Anda di halaman 1dari 9

LAPORAN PRAKTIKUM

KIMIA FISIKA

SUBLIMASI

Oleh:

Nama : Najla Alifah Diza

NIM : 2021244010006

Kelas : 1A

Kelompok : 5 (lima)

Dosen pembimbing : Ir. Pardi,M.T.

NIP : 196003011989021002

JURUSAN TEKNIK KIMIA

PROGRAM STUDI TEKNOLOGI KIMIA

POLITEKNIK NEGERI LHOKSEUMAWE

2021
LEMBAR PENGESAHAN

Judul Praktikum : Sublimasi


Hari/ Tanggal Praktikum : Senin, 16 oktober 2021

Nama : Najla Alifah Diza


Nim :2021244010006

Kelompok : - Qisthi

- Rauzatul jannah

- Muzzammil

BuketRata, 16 Oktober 2021


Ka. Laboraturium Dosen Pembimbing

Zuhra Amalia, S.T, M. Env.Mgmt.Sust Ir. Pardi, M.T.


Nip. 196003011989021002 Nip. 199011242019031011
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Tujuan Praktikum:

1. Menjelaskan prinsip sublimasi.

2. Melakukan pemurnian zat secara sublimasi


1.2 Pinsip kerja
 Pemurnian zat secara sublimasi.
 Menganalisa kemurnian zat hasil sublimasi
1.3 Landasan Teori
Sublimasi adalah perubahan wujud yang padat ke gas sama sekali tanpa mencair
terlebih dahulu. Contohnya es yang langsung menguap tanpa mencair terlebih dulu.
Pada tekanan normal, umumnya benda dan zat mempunyai tiga bentuk yang berselisih
pada suhu yang berbeda-beda. Pada kasus ini transisi dari wujud padat ke gas
membutuhkan wujud masa. Namun untuk beberapa masa, wujudnya bisa langsung
beralih, berganti, bersalinbertukar ke gas tanpa mesti mencair.
Sublimasi merupakan wujud zat dari padat ke gas atau dari gas ke padat. Bila
partikel penyusun suatu zat padat diberikan kenaikan suhu melalui pemanasan, maka
partikel tesebut akan berubah fase (ujud) menjadi gas. Sebaliknya, blia suhu gas
tersebut diturunkan dengan cara kendensasi, maka gas akan segera berubah menjadi
padat.
Pada dasarnya sublimasi diterapkan untuk memisahkan suatu zat dari pengotornya
(impuritis) sehingga diperoleh zat yang lebih murni, kotoran biasanya akan tertinggal
dalam wadah akibat ketidakmampuannya dala menyublim. Syarat pemisahan campuran
dengan menggunakan sublimasi adalah pertikel yang bercampur harus memiliki
perbedaan titik didih yang besar, sehingga dapat menghasilkan uap dengan tingkat
kemurnian yang tinggi. Seblimasi juga diartikan sebagai proses perubahan zat dari fase
padat menjadi uap, kemudian uap tersebut dikondensasi langsung menjadi padat tanpa
melalui fase cair.
Proses sublimasi dapat dibagi menjadi dua yaitu:
 Buatan
Merupakan proses sublimasi yang terjadi secara sengaja/paksa, proses ini dapat
terjadi pada skala industri dan skala laboratorium.

 Alami
Merupakan proses sublimasi yang terjadi secara natural atau alami akibat dari
proses alam itu sendiri. Misalnya sublimasi belerang yang terjadi pada kawah-kawah
gunung berapi. Contohnya yakni pada kawah Gunung Ijen (ketinggian 2.386 m),
Kecamatan Licin, Sempol, Kabupaten Banyuwangi, Bondowoso, Jawa Timur.

Adapun faktor-faktor yang mempengaruhi cepat atau lambatnya zat tersebut meleleh
adalah :

 Ukuran kristal, ukuran kristal sangat berpengaruh yang digunakan, maka


semakin sulit terjadinya pelelehan.
 Banyaknya sampel. Banyaknya sampel suatu zat juga dapat mempengaruhi
cepat lambatnya proses pelelehan. Hal ini dikarenakan, apabila semakin sedikit
sampel yang digunakan maka semakin cepat proses pelelehannya, begitu pula
sebaliknya jika semakin banyak sampel yang digunakan maka semakin lama
proses pelelehannya.
 Pemanasan dalam suatu pemanas harus menggunakan bara api atau panas yang
bertahan.
 Adanya senyawa lain yang dapat mempengaruhi range titik leleh.
BAB II

METODE PERCOBAAN

2.1 Alat dan bahan yang digunakan

2.1.1 Alat:

 Gelas kimia
 Kaca arloji/lempeng kaca, piring kaca
 Melting point
 Alat pemanas
 Kaki tiga
 Kasa asbes
 Kaca pembesar
 peralatan sublimasi vakum
 Manometer
 Selang vakum
 Penangas minyak parafin

2.1.2 Bahan:
 Asam benzoat 1 gram
 Asam suksinat 1 gram
 Iodium padat
 Campuran asam benzoat dan asam suksinat
 Kapur barus
 Pasir bersih dan kering
 Kapas
 Es batu
2.2 Prosedur Kerja
1. Buat campuran kapur barus ( naftalena) dengan sejumlah pasir
kering dan bersih dengan perbandingan berat I; I.
2. Tim bang campuran tcrscbut se banyak IO - 20 gram
3. Masukkan campurdn kc dalam gelas kimia 250 ml
4. T utup gelas kimia tersebut menggunakan kaca arloji atau menggunakan piring
kaca sert.a !etakkan potongan ba!ok es diatasnya.
5. Letakkan gcl as kimia ini di atas kawat kasa dan di at.as kaki tiga
6. Panaskan ge las kimia ini dcngan api kecil.
7. Amati uap yang naik dalam gelas kimia dan uap tersebut akan mengkristal pada
lcmbaran bagian bawah lempcngan kaca dan terjadi pembentukan kristal-
kristal. Kotoran atau pasir akan tertinggal dalam bagian dasar gclas kimia.
8. Amati juga bentuk dan wama kristal-krital naftalen dengan menggunakan
kaca pembesar atau mikroskop. (Jika ad.a peralatan ini)
9. Tentukan ti)ik lcleh dari kapur barns scmula dan kapur barus
hasil sublimasi. Bandingkan titik lelehnya.
BAB III

DATA PENGAMATAN

Berat kertas Perkamen = 0,65 gram


Berat kertas Perkamen + berat Naftalen = 0,65 gram + 10 gram
= 10,65 gram
Berat kertas Naftalen + berat Pasir = 0,65 gram + 10 gram
.',.---r-:-
= 10,65 gram
ka pur barus
Titik leleh Naftalen = 80˚c
n1engl<ris ta l
Titik Naftalen hasil sublimasi = 80˚c
Berat Kristal Naftalen yang dihasilkan = 0,85 gram
' •.

c a m p u ra n kapur
barus dan- pasir
BAB IV PEMBAHASAN DAN

KESIMPULAN

4.1 PEMBAHASAN
Pada prktikum kali ini dilakukan untuk mengetahui kemurnian zat
hasil sublimasi. Diawali dengan menyiapkan alat dan bahan, bahan yang
dipakai adalah kapur barus, kapur barus kemudian dihaluskan dan ditimbang
diatas kertas perkamen yang sudah diketahui beratnya menggunakan neraca
manual sebanyak 10 gram, kemudian masukkan kedalam beaker gelas, lalu timbang
juga pasir diatas kertas parkamen yang sudah diketahui beratnya diatas neraca
manual sebanyak 10 gram kemudian campurkan dengan kapur barus yang sudah
dimasukkan kedalam beaker gelas. Lalu setelah itu panaskan beaker glass di atas
kaki tiga menggunakan api yang kecil untuk melihat proses terjadinya
pengkristalan.
Waktu yang dibutuhkan pada proses sublimasi ini kurang lebih 40 sampai 50
menit agar uap naftalen berubah membentuk kristal di dinding beaker glass yang
mana kristal tersebut akan dilihat kemurniannya dan diukur kembali titik lelehnya
menggunakan melting point.

4.2 KESIMPULAN

1. Titik leleh naftalen sebelum sublimasi adalah 80°C dan setelah


sublimasi adalah 80°C
2. Proses sublimasi menghasilkan naftalen yang murni namun hanya 0,85
gram naftalen murni yang membentuk kristal dari campuran tersebut.

Dengan hasil diatas dapat disimpulkan bahwa titik leleh dari kapur barus
sebelum dan sesudah disublimasi sama dan memiliki kemurnian yan
tinggi.
I. Daftar pusaka
https://id.wikipedia.org/wiki/Sublimasi_(kimia)
Jobsheet sublimasi

Anda mungkin juga menyukai