BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
C. Sabun
Sabun termasuk kebutuhan pokok manusia. Sabun digunakan sebagai pembersi baik untuk tubuh atau
peralatan lainnya. Sabun dibagi menjadi tiga kelompok besar yaitu sabun cream, sabun batang, dan sabun cair.
Sabun batang dikelompokkan menjadi tiga yaitu sabun opaque, sabun transparan, dan sabun translucent.
Ketiga jenis ini dibedakan berdasarkan penampakannya. Sabun transparan merupakan sabun yang
penampakannya paling terang dan tembus pandang dan sabun translucent memiliki penampakan yang
mengabur (tidak transparan). Sedangkan sabun opaque adalah sabun yang biasa digunakan dalam kehidupan
sehari-hari sebagai sabun mandi.(Prihandana, Rama dkk : 2007)
E. Bahan yang digunakan untuk pembuatan VCO dan sabun transparan
1. VCO
Bahan utama dalam pembuatan VCO adalah daging buah kelapa. Daging buah kelapa diparut dan
dijadikan santan. Kualitas kelapa yang digunakan sangat berpengaruh terhadap kualitas VCO yang dihasilkan.
Semakin baik kualitas kelapa yang digunakan maka semakin baik pula VCO yang dihasilkan, disamping itu
rendemennya juga tinggi, demikian sebaliknya.
Kelapa yang baik digunakan adalah kelapa yang merupakan varietas kelapa lokal, berusia 11-13 bulan,
di koclak akan terdengar bunyi nyaring, kulit sabut bewarna coklat, belum berkecambah, dan ketebalan
dagingnya berkisar antara 10-15 mm.
c. Gliserin
Gliserin merupakan produk samping dari hidrolisis antara minyak nabati dan air dalam menghailkan asam
lemak. Gliserin berfungsi sebagai pencipta kelembapan pada kulit. Gliserin berbentuk cairan jernih, tidak
berbau, dan memiliki rasa manis.
e. Etanol
Etanol berbentuk cair, jernih, dan tidak bewarna. Etanol dengan rumus kimia C 2H5OH digunakan sebagai
pelarut karena sifatnya mudah larut dalam air dan lemak.
g. TEA
Penggunaan TEA pada pembuatan sabun transparan berfungsi sebagai bahan pembantu pembeningan.
TEA merupakan cairan kental yang bewarna kecoklatan.
h. Pewarna
Pewarna ditambahkan dalam pembuatan sabun ini bertujuan untuk memberikan cita ragam warna.
Pewarna yang digunakan adalah pewarna yang tidak memberikan efek samping terhadap produk. Pewarna
yang baik digunakan adalah pewarna untuk kosmetik grade.
i. Pewangi
Pewangi ditambahkan bertujuan untuk memberikan efek wangi pada produk sabun yang dihasilkan. Sama
dengan pewarna, pewangi yang dibutuhkan tidak boleh memberikan efek yang berlawanan terhadap
transparansi sabun.
b. Bagi industri
Selain itu, VCO sangat bermanfaat bagi dunia industri baik sebagai bahan baku atau lainnya seperti:
1) Industri farmasi
2) Industri kosmetik
3) Industri Minyak goreng berkualitas tinggi
4) Industri susu formula
5) Pembuatan minyak telon dan lain-lain.
c. Pancingan
Penggunaan pancingan ini dilakukan setelah daging kelapa diubah menjadi santan dan dipisahkan antara
air dan krimnya. Krim yang diperoleh dicampurkan dengan VCO dengan perbandingan tertentu sembari
diaduk-aduk, kemudian didiamkan selama 7-8 jam. Indikator keberhasilannya akan terbentuk tiga lapisan,
yaitu minyak, blondo, dan air. Minyak yang didapat dimurnikan dari air dengan pemanasan pada suhu 60º C.
d. Enzimatis
Pembuatan VCO secara enzimatis merupakan pemisahan minyak dalam santan tanpa pemanasan. Enzim
yang digunakan bisa berupa enzim bromelin (pada nanas), enzim papain(daun papaya), enzim protease
(kepiting sungai). Pembuatan secara enzimatis dikelompokkan menjadi tiga, yaitu pembuatan santan,
pembuatan VCO, dan penyaringan.
Keunggulan VCO yang dihasilkan adalah warnanya yang bening seperti kristal karena tidak melalui
pemanasan, kandungan asam lemak dan antioksidannya tidak banyak berubah, dan peralatan yang sangat
sederhana.
Sedangkan kelemahannya adalah waktu yang lama dalam proses denaturasi untuk memisahkan minyak
dari ikatan yaitu sekitar 2 jam, dan sulit dalam menghasilkan enzim yang dibutuhkan.
e. Sentrifugasi
Sentifugasi digunakan pada proses pemisahan antara minyak dengan air dan air dengan santan. Teknologi
ini akan menghasilkan produk berkualitas.
Keunggulannya proses pembuatan ini adalah waktu yang relatif singkat dalam menghasilkan minyak,
aroma yang khas, kadar air yang sangat kecil, dan VCO yang bermutu.
Kelemahan yang ada pada proses ini adalah biaya produksi yang mahal dan peralatan yang digunakan
sulit serta harganya mahal.
2. Sabun transparan
Proses pembuatan sabun transparan adalah proses pemanasan, pengadukan dan pendinginan. Tahap
pertama minyak dipanaskan hingga mencapai 60º C sambil diaduk menggunakan stirer dan ditambahkan basa
(NaOH) sedikit demi sedikit hingga terjadi proses penyabunan. Pengadukan terus dilakukan sekitar 10 menit
untuk memastikan penyabunan berjalan sempurna. Langkah selanjutnya adalah mencampurkan asam stearat
yang telah dilelehkan kedalam stok sabun yang terbentuk dengan pengadukan yang terus berlangsung. Setelah
itu disusul dengan menambahkan alhohol, larutan gula, TEA, dan gliserin (pengocokan tetap dilakukan).
Setelah semua homogen suhu pada campuran diturunkan dengan menghentikan pemanasan dan ditambah
dengan pewarna serta farfum sesuai selera. Langkah terakhir adalah dengan menuangkan larutan kedalam
ccetakan dan dibiarkan mengeras. Setelah mengeras dilakukan proses pembongkaran dari cetakan dan siap
digunakan.
L. Definisi pH
pH adalah derajat keasaman yang digunakan untuk menyatakan tingkat keasaman atau kebasaan yang
dimiliki oleh suatu larutan. pH didefinisikan sebagai logaritma aktivitas ion hidrogen (H+) yang terlarut.
Koefisien aktivitas ion hidrogen tidak dapat diukur secara eksperimental, sehingga nilainya didasarkan pada
perhitungan teoritis. Skala pH bukanlah skala absolut. Ia bersifat relatif terhadap sekumpulan larutan standar
yang pH-nya ditentukan berdasarkan persetujuan internasional (wikipedia : 2010).
M. Metode pengujian pH
Pengujian pH adalah parameter pengujian mutu dari sabun transparan. Pengukurannya dengan
melarutkan sabun didalam air dan diukur menggunakan indikator universal.
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
Keterangan :
V NaOH : Volume natrium hidroksida terpakai
N NaOH : Konsentrasi tepat NaOH
200 : Berat ekivalen dari VCO
C. Pembahasan
1. Pembuatan VCO
Pada proses pembuatan VCO pemerasan dilakukan secara maksimum agar sari kelapa tersebut keluar
dengan sempurna, dan dilanjutkan dengan proses pendiaman selama satu jam untuk memisahkan antara krim
dan air. Semakin lama pengendapan maka semakin bagus karena air dan krim akan terpisah sempurna. Krim
yang didapatkan dipanaskan pada suhu 50-70ºC. Jika menggunakan suhu yang terlalu tinggi maka kualitas dari
VCO akan berkurang. Selain itu hal-hal yang mempengaruhi kualitas VCO antara lain :
a. Jenis kelapa
Jenis kelapa yang digunakan adalah kelapa yang tidak terlalu tua dan tidak muda. Karena jika kelapa
masih dalam keadaan muda maka rendemen minyak yang dihasilkan sedikit dan jika terlalu tua maka minyak
yang ada telah dirubah menjadi karbohidrat, dengan demikian rendemennya juga akan sedikit.
c. Pengadukan
Pengadukan yang tidak konstan akan menyebabkan pemanasan yang tidak stabil yang bisa menyebabkan
blondo menjadi hangus dan mempengaruhi warna VCO.
d. Suhu pemanasan
Suhu sangat berperan dalam pembuatan VCO karena jika suhu terlalu tinggi maka blondo akan hangu
dan menyebabkan warna VCO menjadi kuning dan buram.
e. Penyaringan
Setelah dilkukannya pemisahn blondo dan minyak hendaknya dilakukan penyaringan secara bertingkat (2
Kali) agar mengurangi kesempatan kotoran masih terbawa bersama VCO.