Anda di halaman 1dari 15

MAKALAH

PEMBELAJARAN PKN SD
“PENDEKATAN DAN METODE PEMBELAJARAN PKN”

Disusun oleh :
NAMA NIM

1. Siska Maulida Fariha 1206794


2. Suprapti 1206695

3. Saca 1206 706


4. Siti Juariah 1206757

UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA


PURWAKARTA
2012
Lembar Pengesahan

Makalah ini telah di koreksi dan disahkan oleh

Dosen Mata kuliah Pendidikan Kewarganegaraan

Pada tanggal 06 Oktober 2012 di

UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA

PURWAKARTA

Menyetujui:

Dosen Pendidikan Kewarganegaraan (PKN)

UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA

( Dra. HR Entin Kartini, M.Pd)


DAFTAR ISI

i. Cover
ii. Lembar Pengesahan
iii. Daftar isi
iv. Kata Pengantar

Bab I. Pendahuluan

A. Latar Belakang........................................................................................
B. Tujuan Penulisan ....................................................................................
C. Rumusan Masalah ..................................................................................

BAB II. Pembahasan (PENDEKATAN DAN METODE PEMBELAJARAN PKN)

A. Pendekatan Pembelajaran PKN .............................................................


B. Konsep dan prinsip pembelajaran............................................................
C. Pendekatan Pembelajaran......................................................................
D. Prinsip – prinsip dalam penentuan pendekatan pembelajaran................
E. Metode/model pembelajaran PKN ………………………………………….

BAB III. Kesimpulan

BAB IV. Daftar Pustaka


Kata Pengantar

Pertama-tama marilah kita panjatkan puji syukur kehadirat Allah SWT, yang
senantiasa memberikan rahamat dan hidayah Nya kepada kita semua, sehingga pada
kesempatan ini penulis mampu menyelesaikan penyusunan makalah, yang InsyaAllah
dirahmati oleh Allah SWT.

Sholawat serta salam semoga senantiasa terlimpah kepada junjungan kita Nabi
Agung Muhammad SAW, kepada keluarga, sahabat, dan para tabi’in dan tabi’at yang
senantiasa kita nanti-nantikan syafa’atnya kelak di yaumul qiyamah, Amiiiin...

Pada kesempatan ini saya ingin mengucapkan terima kasih kepada :

1. (Dra. HR Entin Kartini, M.Pd) yang telah memberikan bimbingan kepada kami
dalam Mata Kuliah Pendidikan Kewarganegaraan.

Tugas ini kami susun sebagai syarat penilaian mata kuliah Pendidikan
Kewarganegaraan (PKN). Penulis berharap dengan penulisan makalah ini mampu
menjadi inspirasi atau motivasi khususnya bagi dunia pendidikan. Dalam penyusunan
makalah ini penulis menyadari masih banyaknya kekurangan dan kesalahan, untuk itu
penulis mengharap kritik dan saran yang bersifat membangun.

Purwakarta, 1 Oktober 2012

Penulis
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pembelajaran pada dasarnya merupakan kegiatan guru atau dosen dalam

menciptakan suasana atau situasi belajar. Tujuan utama pembelajaran adalah agar

siswa belajar. Sukmadinata ( 2007 ) mengatakan bahwa belajar merupakan proses

mental yang dinyatakan dalam berbagai perilaku, baik perilaku fisik-motorik maupun

psikis. Meskipun suatu kegiatan belajar merupakan kegiatan fisik-motorik

(keterampilan), tetapi di dalamnya tetap terdapat kegiatan mental, namun kegiatan fisik-

motoriknya lebih banyak dibandingkan dengan proses mentalnya.

Pada kegiatan belajar yang bersifat psikis,seperti belajar intelektual,

sosial-emosi, sikap, perasaan, nilai, segi fisik-motoriknya sedikit sedangkan segi psikis

atau mentalnya lebih banyak. Aspek – aspek perkembangan tersebut, bisa dibeda-

bedakan tetapi tidak bisa dipisah-pisahkan secara jelas. Suatu aspek selalu ada

kaitannya dengan aspek yang lainnya.


B. Rumusan Masalah

1. Apakah pengertian dari pendekatan pembelajaran.


2. Apa maksud dari konsep dan prinsip pembelajaran terutama pembelajaran PKN.
3. Bagaimana hubungan antara konsep dan prinsip pembelajaran PKN
4. Apa saja metode / model pembelajaran PKN.

C. Tujuan Penulisan

Untuk mengetahui tentang pendekatan pembelajaran PKN dan mengetahui


tentang konsep dan prinsip pembelajaran serta dapat mengetahui tentang metode /
model pembelajaran PKN.
BAB II
PENDEKATAN PEMBELAJARAN PKN

A. Konsep dan prinsip pembelajaran

Peningkatan kualitas belajar mengajar merupakan suatu kenis cayaan yang


harus diwujudkan guru. Kualitas belajar mengajar yang baik akan mendorong
tercapainya hasil belajar yang memadai dan bermakna bagi siswa. Dalam konteks
inilah perlu diketahui dan dipahami oleh guru adanya sejumlah prinsip pembelajaran
yaitu :

a. Prinsip perhatian dan motivasi


b. Prinsip keaktifan
c. Prinsip keterlibatan langsung
d. Prinsip pengulangan
e. Prinsip tantangan
f. Prinsip balikan dan penguatan
g. Prinsip perbedaan individual

B. Pendekatan Pembelajaran

Pendekatan berhubungan erat dengan strategi, metode dan teknik


pembelajaran. Untuk memahami pengertian pendekatan, strategi, metode dan teknik
pembelajaran tersebut berikut akan diuraikan pengertian konsep – konsep tersebut.

Pendekatan (approach) merupakan titik tolak atau sudut pandang terhadap


proses pembelajaran. Sedangkan strategi adalah serangkaian rencana, metode dan
perangkat kegiatan yang direncanakan untuk tujuan tertentu ( a plan of operation
something ). Metode adalah upaya yang dilakukan untuk mengimplementasikan
rencana yang telah disusun dalam kegiatan yang nyata untuk mencapai tujuan secara
optimal ( a way in achieving something ). Sementara itu, teknik pembelajaran adalah
cara – cara operasional untuk melaksanakan metode pembelajaran.

Secara umum pendekatan pembelajaran dibagi atas 2 (dua) :

1. Pendekatan pembelajaran yang berpusat kepada siswa (Student center)


2. Pendekatan pembelajaran yang berpusat kepada guru (Teacher center)

Dalam pendekatan pembelajaran yang berpusat kepada siswa, menempatkan


siswa sebagai subjek belajar atau pelaku utama dalam kegiatan pembelajaran. Siswa
lebih dominan dalam kegiatan pembelajaran, sedangkan guru memfasilitasi jalannya
kegiatan pembelajaran tersebut dengan baik atau bertindak sebagai fasilitator
pembelajaran. Sementara itu, pendekatan pembelajaran yang berpusat kepada guru
menempatkan siswa sebagai objek pembelajaran, karenanya siswa dalam posisi yang
pasif. Hal ini terjadi karena guru sangat dominan atau pelaku utama dalam
pembelajaran.

C. Prinsip – prinsip dalam penentuan pendekatan pembelajaran

Agar pembelajaran yang dilaksanakan berhasil dengan baik, maka penting bagi
guru untuk memperhatikan secara cermat beberapa prinsip dalam penentuan atau
pemilihan pendekatan pembelajaran, yaitu :

1. Menekankan pembelajaran yang bermakna (meaningfull learning), baik bagi diri


siswa saat ini maupun saat yang akan datang.
2. Menggunakan metode dan media yang bervariasi.
3. Menggunakan pendekatan dan metode yang menempatkan siswa sebagai
subjek atau pelaku belajar.
4. Memberikan pengalaman yang kaya, baik pengalaman mendapatkan, mengolah
dan mengembangkan, mengaplikasikan pengetahuan, teori dan konsep –
konsep, maupun memecahkan masalah serta menemukan dan menghasilkan
hal – hal baru.
5. Keseimbangan antara belajar teori dan praktek, dikelas, diluar kelas dan
dilapangan.
6. Keseimbangan antara belajar secara klasikal, kelompok dan individual.
7. Memprioritaskan suasana pembelajaran yang atraktif, motivated, koperatif dan
bersahabat.
8. Kompetisi lebih diarahkan pada kompetisi dengan dirinya sendiri. Kompetisi
dengan orang lain secara sehat dan bersahabat dan tetap dalam suasana
koperatif.

D. Metode/model pembelajaran PKN

Apakah Model Pembelajaran itu?

Model diartikan sebagai representasi suatu fenomena, baik nyata maupun


abstrak, dengan menonjolkan unsure – unsure terpenting fenomena tersebut.
Menurut Aubrey fisher (dalam mulyana, 2001). Mengatakan model adalah analogi
yang mengabstraksikan dan memilih bagian dari keseluruhan, unsur, sifat atau
komponen yang penting dari fenomena yang dijadikan model. Model adalah
gambaran informal untuk menjelaskan atau menerapkan teori. Dengan kata lain, model
adalah teori yang lebih disederhanakan.

Model pembelajaran menurut Joyce & weil (1980) model pembelajaran adalah
suatu rencana atau pola yang dapat digunakan untuk membentuk kurikulum
( rencana pembelajaran jangka panjang), merancang bahan – bahan pembelajaran
dan membimbing pembelajaran di kelas atau yang lain. Model pembelajaran dapat
dijadikan pola pilihan, artinya para guru boleh memilih model pembelajaran yang sesuai
dan efisien untuk mencapai tujuan pembelajarannya. Dengan demikian dapat
ditegaskan bahwa model pembelajaran merupakan pola umur perilaku pembelajaran
untuk mencapai tujuan pembelajaran.

Model pembelajaran umumnya disusun berdasarkan prinsip – prinsip atau teori


pengetahuan sebagaimana dikemukakan joyce & weil (1980) bahwa prinsip – prinsip
pendidikan, teori – teori psikologis, sosiologis, psikiatri, analisis system, ataupun teori –
teori lain mendasari penyusunan model pembelajaran.
Untuk memahami lebih dalam tentang model pembelajaran, dapat di telaah dari
ciri – ciri yang melekat pada model pembelajaran tersebut. Berikut adalah ciri – ciri
model pembelajaran (Susilana,dkk, 2006):

1. Berdasarkan pada teori pendidikan dan teori belajar dari para ahli tertentu.
2. Mempunyai misi atau tujuan pendidikan tertentu. Misalnya model berpikir
induktif dirancang untuk mengembangkan proses berfikir induktif.
3. Dapat dijadikan pedoman untuk perbaikan Kegiatan Belajar Mengajar ( KBM )
dikelas. Misalnya model synctic dirancang untuk memperbaiki kreativitas dalam
pelajaran mengarang.
4. Memiliki bagian – bagian model yang dinamakan : (1) urutan langkah – langkah
pembelajaran (syntax), (2) adanya prinsip – prinsip reaksi, (3) sistem social, dan
(4) sistem pendukung. Keempat bagian tersebut merupakan pedoman praktis
bila guru akan melaksanakan suatu model pembelajaran.
5. Memiliki dampak sebagai akibat terapan model pembelajaran. Dampak tersebut
meliputi: (1) Dampak pembelajaran (instructional effects),yaitu hasil belajar yang
dapat diukur, dan (2) dampak pengiring (nurturant effects), yaitu hasil belajar
jangka panjang.
6. Membuat persiapan mengajar (instructional design) dengan pedoman model
pembelajaran yang dipilihnya.

Model – Model pembelajaran interaktif

Pembelajaran dapat dikatakan interaktif jika para pembelajar atau siswa terlibat
secara aktif dan positif baik mental maupun fisik dalam keseluruhan proses kegiatan
pembelajaran. Suparman (1997) mengemukakan karakteristik pembelajaran interaktif
yaitu:

1. Terdapat variasi kegiatan baik klasikal,kelompok maupun perorangan;


2. Keterlibatan mental (pikiran dan perasaan) siswa yang tinggi;
3. Guru berperan sebagai fasilitator belajar, narasumber (resource person),manajer
kelas yang demokratis;
4. Menerapkan pola komunikasi banyak arah;
5. Suasana kelas yang fleksibel , demokratis, menantang dan tetap terkendali oleh
tujuan yang telah ditetapkan;
6. Potensial dapat menghasilkan dampak pembelajaran (instructional effect) dan
dampak pengiring (nurturant effect);
7. Dapat digunakan di dalam dan atau diluar kelas/ruangan.

Selanjutnya Suparman (1997) membagi model – model pembelajaran efektif ke


dalam 3 (tiga) bagian yaitu :

Rumpun pertama disebut Model Berbagi Informasi dengan tujuan menitik


beratkan pada proses informasi dan diskusi melalui interaksi argumentatif yang sarat
penalaran. Termasuk kedalam rumpun ini adalah:

1. Model Orientasi
2. Model Sidang Utama
3. Model Seminar
4. Model Konferensi Kerja
5. Model Simposium
6. Model Forum
7. Model Panel

Rumpun kedua Model Belajar Melalui Pengalaman yang bertujuan menitik


beratkan pada proses pelibatan dalam situasi yang member implikasi perubahan
perilaku yang sarat nilai dan sikap sosial. Termasuk ke dalam rumpun ini:

1. Model Simulasi
2. Model Bermain peran
3. Model Sajian Situasi
4. Model Kelompok Aplikasi
5. Model Sajian Konflik
6. Model Sindikat
7. Model Kelompok
Rumpun ketiga disebut Model Pemecahan Masalah yang tujuannya menitik
beratkan pada proses pengkajian dan pemecahan masalah melalui interaksi dialogis
dalam situasi yang sarat penalaran induktif. Termasuk ke dalam rumpun ini adalah:

1. Model Curah Pendapat


2. Model Riuh Bicara
3. Model Diskusi Bebas
4. Model Kelompok Okupasi
5. Model Kelompok Silang
6. Model Tutorial
7. Model Studi Kasus
8. Model Lokakarya
BAB III
KESIMPULAN

Model merupakan representasi atau mewakili suatu fenomena, baik nyata


maupun abstrak, dengan menonjolkan unsur – unsur terpenting fenomena tersebut.
Menurut Aubrey Fisher (dalam Mulyana, 2001) mengatakan model adalah analogi yang
mengabstraksikan dan memilih bagian dari keseluruhan, unsur, sifat atau komponen
yang penting dari fenomena yang dijadikan model. Model adalah gambaran informal
untuk menjelaskan atau menerapkan teori. Dengan kata lain,model adalah teori yang
lebih disederhanakan.

Model pembelajaran menurut joyce & weil (1980) model pembelajaran adalah
suatu rencana atau pola yang dapat digunakan untuk membentuk kurikulum (rencana
pembelajaran jangka panjang), merancang bahan – bahan pembelajaran,dan
membimbing pembelajaran dikelas atau yang lain. Model pembelajaran dapat dijadikan
pola pilihan, artinya para guru boleh memilih model pembelajaran yang sesuai dan
efisien untuk mencapai tujuan pembelajarannya. Dengan demikian dapat ditegaskan
bahwa model pembelajaran merupakan pola umum perilaku pembelajaran untuk
mencapai tujuan pembelajaran.

Adapun ciri – ciri model pembelajaran (Susilana,dkk,2006):

1. Berdasarkan pada teori pendidikan dan teori belajar dari para ahli tertentu.
2. Mempunyai misi atau tujuan pendidikan tertentu. Misalnya model berpikir induktif
dirancang untuk mengembangkan proses berfikir induktif.
3. Dapat dijadikan pedoman untuk perbaikan Kegiatan Belajar Mengajar ( KBM )
dikelas. Misalnya model synctic dirancang untuk memperbaiki kreativitas dalam
pelajaran mengarang.
4. Memiliki bagian – bagian model yang dinamakan : (1) urutan langkah – langkah
pembelajaran (syntax), (2) adanya prinsip – prinsip reaksi, (3) sistem social, dan
(4) sistem pendukung. Keempat bagian tersebut merupakan pedoman praktis
bila guru akan melaksanakan suatu model pembelajaran.
5. Memiliki dampak sebagai akibat terapan model pembelajaran. Dampak tersebut
meliputi: (1) Dampak pembelajaran (instructional effects),yaitu hasil belajar yang
dapat diukur, dan (2) dampak pengiring (nurturant effects), yaitu hasil belajar
jangka panjang.
6. Membuat persiapan mengajar (instructional design) dengan pedoman model
pembelajaran yang dipilihnya.

Pembelajaran dapat dikatakan interaktif jika para pembelajar atau siswa terlibat
secara aktif dan positif baik mental maupun fisik dalam keseluruhan proses kegiatan
pembelajaran. Suparman (1997) mengemukakan karakteristik pembelajaran interaktif
yaitu:

1. Terdapat variasi kegiatan baik klasikal,kelompok maupun perorangan;


2. Keterlibatan mental (pikiran dan perasaan) siswa yang tinggi;
3. Guru berperan sebagai fasilitator belajar, narasumber (resource person),manajer
kelas yang demokratis;
4. Menerapkan pola komunikasi banyak arah;
5. Suasana kelas yang fleksibel , demokratis, menantang dan tetap terkendali oleh
tujuan yang telah ditetapkan;
6. Potensial dapat menghasilkan dampak pembelajaran (instructional effect) dan
dampak pengiring (nurturant effect);
7. Dapat digunakan di dalam dan atau diluar kelas/ruangan.
BAB IV
DAFTAR PUSTAKA

bahan bintek ktsp 2008 direktorat sekolah menengah atas, direktorat jendral
manajemen pendidikan dasar dan menengah.

bahan bintek ktsp 2009 direkotarat sekolah menengah pertama, direktorat jendral
manajemen pendidikan dasar dan menengah.

Anda mungkin juga menyukai