PEMBELAJARAN PKN SD
“PENDEKATAN DAN METODE PEMBELAJARAN PKN”
Disusun oleh :
NAMA NIM
PURWAKARTA
Menyetujui:
i. Cover
ii. Lembar Pengesahan
iii. Daftar isi
iv. Kata Pengantar
Bab I. Pendahuluan
A. Latar Belakang........................................................................................
B. Tujuan Penulisan ....................................................................................
C. Rumusan Masalah ..................................................................................
Pertama-tama marilah kita panjatkan puji syukur kehadirat Allah SWT, yang
senantiasa memberikan rahamat dan hidayah Nya kepada kita semua, sehingga pada
kesempatan ini penulis mampu menyelesaikan penyusunan makalah, yang InsyaAllah
dirahmati oleh Allah SWT.
Sholawat serta salam semoga senantiasa terlimpah kepada junjungan kita Nabi
Agung Muhammad SAW, kepada keluarga, sahabat, dan para tabi’in dan tabi’at yang
senantiasa kita nanti-nantikan syafa’atnya kelak di yaumul qiyamah, Amiiiin...
1. (Dra. HR Entin Kartini, M.Pd) yang telah memberikan bimbingan kepada kami
dalam Mata Kuliah Pendidikan Kewarganegaraan.
Tugas ini kami susun sebagai syarat penilaian mata kuliah Pendidikan
Kewarganegaraan (PKN). Penulis berharap dengan penulisan makalah ini mampu
menjadi inspirasi atau motivasi khususnya bagi dunia pendidikan. Dalam penyusunan
makalah ini penulis menyadari masih banyaknya kekurangan dan kesalahan, untuk itu
penulis mengharap kritik dan saran yang bersifat membangun.
Penulis
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
menciptakan suasana atau situasi belajar. Tujuan utama pembelajaran adalah agar
mental yang dinyatakan dalam berbagai perilaku, baik perilaku fisik-motorik maupun
(keterampilan), tetapi di dalamnya tetap terdapat kegiatan mental, namun kegiatan fisik-
sosial-emosi, sikap, perasaan, nilai, segi fisik-motoriknya sedikit sedangkan segi psikis
atau mentalnya lebih banyak. Aspek – aspek perkembangan tersebut, bisa dibeda-
bedakan tetapi tidak bisa dipisah-pisahkan secara jelas. Suatu aspek selalu ada
C. Tujuan Penulisan
B. Pendekatan Pembelajaran
Agar pembelajaran yang dilaksanakan berhasil dengan baik, maka penting bagi
guru untuk memperhatikan secara cermat beberapa prinsip dalam penentuan atau
pemilihan pendekatan pembelajaran, yaitu :
Model pembelajaran menurut Joyce & weil (1980) model pembelajaran adalah
suatu rencana atau pola yang dapat digunakan untuk membentuk kurikulum
( rencana pembelajaran jangka panjang), merancang bahan – bahan pembelajaran
dan membimbing pembelajaran di kelas atau yang lain. Model pembelajaran dapat
dijadikan pola pilihan, artinya para guru boleh memilih model pembelajaran yang sesuai
dan efisien untuk mencapai tujuan pembelajarannya. Dengan demikian dapat
ditegaskan bahwa model pembelajaran merupakan pola umur perilaku pembelajaran
untuk mencapai tujuan pembelajaran.
1. Berdasarkan pada teori pendidikan dan teori belajar dari para ahli tertentu.
2. Mempunyai misi atau tujuan pendidikan tertentu. Misalnya model berpikir
induktif dirancang untuk mengembangkan proses berfikir induktif.
3. Dapat dijadikan pedoman untuk perbaikan Kegiatan Belajar Mengajar ( KBM )
dikelas. Misalnya model synctic dirancang untuk memperbaiki kreativitas dalam
pelajaran mengarang.
4. Memiliki bagian – bagian model yang dinamakan : (1) urutan langkah – langkah
pembelajaran (syntax), (2) adanya prinsip – prinsip reaksi, (3) sistem social, dan
(4) sistem pendukung. Keempat bagian tersebut merupakan pedoman praktis
bila guru akan melaksanakan suatu model pembelajaran.
5. Memiliki dampak sebagai akibat terapan model pembelajaran. Dampak tersebut
meliputi: (1) Dampak pembelajaran (instructional effects),yaitu hasil belajar yang
dapat diukur, dan (2) dampak pengiring (nurturant effects), yaitu hasil belajar
jangka panjang.
6. Membuat persiapan mengajar (instructional design) dengan pedoman model
pembelajaran yang dipilihnya.
Pembelajaran dapat dikatakan interaktif jika para pembelajar atau siswa terlibat
secara aktif dan positif baik mental maupun fisik dalam keseluruhan proses kegiatan
pembelajaran. Suparman (1997) mengemukakan karakteristik pembelajaran interaktif
yaitu:
1. Model Orientasi
2. Model Sidang Utama
3. Model Seminar
4. Model Konferensi Kerja
5. Model Simposium
6. Model Forum
7. Model Panel
1. Model Simulasi
2. Model Bermain peran
3. Model Sajian Situasi
4. Model Kelompok Aplikasi
5. Model Sajian Konflik
6. Model Sindikat
7. Model Kelompok
Rumpun ketiga disebut Model Pemecahan Masalah yang tujuannya menitik
beratkan pada proses pengkajian dan pemecahan masalah melalui interaksi dialogis
dalam situasi yang sarat penalaran induktif. Termasuk ke dalam rumpun ini adalah:
Model pembelajaran menurut joyce & weil (1980) model pembelajaran adalah
suatu rencana atau pola yang dapat digunakan untuk membentuk kurikulum (rencana
pembelajaran jangka panjang), merancang bahan – bahan pembelajaran,dan
membimbing pembelajaran dikelas atau yang lain. Model pembelajaran dapat dijadikan
pola pilihan, artinya para guru boleh memilih model pembelajaran yang sesuai dan
efisien untuk mencapai tujuan pembelajarannya. Dengan demikian dapat ditegaskan
bahwa model pembelajaran merupakan pola umum perilaku pembelajaran untuk
mencapai tujuan pembelajaran.
1. Berdasarkan pada teori pendidikan dan teori belajar dari para ahli tertentu.
2. Mempunyai misi atau tujuan pendidikan tertentu. Misalnya model berpikir induktif
dirancang untuk mengembangkan proses berfikir induktif.
3. Dapat dijadikan pedoman untuk perbaikan Kegiatan Belajar Mengajar ( KBM )
dikelas. Misalnya model synctic dirancang untuk memperbaiki kreativitas dalam
pelajaran mengarang.
4. Memiliki bagian – bagian model yang dinamakan : (1) urutan langkah – langkah
pembelajaran (syntax), (2) adanya prinsip – prinsip reaksi, (3) sistem social, dan
(4) sistem pendukung. Keempat bagian tersebut merupakan pedoman praktis
bila guru akan melaksanakan suatu model pembelajaran.
5. Memiliki dampak sebagai akibat terapan model pembelajaran. Dampak tersebut
meliputi: (1) Dampak pembelajaran (instructional effects),yaitu hasil belajar yang
dapat diukur, dan (2) dampak pengiring (nurturant effects), yaitu hasil belajar
jangka panjang.
6. Membuat persiapan mengajar (instructional design) dengan pedoman model
pembelajaran yang dipilihnya.
Pembelajaran dapat dikatakan interaktif jika para pembelajar atau siswa terlibat
secara aktif dan positif baik mental maupun fisik dalam keseluruhan proses kegiatan
pembelajaran. Suparman (1997) mengemukakan karakteristik pembelajaran interaktif
yaitu:
bahan bintek ktsp 2008 direktorat sekolah menengah atas, direktorat jendral
manajemen pendidikan dasar dan menengah.
bahan bintek ktsp 2009 direkotarat sekolah menengah pertama, direktorat jendral
manajemen pendidikan dasar dan menengah.