metil paraben, sehingga kelarutannya menurun, tetapi
aktivitas antimikrobanya lebih baik daripada metil paraben.
Penggunaankombinasi paraben dapat )meningkatkan aktivitas n
antimikroba (Rowe, Sheskey & Quinn, 2009
Propil paraben berupa serbuk hablur putih; tidak berbau;
tidak besar. Sangat sukar larut dalam air; larut dalam 3,5 bagian etanol
(95%) P clan dalam 3 bagian aseton P, dalam 140 bagian gliserol P
dan dalam minyak lemak, mudah larut dalam larutan alkali
hidroksida digunakan sebagai pengawet.
Nipasol merupakan pengawet yang dapat mencegah pertumbuhan
mikroorganisme yang disebakan oleh fase minyak. Rentang kadar yang
diperbolehkan 0,02-0,05%
4. Aquadest

Aqudest diperlukan untuk melarutkan bahan yang digunakan dan

merupakan pelarut yang sangat baik dalam melarutkan senyawa.

Aquadest merupakan pelarut yang tidak memiliki inkom dengan bahan

yang lain dan dapat larut dengan semua jenis bahan (Dirjen POM, 2014;

68).

Aquadest memiliki sterilisasi yang stabil pada semua keadaan fisik

yaitu (es, cair, dan uap air), dan stabil pada suhu kamar. Aquadest dapat
larut dengan semua jenis bahan lain dan dapat larut dengan semua jenis

bahan. (Galichet, 2010; 32).


V. Uraian Bahan
A. Cod liver Oil (farmakope indonesia edisi IV)

Nama Resmi : LEVERTRAN

Nama Lain : Oleum Iecoris Aselli, Oleum Morrhuae, Cod Liver Oil,
Minyak ikan.

RM/BM :-

Pemerian : Bentuknya Cairan minyak, encer, memiliki Warna


kuning pucat, bau khas, tidak tengik, bau seperti ikan,
rasa khas, agak manis

Kelarutan : Sukar larut dalam etanol; mudah larut dalam eter, dalam
kloroform, dalam karbon disulfida dan dalam etil asetat.

Stabilitas : -

Kegunaan : Zat aktif

Dosis : Dewasa : 1 x pakai = 5 ml

1 x hari = 8 - 30 ml

Khasiat : Minyak ikan kaya akan sumber vitamin D dan juga sumber
yang baik dari vitamin A. Itu juga mengandung beberapa
asam lemak tak jenuh yang merupakan faktor – faktor
makanan dasar dan tidak terjadi dalam kandungan vitamin
A dan D.

Penyimpanan : Dalam wadah tertutup rapat, terisi penuh, terlindung dari


cahaya dapat digunakan botol atau wadah lain yang telah
dikeluarkan udaranya dengan cara hampa udara atau
dialiri gas inert.
B. Asam stearat( farmakope indonesia edisi III Hal:57)

Nama Resmi : ACIDUM STEARICUM

Nama Lain : acidum stearicum,asam oktadekanoat

RM/BM : C18H36O2 / 284,47

Pemerian : Zat padat keras mengkilat menunjukkan susunan hablur,


putih atau kuning pucat, mirip lemak lilin.

Kelarutan : Praktis tidak larut dalam air, larut dalam 20 bagian etanol
(95%)P, dalam 2 bagian kloroform P dan dalam 3
bagian eter P.

Stabilitas : stabil di asam, alkali, cahaya dan udara, itu tidak menjadi
tengik

Kegunaan : Zat tambahan

Dosis : 1-20%

Khasiat : Zat tambahan, untuk melembutkan kulit dengan konsentrasi


1-20%.

Penyimpanan : Dalam wadah tertutup baik.

C. Adeps lanae ( farmakope indonesia edisi III, Hal.61)

Nama Resmi : ADEPS LANAE

Nama Lain : Lemak bulu domba

RM/BM : C48H69NO2/756,0646

Pemerian : Zat serupa lemak, liat, lengket, kuning muda atau

kuning pucat, agak tembus cahaya, bau lemah dank has.

Kelarutan : Praktis tidak larut dalam air, agak sukar larut dalam
etanol (95%) P, mudah larut dalam kloroform P dan

dalam eter P.

Stabilitas : dapat mengalami autoksidasi selama penyimpanan untuk


mencegah ditambah antioksidan

Kegunaan : emulsifying agent, basis salep

Dosis :-

Khasiat : zat tambahan (Basis salep),zat pengkilat

Penyimpanan : ditempat yang tertutup, terlindung dari cahaya, sejuk dan


kering

D. Nipagin ( farmakope indonesia edisi III, Hal 373)

Nama Resmi : METHYL HYDROXYBENZOATE

Nama Lain : metil paraben

RM/BM : C8H8O3/152,15

Pemerian : Serbuk hablur putih, hampir tidak berbau, tidak


mempunyai rasa, kemudian agak membakar diikuti rasa
tebal.

Kelarutan : larut dalam 5 bagian propilenglikol; 3 bagian etanol


95%; 60 bagian gliserin; dan 400 bagian air.

Stabilitas : larutan metilparaben pada pH 3-6 dapat disterilkan dengan


autoklaf pada suhu 120° C selama 20 menit, tanpa
penguraian. Larutan ini stabil selama kurang lebih 4
tahun dalam suhu kamar, sedangkan pada pH 8 atau
lebih dapat meningkatkan laju hidrolisis.

Kegunaan : sebagai pengawet


Dosis : 0,12-0,18%

Khasiat : Antimikroba

Penyimpanan : dalam wadah tertutup baik

E. Nipasol ( farmakope indonesia edisi III Hal: 535)

Nama Resmi : PROPYLIS PARABENUM

Nama Lain : Propil paraben, Nipasol

RM/BM : C10H13O3/180,21

Pemerian : Serbuk hablur putih, tidak berbau, tidak berasa.

Kelarutan : Sangat sukar larut dalam air, mudah larut dalam larutan
alkali hidroksida.

Stabilitas : kelarutan pada air pada PH 3-6 bisa distabilkan dengan


autoclaving tanpa mengalami penguraian, padaPH 3-6
kelarutan dalam air stabil (penguraian kecil dari10%)

Kegunaan : sebagai pengawet

Dosis : 0,01-0,6%

Khasiat : antimikroba

Penyimpanan : Dalam wadah tertutup baik

F. Aquades (Farmakope Indonesia edisi V 2014 Hal 1843)

Nama Resmi : AQUA DESTILATA

Nama Lain : Air suling

RM/BM : H2O/18,02 g/cm3


Pemerian : Cairan jernih, tidak berwarna, tidak berbau, tidak
mempu nyai rasa

Kelarutan : Larut daam etanol gliser

Stabilitas : Secara kimia stabil dalam semua bentuk fisika

Kegunaan : Sebagai fase air (pembawa)

Dosis :-

Khasiat : Zat tambahan

Penyimpanan : Dalam wadah tertutup rapat

VI. Perhitungan
A. Perhitungan Dosis
Dosis lazim cod liver oil
Dewasa : 1 x pakai = 5 ml
1 x hari = 8 - 30 ml
Dalam 5 ml mengandung 20 gr
Dosis lazim :

Dewasa = 1 x P = 5 ml

3 x sehari = 15 ml
Penggunaan obat ini harus sesuai dengan petunjuk dokter. Oleskan 4-6 kali
sehari atau sesuai kebutuhan pada area luka.
B. Perhitungan Bahan
1. Perhitungan per dosis
Cod Liver oil 10 /100 x 20 gr =2g
Asam stearat 14,5 /100 x 20 gr = 2,9 g
Adeps lanae 3 /100 x 20 gr = 0,6 g
Nipagin 0,1/100 x 20 gr = 0,02 g
Nipasol 0,05/100 x 20 gr = 0,01g
Aquadest ad 100 72,35/100 x 20 gr = 14,47 ml
2. Perhitungan per batch
Cod Liver oil 2 x 10 = 20 g
Asam stearat 2,9 x 10 = 290 g
Adeps lanae 0,6 x 10 =6 g
Nipagin 0,02 x 10 = 0,2 g
Nipasol 0,01 x 10 = 10 g
Aquadest 14,47 x 10 =144,7 ml

VII. Cara Kera


A. Disiapkan alat dan bahan yang akan digunakan
B. Ditimbang semua bahan sesuai dengan perhitungan formula
C. Di Masukan cod liver oil kedalam mortar,tambahkan nipagin ke dalam
tabung reaksi aduk hingga homogen
D. Di masukkan Asam stearate, adeps lanae dan nipasol dalam cawan
porselin dilebur di atas watterbath hingga melebur sempurna
E. Di campur semua bahan dan tambahkan air dalam mortar yang panas, aduk
cepat hingga terbentuk massa krim
F. Di Masukkan ke dalam tube,lalu diberi etiket lengkap dan kemas rapat
DAFTAR PUSTAKA

Anonim, 1978, Formularium Nasional Edisi Kedua, Jakarta : Departemen


Kesehatan Ri

Anggraeni Lestia Dan Marline Abdassah Bratadiredja.2018.Tanaman Obat Yang


Memiliki Aktivitas Terhadap Luka Bakar.Farmaka. Suplemen
Volume 16 Nomor 2.Jurnal.Unpad.Ac.Id. 4 Agustus 2018

Apriyanti, Yusna Fadliyyah. 2015. Analisis Minyak Babi Pada Simulasi Emulsi
Minyak Ikan (Cod Liver Oil) Menggunakan Spektroskopi Fourier
Transform Infrared Dan Principal Component Analysis. Uin Syarif
Hidayatullah : Jakarta
Anonim, 1978, Formularium Nasional Edisi Kedua, Jakarta : Departemen
Kesehatan Ri
Cahyani,Ayu Sunia.2017. Formulasidanuji Mutu Fisik Krim Natrium Diklofenak
Dengan Variasi Basis Asam Stearat &Triethanolamin. Universitas Setia
Budi:Surakarta
Department Of Pharmaceutical Sciences. 1982. Martindale The Extra
Pharmacopoeia, Twenty Eight Edition. London : The Pharmaceutical
Press.
Departemen Kesehatan Republic Indonesia. 1979. Farmakope Indonesia, Edisi
Iii . Halaman 271 . Jakarta : Badan Pengawas Obat Dan Makanan.
Dhuhania, Crescentiana Emy. 2018. Penetapan Kadar Metilparaben Dan
Propilparaben Dalam Hand And Body Lotionsecara High
Performance Liquid Chromatography. Journal Of Pharmacy Vol. 1 No.
1 :38 -47.Https://Repository.Usd.Ac.Id.23 Januari 2018
Dirjen Pom.1995.Farmakope Indonesia Edisi III Dan IV. Departemen Kesehatan
Republikindonesia : Jakarta
Jummah Nurul.2018.Efektivitas Gelatin Dari Tulang Ikan Tuna(Thunnus Sp.)
Sebagai Co-Emulgatordalam Sediaan Emulsiminyak Ikan (Oleum
Iecoris Aselli) Fakultas Farmasiuniversitas Hasanuddin:
Makassar.Diglid.Unhas.Ac.Id.18 Desember 2018.

Anda mungkin juga menyukai