Anda di halaman 1dari 4

EVALUASI TABLET

A. Keseragaman Sediaan (FI.Eds.III,Hal, 6)


Keseragaman sediaan dapat ditetapkan dengan dua metode yaitu:
1. Keragaman bobot dilakukan terhadap tablet yang mengandung zat aktif 50 mg
atau lebih atau merupakan 50% atau lebih dari bobot satuan sediaan.

Penyimpanan bobot rata-rata (%)


Bobot rata-rata
A B
25 mg atau kurang 15 % 30%
26 mg s/d 150 mg 10 % 20 %
151 s/d 300 mg 7,5 % 15 %
Lebih dari 300 mg 5% 10 %

2. Keseragaman kandungan dilakukan terhadap tablet yang mengandung zat aktif


kurang dari 50 mg atau kurang dari 50% dari bobot satuan sediaan.
Faktor-faktor yang dapat menimbulkan masalah keseragaman isi tablet
yaitu tidak seragamnya distribusi bahan obat pada pencampuran bubuk atau
granulasi, pemisahan dari campuran bubuk atau selama berbagai proses
pembuatan, dan penyimpangan berat tablet (Lachman, dkk., 1994).

cara kerja menentukan Ukuran tablet:

- Pemeriksaan dilakukan terhadap 20 tablet dengan menggunakan micrometer


atau jangka sorong yang bersifat manual.
- Lakukan pengukuran diameter dan tebal terhadap 20 tablet tersebut, dengan
ketentuan diameter tablet tidak boleh melebihi 3 kali dan tidak kurang dari satu
sepertiga tebal tablet.
cara kerja menentukan Keseragaman Bobot tablet:
- Keseragaman bobot dilakukan dengan menimbang 20 tablet satu persatu.
Farmakope Indonesia menyatakan bahwa tidak lebih dari dua tablet mempunyai
penyimpangan lebih besar dari 5 % (kolom A) dan tidak boleh ada satu tablet
pun yang mempunyai penyimpangan lebih dari 10 % ( kolom B), sesuai dengan
table berikut.
- Hitung berat rata-rata dengan menggunakan standar deviasi sebagai berikut :

SD = Standar deviasi

X1 = berat tablet dalam gram


X2 = kuadrat deviasi

B. Uji Kekerasan (FI.Eds.III. hal 6)


Uji kekerasan tablet dapat didefinisikan sebagai uji kekuatan tablet yang
mencerminkan kekuatan tablet secara keseluruhan, yang diukur dengan memberi
tekanan terhadap diameter tablet. Tablet harus mempunyai kekuatan dan kekerasan
tertentu serta dapat bertahan dari berbagai goncangan mekanik pada saat pembuatan,
pengepakan dan transportasi. Alat yang biasa digunakan adalah hardness tester.
Kekerasan adalah parameter yang menggambarkan ketahanan tablet dalam melawan
tekanan mekanik seperti goncangan, kikisan dan terjadi keretakan talet selama
pembungkusan, pengangkutan dan pemakaian. Kekerasan ini dipakai sebagai ukuran
dari tekanan pengempaan.

cara kerja menentukan Kekerasan Tablet:


1. Percobaan dilakukan terhadap 6 tablet dengan menggunakan alat hardnesstester
2. Letakkan tablet pada alat
3. Putar skrup pada alat sampai tablet pecah
4. Baca skalanya

C. Uji Kerapuhan (Friabilitas) Tablet


Kerapuhan merupakan parameter yang digunakan untuk mengukur
ketahanan permukaan tablet terhadap gesekan yang dialaminya sewaktu pengemasan
dan pengiriman. Kerapuhan diukur dengan friabilator. Prinsipnya adalah menetapkan
bobot yang hilang dari sejumlah tablet selama diputar dalam friabilator selama waktu
tertentu. Pada proses pengukuran kerapuhan, alat diputar dengan kecepatan 25 putaran
per menit dan waktu yang digunakan adalah 4 menit.

D. Disolusi
Disolusi adalah proses melarutnya obat (Ansel, 1989). Dua sasaran dalam
mengembangkan uji disolusi in vitro yaitu untuk menunjukkan pelepasan obat
dari tablet kalau dapat mendekati 100% dan laju pelepasan obat seragam pada setiap
batch dan harus sama dengan laju pelepasan dari batch yang telah dibuktikan
mempunyai bioavailabilitas dan efektif secara klinis
Faktor-faktor yang mempengaruhi laju disolusi yaitu:
1. faktor yang berkaitan dengan sifat fisikokimia obat
Sifat-sifat fisikokimia dari obat yang mempengaruhi laju disolusi meliputi
kelarutan, bentuk kristal, bentuk hidrat solvasi dan kompleksasi serta
ukuran partikel.
2. faktor yang berkaitan dengan formulasi sediaan Formulasi sediaan berkaitan
dengan bentuk sediaan, bahan pembantu dan cara pengolahan. Pengaruh
bentuk sediaan pada laju disolusi tergantung pada kecepatan pelepasan
bahan aktif yang terkandung didalamnya. Penggunaan bahan pembantu
sebagai bahan pengisi, pengikat, penghancur dan pelicin dalam proses
formulasi mungkin akan menghambat atau mempercepat laju disolusi
tergantung pada bahan pembantu yang dipakai. Cara pengolahan dari bahan
baku, bahan pembantu dan prosedur yang dilaksanakan dalam formulasi
sediaan padat peroral juga akan berpengaruh pada laju disolusi.
3. faktor yang berkaitan dengan alat uji disolusi dan parameter uji Faktor ini
sangat dipengaruhi oleh lingkungan selama percobaan yang meliputi
kecepatan pengadukan, suhu medium, pH medium dan metoda uji yang
dipakai.

Anda mungkin juga menyukai