Minyak kelapa murni atau virgin coconut oil (VCO) adalah minyak yang
dihasilkan dari buah kelapa segar. Berbeda dengan minyak kelapa biasa, dalam
pembuatan VCO tidak ada penambahan bahan kimia dan tidak menggunakan
panas yang tinggi. Selain warna dan rasa yang berbeda, VCO memiliki asam
lemak yang tidak terhidrogenasi seperti minyak kelapa biasa. Saat ini, VCO
sudah banyak dikenal oleh masyarakat karena manfaatnya untuk kesehatan tubuh.
Oleh karena itu, VCO sangat baik dijadikan sebagai bahan baku dalam industri
minyak kedelai, minyak jagung dan minyak bunga matahari, VCO memiliki
lemak rantai mediumnya tinggi dan berat molekulnya yang rendah (Rindengan
dkk, 2004).
gliserin untuk menghasilkan kondisi transparan dari sabun. Gliserin baik untuk
Sabun transparan atau disebut juga sabun gliserin adalah jenis sabun mandi
yang dapat menghasilkan busa lebih lembut di kulit dan penampakannya berkilau
jika dibandingkan dengan jenis sabun yang lain seperti sabun mandi biasa
kecil, sehingga obyek yang berada di luar sabun akan terlihat jelas. Obyek dapat
B. Tujuan
A. Lanadasan Teori
angka pertumbuhan penduduk yang semakin tinggi, maka semakin meningkat pula
permintaan suatu barang untuk kebutuhan sehari-hari. Salah satu barang untuk
kebutuhan sehari-hari yang cukup penting adalah produk perawatan kulit berupa
sabun mandi. Meningkatnya permintaan akan sabun mandi dapat dilihat dari data
Badan Pusat Statistik (BPS) dari tahun 2004-2009 mengenai data produksi,
konsumsi, impor, dan ekspor sabun. Dari data tersebut dapat dilihat konsumsi sabun
pada tahun 2004 sebesar 55.832,930 ton yang terus meningkat sampai tahun 2009,
Sabun merupakan campuran dari senyawa natrium dengan asam lemak yang
digunakan sebagai bahan pembersih tubuh, berbentuk padat, busa, dengan atau tanpa
zat tambahan lain serta tidak menimbulkan iritasi pada kulit (BSN, 1994). Sabun
dibuat dengan dua cara, yaitu proses saponifikasi dan proses netralisasi minyak.
terjadi karena reaksi antara trigliserida dengan alkali, sedangkan proses netralisasi
terjadi karena reaksi asam lemak bebas dengan alkali (Ophardt, 2003).
Sabun padat transparan merupakan salah satu inovasi sabun yang menjadikan
sabun lebih menarik. Sabun trannsparan mempunyai busa yang lebih halus
dibandingkan dengan sabun opaque sabun yang tidak transparan (Qisty, 2009).
gula, dan gliserin dalam sabun. Ketika sabun akan dibuat jernih dan bening, maka
hal yang paling penting adalah kualitas gula, alkohol, dan gliserin. Kandungan
gliserin baik untuk kulit karena berfungsi sebagai pelembab pada kulit dan
Dua komponen utama penyusun sabun adalah asam lemak dan alkali. Pemilihan
jenis asam lemak menentukan karakteristik sabun yang dihasilkan, karena setiap
jenis asam lemak akan memberikan sifat yang berbeda pada sabun (Corredoira dan
Pandolfi, 1996 dalam Widiyanti, 2009). Asam lemak merupakan komponen utama
penyusun lemak dan minyak, sehingga pemilihan jenis minyak yang akan digunakan
sebagai bahan baku pembuatan sabun merupakan hal yang sangat penting. Untuk
menghasilkan sabun dengan kualitas yang baik, maka harus menggunakan bahan
baku dengan kualitas yang baik pula. Bahan baku pembuatan sabun yang digunakan
menggunakan lidah buaya sebagai zat aktif dalam sediaan ini. Adapun
Zingiberaceae. Ada dua jenis lengkuas, yaitu lengkuas putih dan merah yang
Famili : Zingiberaceae
Genus : Alpinia
2 meter dengan daun yang cukup rimbun dan panjang. Biasanya tumbuh
dengan merumput dan juga sangat rapat, selain itu batang tumbuh dengan
tegak yang tersusun dari beberapa pelepah – pelepah daun yang membentuk
batang semu, berwarna hijau muda hingga tua. Batang muda ini akan keluar
dengan bentuk tunas baru dari pangkal bawah hingga pangkal atas. Daun
tanaman ini berwarna hijau bertangkai pendek yang tersusun dengan selang
seling serta buah berbentuk bulat dan keras, selagi masih muda berwarna hijau
kuning kehijauan yang terdiri atas metil sinamat 48%, sineol 20-30%, eugenol,
kamfer 1%, seskuiterpen, d-pinen, galangin, dan lain-lain. Selain itu, rimpang
juga mengandung resin yang disebut galangol, kristal berwarna kuning yang
cineol 2-30%, kamfer, d-pinen, galangin, dan eugenol (yang membuat pedas).
dan menghilangkan bau mulut (Atjung, 1990). Salah satu tanaman yang
B. Monografi Bahan
1. Minyak Kelapa/VCO
Kelarutan : tidak larut dalam air, tetapi larut dalam alcohol (1:1)
2. Glycerin
Sinonim : Glycerol, glycerin, croderol
Rumus molekul : C3H8O3
Berat molekul : 92,09
Pemerian : Tidak berwarna, tidak berbau, viskos, cairan yang
higroskopis, memiliki rasa yang manis, kurang lebih 0,6
kali manisnya dari sukrosa
Kelarutan : Gliserin praktis tidak larut dengan benzene, kloroform, dan
minyak, larut dengan etanol 95%, methanol dan air.
Stabilitas : Pada suhu 20°C. Gliserin sebaiknya ditempat yang sejuk
dan kering.
Penggunaan : Digunakan pada berbagai formulasi sediaan farmasetika,
pada formulasi farmasetika sediaan topikal dan kosmetik,
gliserin utamanya digunakan sebagai humektan dan
pelembut. Rentang gliserin yang digunakan sebagai
humektan sebesar ≤ 30%.
Kelarutan : praktis tidak larut dalam air, larut dalam 30 bagian etanol (95%)
Kadar : 1 – 20 %
4. NaOH (FI V, 2014; MSDS, 2013; HOPE 6th)
Rumus Struktur
rasa.
Stabilitas : Air secara kimiawi stabil dalam semua keadaan fisik. Air
sesuai.
Inkompatibilitas : Air dapat bereaksi dengan obat-obatan dan eksipien lain yang
2006:804).
6. Sukrosa
Pemerian : Hablur putih atau tidak berwarna; massa hablur atau
Pharmacopeia.
A. Alat
- Beaker glass
- Gelas ukur
- Neraca
- Cetakan sabun
- Batang pengaduk
- Statif
- Hot plate
- Penggaris
B. Bahan
- Asam stearate
- NaOH 30%
- Gliserin
- Alcohol
- Gula pasir
- Coco DEA
- Aquadest
C. Formulasi
1. Formula
- Asam stearat = 16 ml
- NaOH 30 % = 30 ml
- Gliserin = 20 ml
- Gula pasir = 32 ml
- Coco DEA = 5 ml
- Aquadest = 2 ml
2. Fungsi
- Aquadest = pelarut
D. Perhitungan bahan
1 𝑥 200
- Zat aktif (lengkuas) 20 % = = 2 g/ml
100
20 𝑥 200
- Minyak kelapa/VCO 20% = = 40 g/ml
100
8 𝑥 200
- Asam stearat 8% = = 16 g/ml
100
15 𝑥 200
- NaOH 30 % 15% = = 30 g/ml
100
10 𝑥 200
- Gliserin 10 % = = 20 g/ml
100
16 𝑥 200
- Alcohol 90% 16% = = 32g/ml
100
15 𝑥 200
- Gula pasir = = 30 g/ml
100
2,5 𝑥 200
- Coco DEA 2,5 = = 5 g/ml
100
- Aquadest ad 25 ml
E. Penimbangan bahan
- NaOH 30 % = 30 g/ml
- Gliserin = 20 g/ml
- Aquadest = ad 25ml
F. Cara kerja
- Dilakukan evaluasi
G. Evaluasi Sediaan
1. Organoleptis
Syarat :
-Warna : Putih
-Tekstur : solid
2. Evaluasi pH
3. Uji Homogenitas
Dilakukan 3 replikasi.
(Syarat : Homogen)
A. Hasil
1. Organoleptis
R1 R2 R3
Bau Bau khas VCO Bau khas VCO Bau khas VCO
warna dan tekstur yang baik yaitu berwarna putihdengan tekstur padat. Hasil
2. pH
R1 R2 R3
11 11 11
transparan dengan 3 kali replikasi. Maka dari itu dapat disimpulkan bahwa
3. Homogenitas
R1 R2 R3
tercampur merata dan homogen, sehingga dapat disimpulkan bahwa sediaan sabun
transparan homogen.
4. Uji ukur tinggi busa dan kestabilan busa
𝐻(𝑡𝑖𝑛𝑔𝑔𝑖 𝑎𝑘ℎ𝑖𝑟)
stabilan busa : 𝐻𝜊 (𝑡𝑖𝑛𝑔𝑔𝑖 𝑎𝑤𝑎𝑙 ) 𝑋 100%
6
= 8 𝑥 100%
= 0,75 = 75%
B. Pembahasan
paling tinggi. Sabun jenis ini memancarkan cahaya yang menyebar dalam
partikel-partikel kecil, sehinga obyek yang berada diluar sabun akan kelihatan
sabun adalah kandungan alkohol, gula, dan gliserin dalam sabun. Ketika sabun
akan dibuat jernih dan bening, maka hal yang paling penting adalah kualitas
gula, alkohol, dan gliserin. Kandungan gliserin baik untuk kulit karena berfungsi
sebagai pelembab pada kulit dan membentuk fasa gel pada sabun.
transparan. Sabun padat transparan adalah sabun yang berbentuk batangan dengan
lebih berkilau dibandingkan jenis sabun lainnya. Sabun transparan sering disebut
berkelas menyebabkan sabun transparan dijual dengan harga yang relatif lebih
mahal . Sabun mandi transparan adalah salah satu produk inovasi sabun yang
menjadikan sabun menjadi lebih menarik. Sabun transparan mempunyai busa
yang lebih halus dibandingkan dengan sabun opaque (sabun yang tidak
transparan).
Adapun faktor – factor yang mempengaruhi proses pembuatan sabun adalah [11]:
dimana penambahan minyak harus sedikir berlebih agar sabun yang terbentuk
tidak memiliki nilai alkali bebas berlebih. Alkali terlalu pekat akan
sedangkan jika alkali yang digunakan terlalu encer, maka reaksi akan
2. Suhu
rendemen sabun, hal ini dapat dilihat dari persamaan (1) berikut: d ln K dT = ∆H
keseimbangan), tetapi jika ditinjau dari segi kinetika, kenaikan suhu akan
3. Pengadukan
molekul reaktan yang bereaksi. Jika interaksi antar molekul reaktan semakin
besar, maka kemungkinan terjadinya reaksi semakin besar pula. Hal ini sesuai
konstanta A.
4. Waktu
yang dapat tersabunkan, berarti hasil yang didapat juga semakin tinggi, tetapi jika
uji evaluasi pada sediaan sabun transparan dengan zat aktif lengkuas, didapatkan
hasil evaluasi organoleptis yaitu sediaanwarna putih , warna putih ini berasal dari
tidak menggunakan parfum didapatkan bau khas VCO, maka maka sabun
transparan yang telah dibuat memiliki tekstur solid dengan kekuatan yang baik
sehingga tidak mudah patah pada saat diaplikasikan. Untuk hasil uji homogenitas
menunjukkan bahwa sabun transparan dari perasan lengkuas telah homogen yang
ditandai dengan sediaan sabun transparan dapat tercampur merata dan tidak
(standar persyaratan 9 - 11). Untuk hasil dari pengujian uji ukur tinggi busa dan
6
= 8 𝑥 100%
= 0,75 = 75%
BAB V
A. Kesimpulan
2. Pada hasil organoleptis sabun transparan pada tiga replikasi hasil uji
warna sabun berwarna putih, bentuk sabun solid dan bau memiliki bau
khas VCO
4. Pada uji tinggi busa dan kestabilan busa memenuhi syarat 0,75 = 75%
B. Saran
zat aktif lengkuas sebagai pewangi alami dibuat atau ditambahkan dalam
Ani Suryani, Erliza Hambali, Mira Rivai. ” Pemanfaatan Minyak Jarak Pagar dan
2006.
Indonesia.
LAMPIRAN