Anda di halaman 1dari 6

LAPORAN PRAKTIKUM

METODE PEMISAHAN KIMIA


PERCOBAAN 8
DESTILASI VAKUM

Oleh:
Nama : Simon Umbu Kora Iki
Nim : 20307141034
Kelas : Kimia E
Tanggal praktikum : Rabu, 13 Oktober 2021

PROGRAM STUDI KIMIA


JURUSAN PENDIDIKAN KIMIA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA
2021
A. TUJUAN
 Setelah melakukan percobaan, diharapkan praktikan terampil memisahkan
senyawa dengan cara destilasi hampa udara.

B. DASAR TEORI
Destilasi adalah suatu metode pemisahan Hukum Raoult berdasarkan perbedaan
titik didih. Untukmembahas destilasi perlu dipelajari proses kesetimbangan fasa uap-cair;
kesetimbangan ini tergantung pada tekanan uap larutan. Hukum Raoult digunakan untuk
menjelaskan fenomena yang terjadi pada proses pemisahan yang menggunakan metode
destilasi; menjelaskan bahwa tekanan uap suatu komponenyang menguap dalam larutan
sama dengan tekanan uap komponen murni dikalikan fraksimol komponenyang menguap
dalam larutan pada suhu yang sama (Armid, 2009). Prinsip destilasi adalah penguapan
cairan dan pengembunan kembali uap tersebut pada suhu titik didih.Titik didih suatu
cairan adalah suhu dimana tekanan uapnya sama dengan tekanan atmosfer. Cairan yang
diembunkan kembali disebut destilat. Tujuan destilasi adalah pemurnian zat cair pada
titik didihnya, danmemisahkan cairan tersebut dari zat padat yang terlarut atau dari zat
cair lainnya yang mempunyai perbedaan titik didih cairan murni. Pada destilasi biasa,
tekanan uap di atas cairan adalah tekananatmosfer (titik didih normal). Untuk senyawa
murni, suhu yang tercatat pada termometer yangditempatkan pada tempat terjadinya
proses destilasi adalah sama dengan titik didih destilat (Soebagio,2003).
Dasar utama pemisahan dengan cara destilasi adalah perbedaan titik didih cairan
pada tekanan tertentu. Proses destilasi biasanya melibatkan suatu penguapan campuran
dan diikuti dengan proses pendinginan dan pengembunan.Sebagai contoh ada sebuah
campuran yang di dalamnya terdapat dua zat, yaitu zat A dan zat B. Zat A mempunyai
titik didih sekitar 120ºC, sedangkan zat B mempunyai titik didih sebesar 80ºC. Zat A
dapat dipisahkan dengan zat B dengan cara mendestilasi campuran tersebut pada suhu
sekitar 80ºC. Pada suhu tersebut, zat B akan menguap sedangkan zat A tetap tinggal.
Pemisahan senyawa dengan destilasi bergantung pada perbedaan tekanan uap senyawa
dalam campuran. Tekanan uap campuran diukur sebagai kecenderungan molekul dalam
permukaan cairan untuk berubah menjadi uap. Jika suhu dinaikkan, tekanan uap cairan
akan naik sampai tekanan uap cairan sama dengan tekanan uap atmosfer. Pada keadaan
itu cairan akan mendidih. Jika campuran berair didihkan, komposisi uap di atas cairan
tidak sama dengan komposisi pada cairan. Uap akan kaya dengan senyawa yang lebih
volatile atau komponen dengan titik didih lebih rendah. Jika uap di atas cairan terkumpul
dan dinginkan, uap akan terembunkan dan komposisinya sama dengan komposisi
senyawa (Khopkar, 1990).
Prinsip destilasi adalah penguapan cairan dan pengembunan Kembali uap tersebut
pada suhu titik didih. Titik didih suatu cairan adalah suhu dimana tekanan uapnya sama
dengan tekanan atmosfer. Cairan yang diembunkan kembali disebut destilat. Tujuan
destilasi adalah pemurnian zat cair pada titik didihnya, dan memisahkan cairan tersebut
dari zat padat yang terlarut atau dari zat cair lainnya yang mempunyai perbedaan titik
didih cairan murni (Harizul ,1995). Pemisahan dengan cara destilasi berbeda dengan
pemisahan dengan cara penguapan. Pada pemisahan dengan cara destilasi semua
komponen yang terdapat di dalam campuran bersifat mudah menguap (volatil). Yang
mana tingkat penguapan (volatilitas) masing-masing komponen berbeda-beda padasuhu
yang sama. Hal ini akan berakibat bahwa pada suhu tertentu uap yang dihasilkan dari
suatu campuran cairan akan selalu mengandung lebih banyak komponen yang lebih
volatil. Sifat yang demikian ini akan terjadi sebaliknya, yakni pada suhu tertentu fasa
cairan akan lebih banyak mengandung komponen yang kurang volatil. Jadi cairan yang
setimbang dengan uapnya pada suhu tertentu memiliki komposisi yang berbeda. Pada
pemisahan dengan cara penguapan komponen volatil dipisahkan dengan komponen yang
kurang volatil, karena proses pemanasan. Sebagai contoh: pemisahan penguapan dapat
digunakan untuk memisahkan air dari larutan NaCl berair, sedangkan pemisahan dengan
cara destilasi digunakan untuk memisahkan campuran alkohol dari air ( Syukri ,2007).

C. ALAT DAN BAHAN


1. Alat
 Manometer
 Termometer
 Labu Claisen
 Corong
 Selang penghubung
 Pompa
 Erlenmeyer dan sumbat berlubang 3
 Labu destilat waterbath
 Pemanas
 Kaki tiga dan kasa
2. Bahan
 Air Teh
 Aquades

D. CARA KERJA
Dirangkai alat destilasi seperti diatas
1

Diukur air teh dengan gelas ukur 100ml


2
Dimasukan kedalam labu Claisen dan diukur suhunya menggunakan
3 termometer
Diisi waterbath dengan air kran, pemanas dinyalakan dan dialirkan air
4 sebagai pendingin

Dijalankan pompa pengisap sampai maksimum


5

Ditampung destilat dalam labu destilasi dan dan dicatat waktunya


6

Dihentikan proses destilasi dan hitung destilat yang diperoleh


7

E. DATA PENGAMATAN
No Pengamatan Hasil
1 Volume awal 100 ml
2 Volume destilat 52 ml
3 Waktu destilasi 54 Menit
4 Volume Residu 28 ml
5 Volume air menguap 20 ml
F. PERHITUNGAN
 Volume air yang menguap
V air yang menguap =V awal−V destilat −V residu
¿ 100 ml−52ml−28 ml
¿ 20 ml
 Menentukan rendemen minyak hasil destilasi
Volume destilat
Rendemen= x 100 %
Volume awal
5 2ml
¿ x 100 %
100ml
¿ 52 %
G. PEMBAHASAN
Praktikum yang dilakukan pada hari rabu, 13 Oktober 2021 secara daring berjudul
destilasi vakum. Percobaan ini bertujuan untuk praktikan terampil memisahkan senyawa
dengan cara destilasi hampa udara.. Alat dan bahan yang dibutuhkan dalam percobaan ini
yaitu Manometer, Termometer, Labu Claisen, Corong, Selang penghubung, Pompa
Erlenmeyer, sumbat berlubang 3, Labu destilat waterbath, Pemanas, Kaki tiga dan kasa,
aquades dan air teh. Pada percobaan ini langkah yang harus dilakukan yaitu merangkai
alat distilasi yang nantinya akan digunankan. Setelah itu membuat membuat campuran
antara aquades dan dan air the dengan perbandingan 19:1 sebanyak 100ml, lalu
dimasukkan kedalam labu Claisen. Selanjutnya air kran dialirkan dan pompa dinyalakan,
air teh tersebut terlihat mendidih dan uapnya mengalir ke labu destilat. Fungsi pompa
disini sebagai peredam tekanan untuk sistem destilasi. Setelah itu destilat ditampung pada
labu destilasi dan waktu yang dibutuhkan untuk proses ini selama 54 menit. Pemanasan
dihentikan ketika residu Nampak sedikit.
Selanjutnya volume destilat diukur, diperoleh volume sebesar 52 ml. Sedangkan
volume residu yang ada yaitu 28 ml. sehingga, volume air yang mengguap dapat dihitung
dengan cara :
V air yang menguap =V awal−V destilat −V residu
¿ 100 ml−52ml−28 ml
¿ 20 ml
Volume air yang menguap karena adanya perubahan suhu/kenaikan suhu. Suhu yang
tergolong tinggi dapat menyebabkan volume air yang mengguap banyak. Dari data yang
diperoleh, dapat dihitung rendemen dari air teh.

Volume destilat
Rendemen= x 100 %
Volume awal
52ml
¿ x 100 %
100ml
¿ 52 %

H. KESIMPULAN
Berdasarkan praktikum hampa udara diatas dapat disimpulkan bahwa didapatkan
volume destilat sebanyak 52 ml dari 100ml air teh. Rendemen hasil perhitungan sebesar
52% dan volume air yang mengguap sebanyak 20 ml. senyawa yang dipisahkan adalah
aquades dari air the.

I. TUGAS
1. Menghitung rendemen
Volume destilat
Rendemen= x 100 %
Volume awal
52ml
¿ x 100 %
100ml
¿ 52 %

J. DAFTAR PUSTAKA
Armid. 2009. Penuntun Praktikum Metode Pemisahan Kimia. Kendari: Unhalu.
Harizul, Rivai. 1995. Asas Pemeriksaan Kimia. Jakarta : UI Press.
Khopkar. 1990. Konsep Dasar Kimia Analitik. Jakarta: UI Press.
Soebagio, dkk. 2005.Kimia Analitik II. Malang : UM Pres.
Syukri.2007. Kimia Dasar 2. Bandung : ITB.

Anda mungkin juga menyukai