NITROFENOL
Tujuan
Titik Leleh
Suhu pada saat kesetimbangan antara fase padat dan
cairan
Perbedaan kelarutan
senyawa organic
pada pelarut panas
dan pelarut dingin Pelarut Organik lebih larut dalam pelarut panas
dibandingkan pelarut dingin
REAKSI
OH OH OH
NO 2
+ HO NO 2 +
+ +
HO NO 2 + H NO 2 + H2O
Pembentukan o-nitrofenol
OH
OH
1) NO 2
+
+ O N O
+
OH H
OH +
O
NO 2 NO 2 H
+
NO 2
+
OH
NO 2
o nitrofenol
Pembentukan p-nitrofenol
OH OH
2) OH
+
+
+ O N O +
NO 2 NO 2
OH OH
O 2N H
NO 2
p nitrofenol
TEORI DASAR
Senyawa Aromatik
Persyaratan Untuk
Senyawa Aromatik
(Fessenden &
H Fessenden, 1982) :
H H • Siklik
• Datar
• Memiliki orbital p
H H
tegak lurus bidang
H cincin
benzene • Aturan Huckel
• Π = 4n+2
SUBSTITUSI AROMATIK NUKLEOFILIK
H E
+ –
+ E Y + H Y
Substitusi Aromatik
Nukleofilik
Halogenasi H FeBr3 Br
+ Br2
+ HBr
• Nitrasi
H H2SO4 NO2
+ HONO2
+ H2O
Sulfonasi
H heat SO2OH
+ HOSO2OH + H2O
Posisi substituen
kedua tergantung
pada gugus
Suatu benzena
substituen
tersubstitusi
pertama yang
dapat mengalami
menempel pada
substitusi gugus
cincin benzen
kedua
(pengarah -o, -p
atau pengarah
-m)
Bertambahn Pengarah -o dan -p Pengarah -m
ya Aktivasi (Gugus (Gugus
Pengaktivasi) Pendeaktivasi)
-NH2, -NHR, -NR2 -COR
-OH -CO2R
-OR -SO3H
-NHCOR -CHO
-C6H5 (aril) CO2H
Bertambahn
-R (alkil) -CN
ya
-X (mendeaktivasi) -NO2 deaktivasi
-NR3+
Semuapertama terhadap substitusi kedua
Tabel 10.6 Efek substituen
Adanya gugus aktivasi pengarah -o, -p
menyebabkan cincin lebih kecuali halogen Pada pengarah -o, -p
mudah terbuka terhadap merupakan memiliki pasangan
substitusi lebih lanjut, elektron menyendiri,
sebaliknya adanya gugu gugus aktivasi,
deaktivasi menyebabkan sedangkan sedangkan pengarah
cincin lebih tertutup pengarah -m -m tidak ada
terhadap substitusi bersifat
Contoh reaksi substitusi kedua :
Pengarah –o dan –p
OH OH OH
H 2S O NO 2
+ HONO 2
4
+
phenol 2-nitrophenol
NO 2
4-nitrophenol
Pengarah meta
NO 2
NO 2
H N O 3
H 2S O 4
NO 2
nitrobenzene 1,3-dinitrobenzene
ALAT DAN
BAHAN
Corong buchner
ALA Gelas Kimia
T Gelas Ukur
Heating mantle
Kaca arloji
Klem
Labu Erlenmeyer
Penangas air
Peralatan distilasi uap
Statif
Termometer
BAHAN Akuades
Asam klorida
Asam nitrat
Fenol
Karbon aktif
n-heksana
Rangkaian Alat
Sifat fisik dan kimia
para •lebih
Distilat ditampung
rendah dibandingkan di labu -
O - - - - - - HO N
+
terbentuk.
Saring (68,7 C) dari
o
titik leleh
Saring Kristal
isomer Erlenmeyer
orto dalam
HO penangas
N
+
es O
2. Saat rekristalisasi, kondisi
o-nitrofenol Filtrat coklat
Filtrat • Isomer agar segera
orto dan membentuk
para memiliki
O
kristal.
larutan tidak tepat jenuh tua Dinginkan pada
Ikatan Hidrogen Intermolekular
tidak regioselektif
Stoikiometri
Mol HNO3= M. V
= 6,6190 M . 3,2mL = 21,8427 mmol= 21,8427 . 10-3 mo
• Mol fenol = M.V
= 9,3508M. 1mL= 9,2508 mmol= 9,3508. 10-3 mol
M 9,3508.10-3 21,8427.10-3 - -
R 9,3508.10-3 9,3508.10-3 9,3508.10-3
9,3508.10-3
S - 12,4919.10-3 9,3508.10-3
Massa ortonitrofenol
9,3508.10-3 •Praktis:
• Teoritis:
m= 0,7356g
m= n.Mr
%rendemen= .100%= 56,55%
= 9,3508.10-3mol. 139,11 g/mol
= 1,3008g
O- dan P- Nitrofenol dapat disintesis dari
fenol dan asam nitrat melalui reaksi
nitrasi
O- dan P- Nitrofenol dapat dipisahkan
dengan metode distilasi
O- dan P- Nitrofenol dapat dimurnikan
dengan metode rekristalisasi
KESIMPULA
Kemurnian O- Nitrofenol dapat
N ditentukan berdasarkan titik lelehnya
yaitu 43,9-49,40c
rendemen dari O- Nitrofenol dapat
ditentukan sebesar 56,55%
DAFTAR PUSTAKA
• Fessenden, R. J. & Fessenden, J. S. 1982. Kimia
Organik. Diterjemahkan oleh A. H. Pudjaatmaka.
Erlangga. Jakarta
• Solomons, T. G. & Fryhle, C. B. 2011. Organic
Chemistry. Jonh Willey & Sons, Inc. Hoboken.