Anda di halaman 1dari 11

TRANSPARENT SOAP (sabun transparan)

A.      Latar Belakang


Kelapa merupakan salah satu komoditas penting dalam dunia pertanian Indonesia, sebab tanaman ini
tumbuh subur di wilyah kita yang tergolong tropis. Sebagai contoh Sumatera Barat yang memiliki banyak
tanaman kelapa, hampir setiap daerah di Sumatera Barat ditumbuhi oleh tanaman kelapa ini.
Tanaman kelapa adalah tanaman multifungsi, dimana semua bagian tanaman ini dapat dimanfaatkan bagi
kehidupan manusia. Mulai dari buah, daun, batang, sampai akarnya. Seperti contoh, air kelapa dapat
dipergunakan sebagai minuman segar yang berkhasiat untuk menawar racun, dan pencegah demam. Selain itu
batang kelapa juga bisa dimanfaatkan sebagai tiang penyangga dalam pembangunan rumah sedangkan
daunnya digunakan sebagai hiasan dalam penyelenggaraan pesta.
Buah kelapa merupakan bagian penting tanaman kelapa yang memiliki banyak manfaat dan umum
digunakan sebagai bumbu masak. Salah satu contohnya buah kelapa dapat dibuat menjadi santan dan minyak
goreng. Salah satu hasil olahan buah kelapa adalah minyak kelapa murni atau sering disebut Virgin Coconut
Oil (VCO). Setelah diteliti oleh para ahli terungkap bahwa komponen utama adalah asam laurat yang mencapai
lebih dari 50 % dan 7 % asam kapriat.
Minyak kelapa menurut klasifikasinya terdiri atas minyak kelapa komersial (RBD- Coconut Oil), minyak
kelapa tradisional ( Traditional Coconut Oil), dan minyak kelapa murni (Virgin Coconut Oil).
Virgin Coconut Oil (VCO) dapat dibuat dengan memanfaatkan santan kelapa. Untuk mendapatkan VCO
sangat dibutukan ketelitian yang tinggi. Jika terjadi kesalahan dalam proses pembuatan maka akan
mengakibatkan kualitas minyak menjadi rendah. Selain itu kualitas VCO yang baik juga dipengaruhi oleh jenis
kelapa yang digunakan (varietas asli bukan kelapa hibrida), tanpa penyulingan, tanpa pemutihan, tanpa
mengalami proses deodorasi, tanpa proses hidrogenasi, bebas dari bahan kimia tambahan, bebas
mikroorganisme, dan kadar air kurang dari 0,1 %.
Untuk membuat VCO dapat digunakan beberapa metode yaitu pemanasan, fermentasi, pancingan,
enzimatis, dan sentrifugasi. Pada laporan ini proses pembuatannya adalah metode pemanasan. Setelah itu VCO
yang didapat digunakan sebagai bahan baku untuk membuat sabun transparan. Parameter mutu dalam
pembuatan produk di atas adalah massa jenis dan asam lemak bebas.
Salah satu pemanfaatan VCO adalah sebagai bahan baku dalam membuat sabun transparan. Sabun
transparan merupakan jenis sabun batangan yang memiliki tampilan transparan. Secara umum sabun tranparan
dibuat dengan melarutkan  minyak dengan basa yang kemudian dilarutkan dengan alkohol  pada kondisi panas
untuk membentuk larutan yang jernih. Tampilan sabun transparan ini menarik, mewah, dan berkelas sehingga
memiliki harga jual yang relatif lebih mahal.

B.      Pembatasan Masalah


Berdasarkan latar belakang di atas, agar laporan yang dibuat memiliki arah pada suatu masalah yang 
akan di bahas, perlu adanya batasan terhadap permasalahan diantaranya adalah sebagai berikut.
1.      Cara pembuatan Virgin Coconut Oil (VCO) adalah dengan menggunakan metode pemanasan.
2.      Membuat sabun transparan dengan menggunakan VCO sebagai bahan baku dan menggunakan bahan lainnya.
3.      Uji mutu produk yang akan dilakukan adalah asam lemak bebas dan massa jenis untuk VCO.  Transparansi,
kekerasan dan pH untuk sabun transparan.
C.      Perumusan Masalah
Dilandasi latar belakang dan pembatasan masalah di atas dapat dirumuskan beberapa permasalahan
yaitu :
1.      Apakah VCO yang dihasilkan menggunakan metode pemanasan dapat memberikan rendemen yang tinggi ?
2.      Apakah asam lemak bebas dan massa jenis dari VCO yang dihasilkan berada dalam range standar ?
3.      Apakah transparansi, kekerasan, dan pH dari sabun transparan yang dihasikan sudah memenuhi SNI ?

D.     Tujuan dan Manfaat Penulisan laporan


Tujuan dari penulisan laporan ini adalah sebagai berikut.
1.      Membuat VCO dengan rendemen yang tinggi melalui metoda pemanasan.
2.      Membuat sabun transparan dengan bahan dasar VCO.
3.      Mendapatkan VCO dan sabun transparan yang memenuhi SNI.

Sedangkan manfaat penulisan laporan ini adalah :


1.      Bagi penulis, untuk dapat memberikan wawasan, pengetahuan, keterampilan, dan kompetensi dalam proses
pembuatan VCO dan sabun transparan.
2.      Bagi sekolah, untuk dapat mengembangkan program sekolah dan keahlian “kimia industri” khususnya untuk
uji kompetensi.
3.      Bagi masyarakat, untuk dapat disosialisasikan bahwa dengan memanfaatkan komoditas lokal kita bisa
meningkatkan nilai jual melalui olahan yang sederhana dan membuka lapangan kerja kususnya dalam
pemanfaatan tanaman kelapa menjadi VCO dan sabun transparan.

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

A.      Definisi Kelapa


Kelapa adalah satu jenis tumbuhan yang tergolong dalam suku Arecaceae dan anggota tunggal dari
marga Cocos (wikipedia, 2010). Tanaman kelapa ini memiliki pohon yang bisa mencapai ketinggian 30 meter.
Kelapa merupakan pohon multi fungsi bagi masyarakat tropis karena hampir semua bagiannya bisa
dimanfaatkan orang seperti batangnya sebagai kayu dan papan untuk membuat rumah, daunnya dipakai
sebagai atap rumah setelah dikeringkan, dan buah kelapa merupakan bagian yang bernilai ekonomis karena
dapat menghasilkan minyak.

B.      Definisi VCO


Virgin Coconut Oil (VCO) adalah minyak kelapa yang berasal dari buah kelapa yang tua dan segar yang
diolah pada kondisi suhu rendah, melalui pemanasan, penyaringan, peragian atau fermentasi, pemakaian zat
tambahan lainnya dan tanpa bahan kimia. Pengertian lain menyangkut VCO ini adalah minyak kelapa kualitas
tinggi karena tidak mengandung kolesterol, kadar air, dan asam lemak bebas yang kecil serta kandungan asam
laurat yang tinggi (sekitar 53 %). Asam laurat adalah asam lemak jenuh rantai sedang, apabila dikonsumsi
tubuh maka akan terbakar sehingga menghaasilkan energi dan dapat menciptakan kenetralan terhadap
kolesterol. VCO juga merupakan sebagai minyak kelapa yang sangat aman karena tidak mengandung asam
lemak trans dan benar-benar murni, disebabkan VCO tidak mengalami kontak ataupun penambahan bahan
kimia lain.

C.       Sabun
Sabun termasuk kebutuhan pokok manusia. Sabun digunakan sebagai pembersi baik untuk tubuh atau
peralatan lainnya. Sabun dibagi menjadi tiga kelompok besar yaitu sabun cream, sabun batang, dan sabun cair.
Sabun batang dikelompokkan menjadi tiga yaitu sabun opaque, sabun transparan, dan sabun translucent.
Ketiga jenis ini dibedakan berdasarkan penampakannya. Sabun transparan merupakan sabun yang
penampakannya paling terang dan tembus pandang dan sabun translucent memiliki penampakan yang
mengabur (tidak transparan). Sedangkan sabun opaque adalah sabun yang biasa digunakan dalam kehidupan
sehari-hari sebagai sabun mandi.(Prihandana, Rama dkk : 2007)

D.     Sabun transparan


Sabun transparan adalah sabun batangan dengan  penampilan (performance) transparan atau tembus
pandang. Secara umum sabun ini dibuat dengan melarutkan sedian minyak dan basa untuk membentuk stok
sabun. Selanjutnya stok sabun dilarutkan dengan alkohol pada kondisi panas untuk membentuk larutan jernih,
kemudian baru ditambah bahn lain seperti penyeras, pewangi, dan pewarna. Sabun transparan terkadang
disebut juga dengan sabun gliserin, karena dalam pembuatannya ditambahkan gliserin yang berfungsi sebagai
pelembab pada kulit.(Erliza Hambali, dkk : 2005)

E.      Bahan yang digunakan untuk pembuatan VCO dan sabun transparan
1.       VCO
Bahan utama dalam pembuatan VCO adalah daging buah kelapa. Daging buah kelapa diparut dan
dijadikan santan.  Kualitas kelapa yang digunakan sangat berpengaruh terhadap kualitas VCO yang dihasilkan.
Semakin baik kualitas kelapa yang digunakan maka semakin baik pula VCO yang dihasilkan, disamping itu
rendemennya juga tinggi, demikian sebaliknya.
Kelapa yang baik digunakan adalah kelapa yang merupakan varietas kelapa lokal, berusia 11-13 bulan,
di koclak akan terdengar bunyi nyaring, kulit sabut bewarna coklat, belum berkecambah, dan ketebalan
dagingnya berkisar antara 10-15 mm.

2.       Sabun transparan


Bahan baku yang digunakan dalam pembuatan sabun transparan adalah sebagai berikut.(Erliza Hambali,
dkk : 2005)
a.      Minyak
Kelompok minyak yang bisa digunakan adalah minyak kelapa, minyak sawit, minyak jarak, minyak
jagung dan minyak lainnya. Dalam laporan ini minyak yang dipakai adalah minyak kelapa murni (VCO) yang
kandungan  dominannya adalah asam laurat (44-53%).

b.      Natrium Hidroksida (NaOH)


Natrium hidroksida sering kali disebut sebagai soda kaustik atau soda api yang merupakan senyawa alkali
yang bersifat basa dan bisa menetralisir asam. NaOH berbentuk kristal putih dan bersifat higroskopis (mudah
menyerap kelembapan).

c.      Gliserin
Gliserin merupakan produk samping dari hidrolisis antara minyak nabati dan air dalam menghailkan asam
lemak. Gliserin berfungsi sebagai pencipta kelembapan pada kulit. Gliserin berbentuk cairan jernih, tidak
berbau, dan memiliki rasa manis.

d.      Gula Pasir


Gula pasir berbentuk kristal putih. Penambahan gula pasir ini berfungsi untuk membentuk transparansi
pada sabun dan membantu perkembangan kristal pada sabun.

e.      Etanol
Etanol berbentuk cair, jernih, dan tidak bewarna. Etanol dengan rumus kimia C 2H5OH digunakan sebagai
pelarut karena sifatnya mudah larut dalam air dan lemak.

f.      Asam Stearat


Asam stearat dapat ditemukan pada minyak hewan dan nabati. Asam stearat ini dapat berwujud cair dan
padat. Pada pembuatan sabun transparan ini asam stearat yang digunakan berbentuk kristal putih. Asam stearat
berfungsi sebagai pengeras sabun dan penstabil busa.

g.      TEA
Penggunaan TEA pada pembuatan sabun transparan berfungsi sebagai bahan pembantu pembeningan.
TEA merupakan cairan kental yang bewarna kecoklatan.

h.      Pewarna
Pewarna ditambahkan dalam pembuatan sabun ini bertujuan untuk memberikan cita ragam warna.
Pewarna yang digunakan adalah pewarna yang tidak memberikan efek samping terhadap produk. Pewarna
yang baik digunakan adalah pewarna untuk kosmetik grade.

i.       Pewangi
Pewangi ditambahkan bertujuan untuk memberikan efek wangi pada produk sabun yang dihasilkan. Sama
dengan pewarna, pewangi yang dibutuhkan tidak boleh memberikan efek yang berlawanan terhadap
transparansi sabun.

E.       Kandungan gizi dalam VCO


VCO dapat dijadikan sebagai obat berbagai penyakit yang berasal dari virus dan yang belum ditemukan
obatnya, seperti flu burung, HIV/AIDS, hepatitis dan lain-lain. Komponen utama dalam VCO adalah asam
lemak jenuh (90 %) dan asam lemak tak jenuh (10 %). Dalam VCO banyak terdapat MCFA (Medium Chain
Fatty Acid). MCFA merupakan komponen asam lemak berantai sedang yang memiliki banyak fungsi, antara
lain dapat merangsang produksi insulin sehingga proses metabolisme glukosa berjalan normal.Selain itu
MCFA juga berfungsi bermanfaat dalam mengubah protein menjadi energi.
Asam lemak yang utama dalam VCO (asam laurat) berperan positif dalam pembakaran nutrisi makanan
menjadi energi, dan berfungsi sebagai antibakteri, antiprotozoa, dan antivirus.

F.      Manfaat VCO dan sabun transparan


1. VCO
a. Bagi manusia
       Kandungan asam laurat dan asam lemak jenuh lainnya yang tinggi dalam VCO dapat digunakn
untuk mengatasi berbagai penyakit, seperti :
1)      infeksi bakteri, virus, dan jamur
2)      menjaga kesehatan jantung dan pembuluh darah
3)      mengobati oesteoporosis
4)      mencegah obesitas
5)      mengobati dan mencegah kanker
6)      mencegah kerusakan yang ditimbulkan radiasi sinar ultra violet pada kulit dan memperbaiki pendayagunaan
asam lemak esensial dan melindungi dari oksidasi, dan lain-lain.

b. Bagi industri
Selain itu, VCO sangat bermanfaat bagi dunia industri baik sebagai bahan baku atau lainnya seperti:
1)      Industri farmasi
2)      Industri kosmetik
3)      Industri Minyak goreng berkualitas tinggi
4)      Industri susu formula
5)      Pembuatan minyak telon dan lain-lain.

2.      Sabun transparan


Sabun transparan yang telah diberi aditif tertentu dapat dimanfaatkan sebagai anti jerawat, memutihkan
kulit, serta dapat mengencangkan kulit. Hal utama yang harus diperhatikan adalah pemilihan jenis minyak
atsirinya sebagai farfum. Sebagai contoh minyak tanaman teh bisa berfungsi sebagai antiseptik dan anti
jerawat.

G.     Metoda dalam pembuatan VCO dan sabun transparan


1.      VCO
Proses pembuatan VCO bisa dilakukan dengan berbagai metode yaitu sebagai berikut.
a.      Pemanasan
Pada prinsipnya, pembuatan VCO dengan pemanasan sama seperti cara tradisional. Pada tahap awal,
daging kelapa diparut dan dijadikan santan dengan perbandingan 500 gram daging kelapa dan 500 mL air.
Selanjutnya santan didiamkan selama 1 jam untuk memisahkan krim dan air. Dari dua komponen yang ada
diambil adalah krimnya dan dilakukan pemanasan pada suhu 55-70 ºC sampai dihasilkan minyak. Setelah itu
minyak dipanaskan pada suhu 60-70 ºC sampai dihasilkan minyak kelapa murni.
Kelebihan cara ini adalah :
1.      Waktu pembuatan VCO relatif singkat.
2.      Minyak yang dihasilkan beraroma khas.
3.      Biaya produksi murah.
Kelemahan dari cara ini adalah :
1.    Jika pemanasan terlalu tinggi maka santan akan rusak sehingga khasiat VCO akan berkurang.
2.    Tidak tahan lama.
3.    Mudah berbau tengik.
b.      Fermentasi
Prinsip pembuatan VCO melalui fermentasi memiliki kesamaan pada tahap awal, yaitu pembuatan santan
dengan perbandingan daging kelapa dan air 500 : 500. Setelah itu santan dibiarkan selama 1-2 jam hingga krim
dan air terpisah. Krim yang diperoleh difermentasi selama 1-2 hari dengan menambahkan enzim secara
langsung (mikroba penghasil enzim) atau dengan menambahkan ragi.
Proses fermentasi dikatakan berhasil jika menghasilkan tiga lapisan yaitu lapisan atas berupa minyak
murni, bagian tengah berupa blondo, dan bagian bawah air. Untuk menghilangkan bau dan kadar air pada
minyak, maka haarus dipanaskan pada suhu 60º C.
Kelebihan cara fermentasi adalah :
1.    Biaya pembuatannya VCO murah.
2.    VCO yang dihasilkan bewarna bening.

Kekurangan cara fermentasi adalah :


1.    Minyak yang dihasilkan beraroma agak keras.
2.    VCO yang dihasilkan sulit stabil karena tidak dapat mengontol bakteri yang aktif.
3.    Waktu pembuatan produknya lama.

c.      Pancingan
Penggunaan pancingan ini dilakukan setelah daging kelapa diubah menjadi santan dan dipisahkan  antara
air dan krimnya. Krim yang diperoleh dicampurkan dengan VCO dengan perbandingan tertentu sembari
diaduk-aduk, kemudian didiamkan selama 7-8 jam. Indikator keberhasilannya akan terbentuk tiga lapisan,
yaitu minyak, blondo, dan air. Minyak yang didapat dimurnikan dari air dengan pemanasan pada suhu 60º C.

d.      Enzimatis
Pembuatan VCO secara enzimatis merupakan pemisahan minyak dalam santan tanpa pemanasan. Enzim
yang digunakan bisa berupa enzim bromelin (pada nanas), enzim papain(daun papaya), enzim protease
(kepiting sungai). Pembuatan secara enzimatis dikelompokkan menjadi tiga, yaitu pembuatan santan,
pembuatan VCO, dan penyaringan.
Keunggulan VCO yang dihasilkan adalah warnanya yang bening seperti kristal karena tidak melalui
pemanasan, kandungan asam lemak dan antioksidannya tidak banyak berubah, dan peralatan yang sangat
sederhana.
Sedangkan kelemahannya adalah waktu yang lama dalam proses denaturasi untuk memisahkan minyak
dari ikatan yaitu sekitar 2 jam, dan sulit dalam menghasilkan enzim yang dibutuhkan.

e.      Sentrifugasi
Sentifugasi digunakan pada proses pemisahan antara minyak dengan air dan air dengan santan. Teknologi
ini akan menghasilkan produk berkualitas.
Keunggulannya proses pembuatan ini adalah waktu yang relatif singkat dalam menghasilkan minyak,
aroma yang khas, kadar air yang sangat kecil, dan VCO yang bermutu.
Kelemahan yang ada pada proses ini adalah biaya produksi yang mahal dan peralatan yang digunakan
sulit serta harganya mahal.
2.      Sabun transparan
Proses pembuatan sabun transparan adalah proses pemanasan, pengadukan dan pendinginan. Tahap
pertama minyak dipanaskan hingga mencapai 60º C sambil diaduk menggunakan stirer dan ditambahkan basa
(NaOH) sedikit demi sedikit hingga terjadi proses penyabunan. Pengadukan terus dilakukan sekitar 10 menit
untuk memastikan penyabunan berjalan sempurna. Langkah selanjutnya adalah mencampurkan asam stearat
yang telah dilelehkan kedalam stok sabun yang terbentuk dengan pengadukan yang terus berlangsung. Setelah
itu disusul dengan menambahkan alhohol, larutan gula, TEA, dan gliserin (pengocokan tetap dilakukan).
Setelah semua homogen suhu pada campuran diturunkan dengan menghentikan pemanasan dan ditambah
dengan pewarna serta farfum sesuai selera. Langkah terakhir adalah dengan menuangkan larutan kedalam
ccetakan dan dibiarkan mengeras. Setelah mengeras dilakukan proses pembongkaran dari cetakan dan siap
digunakan.

H.     Definisi massa jenis


Massa jenis adalah pengukuran setiap satuan volume benda. Pengertian lainnnya adalah suatu besaran
turunan yang diperoleh dengan membagi massa dan volume. Massa jenis merupakan ciri khas sebuah benda.
Zat yang sama akan memiliki massa jenis yang sama walau volumenya berbeda.
I.      Metoda pengujian massa jenis
Metode yang digunakan dalam mengukur massa jenis adalah metoda piknometer. Air digunakan sebagai
pembanding massa jenis VCO.

J.      Definisi Asam lemak bebas


Asam lemak bebas adalah asam alkanoat atau asam karboksilat berderajat tinggi (rantai C lebih dari 6).
Asam lemak dibedakan menjadi asam lemak jenuh dan tak jenuh dengan perbedaan jenis ikatan rantainya.
Asam lemak yang terkandung dalam minyak kelap adlah asam lemak jenuh. Terdiri dari asam lemak
jenuh berantai pendek (C2-C6), lemak kenuh berantai sedang (C8-C12), dan lemak jenuh berantai panjang(C14-
C24). Asam lemak yang banyak terkandung dalam minya kelapa adalah asam lemak jenuh rantai sedang yaitu
asam laurat. Keunikan dari asam lemak yang terkandung dalam VCO adalah dapat bersifat sebagai antibakteri,
menyehatkan, dapat mengurangi obesitas, dan dapat tahan lama.

K.      Metode pengujian Asam Lemak Bebas


Metode pengujian massa jenis yang dipakai adalah metida titimetri. Prinsip dasarnya adalah melarutkan
VCO di dalam pelarut organik tertentu (biasanya alkohol netral) dilanjutkan dengan mentitrasi menggunakan
basa (NaOH atau KOH).

L.       Definisi pH
pH adalah derajat keasaman yang digunakan untuk menyatakan tingkat keasaman atau kebasaan yang
dimiliki oleh suatu larutan. pH didefinisikan sebagai logaritma aktivitas ion hidrogen (H+) yang terlarut.
Koefisien aktivitas ion hidrogen tidak dapat diukur secara eksperimental, sehingga nilainya didasarkan pada
perhitungan teoritis. Skala pH bukanlah skala absolut. Ia bersifat relatif terhadap sekumpulan larutan standar
yang pH-nya ditentukan berdasarkan persetujuan internasional (wikipedia : 2010).
M.      Metode pengujian pH
Pengujian pH adalah parameter pengujian mutu dari sabun transparan. Pengukurannya dengan
melarutkan sabun didalam air dan diukur menggunakan indikator universal.

BAB III
METODOLOGI PENELITIAN

A.      Alat yang digunakan


1.       Pembuatan VCO
Peralatan yang digunakan dalam pembuatan VCO dengan metoda pemanasan adalah corong pisah, gelas
piala, gelas ukur, hot plate,  saringan, kertas saring, kain belacu, dan botol reagen.

2.      Pengujian parameter mutu VCO


Gelas piala, erlenmeyer, gelas ukur, hot plate, pipet gondok, pipet tetes, piknometer, penangas air, neraca,
oven, desikator, dan tabel massa jenis

3.       Pembuatan sabun transparan


Gelas piala, termometer, neraca, stirer, hot plate, batang pengaduk, dan cetakan.

4.       Pengujian parameter mutu sabun transparan


Pengujian mutu sabun transparan kususnya transparansi dan kekerasan dilakukan secara manual, sehingga
tidak menggunakan bahan lain (langsung melalui produk yang dihasilkan) kecuali pH yang diukur
menggunakan indikator universal.

B.      Bahan yang digunakan


1.      Pembuatan VCO
Bahan yang digunakan dalam pembuatan VCO adalah kelapa parut sebanyak 500 gram dan air 500 mL.

2.      Pengujian parameter mutu VCO


Dalam pengujian parameter mutu VCO (asam lemak bebas dan massa jenis) bahan yang digunakan
meliputi VCO, alkohol, NaOH, aquades, dan indikator pp.

3.      Pembuatan sabun transparan


Bahan pembuatan sabun transparan yang digunakan meliputi VCO, NaOH 30 %, asam stearat, alkohol 98
%, larutan gula, TEA, dan gliserin.

4.      Pengujian parameter mutu sabun transparan


Dalam pengujian parameter sabun transparan yang dipakai hanya sabun dan sedikit air.

C.      Prosedur percobaan


1.       Pembuatan  VCO
Santan yang diperoleh dari 500 gram kelapa dan 500 mL air dimasukkan kedalam corong pisah dan
didiamkan 1 jam agar krim dan air terpisah. Selanjutnya air dan krim dipisahkan dan air dibuang. Krim yang
ada dituang kedalam gelas piala dan dipanaskan pada suhu 50-70º C. Untuk mencek suhu digunakan
termometer, dan pemanasan dilakukan sampai terbentuk minyak yang tidak bewarna dan blondo. Setelah itu
minyak dipisahkan dari blondo dengan menggunakan kain belacu sehingga didapat VCO kasar. Setelah itu
VCO yang ada disaring menggunakan kertas saring untuk mengurangi kadar kotoran yang terkandung dalam
VCO. Setelah disaring VCO  dipanaskan pada suhu 60ºC agar tidak mengandung air lagi.
2.      Pengujian parameter mutu VCO
a.       Asam lemak bebas
Lima gram VCO ditimbang dengan neraca analitik dan dimasukkan kedalam erlenmeyer lalu
ditambahkan 10 mL alkohol netral dan dipanaskan selama lima menit. Setelah selesai dipanaskan ditambahkan
tiga tetes indikator pp, kemudian dititasi dengan NaOH yang telah distandardisasi sampai tepat timbul warna
merah muda yang tidak hilang dengan pengocokan selanjutnya.
Kadar asam lemak bebas dapat dihitung dengan menggunakan rumus :

                                                             V NaOH x N NaOH x 200


             % FFA                       =              ----------------------------------              x 100%
                                                                             Berat sampel

Keterangan :
                             V NaOH                         : Volume natrium hidroksida terpakai
                             N NaOH                        : Konsentrasi tepat NaOH
                             200                           : Berat ekivalen dari VCO

b.       Massa jenis


Piknometer dicuci bersih dengan air dan dikeringkan dalam desikator menggunakan oven. Piknometer
yang telah dipanaskan kemudian didinginkan di dalam desikator dan ditimbang piknometer kosong (A gram).
Untuk B gram piknometer diisi penuh dengan air dan ditimbang. Selanjutnya temperatur air diukur dan
dicocokkan dengan tabel massa jenis air. Kemudian piknometer diisi penuh dengan VCO dan ditimbang (C
gram).
Massa jenis dapat dihitung dengan menggunakan rumus :

                                                                             B gram – A gram


Volume piknometer   =              --------------------------------------
                                                                             Massa jenis air

                                                                               C gram – B gram


Massa jenis VCO       =              --------------------------------------                        
                                                                             Volume piknometer
3.     Pembuatan sabun transparan
VCO ditimbang sekitar 25 gram dan dipanaskan didalam gelas piala hingga pada suhu 60ºC sambil
diaduk terus menerus menggunakan stirer. Setelah itu ditambahkan sedikit demi sedikit NaOH 30 % sebanyak
18,8 gram dan diaduk hingga reaksi penyabunanannya sempurna (± 10 menit). Dalam keadaan masih diaduk
tambahkan asam stearat yang telah dicairkan sebelumnya. Setelah itu ditambahkan lagi alkohol 98 %, TEA,
larutan gula dan gliserin. Jika campuran sudah homogen maka pemanasan dihentikan namun tetap diaduk dan
dibiarkan suhunya menurun. Saat suhunya mencapai 40-50ºC ditambahkan pewarna dan pewangi dan diaduk
hingga homogen. Tahap terakhir adalah menuangkan kedalam cetakan yang disediakan dan ditunggu
mengeras. Setelah keras maka dikeluarkan dari cetakan dan siap untuk digunakan.

4.       Pengujian parameter sabun transparan


Untuk pengujian transparansi dilakukan dengan menggunakan visual saja. Sedangkan tingkat
kekerasannya cukup dengan cara manual yaitu menggunakan tangan saja. Berbeda dengan pengukuran pH
yaitu dengan melarutkan sedikit sabun (± 0,5 gram) menggunakan pelarut universal (air) dan dicek
menggunakan indikator universal. pH yang baik berkisar antara 8-10.

Hasil dan parameter pengujian sabun transparan


Setelah didapatkan produk sabun transparan dapat dilihat bahwa sabun yang dihasilkan memiliki
transparansi yang cukup bagus, begitu juga kekerasannya yang sudah mencukupi. Sedangkan untuk pH sabun
yang dihasilkan memiliki pH 9, dan berada didalam range standar.

C.      Pembahasan
1.      Pembuatan VCO
Pada proses pembuatan VCO pemerasan dilakukan secara maksimum agar sari kelapa tersebut keluar
dengan sempurna, dan dilanjutkan dengan proses pendiaman selama satu jam untuk memisahkan antara krim
dan air. Semakin lama pengendapan maka semakin bagus karena air dan krim akan terpisah sempurna. Krim
yang didapatkan dipanaskan pada suhu 50-70ºC. Jika menggunakan suhu yang terlalu tinggi maka kualitas dari
VCO akan berkurang. Selain itu hal-hal yang mempengaruhi kualitas VCO antara lain :
a.      Jenis kelapa
Jenis kelapa yang digunakan adalah kelapa yang tidak terlalu tua dan tidak muda. Karena jika kelapa
masih dalam keadaan muda maka rendemen minyak yang dihasilkan sedikit dan jika terlalu tua maka minyak
yang ada telah dirubah menjadi karbohidrat, dengan demikian rendemennya juga akan sedikit.

b.      Pemisahan krim


Dalam pemisahan krim sebaiknya menggunakan wadah yang cukup luas agar pemisahan berlansung
cepat dan sempurna. Jika pemisahan berlangsung sempurna maka kadar air yang tertinggal semakin sedikit dan
pemanasan tidak akan lama.

c.      Pengadukan
Pengadukan yang tidak konstan akan menyebabkan pemanasan yang tidak stabil yang bisa menyebabkan
blondo menjadi hangus dan mempengaruhi warna VCO.
d.      Suhu pemanasan
Suhu sangat berperan dalam pembuatan VCO karena jika suhu terlalu tinggi maka blondo akan hangu
dan menyebabkan warna VCO menjadi kuning dan buram.

e.      Penyaringan
Setelah dilkukannya pemisahn blondo dan minyak hendaknya dilakukan penyaringan secara bertingkat (2
Kali) agar mengurangi kesempatan kotoran masih terbawa bersama VCO.

2.      Pengujian asam lemak bebas dan massa jenis VCO


Pengujian asam lemak bebas dan massa jenis VCO membutuhkan ketepatan dalam pengukuran dan
penimbangan. Ketepatan ini bertujuan untuk mengurangi kesalahan dalam menganalisa parameter mutu VCO
agar menghasilkan data yang tepat. Dari pengujian asam lemak bebas VCO didapatkan kadar asam lemak
bebas sebanyak 0.37 % yang berada di bawah standar yaitu maksimal 0.8 %. Sedangkan massa jenis VCO
yang diperoleh adalah 0.9166 g/mL. Jika dibandingkan dengan standar yaitu 0.908-0.921 g/mL, massa jenis
VCO berada pada range yang ada.

3.      Pembuatan sabun transparan


Dari proses pembuatan sabun transparan yang perlu diperhatikan adlah reaksi penyabunannya. Jika
reaksi penyabunannya sempurna maka akan menghasilkan sabun yang bagus pula. Selain itu ketepatan formula
juga menentukan dari segi mutu sabun yang dihasilkan karena masing-masing bahan memiliki fungsi yang
penting dalam pembentukan sabun yang keras, transparan, dan berpenampilan elegan.

4.      Pengujian transparansi, kekerasan dan pH sabun transparan


Berpegang pada parameter mutu, sabun transparan yang dihasilkan jika dinilai dari transparansi sudah
memenuhi. Ini terlihat dari tampilannya yang tembus pandang. Dan dari segi kekerasannya sudah bisa
dikatakan hampir sempurna karena dengan hitungan jam saja sudah mengeras dan bisa digunakan walaupun
sebenarnya masih perlu masa aging beberapa minggu untuk mendapatkan kekerasan yang maksimal.
Sedangkan masalah pH, sabun transparan yang dihasilkan berada dalam range standar.

Anda mungkin juga menyukai