FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI UPN VETERAN JAWA TIMUR Praktikum Percobaan Tanggal Pembimbing : KIMIA ORGANIK : PEMBUATAN SABUN : 20 JUNI 2013 : IR. SISWANTO ,MS
DRAFT
BAB I PENDAHULUAN
I.1 Latar Belakang Sabun merupakan benda wajib yang kita pakai setiap hari. Tanpa sabun, mandi terasa tidak bersih karena sabun berfungsi untuk mengangkat kotoran yang menempel di tubuh kita. Sabun pertama kali dibuat dari lemak yang dipanaskan dengan abu pada jaman Babilon kuno. Beragam jenis sabun digunakan secara berbeda di tiap kebudayaan. Orang Mesir kuno menggunakan campuran minyak hewan, tumbuhan dan garam sebagai sabun. Sedangkan orang Yunani kuno membersihkan tubuh dengan tanah liat, pasir, batu apung, dan abu. Lalu menyiram tubuh mereka dengan minyak dan untuk menghilangkan minyak yang melekat dan kotoran digunakan alat dari metal yang disebutstrigil. Sabun termasuk salah satu jenis surfaktan yang terbuat dari minyak atau lemak alami. Surfaktan mempunyai struktur bipolar, bagian kepala bersifat hidrofilik dan bagian ekor bersifat hidrofobik. Karena sifat inilah sabun mampu mengangkat kotoran (biasanya lemak) dari badan atau pakaian. I.2 Tujuan Praktikum Untuk menunjukkan reaksi penyabunan pada proses pembuatan sabun di laboratorium Untuk menunjukkan beberapa sifat sabun berdasarkan percobaan yang dilakukan Untuk mengetahui bahan-bahan apa saja yang digunakan pada proses pembuatan sabun di laboratorium
I.3 Manfaat Praktikum Praktikan dapat mengetahui reaksi penyabunan pada proses pembuatan sabun di laboratorium Praktikan dapat mengetahui bahan-bahan apa saja yang digunakan dalam pembuatan sabun Praktikan dapat mengetahui sifat-sifat bahan yang digunakan dalam pembuatan sabun
yang dihasilkan. Minyak kelapa akan menghasilkan sabun yang lebih keras daripada minyak kedelai, minyak kacang, dan minyak biji katun. Bahan Baku: Minyak/Lemak Minyak/lemak merupakan senyawa lipid yang memiliki struktur berupa ester dari gliserol. Pada proses pembuatan sabun, jenis minyak atau lemak yang digunakan adalah minyak nabati atau lemak hewan. Perbedaan antara minyak dan lemak adalah wujud keduanya dalam keadaan ruang. Minyak akan berwujud cair pada temperatur ruang ( 28C), sedangkan lemak akan berwujud padat. Minyak tumbuhan maupun lemak hewan merupakan senyawa trigliserida. Trigliserida yang umum digunakan sebagai bahan baku pembuatan sabun memiliki asam lemak dengan panjang rantai karbon antara 12 sampai 18. Asam lemak dengan panjang rantai karbon kurang dari 12 akan menimbulkan iritasi pada kulit, sedangkan rantai karbon lebih dari 18 akan membuat sabun menjadi keras dan sulit terlarut dalam air. Kandungan asam lemak tak jenuh, seperti oleat, linoleat, dan linolenat yang terlalu banyak akan menyebabkan sabun mudah teroksidasi pada keadaan atmosferik sehingga sabun menjadi tengik. Asam lemak tak jenuh memiliki ikatan rangkap sehingga titik lelehnya lebih rendah daripada asam lemak jenuh yang tak memiliki ikatan rangkap, sehingga sabun yang dihasilkan juga akan lebih lembek dan mudah meleleh pada temperatur tinggi. Jenis-jenis Minyak atau Lemak Jumlah minyak atau lemak yang digunakan dalam proses pembuatan sabun harus dibatasi karena berbagai alasan, seperti : kelayakan ekonomi, spesifikasi produk (sabun tidak mudah teroksidasi, mudah berbusa, dan mudah larut), dan lain-lain. Beberapa jenis minyak atau lemak yang biasa dipakai dalam proses pembuatan sabun di antaranya :
1. Tallow. Tallow adalah lemak sapi atau domba yang dihasilkan oleh industri
pengolahan daging sebagai hasil samping. Kualitas dari tallow ditentukan dari warna, titer (temperatur solidifikasi dari asam lemak), kandungan FFA, bilangan saponifikasi, dan bilangan iodin. Tallow dengan kualitas baik biasanya digunakan dalam pembuatan sabun mandi dan tallow dengan kualitas rendah digunakan dalam pembuatan sabun cuci. Oleat dan stearat
adalah asam lemak yang paling banyak terdapat dalam tallow. Jumlah FFA dari tallow berkisar antara 0,75-7,0 %. Titer pada tallow umumnya di atas 40C. Tallow dengan titer di bawah 40C dikenal dengan nama grease.
2. Lard. Lard merupakan minyak babi yang masih banyak mengandung asam
lemak tak jenuh seperti oleat (60 ~ 65%) dan asam lemak jenuh seperti stearat (35 ~ 40%). Jika digunakan sebagai pengganti tallow, lard harus dihidrogenasi parsial terlebih dahulu untuk mengurangi ketidakjenuhannya. Sabun yang dihasilkan dari lard berwarna putih dan mudah berbusa.
3. Palm Oil (minyak kelapa sawit). Minyak kelapa sawit umumnya digunakan
sebagai pengganti tallow. Minyak kelapa sawit dapat diperoleh dari pemasakan buah kelapa sawit. Minyak kelapa sawit berwarna jingga kemerahan karena adanya kandungan zat warna karotenoid sehingga jika akan digunakan sebagai bahan baku pembuatan sabun harus dipucatkan terlebih dahulu. Sabun yang terbuat dari 100% minyak kelapa sawit akan bersifat keras dan sulit berbusa. Maka dari itu, jika akan digunakan sebagai bahan baku pembuatan sabun, minyak kelapa sawit harus dicampur dengan bahan lainnya.
4. Coconut Oil (minyak kelapa). Minyak kelapa merupakan minyak nabati
yang sering digunakan dalam industri pembuatan sabun. Minyak kelapa berwarna kuning pucat dan diperoleh melalui ekstraksi daging buah yang dikeringkan (kopra). Minyak kelapa memiliki kandungan asam lemak jenuh yang tinggi, terutama asam laurat, sehingga minyak kelapa tahan terhadap oksidasi yang menimbulkan bau tengik. Minyak kelapa juga memiliki kandungan asam lemak kaproat, kaprilat, dan kaprat.
5. Palm Kernel Oil (minyak inti kelapa sawit). Minyak inti kelapa sawit
diperoleh dari biji kelapa sawit. Minyak inti sawit memiliki kandungan asam lemak yang mirip dengan minyak kelapa sehingga dapat digunakan sebagai pengganti minyak kelapa. Minyak inti sawit memiliki kandungan asam lemak tak jenuh lebih tinggi dan asam lemak rantai pendek lebih rendah daripada minyak kelapa.
6. Palm Oil Stearine (minyak sawit stearin). Minyak sawit stearin adalah
minyak yang dihasilkan dari ekstraksi asam-asam lemak dari minyak sawit dengan pelarut aseton dan heksana. Kandungan asam lemak terbesar dalam minyak ini adalah stearin.
7. Marine Oil. Marine oil berasal dari mamalia laut (paus) dan ikan laut.
Marine oil memiliki kandungan asam lemak tak jenuh yang cukup tinggi, sehingga harus dihidrogenasi parsial terlebih dahulu sebelum digunakan sebagai bahan baku.
8. Castor Oil (minyak jarak). Minyak ini berasal dari biji pohon jarak dan
Minyak zaitun dengan kualitas tinggi memiliki warna kekuningan. Sabun yang berasal dari minyak zaitun memiliki sifat yang keras tapi lembut bagi kulit.
10. Campuran minyak dan lemak. Industri pembuat sabun umumnya membuat
sabun yang berasal dari campuran minyak dan lemak yang berbeda. Minyak kelapa sering dicampur dengan tallow karena memiliki sifat yang saling melengkapi. Minyak kelapa memiliki kandungan asam laurat dan miristat yang tinggi dan dapat membuat sabun mudah larut dan berbusa. Kandungan stearat dan dan palmitat yang tinggi dari tallow akan memperkeras struktur sabun.
Pada perkembangan selanjutnya bentuk sabun menjadi bermacammacam, yaitu: 1. Sabun cair Dibuat dari minyak kelapa Alkali yang digunakan KOH Bentuk cair dan tidak mengental dalam suhu kamar
2. Sabun lunak Dibuat dari minyak kelapa, minyak kelapa sawit atau minyak tumbuhan yang tidak jernih Alkali yang dipakai KOH Bentuk pasta dan mudah larut dalam air
3. Sabun keras Dibuat dari lemak netral yang padat atau dari minyak yang dikeraskan dengan proses hidrogenasi Alkali yang dipakai NaOH
( sabun/)
http://yprawira.wordpress.com/reaksi-saponifikasi-pada-proses-pembuatan-
Metode pembuatan sabun a. Metode batch Sabun dapat dibuat melalui proses batch atau kontinu Pada proses batch, lemak atau minyak dipanaskan dengan alkali (NaOH atau KOH) berlebih dalam sebuah ketel. Jika penyabunan telah selesai, garam garam ditambahkan untuk mengendapkan sabun. Lapisan air yang mengaundung garam, gliserol dan kelebihan alkali dikeluarkan dan gliserol diperoleh lagi dari proses penyulingan. Endapan sabun gubal yang bercampur dengan garam, alkali dan gliserol kemudian dimurnikan dengan air dan diendapkan dengan garam berkali-kali. Akhirnya endapan direbus dengan air secukupnya untuk mendapatkan campuran halus yang lama-kelamaan membentuk lapisan yang homogen dan mengapung. Sabun ini dapat dijual langsung tanpa pengolahan lebih lanjut, yaitu sebagai sabun industri yang murah. Beberapa bahan pengisi ditambahkan, seperti pasir atau batu apung dalam pembuatan sabun gosok. Beberapa perlakuan diperlukan untuk mengubah sabun gubal menjadi sabun mandi, sabun bubuk, sabun obat, sabun wangi, sabun cuci, sabun cair dan sabun apung (dengan melarutkan udara di dalamnya). (http://yprawira.wordpress.com/reaksi-saponifikasi-pada-proses-pembuatansabun/) b. Metode Kontinu Minyak atau lemak dihidrolisis dengan menggunakan air pada suhu dan tekanan tinggi, dibantu dengan katalis seperti sabun seng. Lemak atau minyak dimasukkan secara kontinu dari salah satu ujung reaktor besar. Asam lemak dan gliserol yang terbentuk dikeluarkan dari ujung yang berlawanan dengan cara penyulingan. Asam-asam ii kemudian dinetralkan dengan alkali untuk menjadi sabun.
[http://www.scribd.com/doc/23977749/pembuatan-sabun]
II.2 Sifat sifat Bahan Minyak kelapa Penghantar panas yang baik Penambah rasa gurih dan nilai kalori suatu makanan Tidak berdifusi melalui membran Tidak larut dalam air tetapi dapat membentuk emulsi sementara
[http://id.wikipedia.org/wiki/Minyak_kelapa]
Alkohol (etanol) Memiliki rumus umum C2H5OH Massa molar 46,07 g/mol Berupa cairan tak berwarna Sangat mudah terbakar Densitas (kerapatan) 0,789 g/cm3 Larut dalam pelarut organik Memiliki titik lebur -114,3C dan titik didih 78,4C Viskositasnya 1,200 cP pada suhu 20C [ http://en.wikipedia.org/wiki/Ethanol ]
NaOH Massa molar 39,9971 gr/mol Berupa padatan berwarna putih Densitas 2,1 g/cm3 berupa padatan Memiliki titik lebur 318 C dan titik didih 1390 C Kelarutan dalam air 111 g/100 ml (20 C) [http://id.wikipedia.org/wiki/Natrium_hidroksida]
NaCl Massa molar 58,44 gr/mol Berupa padatan kristal berwarna putih Densitas 2,16 g/cm3 Memiliki titik lebur 801 C dan titik didih 1465 C Kelarutan dalam air 35,9 g/100 ml (25 C)
[http://id.wikipedia.org/wiki/Natrium_klorida]
Kerosin Berupa larutan berwarna kuning bening Mudah terbakar Baunya agak menyengat Tidak dapat menyatu dengan air
[http://de.wikipedia.org/wiki/Kerosin]
CaSO4 Massa molar 136,14 g / mol Berupa padatan berwarna putih dan tidak berbau Densitas 2,96 g/cm3 Memiliki titik lebur 1460 C (anhidrat) Kelarutan dalam air 0.21g/100ml pada 20 C Kelarutan dalam gliserol sedikit larut (dihidrat) [http://en.wikipedia.org/wiki/Calcium_sulfate]
Indicator PP Mempunyai trayek pH 8,0 9,6 Dapat menimbulkan warna merah pada titrasi asam atau basa kuat Biasanya digunakan titrasi basa kuat [ http://en.wikipedia.org/wiki/fenolftalein ]
BAB III PELAKSANAAN PRAKTIKUM III.1 Bahan yang Digunakan 5. Kerosin 6. CaSO4 7. Fenolftalin
1. Minyak kelapa 2. Etanol 3. NaOH 10M 4. NaCl jenuh III.2 Alat yang Digunakan
1. Cawan penguapan 2. Gelas ukur 10ml 3. Gelas ukur 50ml 4. Pengaduk (spatula) 5. Penangas 6. Tabung reaksi 3buah 7. Penjepit 8. Kertas saring 9. Corong 10. Neraca analitik 11. Pipet tetes 12. Oven 13. Gelas arloji
III.3
Gambar alat
Cawan Penguapan
Spatula
Water Bath
Tabung Reaksi
Penjepit
Corong
Pipet Tetes
Oven
Gelas Arloji
Prosedur percobaan
1. Ambil 50ml minyak kelapa dan masukkan kedalam cawan penguapan. 2. Tambahkan 50ml etanol kedalam cawan yang telah berisi minyak kalapa. 3. Tambahkan 30ml larutan NaOH 10M, sambil diaduk. 4. Tutup cairan penguapan dengan kaca arloji. 5. Panaskan campuran dalam cawan penguapan.
6. Teruskan penguapan sampai tidak berbau alcohol. 7. dinginkan dan amati apa yang terjadi. 8. Kemudian tambahkan 200ml larutan NaCl pekat kedalam cawan porselen, amati apa yang terjadi. 9. Aduk campuran dengan baik, kemudian saring zat padat yang dihasilkan.
Daftar Pustaka
http://yprawira.wordpress.com/reaksi-saponifikasi-pada-proses-pembuatansabun/ http://www.scribd.com/doc/23977749/pembuatan-sabun]
sabun/Bahan%20Pembuatan%20Sabun%C2%A0%C2%A0Majari %20Magazine.htm sabun/Proses%20Pembuatan%20Sabun%20-%20Internet %20Positif.htm
[http://en.wikipedia.org/wiki/Calcium_sulfate] [http://en.wikipedia.org/wiki/fenolftalein ]