Bahasa Indonesia SD
Disusun Oleh
Kelompok 8 (RS18B):
Lutvia Afifah (292018042)
Niken Dwi Saraswati (292018058)
Dwi Lucky Hermiyanto (292018064)
Penulis
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.........................................................................................i
DAFTAR ISI........................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN....................................................................................1
1.1 Latar Belakang.......................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah..................................................................................2
1.3 Tujuan Penulisan....................................................................................2
1.4 Manfaat Penulisan..................................................................................2
1.5 Sistematika Penyajian............................................................................2
BAB II PEMBELAJARAN APRESIASI SASTRA ANAK.............................3
2.1 Hakikat Sastra Anak dan Apresiasi Sastra Anak................................... 3
2.2 Jenis atau Genre Sastra Anak.................................................................4
2.3 Ciri-Ciri dan Manfaat Apresiasi Sastra Anak........................................7
2.4 Kegiatan Pembelajaran Apresiasi Sastra Anak......................................9
2.5 Tahapan Pembelajaran Apresiasi Sastra Anak.......................................10
BAB III PENUTUP.............................................................................................14
DAFTAR PUSTAKA..........................................................................................15
ii
BAB I
PENDAHULUAN
Berkaitan dengan tugas yang diberikan oleh dosen mata kuliah Kurikulum
dan Pembelajaran Bahasa Indonesia untuk mencari dan mendiskusikan materi
yang telah ditentukan, kami dibentuk kelompok dengan mengangkat satu judul
makalah tentang “Pembelajaran Apresiasi Sastra Anak”.
1.1 Latar Belakang
Kita tahu bahwa sekarang ini pembelajaran sastra khususnya sastra anak
kurang diminati oleh anak-anak, padahal kita semua tahu bahwa dalam sastra anak
banyak terkandung nilai-nilai moral yang bernilai luhur. Namun pada
kenyataannya, anak-anak sekarang lebih memilih menyukai cerita-cerita yang
berbau aksi, seperti Naruto ataupun Dragon Ball yang mengandung unsur-unsur
yang kurang pantas untuk ditiru oleh anak-anak misalnya perkelahian. Dunia yang
penuh dengan kegembiraan merupakan salah satu aspek penting untuk
dipertimbangkan dalam memilih pembelajaran yang cocok diberikan kepada
mereka terutama dalam pembelajaran sastra anak. Maka dari itu perlu adanya
sebuah apresiasi bagi anak. Di sekolah dasar, pembelajaran sastra dimaksudkan
untuk meningkatkan kemampuan siswa mengapresiasikan karya sastra. Menurut
Huck (1987: 630-623) bahwa pembelajaran sastra di SD harus memberi
pengalaman pada siswa yang akan berkontribusi pada empat tujuan, yaitu
pencarian kesenangan pada buku, menginterprestasikan bacaan sastra,
mengembangkan kesadaran bersastra dan mengembangkan apresiasi.
Jenis sastra anak meliputi prosa, puisi dan drama. Jenis prosa dan puisi
dalam sastra anak sangat menonjol. Berdasarkan kehadiran tokoh utamanya, sastra
anak dapat dibedakan atas tiga hal, yaitu sastra anak yang mengetengahkan tokoh
utama benda mati, sastra anak yang mengetengahkan tokoh utamanya makhluk
hidup selain manusia dan sastra anak yang menghadirkan tokoh utama yang
berasal dari manusia itu sendiri.
Seperti pada jenis karya sastra umumnya, sastra anak juga berfungsi sebagai
media pendidikan dan hiburan, membentuk kepribadian anak, serta menuntun
kecerdasan emosi anak. Pendidikan dalam sastra anak memuat amanat tentang
moral, pembentukan kepribadian anak, mengembangkan imajinasi dan kreativitas,
serta memberi pengetahuan keterampilan praktis bagi anak. Fungsi hiburan dalam
sastra anak dapat membuat anak merasa bahagia atau senang membaca, senang
dan gembira mendengarkan cerita ketika dibacakan atau dideklamasikan dan
mendapatkan kenikmatan atau kepuasan batin sehingga menuntun kecerdasan
emosinya. Maka karya sastra dapat dijadikan pembelajaran yang cocok untuk
kelas rendah. Dengan membaca karya sastra, hati kita bisa merasakan sesuatu
1
2
3
4
masa yang akan datang yang berbeda dan jauh dengan latar
kehidupan kita. Contohnya Lord of the Rings, Five Elements.
c. Fiksi sain (science fiction) fiksi spekulatif berdasarkan hipotesis
sejumlah inovasi dalam sains dan teknologi, pseudo-sain atau
pseudo-teknologi. Cerita ini biasanya berkaitan dengan kehidupan
di masa depan (future worlds) tentunya semuanya berlangsung
dalam lingkup ilmiah.
4. Sastra Tradisional
Jenis genre yang menujukkan bahwa bentuk cerita yang mentradisi,
tidak diketahui kapan mulainya dan siapa penciptanya dan dikisahkan
secara turun temurun secara lisan. Terdapat 5 jenis sastra tradisional yaitu
sebagai berikut.
a. Fabel (fabel) adalah cerita binatang yang dimaksudkan sebagai
personifikasi karakter manusia. Binatang yang dijadikan tokoh
dapat bertindak layaknya manusia biasa.
b. Dongeng rakyat (folktales, foklore), yaitu cerita tradisional yang
disampaikan secara lisan dan turun temurun sehingga selalu
terdapat variasi penceritaan walau isinya kurang lebih sama.
c. Mitos (myths), yakni cerita yang berkaitan dengan dewa-dewa atau
tentang kehidupan supernatural yang mengandung sifat pendewaan
manusia atau manusia keturunan dewa.
d. Legenda (legends), mempunyai kemiripan dengan mitologi, tetapi
legenda sering memiliki atau berkaitan dengan kebenaran sejarah.
Legenda menampilkan tokoh sebagai hero yang memiliki
kehebatan dan dikaitkan dengan aspek kesejarahan.
e. Epos (falk epics), merupakan cerita panjang yang berbentuk syair
atau puisi dengan pengarang yang tidak pernah diketahui/anonim.
Cerita berlatar di suatu masyarakat atau bangsa yang terjadi pada
masa lampau yang kadang-kadang tidak jelas latar waktunya.
5. Puisi
Jenis genre yang didalamnya bentuk karya sastra dari hasil ungkapan
dan perasaan penyair dengan bahasa yang penuh pemaknaan setiap bait.
a. Sebuah karya sastra disebut puisi jika di dalamnya terdapat
pendayagunaan berbagai unsur bahasa untuk mencapai efek
keindahan.
b. Bahasa puisi singkat dan padat dengan sedikit kata tetapi dapat
mendialogkan banyak hal.
c. Pendayagunaan bahasa dapat berupa permainan bunyi, sarana
retorika, diksi, citraan, dan gaya bahasa.
7
evaluasi harus dijelaskan komponen dasar yang akan dievaluasi, artinya harus
jelas aspek-aspek yang akan dievaluasi. Cara yang digunakan untuk
mengevaluasi, misalnya tanya jawab, penugasan, tes esai dan pilihan ganda.
Evaluasi dengan tanya jawab dapat diajukan secara lisan ketika sedang
berlangsung proses belajar mengajar di kelas. Bentuk pertanyaan dapat dibuat dari
yang paling sederhana hingga yang paling sukar. Tentu setiap pertanyaan
mengandung bobot, dari yang berbobot paling rendah hingga yang paling tinggi.
Pertanyaan dapat diajukan kepada semua siswa dengan jawaban tertulis atau
langsung tanya jawab secara lisan yang diajukan hanya kepada beberapa siswa.
Jelas dengan cara tanya jawab untuk mengetahui secara langsung tingkat
pemahaman siswa terhadap materi yang sedang dipelajarinya. Penugasan
merupakan cara evaluasi untuk pengembangan kepribadian, perluasan daya
berpikir siswa dan kreativitas emosional, serta memupuk keterampilan siswa.
Bentuk penugasan dapat dipilih dari yang paling sederhana, misalnya membaca
secara metode apakah yang paling cocok atau sesuai dengan materi dan indikator
yang harus dicapai siswa dalam pembelajaran. Jika guru memberikan metode
yang sesuai, bukan tidak mungkin proses pembelajaran akan berjalan dengan
lancar dan guru merasa puas akan hasil yang diperoleh siswa. Bergantian,
menghafalkan teks sajak yang pendek atau berdeklamasi di depan kelas hinga
meningkat yang paling kompleks, seperti mencatat dan mencari kata-kata sukar
dalam kamus, memberi ulasan sajak atau merumuskan amanat sajak. Penugasan
dapat dilakukan di kelas ketika sedang berlangsung proses belajar mengajar,
misalnya membaca cerita secara bergantian, membaca sajak, berdeklamasi, dan
bermain peran atau juga sebagai tugas rumah untuk menghafalkan sajak,
meringkas cerita, dan menyusun kamus kecil dari kata-kata yang terdapat dalam
teks sajak atau cerita yang dibacanya. Esai tes diberikan kepada siswa untuk
melatih menyusun kalimat secara baik dan benar, berpikir secara teratur dan
runtut, dan menuangkan gagasannya dalam bentuk tulisan. Untuk esai
pembelajaran apresiasi sastra anak tingkat sekolah dasar perlu dipilih bentuk yang
paling sederhana, misalnya ceritakan kembali dengan bahasamu dongeng berikut.
Seperti dongeng Putri Salju. Bentuk pilihan ganda dalam evaluasi sudah tidak
asing lagi bagi anak-anak sekolah dasar. Dengan cara evaluasi pilihan ganda ini
anak dilatih untuk memilih salah satu dari beberapa jawaban yang tersedia. Anak
tidak diberi kemungkinan untuk mengembangkan diri di luar jawaban yang
tersedia. Meskipun demikian, dengan cara evaluasi pilihan ganda ini sebenarnya
juga menuntun dan membimbing siswa ke arah tujuan yang pasti. Oleh karena itu,
evaluasi pembelajaran apresiasi sastra anak di sekolah dasar dapat dibuat dengan
pilihan ganda.
BAB III
PENUTUP
14
DAFTAR PUSTAKA
15
AhVOUSsKHSfiBCgQFjjABegQIBBAC&usg=AOvVaw3kNOGWF
1IJsWWYCXQMFWv
15