Anda di halaman 1dari 13

Evaluasi Dalam Pembelajaran Membaca Permulaan

1. Pengertian Evaluasi
Evaluasi disebut juga penilain yang merupakan alat atau kegiatan untuk mengukur
tingkat keberhasilan pencapaian tujuan. Dalam pembelajaran bahasa, evaluasi
dapat dilakukan melalui dua macam cara, yakni dengan tes dan non tes. Teknis tes
dapat digunakan untuk mendapatkan informasi atau data tentang siswa yang
dinilai. Dalam hal ini guru harus dapat menentukan kapan menggunakan tes dan
kapan menggunakan nontes (Nurgiantoro, 1988: S1)
Teknik tes biasa digunakan untuk menjaring data tentang kemampuan kognitif
siswa, sedangkan teknis nontes digunakan untuk menjaring data tentang
kemampuan psikomorik, afektif dan lain-lain yang tidak langsung berkaitan dengan
kemampuan kognitif. Informasi yang diperoleh melalui teknik tes bersifat kuantatif,
sedangkan yang diperoleh melalui nontes bersifat kualitatif. Teknis nontes :
pengamatan, wawancara, daftar cek, diskusi, pemberian tugas.
Dalam kegitan belajar mengajar, apabila guru hendak mengadakan evaluasi,
misalnya saja mengevaluasi kemampuan siswa membaca kalimat sederhana, ia
memerlukan data tentang kemampuan membaca itu. Untuk memperoleh data
tersebut, ia perlu mengadakan alat ukur, misalnya dengan memberi tugas
membaca kalimat-kalimat sederhana. Dari hasil pemberian tugas itu, guru
memperoleh data tentang kemampuan membaca siswa. Setelah itu diperoleh, guru
dapat memberikan evaluasi tentang tingkat kemampuan siswa dalam hal membaca
kalimat.
2. Evaluasi Dalam Pembelajaran Membaca Di Kelas I Dan Kelas II
a. Evaluasi dalam pembelajaran membaca di kelas I
Pembelajaran membaca di kelas I SD merupakan pembelajaran membaca
permulaan. Tujuan pembelajaran pada tahap membaca permulaan di kelas I
ditekankan pada kemampuan membaca pada teknik yang terbatas pada kewajaran
lafal dan intonasi. Hal itu dapat dilihat dalam GBPP bahasa Indonesia, Kurikulum SD
1994. Dalam GBPP tersebut tercantum tujuan pembelajaran di kelas I. sebagai
berikut:
- Siswa mampu membaca kata-kata dan kalimat sederhana dengan lafal dan
intonasi yang wajar.
Dari tujuan pembelajaran di atas dapat dilihat bahwa tekanan tujuannya terletak
pada aspek teknis membaca. Sehingga alat evaluasi yang digunakan haruslah
dapat mengukur kemampuan-kemampuan itu. Yang sering menimbulkan masalah
ialah tidak ada pedoman yang jelas mengenai bagaimana lafal serta intonasi yang
tepat. Oleh karena itu yang dipakai sebagai pedoman ialah kewajaran : wajar, tidak
dibuat dan tidak terlalu menunjukkan ciri khas kedaerahan. Melalui pembelajaran
membaca, siswa diharapkan mampu menyuarakan tulisan dengan lafal dan intonasi
yang wajar.
Evaluasi seperti yang diuraikan di atas merupakan evaluasi terhadap kemampuan
yang bbersifat mekanik. Mengingat tujuan pembelajaran kemampuan berbahasa

(termasuk didalamnya kemampuan membaca) ialah agar siswa mampu memahami


dan menggunakan bahasa secara praktis maka pengukurannya tidak cukup hanya
didasarkan pada kemampuan mekanik saja tetapi haruslah dilihat dari keseluruhan
kemampuan membaca secara utuh misalnya pemahaman akan isi atau makna
kalimat.
Butir - butir yang perlu diperhatikan dalam evaluasi pembelajaran membaca dikelas
I SD mencakup :
1. Ketetapan menyuarakan tulisan
2. Kewajaran lafal
3. Kewajaran intonasi
4. Kelancaran
5. kejelasan suara
6. pemahaman isi atau makna bacaan
Untuk dapat menjaring data tentang butir pertama sampai butir kelima siswa diberi
tugas membaca nyaring ( bersuara ), sedangkan data butir keenam dapat dijaring
melalui pertanyaan yang berkaitan dengan isi bacaan. Untuk pelaksanaan evaluasi
tersebut, guru dapat menyiapkan dan menyajikan bahan bacaan berupa kalimat
kalimat sederhana.
b. Evaluasi dalam pembelajaran mambaca di kelas II SD
Tujuan pembelajaran membaca di kelas II SD lebih luas daripada tujuan yang harus
dicapai dikelas I. Menurut GBPP (1994), tujuan tersebut mencakup tiga
kemampuan :
1. Siswa mampu memahami cerita yang dibaca dan dapat mengajukan atau
menjawab pertanyaan, serta dapat menceritakan kembali.
2. Siswa mampu membaca puisi yang sesuai dengan anak
Untuk mengevaluasi tingkat keberhasilan siswa dalam mencapai tujuan yang
pertama, guru dapat menggunakan pengukuran seperti evaluasi membaca kalimat
kalimat sederhana. Sedangkan tujuan kedua, dievaluasi dengan cara memberikan
bacaan berupa cerita sederhana yang sesuai dengan anak. Evaluasi dapat dilakukan
melalui :
1. Pertanyaan dari guru tentang isi bacaan
2. Tugas menceritakan kembali bacaan yang dibaca yang di telah dibaca dengan
lisan.
3. Memberikan tugas membuat pertanyaan berdasarkan bacaan
Tujuan ketiga dapat diketahui keberhasilannya melaui tugas membaca sederhana
yang disediakan guru dengan bersuara. Adapun butir butir yang perlu
diperhatikan dalam membaca puisi ini mencakup :
1. Pelapalan
2. Sesuai dengan intonasi dengan isi yang terkandung dalam puisi

3. Kelancaran
4. Kecelasan suara

Evaluasi Pembelajaran Membaca dengan Penerapan Quantum Reading


Menurut Wand Brown (1981:1) evaluasi adalah suatu tindakan atau suatu proses
untuk menentukan nilai daripada sesuatu. Hopkin dan Antes (2002:69)
mengemukakan bahwa dalam proses pembelajaran diperlukan evaluasi untuk menguji
tingkat keberhasilan tujuan pembelajaran. Evaluasi ini meliputi informasi tentang
siswa, guru, program, dan proses belajar mengajar untuk mengetahui tingkat
perubahan siswa dan ketepatan keputusan tentang gambaran siswa dan efektivitas
program.
Evaluasi pembelajaran membaca dengan penerapan Quantum Reading ini
meliputi pengukuran untuk menilai kecepatan membaca siswa dengan diberikan tes
awal dan tes akhir. Untuk melakukan ini diperlukan stopwatch dan satu bagian bahan
bacaan (DePorter, 2000:185).
Dengan menggunakan stopwatch ini, siswa diberi waktu tepat satu menit untuk
membaca tugas. Di akhir satu menit, katakan "berhenti" dan meminta siswa menandai
sampai di mana mereka membaca. Lalu, begitu selesai membaca, siswa diberikan
pertanyaan yang sudah disiapkan untuk mengukur pemahaman bacaan mereka.
Kemudian siswa menghitung jumlah baris yang terbaca dan mengalihkan jumlah
tersebut dengan jumlah rata-rata kata per baris. Hasilnya sama dengan kecepatan
membaca mereka (DePorter, 2000:185).

BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Evaluasi merupakan salah satu komponen dalam kegiatan belajar mengajar. Sebagai
suatu komponen, maka evaluasi tidak dapat dipisahkan dari komponen-kompenen yang lain.
Artinya setiap kali kegiatan itu diselenggarakan maka evaluasi juga diadakan.
Salah satu faktor penting untuk mencapai tujuan pendidikan adalah proses pembelajaran
yang dilakukan, sedangkan salah satu faktor penting untuk efektifitas pembelajaran adalah faktor
evaluasi baik terhadap proses maupun hasil pembelajaran. Evaluasi dapat mendorong siswa
untuk giat belajar secara terus menerus dan juga mendorong guru untuk lebih meningkatkan

kualitas proses pembelajaran dan juga mendorong sekolah untuk lebih meningkatkan fasilitas
dan kualitas manajemen sekolah.
Sehubungan dengan hal tersebut, maka di dalam pembelajaran dibutuhkan guru yang
tidak hanya mampu mengajar dengan baik tetapi juga dapat melakukan evaluasi dengan baik.
Kegiatan evaluasi sebagai bagian dari program pembelajaran perlu lebih dioptimalkan. Evaluasi
tidak hanya bertumpu pada penilaian hasil belajar tetapi juga perlu penilaian terhadap input,
output, maupun kualitas proses pembelajaran itu sendiri. Manfaat utama dari evaluasi adalah
meningkatkan kualitas pembelajaran dan selanjutnya akan terjadi peningkatan kualitas
pendidikan.
Penilaian belajar bukan hanya bersifat kognitif saja, tetapi juga mencakup semua potensi
yang ada pada anak didik. Keberhasilan program pembelajaran selalu dilihat dari aspek hasil
belajar, sementara implementasi program pembelajaran di kelas atau kualitas proses
pembelajaran itu jarang tersentuh kegiatan penilaian.
Terutama pada anak sekolah dasar kelas rendah, penilaian harus dilakukan dengan
sebaik-baiknya dan dengan menggunakan teknik tertentu. Karena merupakan titik awal bagi
mereka untuk mencapai cita-citanya. Hal yang menjadi penilaian mendasar adalah pada kegiatan
membaca dan menulis.
Cara penilaian untuk anak-anak kelas rendah sangat berbeda dengan anak yang telah
duduk di kelas tinggi. Oleh karena itu dibutuhkan keterampilan khusus dalam melakukan
penilaian terhadap mereka.
Evaluasi mau tidak mau menjadi hal yang penting dan sangat di butuhkan dalam proses
belajar mengajar, karena evaluasi dapat mengukur seberapa jauh kebehasilan anak didik dalam
menyerap materi yang di ajarkan, dengan evaluasi, maju dan mundurnya kualitas pendidikan
dapat di ketahui, dan dengan evaluasi pula, kita dapat mengetahui titik kelemahan serta mudah
mencari jalan keluar untuk berubah lebih baik kedepan.
B.
1.
2.
3.
4.

RUMUSAN MASALAH
Apa pengertian evaluasi ?
Apa saja tujuan dan fungsi evaluasi?
Apa pandangan behavioristik dan konstrusifistik tentang evaluasi?
Apa saja prinsip dasar evaluasi?

C. TUJUAN

Setelah membahas makalah ini diharapkan pembaca dapat :


1.
2.
3.
4.

Mengetahui pengertian evaluasi ?


Mengetahui tujuan dan fungsi evaluasi?
Mengetahui pandangan behavioristik dan konstrusifistik tentang evaluasi?
Mengetahui prinsip dasar evaluasi?

BAB II
PEMBAHASAN

A. PENGERTIAN EVALUASI
Menurut pengertian bahasa kata evaluasi berasal dari bahasa Inggris evaluation yang
berarti penilaian atau penaksiran (John M. Echols dan Hasan Shadily: 1983).
Menurut Stufflebeam, dkk (1971) mendefinisikan evaluasi sebagai the process of
delineating, obtaining, and providing useful information for judging decision alternatives,"
Artinya evaluasi merupakan proses menggambarkan, memperoleh, dan menyajikan informasi
yang berguna untuk merumuskan suatu alternatif keputusan.
Sedangkan, Rooijackers Ad mendefinisikan evaluasi sebagai "setiap usaha atau proses
dalam menentukan nilai". Secara khusus evaluasi atau penilaian juga diartikan sebagai proses
pemberian nilai berdasarkan data kuantitatif hasil pengukuran untuk keperluan pengambilan
keputusan. Dan menurut Anne Anastasi (1978) mengartikan evaluasi sebagai "a systematic
process of determining the extent to which instructional objective are achieved by pupils".
Evaluasi bukan sekadar menilai suatu aktivitas secara spontan dan insidental, melainkan
merupakan kegiatan untuk menilai sesuatu secara terencana, sistematik, yang jelas.
Evaluasi berkaitan erat dengan pengukuran dan penilaian yang pada umumnya diartikan
tidak berbeda (indifferent), walaupun pada hakekatnya berbeda satu dengan yang lain.
Pengukuran (measurement) adalah proses membandingkan sesuatu melalui suatu kriteria baku
(meter, kilogram, takaran dan sebagainya), pengukuran bersifat kuantitatif. Penilaian adalah
suatu proses transformasi dari hasil pengukuran menjadi suatu nilai.
Evaluasi meliputi kedua langkah di atas yakni mengukur dan menilai yang digunakan
dalam rangka pengambilan keputusan.

Evaluasi secara etimologi berasal dari bahasa Inggris evaluation yang bertarti value, yang
secara secara harfiah dapat diartikan sebagai penilaian. Namun, dari sisi terminologis ada
beberapa definisi yang dapat dikemukakan, yakni:
Suatu proses sistematik untuk mengetahui tingkat keberhasilan sesuatu.
Kegiatan untuk menilai sesuatu secara terencana, sistematik dan terarah berdasarkan atas tujuan
yang jelas.
Proses penentuan nilai berdasarkan data kuantitatif hasil pengukuran untuk keperluan
pengambilan keputusan.
Evaluasi adalah proses penilaian yang sistematis mencakup pemberian nilai, atribut,
apresiasi, dan pengenalan permasalahan serta pemberian solusi-solusi atas permasalahan yang
ditemukan
Evaluasi bersifat analitik dan kooperatif dengan obyek evaluasi (evaluatan), sedangkan
audit lebih menekankan pada pengujian-pengujian bukti dan independen terhadap obyek audit
(auditan). Keduanya tetap mengedepankan obyektivitas evaluator/auditor.
Tidak ada satupun guru yang tidak ingin berhasil dalam proses mengajar, tentunya semua
guru sangat mengharapkan sekali keberhasilan belajar mengajar itu, guru yang masa bodoh
terhadap anak didiknya adalah cermin kurang tanggung jawabnya seorang guru menjabat sebagai
profesinya, gurung yang tidak mau tahu dengan perkembangan pendidikan anak didiknya adalah
tanda guru yang tidak peduli taerhadap tantangan zaman yang terus merongrong anak didiknya.
Walaupun ada terobosan baru metode belajar yang bagus, seperti yang di pelopori oleh
bobby de porter dalam quantum learningnya, tetapi itu saja tidak cukup, metode yang bagus saja
tidak cukup tanpa evaluasi, maka evaluasi sangat di butuhkan sekali dalam pendidikan.
Dalam sebuah buku yang berjudul teknik evaluasi pendidikan karya M.chabib thoha,
beliau mengatakan bahwa Evaluasi berasal dari kata evaluation yang berarti suatu tindakan atau
suatu proses untuk menentukan nilai sesuatu, apakah sesuatu itu mempunyai nilai atau tidak.
Menurut istilah evaluasi berarti kegiatan yang terencana untuk mengetahui keadaan suatu objek
dengan menggunakan instrument dan hasilnya dibandingkan dengan tolak ukur tertentu guna
memperoleh kesimpulan.
Bukan hanya seperti di katakan di atas saja pengertian evaluasi, tetapi ada beberapa
istilah yang serupa dengan evaluasi itu, yang intinya masih mencakup evaluasi, yaitu diantaranya
:

1.

Pengukuran diartikan sebagai proses kegiatan untuk menentukan luas atau kuantitas sesuatu
untuk mendapatkan informasi atau data berupa skor mengenai prestasi yang telah dicapai siswa

2.

pada periode tertentu dengan menggunakan berbagai tekhnik dan alat ukur yang relevan.
Tes secara harfiah diartikan suatu alat ukur berupa sederetan pertanyaan atau latihan yang
digunakan untuk mengukur kemampuan, tingkah laku, potensi, prestasi sebagai hasil

pembelajaran.
3. Assessment adalah suatu proses pengumpulan data dan pengolahan data tersebut menjadi suatu
bentuk yang dapat dijelaskan.
Evaluasi atau penilaian dalam bidang pengajaran dapat diartikan sebagai suatu proses
untuk mengukur kadar pencapaian tujuan. Tuckman (1975:12) mengartikan penilaian sebagai
suatu proses untuk mengetahui/menguji apakah suatu kegiatan, proses kegiatan, keluaran suatu
program telah sesuai dengan tujuan atau criteria yang telah ditentukan. Pengertian evaluasi
berkaitan erat dengan pengertian pengukuran (measurement).
Orang sering mencampuradukkan kedua pengertian ini. Untuk dapat memberikan
penilaian secara tepat, misalnya tentang kemampuan siswa memahami teks argumentasi,
pengajar memerlukan data-data tentang kemampuan siswa dalam hal itu. Untuk mendapatkan
data tersebut, misalnya skor, pengajar memerlukan kegiatan yang disebut pengukuran. Jadi,
pengukuran itu merupakan proses mengukur yang berfungsi sebagai alat evaluasi. Ia
berhubungan dengan data-data kuantitatif saja misalnya berupa skor-skor siswa. Dari kegiatan
pengukuran ini proses evaluasi dimulai. Data kuantitatif yang didapat dari pengukuran diubah
menjadi pernyataan kualitatif yang berupa penilaian. Misalnya, skor 40, 60, 80 dari hasil
pengukuran dapat dinilai sebagai kurang mampu, cukup mampu, dan sangat mampu.

B. TUJUAN DAN FUNGSI EVALUASI


Evaluasi merupakan salah satu kegiatan utama yang harus dilakukan oleh seorang guru
dalam kegiatan pembelajaran. Dengan penilaian, guru akan mengetahui perkembangan hasil
belajar, intelegensi, bakat khusus, minat, hubungan sosial, sikap dan kepribadian siswa atau
peserta didik.
Evaluasi pendidikan memberikan manfaat baik bagi siswa/peserta pendidikan, pengajar
maupun manajemen. Dengan adanya evaluasi, peserta didik dapat mengetahui sejauh mana

keberhasilan yang telah digapai selama mengikuti pendidikan. Pada kondisi dimana siswa
mendapatkan nilai yang mernuaskan maka akan memberikan dampak berupa suatu stimulus,
motivator agar siswa dapat lebih meningkatkan prestasi.
Pada kondisi dimana hasil yang dicapai tidlak mernuaskan maka siswa akan berusaha
memperbaiki kegiatan belajar, namun demikian sangat diperlukan pemberian stimulus positif
dari guru/pengajar agar siswa tidak putus asa. Dari sisi pendidik, hasil evaluasi dapat digunakan
sebagai umpan balik untuk menetapkan upaya upaya meningkatkan kualitas pendidikan.
Ada beberapa tujuan dan atau fungsi penilaian dalam pengajaran di sekolah, yaitu:
1. Untuk mengetahui apakah tujuan-tujuan pengajaran yang telah ditetapkan telah tercapai dalam
2.
3.
4.
5.

kegiatan pembelajaran.
Untuk memberikan objektivitas pengamatan kita terhadap perilaku hasil belajar siswa.
Untuk mengetahu kemampuan siswa dalam bidang/topik tertentu.
Untuk menentukan kelayakan siswa, misalnya naik kelas, lulus.
Untuk memberikan umpan balik bagi kegiatan pembelajaranyang dilakukan.
Evaluasi memiliki beberapa fungsi yaitu:

1.
2.
3.
4.

Fungsi normatif, yaitu berfungsi untuk perbaikan sistem pembelajaran


Fungsi diagnostik, yaitu untuk mengetahui faktor kesulitan siswa dalam proses pembelajaran
Fungsi sumatif, yaitu berfungsi untuk mengetahui tingkat kemampuan peserta didik.
Fungsi penempatan
Penilaian hasil belajar pada dasarnya adalah mempermasalahkan, bagaimana pengajar
(guru) dapat mengetahui hasil pembelajaran yang telah dilakukan. Pengajar harus mengetahui
sejauh mana pebelajar (learner) telah mengerti bahan yang telah diajarkan atau sejauh mana
tujuan/kompetensi dari kegiatan pembelajaran yang dikelola dapat dicapai. Tingkat pencapaian
kompetensi atau tujuan instruksional dari kegiatan pembelajaran yang telah dilaksanakan itu
dapat dinyatakan dengan nilai.
Dalam konteks pelaksanaan pendidikan, evaluasi memiliki beberapa tujuan, antara lain
sebagai berikut:

1.

Untuk mengetahui kemajuan belajar siswa setelah mengikuti kegiatan pembelajaran dalam

jangka waktu tertentu.


2. Untuk mengetahui efektivitas metode pembelajaran.
3. Untuk mengetahui kedudukan siswa dalam kelompoknya.
4. Untuk memperoleh masukan atau umpan balik bagi guru dan siswa dalam rangka perbaikan.

Selain fungsi di atas, penilaian juga dapat berfungsi sebagai alat seleksi, penempatan, dan
diagnostik, guna mengetahui keberhasilan suatu proses dan hasil pembelajaran. Penjelasan dari
setiap fungsi tersebut adalah:
1. Fungsi seleksi. Evaluasi berfungsi atau dilaksanakan untuk keperluan seleksi, yaitu menyeleksi
2.

calon peserta suatu lembaga pendidikan/kursus berdasarkan kriteria tertentu.


Fungsi Penempatan. Evaluasi berfungsi atau dilaksanakan untuk keperluan penempatan agar
setiap orang (peserta pendidikan) mengikuti pendidikan pada jenis dan/atau jenjang pendidikan

3.

yang sesuai dengan bakat dan kemampuannya masing-masing.


Fungsi Diagnostik. Evaluasi diagnostik berfungsi atau dilaksanakan untuk mengidentifikasi
kesulitan belajar yang dialami peserta didik, menentukan faktor-faktor yang menyebabkan
terjadinya kesulitan belajar, dan menetapkan cara mengatasi kesulitan belajar tersebut.

C. PANDANGAN BEHAVIORISTIK DAN KONSTRUSIFISTIK TENTANG EVALUASI


Segala sesuatu yang di lakukan pasti mempunyai tujuan dan fungsi yang akan di capai,
pastinya semua aktifitas tidak ingin hasilnya sia-sia, begitupun dengan evaluasi, ada tujuan dan
fungsi yang ingin di capai, Evaluasi telah memegang peranan penting dalam pendidikan antara
lain memberi informasi yang dipakai sebagai dasar untuk :
1.
2.
3.
4.
5.
6.

Membuat kebijaksanaan dan keputusan


Menilai hasil yang dicapai para pelajar
Menilai kurikulum
Memberi kepercayaan kepada sekolah
Memonitor dana yang telah diberikan
Memperbaiki materi dan program pendidikan
Pandangan Behavioristik dan konstruktifistik tentang evaluasi, yaitu :
BEHAVIORISTIK
KONSTRUKTIVISTIK
Evaluasi menekankan pada respon pasif.Evaluasi menekankan pada penyusunan
Keterampilan secara terpisah dan biasanyamakna
menggunakan paper dan pencil test

secara

keterampilan

aktif

yang

melibatkan

terintegrasi,

dengan

menggunakan masalah dalam konteks


nyata.
Evaluasi yang menuntut jawaban benarEvaluasi yang menggali berpikis secara
menunjukkan

bahwa

si

belajar

telahdivergen, pemecahan ganda, bukan hanya

menyelesaikan tugas belajar


jawaban benar
Evaluasi belajar dipandang sebagai bagianEvaluasi merupakan bagian utuh dari

terpisah dari kegiatan pembelajaran danbelajar dengan cara memberikan tugasbiasanya

dilakukan

belajardengan

setelah

penekanan

individu

pada

kegiatantugas yang menuntut aktifitas belajar


evaluasibermakna serta menerapkan apa yang
dipelajari dalam konteks nyata. Evaluasi
akan menekankan pada keterampilan dan
proses dalam kelompok

Dr.muchtar buchori Med. Mengemukakan bahwa tujuan khusus evaluasi pendidikan ada
2 yaitu :
1. Untuk mengetahui kemajuan peserta didik setelah ia mengalami pendidikan selam jangka waktu
2.

tertentu.
Untuk mengetahui tingkat efisiensi metode-metode pendidikan yang dipergunakan pendidik
selam jangka waktu tertentu tadi.
Kemajuan dan kemunduran belajar peserta didik, dapat diketahui pula kedudukan mereka
dalam kelompoknya dan juga dapat dipakai pula untuk mengadakan perencanaan yang realistik
dalam mengarahkan dan mengembangkan masa depan mereka. Selanjutnya dengan diketahuinya
efektifitas dan efisiensi metode-metode yang digunakan dalam pendidikan, guru telah
mendapatkan pelajaran yang cukup berharga untuk menyempurnakan metode-metode yang
sudah baik, dan memperbaiki kekurangan-kekurangan metode yang tidak efektif.
Fungsi evaluasi bersifat evaluatif, terdiri atas :

1. Fungsi prognostik yaitu meramalkan sesuatu dalam menghadapi langkah selanjutnya.


2. Fungsi diagnostik yaitu evaluasi yang bertujuan yang bertujuan untuk mengetahui kelemahankelemahan siswa serta penyebabnya.
3. Fungsi judgement yaitu evaluasi yang dilakukan untuk menetukan keberhasilan siswa atau tes
penentuan akhir.
Evaluasi juga berfungsi untuk siswa itu sendiri, yaitu :
1. Fungsi Evaluasi Bagi Siswa
Bagi siswa, evaluasi digunakan untuk mengukur pencapaian keberhasilannya dalam mengikuti
pelajaran yang telah diberikan oleh guru. Dalam hal ini ada dua kemungkinan :
1) Hasil siswa yang memuaskan.
Jika siswa memperoleh hasil yang emuaskan, tentunya kepuasan ini ingin diperolehnya kembali
pada waktu yang akan datang. Untuk ini siswa akan termotifasi untuk belajar lebih giat agar
perolehannya sama bahkan meningkat pada masa yang akan datang. Namun, dapat pula terjadi

sebaliknya, setelah memperoleh hasil yang memuaskan siswa tidak rajin belajar sehingga pada
waktu berikutnya hasilnya menurun.
2) Hasil siswa yang tidak memuaskan
Jika siswa memperoleh hasil yang tidak memuaskan, maka pada kesempatan yang akan datang
dia akan berusaha memperbaikinya. Oleh karena itu, siswa akan giat belajar Tetapi bagi siswa
yang kurang motivasi atau lemah kemauannya akan menjadi putus asa.
2. Fungsi Evaluasi bagi guru
1) Dapat mengetahui siswa manakah yang menguasai pelajran dan siswa mana pula yang belum.
Dalam hal ini hendaknya guru memberikan perhatian kepada siswa yang belum berhasil
sehingga pada akhirnya siswa mencapai keberhasilan yang diharapkan.
2) Dapat mengetahui apakah tujuan dan materi pelajaran yang telah disampaikan itu dikuasai oleh
3)

siswa atau belum.


Dapat mengetahui ketepatan metode yang digunakan dalam menyajikan bahan pelajaran

tersebut.
4) Bila dari hasil evaluasi itu tidak berhasil, maka dapat dijadikan bahan remidial. Jadi, evaluasi
dapat dijadikan umpan balik pengajaran.
3. Fungsi Evaluasi Bagi Sekolah
1) Untuk mengukur ketepatan kurikulum atau silabus. Melalui evaluasi terhadap pengajaran yang
dilakukan oleh guru, maka akan dapat diketahui apakah ketepatan kurikulum telah tercapai
sesuai dengan target yang telah ditentukan atau belum. Dari hasil penilaian tersebut juga sekolah
dapat menetapkan langkah-langkah untuk perencanaan program berikutnya yang lebih baik.
2) Untuk mengukur tingkat kemajuan sekolah. Sudah barang tentu jika hasil penilaian yang
dilakukan menunjukkan tanda-tanda telah terlaksananya kurikulum sekolah dengan baik, maka
berarti tingkat ketepatan dan kemajuan telah tercapai sebagaimana yang diharapkan. Akan tetapi
sebaliknya jika tand-tanda itu menunjukkan tidak tercapainya sasaran yang diharapkan, maka
3)

dapat dikatakan bahwa tingkat ketepatan dan kemajuan sekolah perlu ditingkatkan.
Mengukur keberhasilan guru dalam mengajar. Melalui evaluasi yang telh dilaksanakan dalam
pengajaran merupakan bahan informasi bagi guru untuk mengetahui tingkat keberhasilan dalam

melaksanakan pengajaran.
4) Untuk meningkatkan prestasi kerja. Keberhasilan dan kemajuan yang dicapai dalm pengajaran
akan mendorong bagi sekolah atau guru untuk terus meningkatkan prestasi kerja yang telah
dicapai dan berusaha memperbaiki kelemahan dan kekurangan yang mungkin terjadi.
Dalam evaluasi semua komponen dalam pendidikan layak dan harus dijadikan sebagai objek dan
subjek evaluasi pendidikan, yaitu :

1) Siswa, dapat menjadi subjek evaluasi bagi dirinya sendiri dan bagi guru serta sekolahnya dan
dapat juga menjadi bagian dari objek evaluasi yang dilakukan oleh guru dan sekolahnya.
2) Guru, dapat menjadi subjek evaluasi bagi program dan cara-cara dia mengajar, keberhasilannya
dan juga dpat menjadi objek evaluasi oleh siswa dan sekolahnya.
3) Sekolah, dapat menjadi subjek evaluasi bagi siswa dan guru-guru yang ada didalamnya serta
dapat juga menjadi sasaran atau objek evaluasi dari siswa dan guru yang bernaung didalamnya.
Tujuan pengajaran bahasa Indonesia adalah agar siswa dapar berbahasa Indonesia dengan baik
dan benar, dapat menggunakan bahasa Indonesia untuk berkomunikasi. Oleh karena itu, bentuk
penilaiannya juga penilaian yang komunikatif. Antara lain guru dapat menilai bagaimana siswa
membuat dan menjawab pertanyaan, membuat laporan, membuat ringkasan, membuat
percakapan. Inilah bentuk penilaian yang sejalan dengan tujuan penyusunan program pengajaran
bahasa Indonesia.
Penilaian adalah proses sistematis yang meliputi pengumpulan informasi (angka, deskripsi
verbal), analisis, interpretasi informasi untuk membuat keputusan. Salah satu bentuk penilaian
adalah penilaian kelas, yaitu proses pengumpulan & penggunaan informasi oleh guru melalui
sejumlah bukti untuk membuat keputusan tentang pencapaian hasil belajar.

D. PRINSIP DASAR EVALUASI


Adapun prinsip prinsip evaluasi adalah :
1.
2.
3.
4.
5.

Objektif : sesuai dengan kemampuan siswa


Kontinuitas : berkesinabungan
Komperhensif : berkaitan dengan sikap nilai
Praktis : praktis digunakan penidik dan peserta didik
Akuntabilitas : tanggung jawab
Evaluasi adalah suatu proses atau kegiatan untuk menentukan nilai, kriteria-judgment
atau tindakan yaitu penilaian untuk menentukan kualitas dan pengukuran untuk menentukan
kuantitas.
Evaluasi memiliki beberapa prinsip dasar yaitu :

1. Evaluasi bertujuan membantu pemerintah dalam mencapai tujuan pembelajaran bagi masyrakat.
2. Evaluasi adalah seni, tidak ada evaluasi yang sempurna, meski dilkukan dengan metode yang
berbeda.

3.

Pelaku evaluasi atau evaluator tidak memberikan jawaban atas suatu pertanyaan tertentu.
Evaluator tidak berwenang untuk memberikan rekomendasi terhadap keberlangsungan sebuah

4.
5.
6.
7.

program. Evaluator hanya membantu memberikan alternatif.


Penelitian evaluasi adalah tanggung jawab tim bukan perorangan.
Evaluator tidak terikat pada satu sekolah demikian pula sebaliknya.
Evaluasi adalah proses, jika diperlukan revisi maka lakukanlah revisi.
Evaluasi memerlukan data yang akurat dan cukup, hingga perlu pengalaman untuk pendalaman

metode penggalian informasi.


8. Evaluasi akan mantap apabila dilakukan dengan instrumen dan teknik yang aplicable.
9. Evaluator hendaknya mampu membedakan yang dimaksud dengan evaluasi formatif, evaluasi
sumatif dan evaluasi program.
10. Evaluasi memberikan gambaran deskriptif yang jelas mengenai hubungan sebab akibat.

BAB III
PENUTUP
SIMPULAN
Evaluasi adalah proses penilaian. Penilaian ini bisa menjadi netral, positif atau negatif
atau merupakan gabungan dari keduanya. Saat sesuatu dievaluasi biasanya orang yang
mengevaluasi mengambil keputusan tentang nilai atau manfaatnya.
Untuk mengevaluasi keberhasilan program pembelajaran tidak culup hanya dengan
menggunakan penilaian terhadap hasil belajar siswa sebagai produk dari sebuah proses
pembelajaran. Kualitas suatu produk pembelajaran tidak terlepas dari proses pembelajaran itu
sendiri. Evaluasi terhadap program pembelajaran yang disusun dan dilaksanakan guru sebaiknya
menjangkau penilaian terhadap

desain pembelajaran yang meliputi kompetensi yang

dikembangkan, strategi pembelajaran yang dipilih, dan isi program. Implementasi program
pembelajaran atau kualitas pembelajaran. Dan juga hasil program pembelajaran.

DAFTAR PUSTAKA
Zuchdi, Darmiyati. 2001. Pendidikan Bahasa dan Sastra di Kelas Rendah. PAS: Yogyakarta.
- See more at: http://eostudent.blogspot.co.id/2013/12/evaluasi-pembelajaran-membacadan.html#sthash.SOvcWiXm.dpuf

Anda mungkin juga menyukai